Вы находитесь на странице: 1из 86

ULP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT


Alamat: Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 121 Pontianak

Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi

- Metode e-Lelang Pemilihan Langsung


dengan Pascakualifikasi Metode Satu File Sistem Gugur-
Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan

Pekerjaan:
Renovasi Kantor Resort Putusibau Tahun 2018
D O K U M E N P E N GA DA A N
Nomor : S. 195/BPKH.III/SBTU/KAP.1/05/2018

Tanggal : 31 Mei 2018

untuk
Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi :
Renovasi Kantor Resort Putusibau Tahun 2018

Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi:


Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Paket Renovasi Kantor Resort
Putusibau Tahun 2018

Satuan Kerja:
ULP Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat

Tahun Anggaran : 2018


BAB I. UMUM

A. Dokumen Pengadaan ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan
turunannya, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 beserta
perubahannya.

B. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis
pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang
digunakan adalah ketentuan pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

C. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan sebagai berikut:

Pekerjaan : seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi


Konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya;

Kontrak : kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam
Gabungan satu pekerjaan yang diperjanjikan;
Lumpsum
dan Harga
Satuan

HPS : perhitungan perkiraan biaya seluruh volume pekerjaan dikalikan


dengan Harga Satuan yang disusun dan ditetapkan oleh PPK,
dikalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan sudah termasuk biaya umum, keuntungan
pekerjaan, dan beban pajak, serta digunakan oleh Pokja ULP untuk
menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;

HEA : Harga Evaluasi Akhir yang merupakan penyesuaian atau normalisasi


harga terhadap harga penawaran dalam proses pengadaan dimana
unsur preferensi harga telah diperhitungkan berdasarkan capaian
TKDN dan status perusahaan;

LDP : Lembar Data Pemilihan yang memuat ketentuan dan informasi yang
spesifik sesuai dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara penilaian dokumen
penawaran, pengumuman pemenang, dan sanggahan;

LDK : Lembar Data Kualifikasi yang memuat ketentuan dan informasi yang
spesifik sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan penyedia
barang/jasa antara lain dalam menyiapkan, mengisi formulir isian
kualifikasi, dan melengkapi pakta integritas;

Pokja ULP : Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Paket Renovasi Kantor
BKSDA Kalimantan Barat yang dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala
Balai ULP UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Kalimantan Barat untuk melaksanakan Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa;
Kemitraan/ : kerja sama usaha antar penyedia baik penyedia nasional maupun
Kerja Sama penyedia asing, yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
Operasi dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis;
(KSO)

APIP : Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang selanjutnya disebut


Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia bertugas melakukan pengawasan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang bertanggung jawab


atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa;

Penyedia : badan usaha yang menyediakan/melaksanakan Pekerjaan Konstruksi;

SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;

TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri.

PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over

FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan berakhir/Final


Hand Over.

BAPL : Berita Acara Penjelasan Lanjutan

LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja Pemerintah


Kota Pontianak yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem
pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

Sistem Gugur : menilai persyaratan minimal yang harus dipenuhi dengan


membandingkan pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan

Aplikasi SPSE : Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE)
berbasis web yang terpasang di server LPSE yang dapat diakses melalui
website LPSE.

Pengguna : Perorangan/badan usaha yang memiliki hak akses kepada Aplikasi


SPSE SPSE, direpresentasikan oleh user ID dan password yang diberikan oleh
LPSE, antara lain Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pokja ULP, dan
Penyedia Barang/Jasa

File : Sekumpulan rekaman (records) yang saling berhubungan. Setiap


rekaman memiliki nomor yang disesuaikan dengan posisinya dalam
file
Satu File : Metode penyampaian dokumen penawaran yang terdiri dari
persyaratan administrasi, teknis dan penawaran harga yang
dimasukkan dalam 1 (satu) file .rhs. Dalam lelang non e-procurement
dikenal dengan satu sampul.

User ID : Nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari pengguna yang
digunakan untuk beroperasi di dalam Aplikasi SPSE

Password : Kumpulan karakter atau string yang digunakan oleh pengguna untuk
memverifikasi User ID kepada Aplikasi SPSE

APENDO : Aplikasi Pengaman Dokumen yang dikembangkan oleh Lembaga Sandi


Negara

Form Isian : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk grafis berisi komponen isian


Elektronik yang dapat diinput oleh pengguna aplikasi.

E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/pemilihan langsung dengan


tahapan sesuai Perpres 54/2010 dan perubahannya serta aturan
turunannya. Semua istilah “pelelangan” pada dokumen ini merujuk
pada pengertian “e-lelang”.
BAB II. PENGUMUMAN DENGAN PASCAKUALIFIKASI

- Pengumuman pelelangan tercantum pada :


- aplikasi SPSE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan alamat
http://lpse.menlhk.go.id;
- Papan Pengumuman Resmi Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat;
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. UMUM

1. Lingkup 1.1 Pokja ULP mengumumkan kepada para peserta untuk


Pekerjaan menyampaikan penawaran atas paket Pekerjaan Konstruksi
sebagaimana tercantum dalam LDP.

1.2 Nama paket dan lingkup pekerjaan sebagaimana tercantum


dalam LDP.

1.3 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan


pekerjaan dalam jangka waktu sebagaimana tercantum dalam
LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus kontrak
dengan mutu sesuai spesifikasi teknis dan harga sesuai kontrak.

2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum
dalam LDP.

3. Peserta 3.1 Pemilihan Langsung Pekerjaan Konstruksi ini terbuka dan dapat
Pemilihan diikuti oleh semua peserta yang berbentuk badan usaha
Langsung (perusahaan/ koperasi), kemitraan/KSO atau peserta perorangan
yang memenuhi kualifikasi.

3.2 Dalam hal peserta akan atau sedang melakukan kemitraan/KSO,


baik dengan perusahaan nasional maupun asing maka peserta
harus memiliki Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang
memuat persentase kemitraan/ KSO dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/KSO tersebut.

3.3 Peserta Kemitraan/KSO dilarang untuk mengubah Perjanjian


Kemitraan/Kerja Sama Operasi.

3.4 Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai diatas


Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai
dengan Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
dipersyaratkan hanya untuk pelaksana konstruksi dengan
kualifikasi Usaha Menengah yang kemampuan dasarnya (KD)
memenuhi syarat.

3.5 Pelelangan paket pekerjaan konstruksi sebagaimana dimaksud


pada 3.3 dapat dikerjakan oleh penyedia jasa dengan kualifikasi
besar apabila:
a. pelelangan gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan
kualifikasi menengah yang mendaftar; dan/atau
b. peralatan utama dan tingkat kesulitan pekerjaan yang akan
dilelangkan tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan oleh penyedia
jasa dengan kualifikasi menengah.

3.6 Penyedia jasa yang mendukung atau mensponsori alat-alat


proyek, tidak diperbolehkan/tidak diperkenankan menjadi
peserta pelelangan pada paket pekerjaan konstruksi yang sama.

4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini
Korupsi, Kolusi, berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak
dan Nepotisme melakukan tindakan sebagai berikut:
(KKN) serta a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja ULP dalam bentuk
Penipuan dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang
bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, dan/atau
peraturan perundang-undangan;

b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk


mengatur hasil pelelangan sehingga mengurangi/
menghambat/ memperkecil/ meniadakan persaingan yang
sehat dan/atau merugikan pihak lain;
c. membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau
keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini.

4.2 Peserta yang terbukti melakukan tindakan sebagaimana


dimaksud pada angka 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut:
a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses
pelelangan atau pembatalan penetapan pemenang;
b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam;
c. Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/Daerah sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. gugatan secara perdata; dan/atau
e. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang.

4.3 Pengenaan sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP kepada PA/KPA

5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para
Kepentingan pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.

5.2 Pertentangan kepentingan sebagaimana dimaksud pada angka


5.1 antara lain meliputi:
a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi atau dewan
komisaris merangkap sebagai anggota direksi atau dewan
komisaris pada badan usaha lainnya yang menjadi peserta
pada Pelelangan yang sama;
b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan perencana/ pengawas
bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam pelaksanaan
Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi;
c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan
Perencana dan/atau Konsultan Pengawas;
d. pengurus koperasi pegawai Pemerintah Kota Pontianak atau
anak perusahaan pada BUMN/BUMD yang mengikuti
Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP atau pejabat yang
berwenang menetapkan pemenang Pelelangan;
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP, baik langsung maupun
tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan
peserta;
f. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu
lebih dari 50% (lima puluh perseratus) pemegang saham
dan/atau salah satu pengurusnya sama.

5.3 Pegawai Negeri Sipil dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar
tanggungan Negara.

6. Pendayagunaan 6.1 Peserta berkewajiban untuk menyampaikan penawaran yang


Produksi Dalam mengutamakan material/ bahan produksi dalam negeri dan
Negeri tenaga kerja Indonesia serta Pekerjaan Konstruksi yang
dilaksanakan di Indonesia.

6.2 Dalam pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dimungkinkan


menggunakan bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat lunak
yang berasal dari luar negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen harus benar-benar
mencerminkan bagian atau komponen yang telah dapat
diproduksi di dalam negeri dan bagian atau komponen yang
masih harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum diproduksi di dalam
negeri dan/atau spesifikasi teknis bahan baku yang
diproduksi di dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi, pengujian dan lainnya
sedapat mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan jasa pelayanan yang ada
di dalam negeri, seperti jasa asuransi, angkutan, ekspedisi,
perbankan, dan pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian yang belum dapat
diperoleh di Indonesia, disusun berdasarkan keperluan yang
nyata, dan diusahakan secara terencana untuk semaksimal
mungkin terjadinya alih pengalaman/keahlian dari tenaga
ahli asing tersebut ke tenaga Indonesia; dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar Barang yang diimpor
yang dilengkapi dengan spesifikasi teknis, jumlah dan harga
yang dilampirkan pada Dokumen Penawaran.

6.3 Pengadaan barang/jasa impor dimungkinkan dalam hal:


a. barang/jasa tersebut belum dapat diproduksi/dihasilkan di
dalam negeri;
b. spesifikasi teknis barang yang diproduksi dan/atau kualifikasi
teknis tenaga ahli dalam negeri belum memenuhi persyaratan;
dan/atau
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi
kebutuhan.

7. Satu Penawaran 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri maupun sebagai anggota
Tiap Peserta kemitraan/KSO hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
satu paket pekerjaan.

7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam kemitraan/KSO DILARANG


menjadi peserta baik secara sendiri maupun sebagai anggota
kemitraan/KSO yang lain pada paket pekerjaan yang sama.
B. DOKUMEN PENGADAAN

8. Isi Dokumen 8.1 Dokumen Pengadaan terdiri dari Dokumen Pemilihan dan
Pengadaan Dokumen Kualifikasi.

8.2 Dokumen Pemilihan terdiri dari:


a. Umum
b. Pengumuman
c. Instruksi Kepada Peserta;
d. Lembar Data Pemilihan;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
g. Bentuk Surat Perjanjian/SPK;
h. Spesifikasi Teknis, KAK dan/atau Gambar;
i. Daftar Kuantitas dan harga;
j. Tata Cara Evaluasi Penawaran
k. Bentuk Dokumen Penawaran:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
3) Dokumen Penawaran Teknis;
4) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila
diberikan preferensi harga);
5) Jaminan Penawaran (Sesuai Perpres 4 tahun 2015 pasal
68 dan sesuai PermenPUPR No. 31/PRT/M/2015 pasal
4b)
6) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik Satuan Pekerjaan
pada saat klarifikasi kewajaran harga terhadap penawaran
dibawah 80% HPS akan diminta, untuk kepentingan
evaluasi dan tidak menjadi bagian dari ketentuan kontrak.
l. Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Uang Muka;
5) Jaminan Pemeliharaan;
8.3 Dokumen Kualifikasi meliputi:
a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Isian Data Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Data Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi;

8.4 Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen


Pengadaan ini. Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran
yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan ini sepenuhnya merupakan risiko peserta.

9. Bahasa Dokumen Pengadaan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses


Dokumen pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.
Pengadaan

10. Pemberian 10.1 Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi
Penjelasan SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.

10.2 Peserta yang tidak aktif/membuka SPSE dan/atau tidak bertanya


pada saat pemberian penjelasan, tidak dapat dijadikan dasar
untuk menolak/menggugurkan penawaran.

10.3 Apabila diperlukan Pokja ULP dapat memberikan informasi yang


dianggap penting terkait dengan dokumen pengadaan.

10.4 Apabila dipandang perlu, Pokja ULP melalui tim atau tenaga ahli
pemberi penjelasan teknis yang ditunjuk dapat memberikan
penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjauan
lapangan. Biaya peninjauan lapangan ditanggung oleh peserta.

10.5 Pokja ULP menjawab setiap pertanyaan yang masuk, kecuali


untuk substansi pertanyaan yang telah dijawab.

10.6 Apabila dipandang perlu, Pokja ULP dapat memberikan


penjelasan (ulang).

10.7 Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam


aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP).

10.8 Jika dilaksanakan peninjauan lapangan dapat dibuat Berita


Acara Pemberian Penjelasan Lanjutan dan diunggah melalui
aplikasi SPSE.

11. Perubahan 11.1 Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-
Dokumen hal/ketentuan baru atau perubahan penting yang perlu
Pengadaan ditampung, maka Pokja ULP menuangkan ke dalam Adendum
Dokumen Pengadaan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.

11.2 Perubahan rancangan kontrak, spesifikasi teknis, KAK, gambar


dan/atau nilai total HPS, harus mendapatkan persetujuan PPK
sebelum dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan.

11.3 Apabila ketentuan baru atau perubahan penting tersebut tidak


dituangkan dalam Adendum Dokumen Pemilihan, maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut dianggap tidak ada dan
ketentuan yang berlaku adalah Dokumen Pemilihan awal.

11.4 Setelah Pemberian Penjelasan dan sebelum batas akhir waktu


pemasukan penawaran, Pokja ULP dapat menetapkan Adendum
Dokumen Pengadaan, berdasarkan informasi baru yang
mempengaruhi substansi Dokumen Pengadaan.

