Вы находитесь на странице: 1из 9

Ketentuan Tugas Belajar dan

Ijin Belajar bagi PNS


By wikipns July 22, 2015 Peraturan, PNS 2 Comments
Tugas Belajar dan Ijin Belajar bagi PNS adalah salah satu bentuk kesempatan untuk meng-
upgrade pendidikan yang akan sekaligus sangat membantu dalam meniti karier. Tidak dipungkiri
pendidikan menjadi salah satu dasar dalam penentuan grading tunjangan dan juga pertimbangan
mutasi/promosi. Khusus tugas belajar S1 bisa digunakan oleh PNS untuk penyesuaian pangkat ke
pangkat golongan III secara otomatis tanpa menunggu adanya ujian penyesuaian, dengan catatan
ada formasi. Seorang PNS jika ingin melanjutkan pendidikan setingkat lebih tinggi dan seterusnya
bisa memilih melalui tugas belajar atau ijin belajar. Keduanya memiliki perbedaan. Berikut kami
bahas satu persatu.

DASAR HUKUM TERKAIT TUGAS BELAJAR DAN


IJIN BELAJAR
Produk hukum yang mengatur tentang tugas belajar dan ijin belajar antara lain sebagai berikut:
1. Perpres no. 12 tahun 1961 tentang pemberian tugas belajar
2. Keputusan Menteri Pertama Nomor 224/MP/1961 tanggal 16 Mei 1961 sebagai juknis
pelaksanaan Perpres no. 12 tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar di Dalam dan di Luar
Negeri
3. Permenpan & RB no.17 tahun 2013 pasal 30 butir d tentang pembebasan sementara bagi yang
tugas belajar di atas 6 bulan, dan pasal 31 tentang pengangkatan kembali
4. Surat edaran kepala Biro Kepegawaian no 4159/A4.3/KP/2010 tanggal 27 Januari 2010 tentang
Pedoman pemberian tugas belajar
5. Surat Edaran Menpan & RB no. 4 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Ijin Belajar

A. TUGAS BELAJAR
Menurut Peraturan Presiden nomor 12 Tahun 1961 tugas belajar diberikan dalam rangka menuntut
ilmu, mendapatkan pendidikan atau latihan keahlian, baik di dalam maupun luar negeri dengan
biaya negara atau biaya suatu pemerintah negara asing, suatu badan internasional, atau badan swasta
asing. Jadi tugas belajar itu gratis karena pembiayaannya tidak dibebankan pada PNS melainkan
oleh Negara atau bantuan Pemerintah Asing/Swasta Asing. Tentu saja untuk memperolehnya
dilakukan seleksi yang cukup ketat terlebih dahulu.

Berikut ketentuan pemberian tugas belajar berdasarkan poin 3.1. Suarat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 4 tahun 2013.

o PNS telah memiliki masa kerja minimal 1 (satu) tahun terhitung sejak yang bersangkutan
diangkat menjadi PNS (Sejak TMT PNS).
o Tugas belajar bisa diberikan sejak seseorang diangkat sebagai PNS untuk bidang ilmu yang
langka dan diperlukan oleh organisasi sesuai kriteria kebutuhan yang sudah ditetapkan.
o PNS yang akan tugas belajar harus mendapat surat tugas belajar dari pejabat yang berwenang.
Ketentuan tentang siapa saja yang berwenang biasanya diatur pada peraturan menteri atau
perka instansi masing-masing.
o Bidang ilmu yang nantinya akan ditempuh harus sesuai dengan pengetahuan dan keahlian yang
dipersyaratkan dalam jabatan pada organiasi dan sesuai dengan ABK dan perencanaan Sumber
Daya Manusia pada masing-masing instansi.
o Persyaratan Usia Maksimal
— Program Diploma I, Diploma II, dan Diploma III, dan Program Strata I (S1) atau setara usia
maksimal paling tinggi adalah 25 Tahun.
— Program Pendidikan Strata II (S2/Master) atau yang setara usia maksimal 37 tahun.
— Program Pendidikan Strata III (S3/Doktoral) atau setara usia paling tinggi adalah 40 tahun.
o Khusus untuk wilayah atau daerah terpencil, tertinggal, dan terluar atau khusus untuk jabatan
yang sangat diperlukan, usia maksimal sebagaimana disebutkan di atas dapat ditetapkan
menjadi:
— Program Pendidikan Diploma I, Diploma II, Diploma III, dan Strata I (S1) usia maksimal
37 tahun.
— Program Pendidikan Strata II (S2) usia maksimal 42 tahun.
— Program Strata III (S3) usia maksimal 47 tahun.
o Tugas belajar dalam Negeri Program Studi yang akan diikuti wajib telah mendapatkan
persetujuan/akreditasi minimal B dari lembaga yang berwenang, BAN-PT.
o PNS yang menduduki jabatan struktural yang mendapat tugas belajar harus dibebaskan dari
jabatannya.
o PNS yang menduduki jabatan fungsional yang mendapatkan tugas belajar harus dibebaskan
sementera dari jabatan fungsionalnya (ada di ketentuan pembebasan sementara dari jabatan
fungsional).
o Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) atau yang sekarang disebut NPKP dalam
1 (satu) tahun terakhir harus bernilai minimal baik.
o Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat. Dibuktikan dengan surat
pernyataan dari pejabat yang berwenang.
o Tidak sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS.
o Ketentuan jangka waktu pelaksanaan pendidikan
— Tugas Belajar DI maksimal 1 tahun
— Tugas Belajar DII maksimal 2 tahun
— Tugas Belajar DIII maksimal 3 tahun
— Tugas Belajar Strata I (S-1) atau Diploma IV maksimal 4 tahun
— Tugas Belajar Strata II (S-2) atau stara maksimal 2 tahun
— Tugas Belajar Strata III (S-3) atau setara, maksimal 4 Tahun
o Jangka waktu tugas belajar sebagaimana disebutkan di atas masih bisa dipertimbangkan untuk
dapat diperpanjang paling lama untuk 1 tahun sesuai kebutuhan instansi dan telah mendapat
persetujuan sponsor dan/atau instansi.
o Apabila perpanjangan diambil tetapi seorang PNS belum juga dapat menyelesaikan
pendidikannya maka dapat diberikan perpanjangan waktu 1 tahun lagi dengan status berubah
dari tugas belajar menjadi menjadi izin belajar.
o Khusus untuk izin belajar dalam kasus di atas PNS tetap dapat meninggalkan tugasnya
layakanya PNS yang sedang tugas belajar.
o Dalam memberikan tugas belajar, setiap instasi wajib memberikan kesempatan yang
samabagi semua PNS sesuai dengan bidang tugasnya.
o PNS ketika telah selesai menyelesaikan tugas belajarnya wajib bekerja kembali pada instansi
tempat mereka bekerja semula dengan ada kewaiban kerja dengan durasi sebagai berikut:
— Pemberian tugas belajar dalam negeri, harus menjalani wajib kerja dua kali masa tugas
belajar (n) atau dirumuskan dengan perhitungan 2n.

