Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Irine Maharani Putri
NIM P27834118102
Mitigasi bencana
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu
aktivitas yang berperan sebagai tindakan pengurangan dampak bencana, atau
usaha-usaha yang dilakukan untuk megurangi korban ketika bencana terjadi, baik
korban jiwa maupun harta. Dalam melakukan tindakan mitigasi bencana, langkah
awal yang kita harus lakukan ialah melakukan kajian resiko bencana terhadap
daerah tersebut. Dalam menghitung resiko bencana sebuah daerah kita harus
mengetahui Bahaya (hazard), Kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (capacity)
suatu wilayah yang berdasarkan pada karakteristik kondisi fisik dan wilayahnya..
Dalam kajian risiko bencana ada faktor kerentanan (vulnerability)
rendahnya daya tangkal masyarakat dalam menerima ancaman, yang
mempengaruhi tingkat risiko bencana, kerentanan dapat dilihat dari faktor
lingkungan, sosial budaya, kondisi sosial seperti kemiskinan, tekanan sosial dan
lingkungan yang tidak strategis, yang menurunkan daya tangkal masyarakat dalam
menerima ancaman.
Besarnya resiko dapat dikurangi oleh adanya kemampuan (capacity) adalah
kondisi masyarakat yang memiliki kekuatan dan kemampuan dalam mengkaji dan
menilai ancaman serta bagaimana masyarakat dapat mengelola lingkungan dan
sumberdaya yang ada, dimana dalam kondisi ini masyarakat sebagai penerima
manfaat dan penerima risiko bencana menjadi bagian penting dan sebagai aktor
kunci dalam pengelolaan lingkungan untuk mengurangi risiko bencana dan ini
menjadi suatu kajian dalam melakukan manajemen bencana berbasis masyarakat
(Comunity Base Disaster Risk Management).
Pengelolaan lingkungan harus bersumber pada 3 aspek penting yaitu Biotik
(makluk hidup dalam suatu ruang), Abiotik (sumberdaya alam) dan Culture
(Kebudayaan). Penilaian risiko bencana dapat dilakukan dengan pendekatan
ekologi (ekological approach) dan pendekatan keruangan (spatial approach)
berdasarkan atas analisa ancaman (hazard), kerentanan (vulnerabiliti) dan
kapasitas (capacity) sehingga dapat dibuat hubungannya untuk menilai risiko
bencana dengan rumus :
RB= HxV/C
RB=RisikoBencana
H=Hazard(bahaya)
V = Vulnerability (kerentanan)
C = Capacity (kemampuan)
Karena kesulitan untuk mencegah kejadian bahaya dari alam (natural hazards),
aksi-aksi dan
aktivitas seharusnya difokuskan pada pengurangan kerentanan saat ini dan masa
mendatang terhadap kerusakan (damage) dan kerugian (losses).
Pendekatan Terpadu
Pengelolaan bencana efektif memerlukan kerjasama aktif antara berbagai
fihak terkait. Artinya semua organiasi dengan tugasnya masing-masing bekerja
bersama dalam pengelolaan bencana. Hubungan berbentuk kerjasama sangat
penting.
Persiapan :
1. Perencanaan, sistem dan prosedur
2. Pelatihan personil
3. Pengujian perencanaan, personil dan peralatan
Respons :
1. Pengaktifan sistem pengelolaan insidens
2. Pengaktifan sistem pengelolaan informasi dan sumberdaya
3. Mekanisme pendukung bagi staf
Pemulihan :
1. Proses debriefing
2. Menilai dan merubah perencanaan dan prosedur
3. Identifikasi dan pemanfaatan pengetahuan yang didapat