11.5 Setiap Adendum yang ditetapkan merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

11.6 Pokja ULP dapat mengumumkan Adendum Dokumen Pemilihan


dengan cara mengunggah (upload) file adendum dokumen
Pemilihan melalui aplikasi SPSE paling lambat 2 (dua) hari
sebelum batas akhir pemasukan penawaran. Apabila Pokja ULP
akan mengunggah (upload) file Adendum Dokumen Pemilihan
kurang dari 2 (dua) hari sebelum batas akhir pemasukan
penawaran, maka Pokja ULP wajib mengundurkan batas akhir
pemasukan penawaran.

11.7 Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen


Pemilihan yang diunggah (upload) Pokja ULP pada aplikasi SPSE
(apabila ada).

12. Tambahan Apabila adendum dokumen pengadaan mengakibatkan kebutuhan


Waktu penambahan waktu penyiapan dokumen penawaran maka Pokja ULP
Pemasukan memperpanjang batas akhir pemasukan penawaran.
Dokumen
Penawaran

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN

13. Biaya dalam 13.1 Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran.
Penawaran
13.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun yang
ditanggung oleh peserta.

14. Bahasa 14.1 Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa


Penawaran Indonesia.

14.2 Dokumen penunjang yang terkait dengan Dokumen Penawaran


dapat menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa asing.

14.3 Dokumen penunjang yang berbahasa asing perlu disertai


penjelasan dalam Bahasa Indonesia. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran, maka yang berlaku adalah penjelasan dalam Bahasa
Indonesia.

15. Dokumen 15.1 Dalam metode penyampaian penawaran 1 file (sampul),


Penawaran dokumen Penawaran meliputi:
a. surat penawaran yang didalamnya mencantumkan;
1) tanggal;
2) masa berlaku penawaran;
3) total harga penawaran;
b. scan jaminan penawaran;
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila
peserta berbentuk Kemitraan/KSO);
e. Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari:
1) File metode pelaksanaan;
2) jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai
dengan serah terima pertama Pekerjaan (PHO);
3) Analisa Harga Satuan dan Analisa Teknik Satuan
Pekerjaan pada saat klarifikasi kewajaran harga terhadap
penawaran dibawah 80% HPS akan diminta, untuk
kepentingan evaluasi dan tidak menjadi bagian dari
ketentuan kontrak;
4) daftar harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan;
5) daftar personil inti yang ditugaskan secara penuh;
6) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal;
7) scan surat dukungan pabrikan mengenai ketersediaan
material/bahan untuk pekerjaan yang menggunakan
material/bahan yang ditetapkan dalam lampiran
material/bahan (jika ada). Surat dukungan dikeluarkan
oleh supplier/agen/distributor yang masih aktif.
8) spesifikasi teknis dan;
f. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN (apabila memenuhi
syarat untuk diberikan preferensi harga);
g. Data Kualifikasi (wajib diisikan pada formulir isian kualifikasi
pada aplikasi SPSE). Untuk data kualifikasi yang diminta
tetapi tidak tersedia, penyedia wajib mengupload pada
fasilitas pengunggah lain yang tersedia pada aplikasi SPSE
yang terdapat pada menu formulir isian kualifikasi.

16. Harga 16.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas dalam angka dan huruf.
Penawaran
16.2 Untuk kontrak harga satuan atau kontrak gabungan lump sum
dan harga satuan, peserta mencantumkan harga satuan dan
harga total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Jika harga satuan ditulis nol atau tidak
dicantumkan maka pekerjaan dalam mata pembayaran tersebut
dianggap telah termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang
lain dan pekerjaan tersebut tetap harus dilaksanakan.

16.3 Biaya overhead termasuk untuk penyelenggaraan Keselamatan


dan Kesehatan Kerja (K3), keuntungan, semua pajak, bea,
retribusi, tenaga ahli, tenaga terampil dan tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan biaya lain yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan
konstruksi ini telah diperhitungkan dalam total harga
penawaran.

16.4 Untuk kontrak yang masa pelaksanaannya lebih dari 12 (dua


belas) bulan, penyesuaian harga diberlakukan sebagaimana
diatur dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

17. Mata Uang 17.1 Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
dan Cara
Pembayaran 17.2 Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai
dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan
dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

18. Masa Berlaku 18.1 Masa berlaku penawaran sesuai sebagaimana tercantum dalam
Penawaran LDP.
dan Jangka
Waktu 18.2 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
Pelaksanaan melebihi jangka waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

18.3 Apabila evaluasi belum selesai dilaksanakan, sebelum akhir masa


berlakunya penawaran, Pokja ULP dapat meminta kepada
seluruh peserta secara elektronik maupun non elektronik untuk
memperpanjang masa berlakunya penawaran tersebut dalam
jangka waktu tertentu. Konfirmasi perpanjangan dapat
dilakukan secara elektronik, Peserta Pengadaan dapat
menyampaikan konfirmasi secara elektronik melalui e-mail.

18.4 Apabila penetapan pemenang telah disampaikan dan tidak ada


sanggah, tetapi DIPA belum disahkan atau DIPA masih diblokir,
Pokja ULP dapat meminta secara tertulis kepada pemenang
lelang untuk memperpanjang masa berlakunya penawaran
dalam jangka waktu tertentu

18.5 Berkaitan dengan pasal 18.2 dan 18.3, maka peserta dapat:
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa mengubah
penawaran;
b. menolak permintaan tersebut dan dapat mengundurkan
diri secara tertulis dengan tidak dikenakan sanksi.

18.6 Apabila proses pelelangan belum selesai dilaksanakan dan waktu


yang tersisa tidak memungkinkan untuk melaksanakan
pekerjaan maka proses pengadaan yang telah dilakukan batal
demi HUKUM dan peserta tidak dapat menuntut ganti rugi
dalam bentuk apapun.

19. Pengisian Data 19.1 Pengisian Data Kualifikasi


Kualifikasi a. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik
kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE;
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada
aplikasi SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang
disyaratkan Pokja ULP, maka data kualifikasi tersebut
diunggah (upload) pada fasilitas pengunggahan lain yang
tersedia pada aplikasi SPSE;
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik,
peserta menyetujui pernyataan sebagai berikut:
1) yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak
masuk dalam daftar hitam;
3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak
sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4) data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika
dikemudian hari ditemukan bahwa data/dokumen yang
disampaikan tidak benar dan ada pemalsuan, maka
direktur utama/pimpinan perusahaan, atau kepala
cabang, atau pejabat yang menurut perjanjian kerja
sama berhak mewakili badan usaha yang bekerja sama
dan badan usaha yang diwakili bersedia dikenakan
sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam daftar
hitam, gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan
secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan;
5) pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai
pegawai K/L/D/I atau pimpinan dan pengurus badan
usaha sebagai pegawai K/L/D/I yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan K/L/D/I; dan
6) pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang
tercantum dalam dokumen pengadaan.
d. Untuk peserta yang berbentuk
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain, pemasukan
kualifikasi dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk
mewakili konsorsium/ kemitraan/bentuk kerjasama lain.
19.2 Peserta berkewajiban untuk menyetujui Pakta Integritas dan
mengisi form isian elektronik data kualifikasi dalam aplikasi
SPSE.
19.3 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan, kecuali untuk peserta
yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) Pakta
Integritas dan dan Data Kualifikasi ditandatangani oleh pejabat
yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak
mewakili Kemitraan/KSO.
19.4 Peserta mengirimkan Data Kualifikasi melalui aplikasi SPSE
kepada Pokja ULP sesuai jadwal yang ditetapkan.
19.5 Peserta dapat mengirimkan kekurangan data kualifikasi melalui
fasilitas pengiriman data kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE sebelum batas akhir pemasukan data kualifikasi.
19.6 Data Kualifikasi harus disampaikan melalui aplikasi SPSE kepada
Pokja ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan oleh Pokja
ULP.
19.7 Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan
setelah batas akhir waktu pemasukan penawaran.
19.8 Data Kualifikasi dapat dibuka pada saat Data Kualifikasi
diterima Pokja ULP pada aplikasi SPSE.

20. Pakta 20.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
Integritas melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), serta akan
mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan
profesional.

20.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang pada suatu paket


pekerjaan melalui aplikasi SPSE, maka peserta telah
menandatangani Pakta Integritas, kecuali untuk penyedia
barang/jasa yang melakukan Kemitraan/Kerja Sama Operasi
(KSO), badan usaha yang ditunjuk mewakili Kemitraan/Kerja
Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan pakta integritas
melalui fasilitas unggahan lainnya pada form isian elektronik
data kualifikasi di aplikasi SPSE.

21. Jaminan 21.1 Penggunaan jaminan penawaran:


Penawaran a. paket pekerjaan sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua
miliar lima ratus juta rupiah) tidak diperlukan surat jaminan
penawaran;
b. surat jaminan penawaran untuk paket pekerjaan di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) dapat diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Penjaminan, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga penjaminan/perusahaan
penjaminan yang mempunyai program asuransi kerugian
(suretyship), bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada
Kelompok Kerja ULP; atau
c. surat jaminan penawaran untuk paket pekerjaan di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah) diterbitkan
oleh Bank Umum, konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship), bersifat
mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) dimana
konsorsium tersebut telah ditetapkan/mendapat rekomendasi
dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada Kelompok Kerja ULP.
21.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang mengikuti
pengadaan secara elektronik wajib diterima Pokja ULP sebelum
batas akhir pemasukan penawaran.
21.3 Peserta menyerahkan Jaminan Penawaran dalam mata uang
penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
21.4 Jaminan Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. diterbitkan sesuai dengan nilai peruntukannya pada pasal
21.1.
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak kurang
dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
nominal sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka
dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama Pokja ULP yang mengadakan pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan
yang dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh Penerbit Jaminan;
dan
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan (Kerja
Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama perusahaan
kemitraan/KSO.
21.5 Jaminan Penawaran dari pemenang lelang dan pemenang
cadangan akan dikembalikan setelah pemenang lelang
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani
kontrak.
21.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang tidak ditetapkan sebagai
pemenang pelelangan dan pemenang cadangan akan
dikembalikan setelah penandatanganan kontrak.
21.7 Jaminan Penawaran akan disita dan dicairkan apabila:
a. peserta terlibat KKN;
b. peserta menarik kembali penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan dalam
hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan
1 dan 2 harga penawarannya di bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang tidak dapat diterima;
atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.

D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN

22. Penyampulan 22.1 File penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 1 (satu)
dan Penandaan file penawaran yang telah disandikan/dienkripsi yang terdiri dari:
Sampul a. Penawaran administrasi;
Penawaran b. Penawaran teknis;
c. Penawaran harga;

22.2 File penawaran disandikan/dienkripsi dengan Aplikasi Pengaman


Dokumen (APENDO).

22.3 Peserta mengirimkan file penawaran yang telah


disandikan/dienkripsi melalui aplikasi SPSE.

22.4 Data kualifikasi diinput dan dikirimkan melalui form isian elektronik
data kualifikasi pada SPSE.

23. Pemasukkan 23.1 Peserta menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Pokja ULP
/Penyampaian dengan ketentuan:
Dokumen a. Data kualifikasi disampaikan melalui form isian elektronik
Penawaran kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE.
b. Jika form isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan
Pokja ULP, maka data kualifikasi tersebut diunggah (upload)
pada fasilitas pengunggahan lain yang tersedia pada aplikasi
SPSE.
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi secara elektronik, peserta
menyetujui pernyataan sebagai berikut:
1) Yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan;
2) Yang bersangkutan berikut pengurus badan usaha tidak
masuk dalam daftar hitam;
3) Perorangan yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;
4) Data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian
hari ditemukan bahwa data/dokumen yang disampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau kepala cabang, atau
pejabat yang menurut perjanjian kerja sama berhak mewakili
badan usaha yang bekerja sama dan badan usaha yang
diwakili bersedia dikenakan sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam, gugatan secara
perdata,dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
5) Pimpinan dan pengurus badan usaha bukan sebagai pegawai
Negeri Sipil atau pimpinan dan pengurus badan usaha
sebagai pegawai Negeri Sipil yang sedang mengambil cuti
diluar tanggungan Negara.
6) Pernyataan lain yang menjadi syarat kualifikasi yang
tercantum dalam dokumen pengadaan
d. Untuk penyedia barang/jasa yang berbentuk
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain, pemasukan
kualifikasi dilakukan oleh badan usaha yang ditunjuk mewakili
konsorsium/kemitraan/bentuk kerjasama lain.
e. Peserta dapat mengirimkan data kualifikasi secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
Data kualifikasi yang dikirmkan terakhir akan menggantikan
data kualifikasi yang telah terkirim sebelumnya.

23.2 metode 1 (satu) file (sampul):


1) Setelah File penawaran administrasi, teknis dan harga dienkripsi
menggunakan Apendo.
2) peserta mengunggah (upload) file penawaran administrasi,
teknis dan harga yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi
SPSE sesuai jadwal yang ditetapkan.
3) Peserta dapat mengunggah file penawaran secara berulang
sebelum batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran.
File penawaran terakhir akan menggantikan file penawaran
yang telah terkirim sebelumnya

23.3 Surat/form penawaran dan/atau surat/form lain sebagai bagian dari


dokumen penawaran yang diunggah (upload) ke dalam aplikasi
SPSE dianggap sah sebagai dokumen elektronik dan telah
ditandatangani secara elektronik oleh pemimpin/direktur
perusahaan atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh
kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik atau pejabat
yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili
perusahaan yang bekerjasama.

24. Batas Akhir 24.1 Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi
Waktu SPSE kepada Pokja ULP paling lambat pada waktu yang ditentukan
Pemasukan oleh Pokja ULP.
Penawaran
24.2 Pokja ULP tidak diperkenankan mengubah waktu batas akhir
pemasukan penawaran kecuali:
a. Keadaan kahar;
b. Terjadi gangguan teknis; atau
c. Perubahan dokumen pengadaan dalam addendum dokumen
pengadaan yang mengakibatkan diperlukan penambahan waktu
pemasukan penawaran;
d. Tidak ada peserta yang memasukkan penawaran setelah batas
akhir pemasukan penawaran.