Contoh: seorang PNS lulusan Diploma III mendapat tugas belajar transfer Strata I
dengan masa tugas belajar 2 tahun maka ia wajib bekerja kembali pada instasi semula
minimal 2n = 2 x 2 = 4 tahun.
— Pemberian tugas belajar luar negeri kewajiban wajib kerja sama dengan pendidikan di
dalam negeri yaitu 2n.
— Dengan pertimbangan kebutuhan organisasi dan pelayanan kepada masyarakat,
perhitungan masa atau waktu kewajiban kerja pada suatu instansi dapat dikurangi atau
ditambah sesuai dengan kebijakan dari pimpinam di masing-masing instansi.
o PNS dapat melaksanan tugas belajar berkelanjutan secara terus menerus secara berturu-turut
tanpa harus melaksanakan kewajiban kerja terlebih dahulu dengann persyaratan:
— Mendapatkan ijin resmi dari pimpinan instansi
— Memiliki Prestasi Pendidikan sangat memuaskan
— Jenjang pendidikan harus bersifat linier.
— Dibutuhkan oleh organisasi.
o Kewajiban kerja bagi PNS diakumulasikan setelah PNS selesai melaksanakan tugas belajar
pada jenjang pendidikan terakhir.
o PNS tidak memiliki hak menuntut adanya penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang lebih
tinggi kecuali terdapat formasi.
dari ketentuan sebagaimana disebutkan di atas, sebenarnya ketika seseorang sudah selesai
melaksanakan tugas belajar tidak secara otomatis mendapat penyesuaian ijazah. Harus dicek ada
tidak kebutuhan formasinya.

B. IJIN BELAJAR
Ijin belajar berbeda dengan tugas belajar. Pendidikan yang ditempuh dengan ijin belajar dibiayai
dengan biaya sendiri oleh PNS dan tidak hilang kewajiban bekerja di kantor (tidak meninggalkan
jabatannya). Berikut ketentuan tentan ijin belajar sesuai dengan buti 3.2. Surat Edaran Menpan-RB
nomor 4 tahun 2013 tanggal 21 Maret 2013.

