Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Arif Yoga Setiawan (1601004 )
2. Bangkit Ma’ruf P.M (1601005)
3. Cahyo Tri Wssidiantoro (1601006)
4. Wisnu Sarwo Sulistyo (1601032)
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul “TEORI
DAN MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HUNDERSON ’’.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat
sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan ,
atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka
mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson,
1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang dan
mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis, psikologis,
sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien bekerjasama untuk
mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia
Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk
praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar
kebutuhan Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik
yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta
agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam melaksanakan aktivitas
sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok
diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak
dapat melakukan aktivitas.
B. Perumusan Masalah
Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari
fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi mulai menelaah sifat
aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju
kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era baru tersebut. Sebelumnya, terdapat
kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien. Penggunaan
kerangka kerja berdasarkan kebutuhan untuk membimbing pemberian asuhan dan terutama
penekanan pada kebutuhan untuk merencanakan asuhan merupakan prinsip yang sama
pentingnya, karena menandai mulainya perawat berpikir secara konstruktif tentang pekerjaannya.
Secara umum, aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terapeutik
dari dokter.
1. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih
kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian.
Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan perawatan.
Ke 14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal
dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Ke empat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat
kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan
dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen
kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan 13 termasuk
komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit).
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus asuhan
keperawatandipengaruhi oleh :
a) Usia
b) Kondisi emosional (mood dan temperamen)
c) Latar belakang sosial dan budaya
d) Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.
2. Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di
dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas).
Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi
sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau
mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.
4. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
1. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan
menghambat kemampuan tersebut.
2. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
3. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
4. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
5. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang
konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
6. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien. Menurut
Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
a) Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
b) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
c) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasienyang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (subtitute) di dalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kamauan pasien yang
berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan
pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong
atau membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya relatif,
sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian,
parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien. Sebagai mitra
(partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski
diagnosisnya berbeda, setiap pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,
kebutuhan dasar tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti
usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak
boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang
membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.
Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada
tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukanoleh dokter.
Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Henderson dapat digambarkan sebagai berikut.
F. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah
untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien
untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan
mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang
mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D).
Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai
kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat
belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah
penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan fokus
intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang
teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup
jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh
sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia
baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan
praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di
cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah
penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori
sistem umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi
dari ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang
perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia
pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik keperawatan,
pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat
mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan
untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori
keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut
Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba
Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik keperawatan. New
York:Macmillan.