24.3 Dalam hal Pokja ULP mengubah waktu batas akhir pemasukan
penawaran maka harus menginputkan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan pada aplikasi SPSE.

24.4 Dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pokja ULP dapat
memperpanjang batas akhir jadwal pemasukkan penawaran.

24.5 Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada angka 24.4


dilakukan pada hari yang sama dengan batas akhir pemasukan
penawaran.

25. Penawaran Aplikasi SPSE menolak setiap file penawaran yang dikirimkan setelah batas
Terlambat akhir waktu pemasukan penawaran kirim.

E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN

26. Pembukaan 26.1 Pada tahap pembukaan penawaran, Pokja ULP mengunduh
Penawaran (download) dan melakukan dekripsi file penawaran dengan
menggunakan Apendo sesuai waktu yang telah ditetapkan.
26.2 Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka (didekripsi), Pokja
ULP menyampaikan file penawaran tersebut kepada LPSE untuk
mendapat keterangan bahwa file yang bersangkutan tidak dapat
dibuka dan bila dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file
penawaran tersebut kepada LKPP.

26.3 Berdasarkan keterangan dari LPSE atau LKPP, apabila file penawaran
tidak dapat dibuka/didekripsi maka Pokja ULP dapat menetapkan
bahwa file penawaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai
penawaran dan penyedia barang/jasa yang mengirimkan file
penawaran tersebut dianggap tidak memasukkan penawaran.
Apabila dapat dibuka, maka Pokja ULP akan melanjutkan proses atas
penawaran yang bersangkutan

26.4 File yang dianggap sebagai penawaran paling sedikit berisi: Harga
penawaran, daftar kuantitas dan harga, jangka waktu penawaran,
dan deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan.

26.5 Apabila penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga) peserta maka
Pokja ULP tetap melanjutkan proses pemilihan dengan melakukan
klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga kepada peserta yang
memasukkan penawaran.

27. Evaluasi 27.1 dokumen penawaran dengan 1 (satu) file (sampul) Sistem Gugur:
Penawaran 27.1.A) Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan koreksi aritmatik
dengan ketentuan:
a Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan
Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian Harga Satuan:
1) volume dan/atau jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga disesuaikan dengan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
2) apabila terjadi kesalahan hasil perkalian antara
volume dengan harga satuan pekerjaan, dilakukan
pembetulan, dengan ketentuan harga satuan pekerjaan
yang ditawarkan tidak boleh diubah;
3) jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan
dianggap sudah termasuk dalam harga satuan
pekerjaan yang lain dan harga satuan pada daftar
kuantitas dan harga tetap dibiarkan kosong;
4) jenis pekerjaan yang tidak tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan
dan harga satuan pekerjaan dimaksud dianggap nol;
dan
5) hasil koreksi aritmatik pada bagian harga satuan dapat
mengubah nilai total harga penawaran sehingga
urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah dari urutan peringkat semula;
27.1.B) Total harga penawaran setelah koreksi aritmatik yang
melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.

27.1.C) apabila semua total harga penawaran setelah koreksi


aritmatik untuk kontrak harga satuan atau kontrak
gabungan lump sum dan harga satuan di atas nilai total
HPS, pelelangan dinyatakan gagal.

27.1.D) Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja ULP menyusun


urutan dari penawaran terendah.

27.1.E) Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur dilakukan oleh


Pokja ULP untuk mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dengan penawaran terendah
setelah koreksi aritmatik.

27.1.F) Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3


(tiga) penawar yang menawar harga kurang dari HPS maka
proses lelang tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi
penawaran.
27.1.G) Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis;
c. evaluasi harga; dan
d. evaluasi kualifikasi
27.2 Ketentuan umum dalam melakukan evaluasi sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah, mengurangi, mengganti, dan/atau
mengubah kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan ini;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang menambah, mengurangi,
mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai
dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen Pemilihan ini yang
mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil/kinerja pekerjaan;
dan/atau

2) penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan yang


akan menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau
tidak adil diantara peserta yang memenuhi syarat.
e. Pokja ULP dilarang menggugurkan penawaran dengan alasan:
1) ketidakhadiran dalam pemberian penjelasan dan/atau
pembukaan penawaran; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, misalnya kesalahan
pengetikan, penyebutan sebagian nama atau keterangan, surat
penawaran tidak berkop perusahaan .
f. para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
kepada Pokja ULP selama proses evaluasi;
g. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan usaha
yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) antara peserta, ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan peserta
lain yang terlibat dimasukkan ke dalam Daftar Hitam;
2) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan peserta
lainnya yang tidak terlibat; dan
3) bagaimana dimaksud pada angka 2), maka pelelangan
dinyatakan gagal.
h. Indikasi persekongkolan antar penyedia barang/jasa adalah
terpenuhinya sekurang-kurangnya 2 (dua) indikasi dibawah ini:
1) Terdapat kesamaan dokumen teknis, antara lain: metode kerja,
bahan, alat, analisa pendekatan teknis, harga satuan, dan/atau
spesifkasi barang yang ditawarkan (merk/tipe/jenis) dan/atau
dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari Penyedia mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang
berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi dokumen penawaran, antara
lain kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan, dan format
penulisan; atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan dari penjamin yang sama
dengan nomor seri yang berurutan.
i. Apabila indikasi persekongkolan terpenuhi, maka peserta
digugurkan pada tahap evaluasi administrasi, teknis, atau
kualifikasi.
j. Dalam mengevaluasi dokumen penawaran, Pokja ULP dapat
melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
dokumen penawaran. Peserta harus memberikan tanggapan atas
klarifikasi. Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi dan harga
penawaran. Klarifikasi dan tanggapan atas klarifikasi harus
dilakukan secara tertulis.
k. Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan dengan dokumen
penawaran, Pokja ULP dapat melakukan konfirmasi kebenarannya
termasuk peninjauan lapangan kepada pihak-pihak/instansi
terkait.
l. Undangan klarifikasi terhadap penyedia disampaikan melalui e-
mail penyedia yang terdapat pada isian kualifikasi pada aplikasi
SPSE.
m. Pokja ULP menyampaikan undangan Klarifikasi melalui alamat
elektroni(e-mail) peserta (setiap peserta diharapkan mengecek
inbox atau spam e-mailnya)/pengumuman di LPSE/Undangan ke
alamat penyedia, ketidak tahuan peserta terhadap undangan
Klarifikasi yang disampaikan serta gagalnya pengiriman
undangan yang diakibatkan alamat elektronik/e-mail peserta
sudah tidak aktif (baca: “tidak berlaku lagi”) menjadi resiko dan
tanggung jawab peserta pelelangan.
n. Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat menggugurkan penawaran.

27.3 Evaluasi Administrasi:


a. evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi;
b. penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1) syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen
Pemilihan ini dipenuhi/dilengkapi, yaitu dengan
dilampirkannya:
a) Scan Surat Penawaran;
a) surat kuasa dari direktur utama/pimpinan
perusahaan kepada penerima kuasa (apabila
dikuasakan);
b) scan Jaminan Penawaran;
c) Daftar Kuantitas dan Harga;
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi
(apabila bermitra);
e) rekapitulasi perhitungan TKDN (khusus untuk
peserta yang tidak menyampaikan TKDN,
penawarannya tidak digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);
f) data kualifikasi;
g) daftar barang yang diimpor (apabila impor); dan
h) dokumen penawaran teknis.
2) Memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) surat penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP
dengan ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan nilai penulisan antara
angka dan huruf maka yang diakui adalah tulisan
huruf;
(b) apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas
sedangkan nilai dalam huruf tidak jelas, maka
nilai yang diakui adalah nilai yang tertulis dalam
angka; atau
(c) apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis
dalam huruf tidak jelas, maka penawaran
dinyatakan gugur.
(2) bertanggal;
(3) apabila terdapat kesalahan pada tanggal surat
penawaran yang menyebabkan jangka waktu berlaku
surat penawaran menjadi kurang dari waktu yang
ditetapkan dalam LDP, maka surat penawaran
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan administrasi.
(4) Kesalahan tujuan surat, nama paket, dan/atau
penulisan tanggal yang tidak mempengaruhi masa
berlaku surat penawaran tidak menggugurkan pada
evaluasi administrasi.
b) Jaminan Penawaran asli memenuhi ketentuan sebagai berikut:
(1) diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan,
perusahaan asuransi, konsorsium perusahaan asuransi
umum, konsorsium lembaga atau konsorsium
perusahaan penjaminan, yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, atau telah mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) apabila
berbentuk konsorsium;
(2) Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak
kurang dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;
(3) nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
sebagaimana tercantum dalam LDP;
(5) besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam
angka dan huruf;

