Вы находитесь на странице: 1из 5

8 Pekerja Proyek Jatuh dari Lantai 6 Unisma

Malang (beritajatim.com) - Delapan orang pekerja bangunan terjatuh dari lantai enam proyek
pembangunan gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang, saat bekerja. Akibatnya ke delapan
pekerja mengalami luka-luka dan harus dibawa ke RS Islam Unisma.

Diduga pekerja jatuh dari gedung karena lalai memasang pengait badan. Kedelapan pekerja
bangunan tersebut adalah Rokhimin (19) yang berada di lantai enam, Purwanto (59), Sugeng (59),
Yudi Cahyono (23) masing-masing berada di lantai lima, kemudian M Arifin (37), Efendi
(28), Amin Utomo (19) berada di lantai empat, dan Sudarno (42) berada di lantai dua.

Kejadian pekerja jatuh tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 saat pekerja bangunan sedang melapisi
dinding semen pada bagian dalam lorong lift. Mereka bekerja dengan menggunakan perancah atau
tangga sementara.

Diduga karena pengait atau kuncian perancah dilepas, sehingga membuat perancah yang
menumpu delapan orang pekerja tersebut menjadi tidak seimbang. Lantas perancah jatuh bersama
pekerjanya.

"Pengait andang (scaffolding atau perancah) dilonggarkan sama salah satu pekerja, dipikir
andangnya sudah kuat dan sudah tidak ada orang yang bekerja di atas," tutur salah satu rekan
sesama pekerja bangunan, Ari Wibowo, Kamis (16/6/2016).

Namun, Ari sendiri tidak mengetahui pasti siapa yang melonggarkan pengait perancah yang diduga
menjadi penyebab jatuhnya perancah tersebut. Kondisi saat itu semua pekerja bangunan sedang
melakukan pekerjaan masing-masing.

Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Akan tetapi dua dari delapan pekerja bangunan
itu mengalami patah tulang, yakni Rokhimin dan Sudarno yang saat ini dirawat di Rumah Sakit
Islam Malang "Yang lain luka ringan atau luka luar, dan sudah diperbolehkan pulang," kata Ari.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang Kota, AKP Tatang Prajitno menuturkan, polisi akan
menyelidiki penyebab jatuhnya delapan pekerja bangunan tersebut.

"Akan kami selidiki, apakah perlengkapan keamanan pekerja dipenuhi atau tidak, termasuk yang
melonggarkan pengait perancah," ujar Tatang. Saat ini, bangunan tempat delapan pekerja jatuh
tersebut diberi garis polisi.

http://m.beritajatim.com/peristiwa/269328/8_pekerja_proyek_jatuh_dari_lantai_6_unisma.html
KASUS KECELAKAAN PADA PERANCAH