(6) nama Pokja ULP yang menerima Jaminan Penawaran


sama dengan nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari Pokja ULP diterima oleh
Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan
(Kerja Sama Operasi/KSO) harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
(a) peserta terlibat KKN (yang dilakukan oleh badan
usaha non kecil);
(b) peserta menarik kembali penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai Jaminan
Pelaksanaan dalam hal sebagai calon pemenang
dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi
kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 dengan alasan
yang tidak dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan
kontrak.
(11) substansi dan keabsahan/ keaslian Jaminan Penawaran
telah diklarifikasi dan dikonfirmasi secara tertulis oleh
Pokja ULP kepada penerbit jaminan.
c) surat kuasa (apabila dikuasakan):
(1) Harus ditandatangani direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa tercantum dalam akte
pendirian/anggaran dasar;
(3) Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh
anggota kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja
sama.
d) surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila
bermitra) memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan data
kualifikasi
(2) mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
(3) mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
(4) mencantumkan nama pihak yang mewakili
kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO;
e) dokumen penawaran teknis. (akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai dengan kriteria persyaratan teknis pada tahap evaluasi
teknis)
c. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan. Hasil klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran.
d. Ketidakhadiran peserta atas undangan klarifikasi dapat
menggugurkan penawaran.
e. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang tidak
memenuhi persyaratan administrasi maka Pokja ULP melakukan
evaluasi administrasi terhadap penawar terendah berikutnya
(apabila ada)
f. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi teknis; dan
g. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal
27.4 Evaluasi Teknis:
Dokumen penawaran dengan 1 (satu) file (sampul)Sistem Gugur
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam LDP;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus
dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP;
2) Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis apabila:
a) metode pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi
ketentuan:
- metode pelaksanaan harus menjelaskan/menguraikan
item-item pekerjaan utama yang tertuang dalam Bill
Of Quantity (BQ) dan menggambarkan cara kerja
yang layak, efektif, efisien, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan utama
dan diyakini menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pekerjaan dengan tahap pelaksanaan
yang sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis. Apabila metode pelaksanaan yang
disampaikan tidak memenuhi ketentuan diatas maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- Metode pelaksanaan dilengkapi metode kerja untuk
jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang
atau pekerjaan sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan penawar untuk
melaksanakan pekerjaan, misalnya:
(1) Pembuatan saluran pengelak (diversion channel);
(2) Pengeringan tempat pekerjaan
(dewatering/unwatering) yang berat;
(3) Pembuatan konstruksi pengaman (protection
construction);
(4) Pengaturan lalu lintas (traffic management).
(5) Pembuatan jalan sementara menuju lokasi
pekerjaan;
(6) Jalan pengalihan/jembatan sementara;
(7) Pekerjaan pengukuran lokasi pekerjaan.
- Yang diteliti dalam evaluasi metode pelaksanaan
adalah tahapan dan cara pelaksanaan yang
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan item-item
pekerjaan utama dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis. Metode pelaksanaan yang tidak
menggambarkan seluruh item pekerjaan, menjelaskan
metode pelaksanaan yang tidak ada dalam item
pekerjaan yang ditawarkan dinyatakan tidak
menguasai pekerjaan yang akan dilaksanakan dan
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- Metode Pelaksanaan tidak sama dengan Spesifikasi
Teknis, jika menyampaikan Metode Pelaksanaan yang
sama dengan spesifikasi teknis maka dianggap tidak
menyampaikan metode pelaksanaan dan dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan teknis;
- Tahapan atau urutan pelaksanaan pekerjaan yang
logis dari awal hingga akhir tidak dinilai dari metode
pelaksanaan tetapi dinilai dari jadwal pelaksanaan
pekerjaan (time schedule).
b) Jadwal dan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan memenuhi ketentuan:
- time schedule dalam bentuk Bar chat, kurva S dan
memiliki progress mencapai 100%. Jika time schedule
yang dibuat tidak berbentuk bar chat/kurva S atau
jumlah kumulatif progress tidak mencapai 100% maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
- progress/kemajuan pekerjaan dibuat per minggu
(1minggu=7hari kalender) dan per item pekerjaan
yang akan dilaksanakan sesuai dengan daftar
kuantitas harga yang ditawarkan. Jika
progress/kemajuan pekerjaan dibuat perbulan atau
perdivisi pekerjaan (bukan per item) maka dinyatakan
tidak memenuhi persyaratan teknis;
- jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai serah
terima pertama Pekerjaan (PHO) yang ditawarkan
tidak melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam
LDP. Jika jangka waktu pelaksanaan pekerjaan
melebihi jangka waktu pelaksanaan yang ditetapkan
dalam LDP maka dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan teknis;
- bentuk/format jadwal pelaksanaan sesuai dengan
lampiran dalam dokumen pengadaan ini, jika bentuk
jadwal pelaksanaan tidak sesuai dengan lampiran
dokumen pengadaan maka dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan teknis;
- menggambarkan urutan tahapan pelaksanaan
pekerjaan/rencana kerja untuk menyelesaikan
pekerjaan yang disusun secara logis, realistik dan
dapat dilaksanakan. Jika tahapan pelaksanaan
pekerjaan dalam time schedule terbalik/tidak
berurutan yang mengakibatkan cara pelaksanaan
pekerjaan tidak logis dan tidak dapat dilaksanakan
maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan teknis;
c) jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
yang disediakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam LDP.
jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan minimal
yang ditawarkan memenuhi ketentuan:
- Untuk mempermudah penyampaian data peralatan,
data peralatan cukup disampaikan pada formulir isian
kualifikasi yang terdapat pada SPSE. Untuk bukti
kepemilikan peralatan akan diminta pada saat
klarifikasi teknis.
- Dalam evaluasi Pokja ULP akan memeriksa kesesuaian
daftar peralatan yang diajukan baik kapasitas dan
kinerja, jumlah dan jenis sesuai LDP dan melihat bukti
kepemilikan peralatan (jika milik sendiri) berupa
kuitansi/BPKB serta jika sewa harus ada bukti
perjanjian sewa dan bukti kepemilikan alat dari
pemberi sewa yang diminta pada saat klarifikasi
teknis. Jika daftar peralatan yang diajukan tidak sesuai
baik dari kapasitas, kinerja dan jumlah dan/atau bukti
kepemilikan peralatan tidak dapat dibuktikan pada
saat klarifikasi teknis maka dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan teknis serta dapat digugurkan
pada tahap evaluasi teknis.
- Dalam hal jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang ditawarkan berbeda dengan
yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan, maka
Pokja ULP akan membandingkan produktifitas alat
tersebut berdasarkan metode pelaksanaan pekerjaan
yang ditawarkan. Apabila perbedaan peralatan
menyebabkan metode tidak dapat dilaksanakan atau
produktifitas yang diinginkan tidak tercapai sesuai
dengan target, jumlah SDM yang akan
mengoperasikan, serta waktu yang dibutuhkan, maka
dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan dapat
digugurkan pada tahap evaluasi teknis.
- Dalam hal Penyedia Jasa mengikuti beberapa paket
pekerjaan konstruksi dalam waktu penetapan
pemenang bersamaan dengan menawarkan peralatan
yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan
dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan
peralatan tersebut akan ditempatkan, sedangkan
untuk paket pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan
tidak ada dan dinyatakan gugur.
- Ketentuan hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang
pada 1 (satu) paket pekerjaan sebagaimana dimaksud
pada ayat diatas, dapat dikecualikan dengan syarat
waktu penggunaan alat tidak tumpang tindih
(overlap), ada peralatan cadangan yang diusulkan
dalam dokumen penawaran yang memenuhi syarat,
dan/atau kapasitas dan produktifitas peralatan secara
teknis dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu) paket
pekerjaan.
- Pokja ULP akan melakukan klarifikasi lapangan
dengan melihat kondisi alat tersebut apakah masih
baik, terawat, dan dapat dioperasikan. Jika peralatan
tersebut ada dan berfungsi baik maka dinyatakan
lulus, jika tidak ada atau tidak berfungsi maka
dinyatakan gugur.
- Penyedia jasa yang mendukung atau mensponsori
alat-alat proyek, tidak diperbolehkan/tidak
diperkenankan menjadi peserta pelelangan pada paket
pekerjaan konstruksi yang sama.
- Penyedia jasa yang mendukung atau mensponsori
alat-alat proyek, tidak diperbolehkan/tidak
diperkenankan memberikan dukungan lebih dari 1
(satu) peserta pelelangan yang akan berkompetisi
untuk paket pekerjaan konstruksi yang sama.
d) spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam Dokumen Pemilihan. Bagi penawar yang
menyampaikan spesifikasi teknis yang berbeda dari yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan maka spesifikasi
teknis tidak boleh kurang dari yang disyaratkan, dan bagi
penawar yang tidak menyampaikan perubahan spesifikasi
teknis dianggap sama dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan;
e) personil inti yang akan ditempatkan secara penuh sesuai
dengan persyaratan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pemilihan serta posisinya dalam manajemen
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan. Dan pengalaman personil inti
mulai dihitung berdasarkan tanggal ditandatanganinya
ijazah yang dipersyaratkan. Data personil inti yang
ditawarkan memenuhi ketentuan:
- Untuk memudahkan penyampaian data personil inti,
penyedia cukup menyampaikan pada formulir isian
kualifikasi yang terdapat pada aplikasi SPSE. Bukti
kepemilikan Ijazah, Sertifikat Keahlian, Sertifikat
Ketrampilan personil yang asli akan dilihat pada saat
klarifikasi teknis.
- Ijazah personil inti yang disampaikan pada saat
klarifikasi adalah ijazah asli atau fotocopy ijazah asli
(legalisir asli) yang telah disahkan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
11 Tahun 2014 untuk jenjang Perguruan Tinggi dan/
atau Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 29 Tahun 2014 untuk jenjang pendidikan
Dasar dan Menengah.
- Sertifikat Keahlian dan Sertifikat Ketrampilan yang
dianggap sah dan dapat digunakan pada pelelangan
ini yaitu sertifikat yang tercantum dalam Sistem
Informasi LPJK dan sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
- Dalam hal Penyedia Jasa mengikuti beberapa paket
pekerjaan konstruksi dalam waktu penetapan
pemenang bersamaan dengan menawarkan personil
yang sama untuk beberapa paket yang diikuti dan
dalam evaluasi memenuhi persyaratan pada masing-
masing paket pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
dengan cara melakukan klarifikasi untuk menentukan
personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk
paket pekerjaan lainnya personil dinyatakan tidak ada
dan dinyatakan gugur.
- Ketentuan pada ayat diatas hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
konstruksi, dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai Kepala Proyek atau
ada personil cadangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang memenuhi syarat;
- Jika dalam hal terdapat personil yang mengikuti satu
atau lebih paket pekerjaan pada saat bersamaan untuk
perusahaan yang berbeda maka personil yang
bersangkutan harus memilih salah satu perusahaan
tempat ditugaskan.
- Personil yang diusulkan dalam penawaran yang sudah
terikat kontrak tidak dapat digunakan lagi pada paket
pekerjaan lainnya.
- Personil yang diusulkan wajib menyampaikan Surat
Pernyataan Personil sebagaimana terlampir. Surat
pernyataan tidak wajib dilampirkan pada saat
pemasukan penawaran, tetapi wajib dibawa pada saat
klarifikasi dokumen penawaran teknis.
- Untuk daftar personil tenaga ahli yang diragukan
Pokja ULP dapat meminta personil tenaga ahli untuk
dihadirkan pada saat klarifikasi teknis. Personil yang
tidak dapat dihadirkan pada saat klarifikasi teknis
dianggap tidak ada dan dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan teknis.
f) Analisa teknis satuan pekerjaan (untuk penawaran <80%).
Untuk menilai konsistensi dan kewajaran antara metode
pelaksanaan, jadwal waktu pelaksanaan, penggunaan
peralatan dan bahan (material konstruksi), tenaga kerja,
maupun pencapaian produktivitas dan spesifikasi teknis,
Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi dengan menilai
rincian/uraian Analisa Teknis Satuan Pekerjaan untuk
pekerjaan utama meliputi komponen tenaga kerja,
peralatan, dan bahan (material konstruksi) terhadap jenis
pekerjaan yang perlu dinilai konsistensinya. Selanjutnya
meneliti dan melakukan analisis terhadap uraian Analisa
Teknis Satuan Pekerjaan tersebut, apabila dinilai tidak
konsisten dan/atau tidak wajar maka penawaran tidak
memenuhi syarat dan dalam evaluasi penawaran harus
dinyatakan gugur teknis.
g) Scan Surat dukungan material/bahan dari pabrikan
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
- Nama penyedia yang didukung sama dengan
penyedia yang memasukkan penawaran;
- Paket pekerjaan yang didukung sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
- Pernyataan kesediaan stock untuk pekerjaan yang
akan dilelangkan.
d. Pokja ULP (apabila diperlukan) dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu sebagaimana
tercantum dalam LDP ;
e. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas
atau meragukan, Pokja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta.
Dalam klarifikasi peserta tidak diperkenankan mengubah
substansi penawaran. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
f. Pokja ULP akan menyampaikan undangan klarifikasi melalui e-
mail Pokja ULP sesuai LDP kepada alat e-mail penyedia yang
terdapat pada formulir isian kualifikasi yang disampaikan
penyedia;
g. Ketidakhadiran peserta dapat menggugurkan penawaran;
h. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap
evaluasi harga; dan
i. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik
ada yang tidak memenuhi persyartan teknis maka Pokja ULP dapat
melakukan evaluasi terhadap penawaran terendah berikutnya
(apabila ada) dimulai dari evaluasi administrasi;
j. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus
evaluasi teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi
harga; dan
k. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi Teknis maka
pelelangan dinyatakan gagal
l. Terhadap peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis
dilanjutkan untuk dilakukan evaluasi harga.

27.5 Evaluasi Harga :


27.5.1 unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok
atau penting, dengan ketentuan:
a. Untuk kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan
Lumpsum dan Harga Satuan pada bagian harga satuan:
1) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar
dari 110% (seratus sepuluh perseratus) dari harga
satuan yang tercantum dalam HPS, dilakukan
klarifikasi. Apabila setelah dilakukan klarifikasi,
ternyata harga satuan tersebut dinyatakan timpang
maka harga satuan timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang
berlaku sesuai dengan harga dalam HPS;
2) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau
tidak ditulis dilakukan klarifikasi dan kegiatan
tersebut harus tetap dilaksanakan. Harganya
dianggap termasuk dalam harga satuan pekerjaan
lainnya;

27.5.2 Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan


sebagai berikut:
1) untuk sistem gugur dilakukan klarifikasi terhadap
hasil koreksi aritmatik, apabila ada
koreksi/perubahan;
2) klarifikasi dalam hal penawaran komponen dalam
negeri berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja
ULP dan/atau Daftar Inventarisasi Barang/Jasa
Produksi Dalam Negeri;
3) upah pekerja yang ditawarkan tidak boleh lebih
rendah dari Upah Minimum Kota yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pada tahun berjalan.
Sebagai acuan untuk upah pekerja ditetapkan bahwa
upah bulanan pekerjaan dikali 25 hari, dan dalam 1
hari 7 jam kerja efektif. Jika upah pekerja yang
ditawarkan oleh penyedia setelah dikonversikan
kedalam upah bulanan kurang dari upah minimum
kota yang ditetapkan maka penawaran dinyatakan
tidak wajar dan gugur harga;
4) klarifikasi kewajaran harga apabila harga penawaran
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) HPS dengan
ketentuan:
a) meneliti dan menilai kewajaran harga satuan
dasar meliputi harga upah, bahan, dan peralatan
dari harga satuan penawaran, sekurang-
kurangnya pada setiap mata pembayaran utama;
b) meneliti dan menilai kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur upah, bahan, dan
peralatan dalam Analisa Harga Satuan;
c) hasil penelitian huruf a. dan huruf b. digunakan
untuk menghitung harga satuan yang dinilai
wajar tanpa memperhitungkan keuntungan yang
ditawarkan;
d) harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk
menghitung total harga penawaran yang dinilai
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan; dan
e) total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d.
dihitung berdasarkan volume yang ada dalam
daftar kuantitas dan harga.
5) Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih
kecil dari hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), maka harga penawaran dinyatakan tidak
wajar dan gugur harga.
6) Apabila total harga penawaran lebih besar dan/atau
sama dengan dari hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), maka harga penawaran
dinyatakan wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk
sebagai pemenang pelelangan, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS.
7) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), penawarannya digugurkan
dan Jaminan Penawaran dicairkan dan disetorkan ke
kas Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam Daftar
Hitam.

27.5.3 Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan


produksi dalam negeri dengan ketentuan:
a. rumus penghitungan sebagai berikut:
 1 
HEA     HP
 1  KP 
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi
Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran (Harga Penawaran yang
memenuhi persyaratan lelang dan telah
dievaluasi).

b. dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan


HEA yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah
sebagai pemenang;

c. pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga


Penawaran dan hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk
keperluan perhitungan HEA guna menetapkan peringkat
pemenang pelelangan.

27.5.4 apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi


aritmatik ada yang tidak memenuhi evaluasi harga maka
Pokja ULP dapat melakukan evaluasi terhadap penawar
terendah berikutnya (apabila ada) dimulai dari evaluasi
administrasi;

27.5.5 apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus
evaluasi harga, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi kualifikasi; dan

27.5.6 apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi harga maka
pelelangan dinyatakan gagal.
27.5.7 Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar
akibat terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama (kolusi/ persekongkolan), maka
pelelangan dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.

27.5.8 Dalam hal terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga


penawaran yang sama, maka Pokja ULP memilih peserta
yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar dan hal ini
dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.

27.5.9 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai


calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
(apabila ada), dengan ketentuan dimulai dari penawaran
harga atau penawaran harga terkoreksi yang terendah.

28 Klarifikasi dan 28.1 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dalam hal
Negosiasi dan peserta yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga);
Teknis dan
Harga 28.2 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan bersamaan
dengan evaluasi;
28.3 Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dilakukan dengan
ketentuan:
a. Dilakukan terhadap 2 (dua) peserta (jika ada) secara terpisah
untuk mendapatkan harga yang wajar serta dapat
dipertanggungjawabkan;
b. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga hanya dilakukan
terhadap pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan
atau Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan pada bagian harga
satuan;
c. Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan terhadap pekerjaan
yang menggunakan Kontrak Lumpsum atau Gabungan Lump
Sum dan Harga Satuan pada bagian lumpsum;
d. Untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan,
penawaran harga setelah koreksi aritmatik yang melebihi HPS
tidak dinyatakan gugur sepanjang hasil klarifikasi dan negosiasi
teknis dan harga tidak melampaui nilai total HPS.

28.4 Dalam hal seluruh peserta tidak menyepakati klarifikasi dan


negosiasi teknis dan harga maka pelelangan dinyatakan gagal.

29 Evaluasi 29.1 Evaluasi kualifikasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang


Kualifikasi serta calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

29.2 Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan


menggunakan metode sistem gugur.

29.3 Pakta integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta


sebelum pemasukan penawaran (untuk peserta yang melakukan
kemitraan/ KSO).

29.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan


dalam Bab VIII Dokumen Pengadaan ini.

29.5 Peserta dinyatakan memenuhi persyaratan kualifikasi apabila


memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Lembar Data
Kualifikasi (LDK) dokumen pengadaan ini.

29.6 Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka
dilakukan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah
substansi formulir isian kualifikasi.

29.7 Evaluasi kualifikasi dalam proses pascakualifikasi sudah


merupakan ajang kompetisi, maka data yang kurang tidak dapat
dilengkapi.

29.8 Apabila tidak ada yang lulus evaluasi kualifikasi, pelelangan


dinyatakan gagal.

30 Pembuktian 30.1 Pokja ULP menyampaikan undangan pembuktian kualifikasi


Kualifikasi melalui alamat elektroni(e-mail) peserta (setiap peserta diharapkan
mengecek inbox atau spam e-mailnya)/pengumuman di LPSE,
ketidak tahuan peserta terhadap undangan pembuktian kualifikasi
yang disampaikan serta gagalnya pengiriman undangan yang
diakibatkan alamat elektronik/e-mail peserta sudah tidak aktif
(baca: “tidak berlaku lagi”) menjadi resiko dan tanggung jawab
peserta pelelangan.
30.2 Alamat e-mail pokja yang berlaku dalam proses pengadaan ini
sesuai yang tercantum dalam LDP.

30.3 Yang hadir pada pembuktian kualifikasi harus Direktur Perusahaan


atau Kuasa Direktur yang namanya tercantum dalam akte
perusahaan, apabila tidak hadir dalam undangan ini sesuai jadwal
dinyatakan gugur.

30.4 Pembuktian kualifikasi terhadap calon pemenang serta calon


pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).

30.5 Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline).


30.6 Apabila peserta tidak dapat menghadiri pembuktian kualifikasi
dengan alasan yang dapat diterima, maka Pokja ULP dapat
memperpanjang waktu evaluasi dan pembuktian kualifikasi
sekurang-kurangnya 1 (satu) hari kerja.
30.7 Alasan peserta untuk tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi,
harus disampaikan secara tertulis baik elektronik atau non
elektronik kepada Pokja ULP.
30.8 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan cara melihat dokumen
asli dan meminta salinan dokumennya.
30.9 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada
penerbit dokumen dan pemilik dokumen, apabila diperlukan.

30.10 Dalam pembuktian kontrak kerja asli yang terdapat pada lembar
data pengalaman kerja dalam isian kualifikasi, calon pemenang
lelang wajib menunjukan dokumen Berita Acara serah Terima
Pekerjaan Pertama/Provisional Hand Over (PHO) dan Berita Acara
Serah Terima Kedua/Final Hand Over (FHO).

30.11 Apabila hasil pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data,


peserta digugurkan, badan usaha dan/atau pengurusnya atau
peserta perorangan dimasukkan dalam Daftar Hitam, serta
dilaporkan kepada Kepolisian atas perbuatan pemalsuan tersebut.
30.12 Apabila calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan/atau
calon pemenang cadangan 2 yang tidak hadir dalam pembuktian
kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
dianggap mengundurkan diri, maka:
a) Dibatalkan sebagai calon pemenang; dan
b) Dimasukkan dalam daftar hitam.

30.13 Apabila calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan/atau


calon pemenang cadangan 2 mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan maka:
b) Dibatalkan sebagai calon pemenang; dan
c) Dimasukkan dalam daftar hitam.

30.14 Apabila tidak ada penawaran yang lulus pembuktian kualifikasi,


pelelangan dinyatakan gagal.
31 Berita Acara Pokja ULP membuat dan menandatangani Berita Acara Hasil Pelelangan
Hasil (BAHP) yang paling sedikit memuat:
Pelelangan a. Nama seluruh peserta;
b. Harga penawaran atau harga penawaran terkoreksi dari masing-
masing peserta;
c. Metode evaluasi yang digunakan;
d. Unsur-unsur yang dievaluasi;
e. Rumus yang dipergunakan (jika menggunakan sistem nilai);
f. Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu hal ikhwal
pelaksanaan pelelangan;
g. Jumlah peserta yang lulus dan tidak lulus pada setiap tahapan evaluasi;
h. Tanggal dibuatnya Berita Acara; dan
i. Pernyataan bahwa pelelangan gagal apabila tidak ada penawaran yang
memenuhi syarat.

F. PENETAPAN PEMENANG

32 Penetapan 32.1 Dalam hal peserta mengikuti beberapa paket pekerjaan yang
Pemenang dilelangkan oleh beberapa Pokja ULP dalam waktu yang bersamaan,
dan beberapa penawarannya terendah serta berdasarkan
kemampuan menangani paket (SKP), akan ditetapkan sebagai calon
pemenang oleh Pokja ULP pada paket berdasarkan alasan yang
menguntungkan negara (berdasarkan selisih antara harga
penawaran dengan HPS/cost saving)

32.2 Pokja ULP melakukan penetapan pemenang melalui aplikasi SPSE


setelah melalui pembahasan internal seluruh anggota Pokja ULP,
atau setelah ditetapkan PA secara offline untuk nilai paket di atas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Pokja ULP dapat
menetapkan pemenang lebih dari 1 (satu) penyedia sesuai ketentuan
yang terdapat dalam pada informasi paket dalam aplikasi SPSE.

32.3 Apabila terjadi keterlambatan dalam menetapkan pemenang dan


akan mengakibatkan Surat Penawaran dan Jaminan Penawaran
habis masa berlakunya, maka dilakukan konfirmasi kepada calon
pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) untuk
memperpanjang surat penawaran dan jaminan penawaran secara
tertulis sampai dengan perkiraan jadwal penandatanganan kontrak.
32.4 Calon pemenang, calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
yang tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dan Jaminan
Penawaran dianggap mengundurkan diri dan tidak dikenakan
sanksi.

33 Pengumuman Pokja ULP mengumumkan pemenang dan pemenang cadangan 1 dan 2


Pemenang (apabila ada) melalui aplikasi SPSE, di website sebagaimana tercantum
dalam LDP.

34 Sanggahan 34.1 Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan


sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan
pemenang kepada Pokja ULP dalam waktu yang telah ditetapkan
dengan disertai bukti terjadinya penyimpangan dan dapat
ditembuskan secara offline (di luar aplikasi SPSE) kepada PPK,
PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.

34.2 Sanggahan diajukan oleh peserta apabila terjadi penyimpangan


prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan prosedur yang diatur
dalam Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan
turunannya serta yang telah ditetapkan dalam Dokumen
Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi terjadinya persaingan
usaha yang sehat; dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja ULP dan/atau pejabat yang
berwenang lainnya.

34.3 Pokja ULP wajib memberikan jawaban secara elektronik atas semua
sanggahan paling lambat 3 (tiga) hari kalender setelah menerima
surat sanggahan.

34.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka Pokja ULP menyatakan


pelelangan gagal.

34.5 Sanggahan dianggap sebagai pengaduan, dalam hal:


b) Sanggahan disampaikan tidak melalui aplikasi SPSE (offline);
c) Sanggahan ditujukan bukan kepada Pokja ULP; atau
d) Sanggahan disampaikan diluar masa sanggah.

34.6 Sanggahan yang dianggap sebagai pengaduan tetap harus


ditindaklanjuti.

G. PENUNJUKAN PEMENANG

35 Penunjukan 35.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
Penyedia kepada PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar
Barang/Jasa untuk menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ).

35.2 PPK menerbitkan SPPBJ apabila pernyataan peserta pada formulir


isian kualifikasi masih berlaku, dengan ketentuan:
a. tidak ada sanggahan dari peserta;
b. sanggahan terbukti tidak benar; atau
c. masa sanggah berakhir.

35.3 PPK menginputkan data SPPBJ dan mengunggah hasil pemindaian


SPPBJ yang telah diterbitkan pada aplikasi SPSE dan mengirimkan
SPPBJ tersebut melalui aplikasi SPSE kepada Penyedia yang
ditunjuk

35.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima keputusan tersebut,


dengan ketentuan:
a. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan
yang dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP dan
masa penawarannya masih berlaku, yang bersangkutan tidak
dikenakan sanksi;
b. apabila yang bersangkutan mengundurkan diri dengan alasan
yang tidak dapat diterima secara obyektif oleh Pokja ULP dan
masa penawarannya masih berlaku, maka yang bersangkutan
dimasukkan dalam Daftar Hitam; atau
c. apabila yang bersangkutan tidak bersedia ditunjuk karena masa
penawarannya sudah tidak berlaku, maka peserta yang
bersangkutan tidak dikenakan sanksi.

35.5 Apabila pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri, maka


penunjukan pemenang dapat dilakukan kepada pemenang
cadangan sesuai dengan urutan peringkat, selama masa surat
penawaran pemenang cadangan masih berlaku atau sudah
diperpanjang masa berlakunya.

35.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri,


maka pelelangan dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah mendapat
laporan dari PPK.

35.7 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 4 (empat) hari kerja setelah
pengumuman penetapan pemenang, apabila tidak ada sanggahan.

35.8 SPPBJ harus diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah
semua sanggahan dan sanggahan banding dijawab.

35.9 Dalam SPPBJ disebutkan bahwa penyedia harus menyiapkan


Jaminan Pelaksanaan sebelum penandatanganan kontrak.

35.10 Dalam hal PPK tidak bersedia menerbitkan SPPBJ karena tidak
sependapat atas penetapan pemenang, maka diberitahukan
kepada PA/KPA untuk diputuskan dengan ketentuan:
a. apabila PA/KPA sependapat dengan PPK, dilakukan evaluasi
ulang atau pelelangan dinyatakan gagal; atau
b. apabila PA/KPA sependapat dengan Kelompok Kerja ULP,
PA/KPA memutuskan penetapan pemenang oleh Kelompok
Kerja ULP bersifat final, dan PA/KPA memerintahkan PPK
untuk menerbitkan SPPBJ
35.11 PPK menginputkan data kontrak dan mengunggah hasil
pemindaian dokumen kontrak yang telah ditandatangani pada
aplikasi SPSE.
35.12 Apabila Dana APBN Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan TA.2017 belum disahkan. SPPBJ dikeluarkan
menunggu pengesahan DIPA APBN Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan TA.2017

35.13 Apabila setelah pengesahan DIPA APBN Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan TA.2017 anggaran dana untuk pekerjaan
ini tidak dialokasikan maka proses pengadaan yang telah
dilakukan batal demi HUKUM dan peserta tidak dapat menuntut
ganti rugi dalam bentuk apapun.

36 BAHP, Berita 36.1 Pokja ULP menuangkan ke dalam BAHP atau Berita Acara
Acara Lainnya, tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan penyedia
dan secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau difasilitasi
Kerahasiaan aplikasi SPSE
Proses
36.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada
angka 36.1 diunggah (upload) oleh Pokja ULP menggunakan
menu upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.

36.3 Evaluasi penawaran yang disimpulkan dalam Berita Acara Hasil


Pelelangan (BAHP) oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai dengan
saat pengumuman pemenang.

H. PELELANGAN GAGAL DAN TINDAK LANJUT PELELANGAN GAGAL


37 Pelelangan 37.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal, apabila:
Gagal a. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
b. dalam evaluasi penawaran ditemukan bukti/indikasi terjadi
persaingan tidak sehat;
c. harga penawaran terendah terkoreksi untuk Kontrak Harga
Satuan atau Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan
lebih tinggi dari HPS;
d. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya dan aturan turunanya serta Dokumen
Pengadaan ternyata benar;
e. sanggahan dari peserta yang memasukkan Dokumen
Penawaran atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan
ternyata benar; atau
f. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2,
setelah dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau pembuktian kualifikasi.

37.2 PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, apabila:


a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam LDP sependapat dengan
PPK yang tidak bersedia menandatangani SPPBJ karena proses
Pelelangan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan dan aturan turunannya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan KKN yang melibatkan
Pokja ULP dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen Penawaran
atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen
Pengadaan Penyedia Barang/Jasa ternyata benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai dengan Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah beserta perubahan dan aturan turunannya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai atau menyimpang dari
Dokumen Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
mengundurkan diri; atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta perubahan dan aturan turunannya.

37.3 Menteri menyatakan pelelangan gagal, apabila Pengaduan


masyarakat atas terjadinya KKN yang melibatkan PA dan/atau
KPA, ternyata benar.

37.4 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka Pokja ULP


memberitahukan kepada seluruh peserta.
38 Tindak Lanjut 38.1 setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, PA/KPA, PPK
Pelelangan dan/atau Pokja ULP melakukan evaluasi penyebab terjadinya
Gagal pelelangan gagal, antara lain:
a. kemungkinan terjadinya persekongkolan;
b. adanya persyaratan yang diskriminatif;
c. spesifikasi teknis terlalu tinggi;
d. spesifikasi mengarah pada satu merk/produk tertentu, kecuali
suku cadang;
e. nilai total HPS pengadaan terlalu rendah;
f. nilai dan/atau ruang lingkup pekerjaan terlalu luas/besar;
dan/atau
g. kecurangan dalam pengumuman.

38.2 Pokja ULP berdasarkan hasil evaluasi menentukan langkah


selanjutnya, yaitu melakukan:
a. Evaluasi ulang;
b. Penyampaian ulang dokumen penawaran;
c. Pelelangan ulang; atau
d. Penghentian proses pelelangan.

38.3 Apabila hasil evaluasi penyebab terjadinya pelelangan gagal,


mengharuskan adanya perubahan Dokumen Pengadaan,
maka dilakukan pelelangan ulang dengan terlebih dahulu
memperbaiki Dokumen Pengadaan.