Pekerjaan : Pelapisan dinding semen pada bagian lorong lift


Waktu : Kamis, 16 Juni 2016 ( 01.30 WIB ) Lokasi :
Universitas Islam Malang, Jawa Timur Penyebab :
1. Perancah tidak seimbang dan tak mampu menahan beban saat penahan atau kuncian
perancah dilepaskan atau dilonggarkan oleh pekerja lainnya.
2. Kurangnya konsentrasi dalam melakukan pekerjaan. Pekerja melonggarkan perancah
tanpa tahu ada pekerja yang sedang bekerja di atasnya.
3. Kelalaian pekerja karena tidak memakai APD yang lengkap, khususnya body harness.
Akibat :
1. 1 orang pekerja jatuh dari lantai 6 2. 3
orang pekerja jatuh dari lantai 5 3. 3
orang pekerja jatuh dari lantai 4
4. 1 orang pekerja jatuh dari lantai 2
Sehingga terdapat 2 orang pekerja dengan luka berat (patah tulang) dan 6 orang pekerja
dengan luka ringan.
Pencegahan :
1. Pemeriksaan keamanan scaffolding
a. Pastikan izin kerja sudah lengkap, biasanya mencakup Job Safety Analysis
(JSA), sertifikat scaffolder, dan izin pembuatan perancah
b. Periksa material yang digunakan untuk komponen dan perlengkapan perancah dan
pastikan dalam keadaan baik, tidak rusak atau cacat. Harus terbuat dari material
khusus yang diizinkan
c. Lakukan pemeriksaan visual pada semua bagian dari perancah, di antaranya
bagian fondasi, rangka, lantai kerja, jalan masuk ke lantai kerja dan bagian paling
atas dari bangunan perancah. Pastikan tidak berkarat, rusak, cacat, melengkung/
bengkok atau terdapat bagian yang tidak layak
d. Periksa kestabilan bangunan perancah
e. Periksa semua pengunci atau clamp berfungsi baik
f. Pastikan area untuk penempatan anchor pada full body harness minimum setinggi
pinggang.
g. Pastikan semua risiko jatuh sudah dikendalikan dengan baik, misalnya dengan
memasang railing-railing yang diperlukan
h. Pastikan perancah sudah diberi pengaman atau alat-alat pengaman yang
diperlukan
i. Selanjutnya, bila perancah sudah dipastikan aman, pasang scafftag hijau di dekat
akses tangga perancah.
2. Pemakaian APD dengan lengkap
APD (Alat Pelindung Diri) yang perlu dipakai pada pekerjaan ini adalah:
a. Helmet, digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya seperti kejatuhan
benda ataupun paparan bahaya aliran listrik.
b. Masker, alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan seperti Hidung
dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia yang
ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya dipakai di
proses menyolder
c. Sarung tangan, perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari kontak
bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda runcing
dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan kimia,
pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain sebagainya.
d. Safety shoes, perlengkapan yang digunakan untuk melindungi kaki dari kejatuhan
benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, larutan kimia dan
aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet
yang tidak dapat menghantarkan listrik.
e. Body harness, perlengkapan yang berguna untuk melakukan pekerjaan di
ketinggian agar menghindari kemungkinan terjatuh dari tempat ketinggian. Full body
harness biasa dipakai oleh pekerja yang melakukan pekerjaan di medan-medan
sulit/ketinggian, dan juga dapat dipakai untuk high angle rescue technique, baik
dipakai oleh rescuer maupun oleh korban.
f. Rompi safety, terbuat dari bahan polyester yang dirancang khusus serta dilengkapi
dengan reflector atau pemantul cahaya. Biasanya digunakan untuk mencegah
terjadinya kontak kecelakaan pada pekerja, mengurangi resiko
kecelakaan kerja, dan agar terlihat oleh pekerja lain saat bekerja di malam hari
3. Pemasangan rambu kerja sebagai pengingat
Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan tanda – tanda
yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna mengingatkan atau mengidentifikasi pada
semua pelaksana kegiatan disekeliling tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang
terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja
Rambu – rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa symbol atau kode yang
menyatakan kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja yang ada dilokasi tersebut.
Guna mempertegas suatu tanda atau rambu, dalam pelaksanaannya dimedakan dlam
bentuk warna – warna dasar yang sangat menyolok dan mudah dikenali . Warna yang
dipasang pada setiap rambu berupa warna :
1. Warna Merah : tanda Larangan ( Pemadam Api )
2. Warna kuning : tanda Peringatan atau Waspada atau beresiko bahaya
3. Warna Hijau : tanda zona aman atau pertolongan
4. Warna Biru : tanda wajib ditaati atau prasyarat
5. Warna Putih : tanda informasi umum
6. Warna oranye : tanda beracun
4. Pemasangan spanduk
Pemasangan spanduk sebagai himbauan atau peringatan bagi pekerja, contohnya
seperti spanduk untuk memakai APD dengan lengkap atau spanduk untuk bekerja dengan
berhati-hati.
PENENTUAN TINGKAT RESIKO KEGIATAN

Nama Perusahaan :-
Kegiatan : Pelapisan dinding semen pada bagian lorong lift
Lokasi : Universitas Islam Malang, Jawa Timur Tanggal dibuat :
Kamis, 16 Juni 2016

URAIAN PERALATAN TENAGA PENILAIAN RESIKO


PEKERJAAN KERJA KERJA
NO IDENTIFIKASI BAHAYA
PELUANG AKIBAT RESIKO

1 Penyetelan dan Kunci Rachet 8 orang Kegagalan komponen staging


Pembongkaran pekerja. atau beban berlebih dapat
Scaffolding menimbulkan keruntuhan unit
1 1 1

Water Pass Pekerja jatuh dari staging akibat


lemahnya sisi penguat
2 2 4

Meteran Benda-benda jatuh dari staging


dan melukai pekerja di bawahnya.
3 3 9

Tang potong Pekerja di atas scaffolding


terjatuh ke lantai di bawahnya.
2 1 2

Full Body
Harness

2 Pelapisan Sendok spesi 8 orang Terjatuh dari perancah 2 1 2


Dinding Semen pekerja
pada Bagian Ember Tertimpa perancah 2 1 2
Lorong Lift
Ruskam Papan lantai kerja patah 1 1 1

Waterpass Tertimpa benda-benda yang jatuh 3 3 9

Full Body Tergelincir karena papan yang


Harness licin
2 1 2

Penjelasan:

1. Peluang Nilai 1 = jarang terjadi


Nilai 2 = kadang-kadang terjadi
Nilai 3 = sering terjadi
2. Akibat Nilai 1 = jarang terjadi
Nilai 2 = kadang-kadang terjadi
Nilai 3 = sering terjadi
3. Resiko = Peluang x Akibat
4. Tingkat Resiko Kegiatan adalah nilai rata-rata resiko
Nilai 1-3 = Resiko kecil
Nilai 4-6 = Resiko sedang
Nilai 7-9 = Resiko Tinggi

Hasil rata-rata dari Nilai Tingkat Resiko Kegiatan menunjukan bahwa pekerjaan tersebut memiliki
resiko yang sedang.

Вам также может понравиться