38.4 Pokja ULP menindaklanjuti pelelangan gagal dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Melakukan pelelangan ulang, apabila:
1) Semua penawaran terkoreksi yang disampaikan peserta
melampaui HPS;
2) Pelaksanaan pelelangan melanggar Peraturan Presiden No.
54 Tahun 2010 beserta perubahan dan aturan
turunannya.
b. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan tidak
sehat, maka dilakukan evaluasi ulang atau pengumuman ulang
untuk mengundang peserta baru selain peserta yang telah
memasukkan penawaran. Peserta yang terlibat terjadinya
persaingan tidak sehat, dikenakan sanksi dimasukkan dalam
Daftar Hitam;
c. Apabila pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Pengadaan, maka dilakukan pelelangan
ulang;
d. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran, maka
dilakukan penyampaian ulang Dokumen Penawaran atau
pelelangan ulang;
e. Apabila pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Pengadaan atau sanggahan dari peserta yang
memasukan Dokumen Penawaran atas kesalahan evaluasi
penawaran ternyata benar, maka dilakukan evaluasi ulang;
f. Apabila Sanggahan dari peserta yang memasukan Dokumen
Penawaran atas kesalahan substansi Dokumen Pengadaan
ternyata benar, maka setelah memperbaiki Dokumen
Pengadaan, dilakukan pelelangan ulang dengan
mengumumkan kembali dan mengundang peserta baru selain
peserta lama yang telah masuk dalam daftar peserta;
g. Apabila calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan
2 setelah dilakukan evaluasi, tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak
dapat diterima, maka Pokja ULP:
1) Mengundang ulang semua peserta yang tercantum dalam
daftar peserta kecuali peserta yang tidak hadir tersebut,
untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis, dan harga) dan/atau melakukan
pelelangan ulang untuk mengundang peserta baru;
2) Memberikan sanksi kepada peserta yang tidak hadir
tersebut berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.
h. Apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN dari calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 ternyata benar, diatur ketentuan
sebagai berikut:
1) Apabila PA, KPA, PPK, dan Kelompok Kerja ULP tidak
terlibat KKN, maka Kelompok Kerja ULP :
a) Mengundang ulang semua peserta yang tercantum
dalam daftar peserta yang tidak terlibat KKN, untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis dan harga); dan/atau
b) Melakukan pelelangan ulang untuk mengundang
peserta baru.
2) Apabila PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok Kerja ULP
terlibat KKN, maka dilakukan penggantian pejabat
dan/atau Pokja ULP yang terlibat KKN, kemudian Pokja
ULP pengganti:
a) Mengundang ulang semua peserta yang tercantum
dalam daftar peserta yang tidak terlibat KKN, untuk
mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis dan harga); dan/atau
b) Melakukan pelelangan ulang untuk mengundang
peserta baru.
3) Dalam hal Pokja ULP menemukan indikasi kuat adanya
persekongkolan diantara para peserta, maka Pokja ULP :
a) Meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa
koefisien dan harga satuan dasar upah, bahan dan alat
serta membandingkan dengan harga satuan pekerjaan
sejenis terdekat;
b) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya
persekongkolan; dan
c) Menghentikan proses pelelangan, apabila hasil
penelitian dan pemeriksaan mengarah kepada
terjadinya persekongkolan.
4) Peserta yang terindikasi bersekongkol dikenakan sanksi
digugurkan dalam proses pelelangan;
5) Peserta yang terbukti bersekongkol dikenakan sanksi:
a) Dimasukkan dalam daftar hitam; dan
b) Pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6) PA, KPA, PPK dan/atau Kelompok Kerja ULP yang terlibat
KKN/persekongkolan, dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
i. Apabila pelelangan gagal karena pengaduan masyarakat
atas terjadinya pelanggaran prosedur ternyata benar, maka
dilakukan penggantian pejabat dan/atau Pokja ULP yang
terlibat, kemudian:
1) Pokja ULP pengganti mengundang ulang semua peserta
untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap
(administrasi, teknis, dan harga); dan
2) PA, KPA, PPK, dan/atau anggota Pokja ULP yang terlibat,
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
j. Pelelangan gagal karena calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri, dilakukan
pelelangan ulang dengan cara sebagai berikut:
1) Mengundang peserta yang memenuhi syarat untuk
menyampaikan penawaran harga yang baru, apabila yang
memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga)
peserta (tidak termasuk yang mengundurkan diri); atau
2) Mengundang peserta lama dan mengumumkan kembali
untuk mendapatkan peserta baru yang memenuhi
syarat supaya mengajukan penawaran, apabila yang
memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak
termasuk yang mengundurkan diri); dan
3) Memberikan sanksi kepada peserta yang mengundurkan
diri berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.

k. Apabila dalam pelelangan ulang pesertanya kurang dari 3


(tiga), maka:
1) Proses pelelangan dilanjutkan dengan melakukan negosiasi
harga, dalam hal peserta yang memasukan penawaran
hanya 2 (dua); atau
2) Proses pelelangan dilanjutkan seperti proses Penunjukan
Langsung, dalam hal peserta yang memasukan penawaran
hanya 1 (satu).
l. Dalam hal Pelelangan ulang gagal, maka Pokja ULP dapat
melakukan Penunjukan Langsung berdasarkan persetujuan PA,
dengan tetap memperhatikan prinsip efisisensi, efektivitas, dan
akuntabilitas, dengan ketentuan:
1) Hasil pekerjaan tidak dapat ditunda;
2) menyangkut kepentingan/keselamatan masyarakat; dan
3) tidak cukup waktu untuk melakukan proses Pelelangan
dan pelaksanaan pekerjaan.
m. Apabila pelelangan ulang mengalami kegagalan dan tidak
memenuhi kriteria yang dimaksud pada huruf l) untuk
dilakukan Penunjukan Langsung:
1) Anggaran dikembalikan ke negara dalam hal waktu
sudah tidak mencukupi;
2) Dapat dilakukan pelelangan kembali dengan terlebih
dahulu melakukan pengkajian ulang penyebab pelelangan
ulang gagal apabila waktu masih mencukupi; atau
3) PA/KPA mengusulkan perubahan alokasi dananya
(revisi anggaran) untuk pekerjaan lain.
n. PA/KPA, PPK dan/atau ULP dilarang memberikan ganti
rugi kepada peserta pelelangan apabila penawarannya
ditolak/digugurkan/pelelangan dinyatakan gagal.

I. JAMINAN PELAKSANAAN

39 Jaminan 39.1 Jaminan Pelaksanaan diberikan Penyedia setelah diterbitkannya


Pelaksanaan SPPBJ dan sebelum penandatanganan Kontrak.

39.2 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan kepada Penyedia setelah:


a. penyerahan seluruh pekerjaan;
b. penyerahan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak; atau
c. pembayaran termin terakhir/bulan terakhir/sekaligus telah
dikurangi uang retensi sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak (apabila diperlukan).

39.3 Jaminan Pelaksanaan memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk bank perkreditan
rakyat), perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi yang
mempunyai program asuransi kerugian (suretyship) yang
sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
b. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO) sebagaimana tercantum
dalam LDP;
c. nama Penyedia sama dengan nama yang tercantum dalam surat
Jaminan Pelaksanaan;
d. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan tidak kurang dari nilai
jaminan yang ditetapkan;
e. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan dicantumkan dalam angka dan
huruf;
f. nama PPK yang menerima Jaminan Pelaksanaan sama dengan
nama PPK yang menandatangan kontrak;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket pekerjaan yang
tercantum dalam SPPBJ;
h. Jaminan Pelaksanaan harus dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai jaminan dalam jangka waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh penerbit Jaminan;
i. memuat nama, alamat dan tanda tangan pihak penjamin.

39.4 PPK mengkonfirmasi dan mengklarifikasi secara tertulis substansi


dan keabsahan/keaslian Jaminan Pelaksanaan kepada penerbit
jaminan.

39.5 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk menyerahkan Jaminan


Pelaksanaan dipersamakan dengan penolakan untuk
menandatangani Kontrak.

39.6 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan Jaminan Pelaksanaan


diatur dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

J. PENANDATANGANAN KONTRAK

40 Penanda- 40.1 Sebelum penandatanganan kontrak PPK wajib memeriksa apakah


tanganan pernyataan dalam Formulir Isian Kualifikasi masih berlaku. Apabila
Kontrak salah satu pernyataan tersebut tidak terpenuhi, maka
penandatanganan kontrak tidak dapat dilakukan.

40.2 Sebelum dilaksanakan penandatangan kontrak, penyedia wajib


menyerahkan daftar seluruh tenaga ahli dan tenaga terampil sesuai
dengan yang telah di sampaikan pada dokumen penawaran dan
sesuai dengan persyaratan pada dokumen pengadaan. Apabila
penyedia tidak dapat menyampaikan daftar seluruh tenaga ahli dan
tenaga terampil sampai batas akhir penandatanganan kontrak, maka
PPK dapat membatalkan kontrak. Dan penyedia dapat diusulkan
masuk ke dalam daftar hitam.

40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)


hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi diatas 80% (delapan puluh perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
penawaran atau penawaran terkoreksi; atau
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran atau
penawaran terkoreksi dibawah 80% (delapan puluh perseratus)
nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai total
HPS; dan
c. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai serah terima pertama
Pekerjaan Konstruksi.

40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi


Dokumen Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan
jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan
melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal kontrak tahun tunggal perubahan waktu pelaksanaan
pekerjaan melewati batas tahun anggaran, penandatanganan
kontrak dilakukan setelah mendapat persetujuan kontrak tahun
jamak.

40.6 PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi


substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan
paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam


Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut:
a. adendum Surat Perjanjian;
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran, beserta penawaran harga;
d. syarat-syarat khusus kontrak;
e. syarat-syarat umum kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar;
i. daftar kuantitas; dan
j. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.

40.8 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:


a. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia dibubuhi materai pada
bagian yang ditandatangani oleh PPK;
b. rangkap kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila
diperlukan.

40.9 Penandatanganan kontrak yang kompleks dan/atau bernilai di atas


Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah
draf kontrak memperoleh pendapat ahli hukum kontrak.

40.10 Pihak yang berwenang menandatangani kontrak atas nama penyedia


adalah direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus koperasi
yang disebutkan namanya dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar,
yang telah didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
40.11 Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan
perusahaan/pengurus koperasi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar, dapat menandatangani
Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah pengurus/karyawan
perusahaan/karyawan koperasi yang berstatus sebagai tenaga kerja
tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/pengurus atau pihak
yang sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani Kontrak.
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. LINGKUP 1. Pokja ULP : Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Paket Renovasi
PEKERJAAN Kantor Resort Putusibau Tahun 2018

2. Alamat Pokja ULP : Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 121 Pontianak

3. Website Satker: -

4. Website LPSE : http://lpse.menlhk.go.id

5. email Pokja: bpkh3pontianak@gmail.com

6. Nama paket pekerjaan: Renovasi Kantor Resort Putusibau Tahun 2018

7. Nilai HPS : Rp. Rp.344.700.000,00 (Tiga Ratus Empat Puluh Empat


Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah)

8. Uraian singkat pekerjaan: Sesuai dengan item pekerjaan yang


tercantum pada Bill of Quantity (BQ) dan spesifikasi teknis.

9. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 100 hari kalender sejak SPMK

B. SUMBER DANA 1. Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan:


APBN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan TA.2018.

C. JENIS KONTRAK 1. Kontrak berdasarkan cara pembayaran:


Kontrak Gabungan (Lumpsum dan Harga Satuan)

2. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran:


Kontrak Tahun Tunggal

3. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan:


Kontrak Pengadaan Tunggal

4. Kontrak berdasarkan jenis pekerjaan:


Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal

D. JADWAL Sebagaimana tercantum dalam aplikasi SPSE :


TAHAPAN
PEMILIHAN

E. PENINJAUAN Tidak dilakukan peninjauan lapangan.


LAPANGAN
F. MATA UANG 1. Mata uang yang digunakan Rupiah.
PENAWARAN
DAN CARA 2. Pembayaran dilakukan secara sekaligus setelah penyelesaian
PEMBAYARAN pekerjaan.

G. MASA Masa berlaku penawaran selama 45 hari kalender sejak batas akhir
BERLAKUNYA waktu pemasukan penawaran.
PENAWARAN
H. JADWAL Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE
PEMASUKAN
DOKUMEN
PENAWARAN
I. JAMINAN 1. Besarnya Jaminan Penawaran adalah: -
PENAWARAN
2. Jaminan penawaran berlaku selama : -

J. BATAS AKHIR Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


WAKTU
PEMASUKAN
PENAWARAN

K. PEMBUKAAN Lihat jadwal pemilihan dalam aplikasi SPSE


PENAWARAN

L. DOKUMEN 1. Scan/File Surat Penawaran yang didalamnya mencantumkan:


PENAWARAN a. Tanggal; dan
b. Masa berlaku penawaran

2. Daftar Kuantitas dan Harga (daftar kuantitas dan harga yang


disampaikan dalam format file excel (.xls) untuk memudahkan dalam
koreksi aritmatik);

3. File Metode Pelaksanaan;

4. File Jadwal dan Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan sampai dengan


serah terima pekerjaan pertama (PHO) (Format Jadwal dan Jangka
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan Lihat Lampiran 3 Dokumen Pengadaan
ini);

5. Spesifikasi Teknis;

6. Analisa harga satuan pekerjaan (untuk penawaran <80%);

7. Analisa Teknis Satuan Pekerjaan (untuk penawaran < 80%);

8. Daftar Personil Inti/tenaga ahli/teknis/terampil minimal yang


ditugaskan penuh untuk pelaksanaan pekerjaan:
Lihat Lampiran 1 Dokumen Pengadaan ini.

9. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan:
Lihat Lampiran 2 Dokumen Pengadaan ini.

M. AMBANG BATAS Tidak Menggunakan Ambang Batas Nilai Teknis


SISTIM GUGUR
N. SANGGAHAN, 1. Sanggahan disampaikan melalui aplikasi SPSE.
SANGGAHAN
BANDING DAN 2. Tembusan sanggahan dapat disampaikan di luar aplikasi SPSE
PENGADUAN (offline) ditujukan kepada:
a. PPK : Balai Konservasi SDA Kalimantan Barat ULP Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat
b. PA/KPA : Kepala Balai Konservasi SDA Kalimantan Barat Provinsi
Kalimantan Barat
c. APIP : Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI

3. Pengaduan disampaikan di luar aplikasi SPSE (offline) ditujukan


kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI

O. JAMINAN 1. Masa berlaku Jaminan Pelaksanaan selama 114 hari kalender sejak
PELAKSANAAN penandatanganan kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan ditujukan kepada PPK Balai Konservasi SDA


Kalimantan Barat ULP Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat.

3. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan disetorkan pada Kas Daerah.

P. JAMINAN UANG 1. Nilai Jaminan Uang Muka sebesar 30% dari Nilai Kontrak.
MUKA
2. Jaminan Uang Muka ditujukan kepada PPK Balai Konservasi SDA
Kalimantan Barat ULP Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat.

3. Jaminan Uang Muka dicairkan dan disetorkan pada Kas Negara.


BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup Nama Pokja ULP : Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi


Kualifikasi Paket Renovasi Kantor Resort Putusibau
Tahun 2018
Alamat Pokja ULP : Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 121 Pontianak

Website Satker : -

Website LPSE : http://lpse.menlhk.go.id


Nama Paket : Renovasi Kantor Resort Putusibau Tahun
Pekerjaan 2018

B. Persyaratan 1. peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat izin usaha yang
Kualifikasi dikeluarkan oleh instansi berwenang dan masih berlaku sesuai
peraturan perundang-undangan:
- SBU (Klasifikasi Bangunan Gedung Kualifikasi Kecil (Keabsahan
SBU yang dapat digunakan pada pelelangan ini yaitu yang
tercantum dalam Sistem Informasi LPJK dengan alamat
www.lpjk.net dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku) yang masih berlaku, Surat Keterangan
perpanjangan tidak dapat digunakan (Peraturan LPJK No. 10
Tahun 2013);
- IUJK (Ijin Usaha Jasa Konstruksi) yang masih berlaku, surat
keterangan perpanjangan tidak dapat digunakan;

2. Memiliki Akte pendirian dan akte perubahan terakhir (jika ada);


3. Salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak
masuk dalam Daftar Hitam;

4. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun


terakhir (SPT Tahunan), yaitu Tahun 2016;

5. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia


dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

6. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk


usaha Mikro, Usaha Kecil serta koperasi kecil.

7. tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya


tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

8. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman (dibuktikan dengan surat keterangan domisili yang
dikeluarkan oleh kelurahan setempat);

9. menyampaikan data pekerjaan yang sedang dikerjakan (apabila


ada).
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN USAHA


CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha]

Nomor : _______, _____________ 20___


Lampiran :

Kepada Yth.:
Kelompok Kerja Pengadaan Jasa Konstruksi Paket Renovasi Kantor BKSDA Kalimantan Barat

di-
PONTIANAK

Perihal : Penawaran Pekerjaan Renovasi Kantor BKSDA Kalimantan Barat

Sehubungan dengan pengumuman Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi


dan Dokumen Pengadaan nomor S. /BPKH.III/S tanggal Mei 2018 dan setelah kami
pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan
[serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk
pekerjaan Renovasi Kantor Resort Putusibau Tahun 2018 sebesar Rp_______________
(__________________________).
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Penawaran ini berlaku selama ____ (________________) hari kalender sejak batas
akhir pemasukan dokumen penawaran ini.
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:
1. Scan Jaminan Penawaran;
2. File/scan Daftar Kuantitas dan Harga;
3. Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra;
4. File/scan Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;
c. Daftar Harga Satuan Dasar Upah, bahan, dan peralatan;
d. Daftar Personil Inti;
e. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan;
f. Surat Dukungan Bahan/Material;
g. Spesifikasi teknis;
h. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan (jika disyaratkan).
5. Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), apabila
memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga; dan
6. Dokumen Kualifikasi yang dikirim melalui formulir elektronik isian kualifikasi pada
aplikasi SPSE;
7. Pakta Integritas (untuk penyedia yang bermitra)
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan
akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan serta
Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila
dana dalam dokumen anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup
tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)____________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

.........................
Jabatan
B. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI (KSO)

CONTOH
SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/
KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pelelangan pekerjaan ________________ yang pembukaan


penawarannya akan dilakukan di ________________ pada tanggal ________ 20__, maka
kami:
______________________________ [nama peserta 1]
______________________________ [nama peserta 2]
______________________________ [nama peserta 3]
______________________________ [dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara bersama-sama
dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:


1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO adalah
________________
b. Menunjuk ____________________________ [nama peserta 1] sebagai perusahaan
utama (leading firm) untuk kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan
atas nama kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung jawab baik
secara bersama-sama atau masing-masing atas semua kewajiban sesuai ketentuan
dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO adalah:
_______________ [nama peserta 1] sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 2] sebesar _____ % (___________ persen)
_______________ [nama peserta 3] sebesar _____ % (___________ persen)
_________________________________ [dst]
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian sesuai
sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan, dan kerugian dari
kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik selama masa
penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis
terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan persetujuan bersama secara
tertulis dari masing-masing anggota kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota kemitraan/KSO
akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua aspek pelaksanaan dari
perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa keuangan, perintah pembelian, tanda
terima, daftar peralatan dan tenaga kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan
lain-lain.
6. Wewenang menandatangani untuk dan atas nama kemitraan/KSO diberikan kepada
_________________________ [nama wakil peserta] dalam kedudukannya sebagai
direktur utama/direktur pelaksana _________________________ [nama peserta 1]
berdasarkan persetujuan tertulis dari seluruh anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila pelelangan tidak
dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap ____ (_______) yang masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama.
DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan tanda tangan
di _________ pada hari __________ tanggal __________ bulan ____________, tahun
________________________

[Peserta 1] [Peserta 2]

(_______________) (________________)

[Peserta 3] [dst

(________________) (________________)]
Catatan:
Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi ini harus dibuat diatas kertas
segel/bermaterai
C. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS (UNTUK 1 (SATU) FILE)

Dokumen Penawaran Teknis

Bentuk dokumen penawaran teknis harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan sesuai
bab III point 15.1.f dokumen pengadaan ini.
D. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN), apabila diberikan preferensi harga

FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI


(TKDN)
Nilai Gabungan Barang/Jasa (Rp) TKDN
Uraian Pekerjaan Total Barang/
DN LN Ribu % Gabungan
Jasa
Rp KDN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Barang
I. Material Langsung
(Bahan baku) (1A) (1B) (1C) (1D) (1E) (1F)
II. Peralatan (Barang jadi) (2A) (2B) (2C) (2D) (2E) (2F)
A. Sub Total Barang (3A) (3B) (3C) (3D) (3E) (3F)
Jasa
III. Manajemen Proyek
dan Perekayasaan (4A) (4B) (4C) (4D) (4E) (4F)
IV. Alat Kerja / Fasilitas
Kerja (5A) (5B) (5C) (5D) (5E) (5F)
V. Konstruksi dan
Fabrikasi (6A) (6B) (6C) (6D) (6E) (6F)
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D) (7E) (7F)
B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D) (8E) (8F)

C. TOTAL Biaya (A + B) (9A) (9B) (9C) (9D) (9E) (9F)

Formulasi perhitungan:

Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)


Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
% TKDN (Gabungan
= +
Barang dan Jasa)
Nilai Jasa Total(8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[tanda tangan]

[nama wakil sah badan usaha]


E. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)

CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONSTRUKSI(RK3K)
[Logo & Nama
[digunakan untuk usulan penawaran]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3

A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa
harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan
identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3.
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
halaman : ….. / …..
(Contoh Pengisian)

PENGENDALIAN RISIKO
NO URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA SASARAN K3 PROYEK PROGRAM SUMBER DAYA
K3

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 Pekerjaan galian pada Tertimbun Nihil kecelakaan fatal 1.1 Penggunaan turap 1. Bahan (Turap, peralatan kerja, dll)
basement bangunan gedung 2. SDM (diisi dengan jumlah SDM yang
dengan kondisi tanah labil diperlukan dan kualifikasi sesuai dengan yang
dibutuhkan)

1.2 Menyusun instruksi 1. SDM menyusun instruksi kerja


kerja 2. Sosialisasi instruksi kerja (..... kali)
1.3 Menggunakan rambu Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan 1. Instruktur
kepada pekerja 2. Materi/modul

Ketentuan Pengisian Tabel 1:


1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan (terlampir);
2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran;
B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain
sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

C. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab
Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1
kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;

PT/CV/Firma.........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan
ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONSTRUKSI(RK3K)
[Logo & Nama
[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan
skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara
konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan

C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuatIdentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan
disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction
Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PENANGGUNG
JAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..

PENILAIAN RISIKO PENANGGUNG


URAIAN IDENTIFIKAS SKALA PENGENDALIAN JAWAB
NO KEKERAPA KEPARAH TINGKAT
PEKERJAAN I BAHAYA PRIORITAS RISIKO K3
N AN RISIKO (Nama Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pekerjaan galian Tertimbun 3 3 9 1 1.1. Penggunaan turap
pada basement (Tinggi) Pengawas lapangan/ quality
bangunan 1.2. Menggunakan engineer
gedung dengan metode pemancangan
kondisi tanah 1.3. Menyusun
labil instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan dan
barikade
1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam
dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item pekerjaan
yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang
mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan:
prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil).
Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut menjadi
prioritas utama (peringkat 1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko menggunakan
hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD),
diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum memperhitungkan penilaian
risiko dan skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/ bahan
sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun
pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau
material yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil untuk
bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk
menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk
bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi
terpaparnya/ tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan
menggunakan telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu
keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus dipakai
oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan
pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.

C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya


Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai
acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut
:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan
konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang
disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana Tabel
2.Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian, monitoring,
dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan
Program K3.
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

SASARAN KHUSUS PROGRAM


URAIAN PENGENDALIAN TOLOK SUMBER JANGKA
NO URAIAN INDIKATOR PENANGGUNG
PEKERJAAN RISIKO UKUR DAYA WAKTU MONITORING
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan galian 1.1. Penggunaan Seluruh Penggunaan - Bahan Sebelum Turap Checklist Pengawas
pada basement turap pekerjaan turap (Turap, bekerja harus terpasang sesuai /petugas terkait
bangunan galian memenuhi peralatan sudah lengkap gambar dan
gedung dengan dipastikan spesifikasi kerja, dll yang spesifikasi
kondisi tanah memenuhi …… terkait)
labil prinsip (ditetapkan - SDM sesuai
keselamatan quality dengan
enginering) kebutuhan

1.2. Tersedianya Sesuai Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality


Menggunakan metode dengan (manual pelaksanaan melaksanakan Enginering
metode metode yang instruction/pe sesuai metode
pemancangan telah tunjuk kerja
ditetapkan
1.3. Menyusun Tersedianya Sesuai Dokumen Sesuai jadwal Tertib Checklist Quality
instruksi kerja instruksi kerja dengan petunjuk kerja pelaksanaan melaksanakan Enginering
pekerjaan galian instruksi petunjuk kerja
kerja
SASARAN KHUSUS PROGRAM
URAIAN PENGENDALIAN TOLOK SUMBER JANGKA
NO URAIAN INDIKATOR PENANGGUNG
PEKERJAAN RISIKO UKUR DAYA WAKTU MONITORING
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.4. Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
Menggunakan galian barikade barikade bekerja harus standar
rambu diberikan standar - SDM sesuai sudah lengkap
peringatan dan rambu dan (Dicari dengan
barikade barikade contor dari kebutuhan
standar jasa marga,
NFPA)
1.5. Melakukan Seluruh Lulus tes Instruktur, Sebelum 100% lulus dan Evaluasi hasil Petugas K3, unit
pelatihan kepada pekerja terkait dan paham program, bekerja harus paham penyuluhan/pel pelatihan/HRD
pekerja telah mengenai materi/modul sudah terlatih atihan
mengikuti sistem , tes
pelatihan dan keselamatan pemahaman,
penyuluhan galian dan peserta.

1.6 Pengunaan Seluruh - SNI helm, Masker, Sebelum 100% sesuai Disediakan Inspektor
APD yang sesuai pekerja masker & sepatu bekerja harus standar petugas yang K3/petugas
menggunakan sepatu keselamatan, sudah lengkap melakukan pengawas
APD standar (Dicari) pelindung pengawasan pelaksanaan
- Jumlah kepala selama pekerjaan
pekerja pekerjaan
galian
berlangsung
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang
tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap
pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun
kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program
kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program
kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan
program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka
memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi sepanjang waktu
pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program

D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup
seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur
Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada
contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab.

E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang
dilaksanakan pada bagian D. (Pengendalian Operasional) berdasarkan upaya
pengendalian pada bagian C (Perencanaan K3) sesuai dengan uraian Tabel 2. (sasaran
dan program K3).

F. Tinjauan Ulang K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan dengan
kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan pada tabel 2.
Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan/Team Leader]

( …………………………)
Penyedia Jasa
F. BENTUK RINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN (HSP)
CONTOH
Jenis pekerjaan : ....................
Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran

Harga
Kuantitas/ Satuan Harga
No. Uraian Satuan
Koefisien Dasar (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
-
Sub jumlah I .........
II Bahan/Material
-
-
Sub jumlah II .........
III Peralatan
-
-
Sub jumlah III .........
Sub jumlah (I+II+III) .........
IV Lain-lain
- Biaya umum1 .....% x Sub jumlah
- Keuntungan (I+II+III)
.....% x Sub jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV .........
Jumlah Harga = I+II+III+IV .........
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga penawaran di bawah
80% dari HPS

1 Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
G. BENTUK ANALISA TEKNIS SATUAN PEKERJAAN
Jenis pekerjaan : ....................
Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran

Kuantitas/
No. Uraian Satuan
Koefisien
(1) (2) (3) (4)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
-
II Bahan/Material
-
-
III Peralatan
-
-

Catatan:
Hanya diperlukan untuk evaluasi teknis, apabila harga penawaran di bawah 80% dari
HPS
H. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas, kecuali untuk peserta dengan
Kemitraan/KSO

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
2. Nama : _____________________ [nama wakil sah badan usaha]
No.Identitas : ___________ [diisi dengan no. KTP/SIM/Paspor]
Jabatan : __________________________
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ___________________ [pilih yang
untuk dan sesuai dan cantumkan nama]
atas nama
3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan _________ [isi nama paket] pada ________ [isi sesuai dengan
K/L/D/I] dengan ini menyatakan bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);

2. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan, dan profesional untuk
memberikan hasil kerja terbaik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

3. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, bersedia
menerima sanksi administratif, menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
digugat secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]

[tanda tangan], [tanda tangan], [tanda tangan],


[nama lengkap] [nama lengkap] [nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]


I. DATA ISIAN KUALIFIKASI

Isian Data Kualifikasi bagi Peserta selain anggota Kemitraan/KSO berbentuk Form Isian
Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE

[FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI UNTUK KEMITRAAN/KSO]

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ___________________ [nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : _____________ [diisi sesuai jabatan dalam akta notaris]
Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi _______________________
untuk [pilih yang sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
dan atas nama
Alamat : ___________________________________
Telepon/Fax : ___________________________________
Email : ___________________________________

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum bertindak untuk dan atas nama perusahaan/


koperasi/kemitraan/KSO berdasarkan _______________ [akta pendirian/ anggaran
dasar/surat kuasa/Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi, disebutkan secara jelas
nomor dan tanggal akta pendirian/anggaran dasar/surat kuasa/Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi];
2. saya bukan sebagai pegawai K/L/D/I [bagi pegawai K/L/D/I yang sedang cuti diluar
tanggungan K/L/D/I ditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai K/L/D/I
yang sedang cuti diluar tanggungan K/L/D/I”] ;
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan kepentingan dengan para
pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam, tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam
Daftar Hitam;
7. data-data badan usaha yang saya wakili adalah sebagai berikut:

A. Data Administrasi

1. Nama Badan Usaha : _____________________


2. Status : Pusat Cabang

Alamat Kantor Pusat : _____________________


_____________________

3. No. Telepon : _____________________


No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________
Alamat Kantor Cabang : _____________________
_____________________
4. No. Telepon : _____________________
No. Fax : _____________________
E-Mail : _____________________

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi


a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________
: _______________
d. Nomor Pengesahan
Kementerian Hukum dan
HAM (untuk yang
berbentuk PT)
2. Akta/Anggaran Dasar
Perubahan Terakhir
a. Nomor : _______________
b. Tanggal : _______________
c. Nama Notaris : _______________

C. Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. Identitas Jabatan dalam Badan Usaha

D. Izin Usaha
1. No. Surat Izin Usaha ________ : _______Tanggal ______
2. Masa berlaku izin usaha : __________
3. Instansi pemberi izin usaha : __________
4. Kualifikasi Usaha : ___________
5. Klasifikasi Usaha : ___________

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)

1. No. Surat Izin _________ : _____________ Tanggal ________


2. Masa berlaku izin : _______________
3. Instansi pemberi izin : _______________

F. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk CV/Firma)

No. Nama No. Identitas Alamat Persentase


2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib Pajak : _______________


b. Bukti Laporan Pajak Tahun
: No. _______ Tanggal _______
terakhir

G. Data Personalia (Tenaga ahli/teknis/terampil badan usaha)

Jabatan Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat Pengalaman Profesi/
No Nama dalam Sertifikat/
lahir Pendidikan Kerja (tahun) keahlian
pekerjaan Ijazah
1 2 3 4 5 6 7 8

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan [cantumkan jika disyaratkan oleh Pokja ULP]

Kapasitas
Jenis atau Merk Status
Tahun Kondisi Lokasi
No. Fasilitas/Peralatan/ Jumlah output dan Kepemilikan/Dukungan
pembuatan (%) Sekarang
Perlengkapan pada tipe Sewa
saat ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9

I. Data Pengalaman Perusahaan


(nilai paket tertinggi pengalaman sesuai sub bidang yang dipersyaratkan dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir)

Pemberi Tugas / Tanggal Selesai


Pejabat Pembuat Kontrak Pekerjaan
Nama Sub Ringkasan Komitmen Berdasarkan
No. Paket Bidang Lingkup Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat/ No /
Nama Nilai Kontrak Serah
Telepon Tanggal
Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir
(untuk perusahaan yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru
berdiri kurang dari 3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini)

Tanggal Selesai
Pemberi Tugas / Pejabat
Kontrak Pekerjaan
Pembuat Komitmen
Nama Ringkasan Berdasarkan
No. Paket Lingkup Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Alamat/ No / BA Serah
Nama Nilai Kontrak
Telepon Tanggal Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

K. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan

Pemberi Tugas /
Pejabat Pembuat Kontrak Progres Terakhir
Nama Bidang/Sub Komitmen
No. Paket Bidang Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan Kontrak Prestasi
Alamat/ No /
Nama Nilai (rencana) Kerja
Telepon Tanggal
% %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : __________
Tanggal : __________
Nama Bank : __________
Nilai : __________

Demikian Formulir Isian Kualifikasi ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang saya sampaikan
tidak benar dan ada pemalsuan, maka saya dan badan usaha yang saya wakili bersedia
dikenakan sanksi berupa sanksi administratif, sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
__________ [tempat], __ [tanggal] __________ [bulan] 20__ [tahun]

PT/CV/Firma/Koperasi
__________ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha )


[jabatan pada badan usaha]
J. SURAT PERNYATAAN PERSONIL

SURAT PERNYATAAN PERSONIL

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : __________________________________________
No. KTP : __________________________________________
Alamat : __________________________________________
No. Telepon : __________________________________________

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia ditugaskan secara penuh pada posisi
_____________ untuk paket pekerjaan _____________ pada Perusahaan PT/CV
_____________ dan saat ini tidak sedang terikat kontrak pada paket pekerjaan lain
maupun perusahaan lain.
Jika dikemudian hari ditemukan data yang tidak benar maka saya bersedia dikenakan
sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh rasa tanggung
jawab.

____________,_____20__

Yang membuat pernyataan,


Materai
Rp.6000

(__________)
[nama jelas]
Menyetujui:
__________[nama Perusahaan PT/CV]

(__________)
[nama direktur perusahaan]
NB:
- Disertai Fotocopy KTP Personil yang bersangkutan
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI

I. Petunjuk Pengisian untuk peserta mengikuti petunjuk dan penggunaan aplikasi


SPSE (User Guide ).
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing – masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing – masing
kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi
sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha (perusahaan/koperasi) peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor pusat yang dapat
dihubungi.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan email kantor cabang yang
dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor cabang.

B. Landasan Hukum Pendirian Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta pendirian
perusahaan/anggaran dasar koperasi serta untuk badan usaha yang berbentuk
Perseroan Terbatas diisi nomor pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta perubahan terakhir
badan usaha, apabila ada. Khusus untuk Perseroan Terbatas, jika terdapat
perubahan nama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, pada Pembuktian
Kualifikasi peserta diminta menunjukan asli dan memberikan salinan Bukti
Pemberitahuan dari Notaris selaku Kuasa Direksi yang telah diajukan melalui
Sisminbakum atas Akta Perubahan Terakhir.
C. Pengurus Badan Usaha
Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, dan jabatan dalam badan usaha.

D. Izin Usaha
(Jenis izin usaha disesuaikan dengan bidang usaha dan peraturan perundang-
undangan, contohnya : Izin Usaha di bidang Konstruksi adalah Izin Usaha Jasa
Kontruksi (IUJK).

Untuk persyaratan perizinan bagi Penyedia Asing disesuaikan dengan praktek bisnis
internasional dan/atau ketentuan negara asal Penyedia)

Tabel izin usaha:


1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku surat izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
4. Diisi dengan kualifikasi usaha.
5. Diisi dengan klasifikasi usaha.

E. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan)


1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.
F. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP/SIM/Paspor, alamat pemilik saham/pesero, dan
persentase kepemilikan saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun terakhir berupa
SPT Tahunan.
c. Persyaratan pemenuhan kewajiban pajak tahun terakhir dengan penyampaian
SPT Tahunan dan SPT Masa dapat diganti oleh peserta dengan penyampaian
Surat Keterangan Fiskal (SKF) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak
dengan tanggal penerbitan paling lama 1 (satu) bulan sebelum tanggal mulai
pemasukan dokumen kualifikasi.
G. Data Personalia
Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan
(SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah dilaksanakan, lama
pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan Surat Keterangan Ahli/Surat
Keterangan Terampil dan tahun penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga
ahli/teknis/terampil yang diperlukan. Pada saat pembuktian kualifikasi harus
membawa Ijazah, Sertifikat Keahlian/ketrampilan.

H. Data Fasilitas/Peralatan/Perlengkapan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai pada saat ini,
merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi (dalam persentase), lokasi keberadaan saat
ini dan status kepemilikan (milik sendiri/sewa beli/dukungan sewa) dari masing-
masing fasilitas/peralatan/ perlengkapan yang diperlukan. Bukti status kepemilikan
asli harus dapat ditunjukkan pada waktu Pembuktian Kualifikasi.

I. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, sub bidang pekerjaan yang dipersyaratkan,
ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan
nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita
Acara serah terima (PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh)
tahun terakhir. Data ini digunakan untuk menghitung Kemampuan Dasar (KD) pada
paket pekerjaan usaha non kecil.

J. Data Pengalaman Perusahaan Dalam Kurun Waktu 4 Tahun Terakhir


Diisi dengan nama paket pekerjaan, ringkasan lingkup pekerjaan, lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan
berdasarkan kontrak, dan tanggal Berita Acara Serah Terima (PHO), untuk perusahaan
yang telah berdiri 3 tahun atau lebih. Untuk perusahaan yang baru berdiri kurang dari
3 tahun tidak wajib mengisi tabel ini.
K. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan
Diisi dengan nama paket pekerjaan, bidang/sub bidang pekerjaan dan lokasi tempat
pelaksanaan pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat
Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, serta persentase progres menurut
kontrak, dan prestasi kerja terakhir. Data ini digunakan untuk menghitung Sisa
Kemampuan Paket (SKP).
L. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat dukungan
keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
paket (HPS).

M. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota kemitraan/KSO
wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-masing kualifikasi badan
usahanya.
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut:
1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
ditandatangani oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO;

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

3. perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan


pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan atau peserta perorangan
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya atau peserta
perorangan tidak masuk dalam Daftar Hitam;

5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun pajak terakhir
(SPT Tahunan);
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi peserta Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan koperasi kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

7. memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk Usaha Mikro,
Usaha Kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada subbidang pekerjaan yang
sesuai untuk usaha non-kecil;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank pemerintah/swasta


untuk mengikuti pengadaan Pekerjaan Konstruksi paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total paket (HPS);

11. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:


a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan/KSO dan perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 10 dilakukan untuk
setiap perusahaan yang melakukan kemitraan/KSO;
12. untuk usaha non-kecil, memiliki Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang
sejenis dan kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub bidang pekerjaan yang sesuai
dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari perusahaan
yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub bidang pekerjaan, nilai kontrak dan
status peserta pada saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan
sekarang (present value) menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat
serah terima pertama
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima
pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (apabila
belum ada, dapat dihitung dengan regresi linier berdasarkan
indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan komponen terbesar
dari pekerjaan;

13. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan:


a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
Untuk usaha kecil:
KP = 5
Untuk usaha non kecil:
KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada
saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP dari semua
perusahaan yang bermitra/KSO;

14. persyaratan kualifikasi lainnya yang disampaikan dalam LDK

B. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan dan data isian peserta dalam
Dokumen Kualifikasi dengan data kualifikasi peserta yang tercantum pada aplikasi
SPSE dalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
C. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka Pokja ULP dapat
meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh
mengubah substansi Data Kualifikasi yang telah dikirmkan melalui aplikasi SPSE.

D. Evaluasi kualifikasi sudah merupakan kompetisi, maka data kualifikasi yang kurang
tidak dapat dilengkapi.
Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Personil Inti, Subpenyedia dan Peralatan

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja,
minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]

- Subpenyedia yang ditunjuk: [cantumkan nama Subpenyedia (jika ada) berikut uraian
personilnya seperti uraian personil Penyedia di atas]

- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk
pelaksanaan pekerjaan]
BAB IX. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Keterangan

Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan terlampir

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan
ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Teknis Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan bangunan
konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan permanen maupun untuk
pekerjaan sementara atau penunjang, dan menetapkan spesifikasi teknis setiap
jenis bahan yang boleh digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan cara
penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan
limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang
berlaku;
d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik
pembuatnya, atau dari sumber-sumber yang berkompeten dan/ atau
berwenang.
11. Spesifikasi Teknis Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan perkakas yang
akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi, maupun peralatan permanen
kelengkapan bangunan konstruksi dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis
alat yang harus digunakan tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin dipilih yang
paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah penggunaan dan
perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara penggunaan dan
pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

12. Spesifikasi Teknis Proses/Kegiatan:


a. PPK harus mengidentifikasi bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan
pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang harus
dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil bahaya
dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih aman dan
selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang
berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya (Job Safety
Analysis) dan harus dilakukan tindakan pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur ijin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.

13. Spesifikasi Teknis Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode konstruksi/ metode
pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara,
yang sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh
pekerja dan oprator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metoda kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat
bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus diidentifikasi
bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika semua
faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan
pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan
gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh
pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat dan aman. Misalnya untuk
pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja
(platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung
diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar pekerja
terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-jawabkan, baik dari standar
yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium
maupun pendapat ahli terkait yang independen.

14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan
gambar-gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta
metode pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur,
struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan
maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai kemampuan
untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko
yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada tingkat
yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga
ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan
sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 di atas harus mempunyai
kemampuan melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis)
setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya
dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko, sebelum
diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan ketepatannya oleh Ahli
K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh Ahli K3
Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3 Konstruksi.

B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail
BAB X. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan (Untuk Kontrak Harga Satuan atau Kontrak Gabungan Harga Satuan dan
Lump Sum)

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan Instruksi Kepada Peserta
(IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak
(SSKK), Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan


aktual yang dimintakan dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan
diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta dinilai sesuai dengan harga
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga telah mencakup semua biaya pekerjaan,
personil, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi, laba, pajak, bea,
keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang
diatur dalam Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah
kuantitas dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga
untuk suatu pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam
harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap
telah termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait
tidak ada maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata
pembayaran yang terkait.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan penghitungan dengan
ketentuan sebagai berikut:

(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada
Surat Penawaran maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan

(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan
pekerjaan maka dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan
sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan
tidak boleh diubah.
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: __________1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
Daftar 3: Mata Pembayaran ______________________1

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga2

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1
Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran
Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
2
Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah harga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
Daftar Rekapitulasi

Mata Pembayaran Harga


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran __________
—dll.—
Jumlah (Daftar 1+2+3+___)
PPN 10%
TOTAL NILAI

Вам также может понравиться