Ketentuan Pemberian Izin Belajar

o PNS harus memiliki masa kerja paling sedikit 1 (satu) tahun terhitung sejak diangkat sebagai
PNS.
o Mendapatkan izin tertulis dari pejabat yang berwenang.
o Selama menempuh perkuliahan tidak meninggalkan tugas jabatan kecuali sifat pendidikan
yang sedang diikuti yang mengharuskan PNS meninggalkan sebagian waktu kerja dengan
catatan telah mendapat persetujuan atau izin pimpinan instansi.
o Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat.
o Tidak pernah melanggar kode etik sebagai PNS tingkat sedang atau berat.
o PNS tidak sedang menjalanai pemberhentian sementara sebagai PNS.
o Pendidikan yang akan ditempuh harus dapat mendukung pelaksanaan tugas jabatan pada unit
organisasi tempat PNS bekerja.
o Biaya pendidikan ditanggung oleh PNS yang bersangkutan.
o Program pendidikan yang ditempuh minimal berakreditasi B.
o PNS tidak berhak untuk menuntuk penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi
kecuali memang ada formasi.
PERBEDAAN TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR
PNS
Berikut kami rangkumkan perbedaan tugas belajar dan ijin belajar

Tugas Belajar Ijin Belajar

Bersifat penugasan Tidak bersifat penugasan


sehingga melainkan ijin,
memerlukan ijin dan diperlukan ijin dari
surat tugas pimpinan

Biaya pendidikan
bersumber dari
negara, bantuan Biaya Pendidikan
pemerintah asing, ditanggung sepenuhnya
swasta asing, badan oleh PNS
internasional
sponsor, atau yang
lain

Dibebaskan dari Tidak dibebaskand dari


jabatan (off dari jabatan kantor (tidak off
kerjaan kantor) dari kerjaan kantor)

Waktu penyelesaian
pendidikan diatur
dan dapat Waktu penyelesaian
diperpanjang pendidikan tidak diatur

Ada kewajiban
bekerja kembali
dengan durasi yang Tidak ada kewajiban
telah ditentukan kerja kembali

Batas usia minimal tidak


Batas usia minimal diatur (kecuali diatur di
diatur universitas)
PERSAMAAN TUGAS BELAJAR DAN IJIN BELAJAR
– Sama-sama harus mendapatkan ijin dari pimpinan atau pejabat yang berwenang
– PNS yang telah selesai tugas belajar dan ijin belajar sama-sama tidak berhak menuntut
penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang lebih tinggi kecuali ada formasi.

PILIH TUGAS BELAJAR ATAU IJIN BELAJAR?


Kalau ditanya lebih enak tugas belajar atau ijin belajar, pasti lebih enak tugas belajar. Disamping
gratis (biaya tidak ditanggung sendiri), PNS juga bisa off dari pekerjaan di kantor. Akan tetapi untuk
mendapatkan tugas belajar harus mengikuti seleksi dari pihak instansi atau pihak pemberi beasiswa.
Hak PNS untuk Melanjutkan Pendidikan
Baru-baru ini saya mendengar di beberapa Kementerian diberlakukan larangan bagi para
PNS untuk melanjutkan pendidikannya sebelum telah bekerja 2 tahun, meski kegiatan
perkuliahan itu dilakukan di luar jam kerja. Aturan yang memuat itu hanya sebatas
Keputusan Menteri. Apakah aturan seperti itu tidak bertentangan dengan hak atas
pendidikan? Mengingat pendidikan itu adalah hak asasi dan hak asasi hanya boleh
dibatasi oleh UU, sementara di UU ASN sendiri sama sekali tidak melarang/membatasi
untuk itu.
Jawaban :
Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul sama
yang dibuat oleh Diana Kusumasari, S.H., M.H. dan pernah dipublikasikan
pada Kamis, 19 Januari 2012.

Intisari:

Ya, hak untuk memperoleh pendidikan merupakan hak setiap Warga Negara Indonesia.

Memperoleh pendidikan formal lanjutan merupakan hak PNS yang memang dilindungi
secara hukum, akan tetapi ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh PNS yang
ingin melanjutkan pendidikannya. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan lzin
Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil mengatur ketentuan pemberian izin belajar kepada
Pegawai Negeri Sipil (“PNS”) antara lain sebagai berikut:
a. PNS yang telah memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu) tahun terhitung sejak
diangkat sebagai PNS;
b. Mendapatkan izin secara tertulis dari pejabat yang berwenang;
c. Tidak meninggalkan tugas jabatannya, dikecualikan sifat pendidikan yang sedang
diikuti, PNS dapat meninggalkan jabatan sebagian waktu keja atas izin pimpinan
instansi.

Akan tetapi, Anda harus melihat ketentuan pada masing-masing kementerian. Seperti
misalnya pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, salah satu syaratnya adalah memiliki
masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun sejak diangkat menjadi PNS.

Jika kementerian tersebut ternyata melarang PNS yang memenuhi syarat untuk melanjutkan
pendidikannya, hal itu dapat dikatakan melanggar hak asasi PNS yang bersangkutan.

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak dalam ulasan di bawah ini.

Ulasan:

Terima kasih atas pertanyaan Anda.

Hak Mendapatkan Pendidikan


Hak untuk memperoleh pendidikan merupakan hak asasi setiap Warga Negara
Indonesia. Hak Warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan ini
dilindungi oleh konstitusi yaitu dalam Pasal 28C ayat (1) jo. Pasal 31 Undang-
Undang Dasar 1945 (“UUD 1945”):
Pasal 28C ayat (1) UUD 1945:
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

Pasal 31 UUD 1945:


1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang.
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan nasional.
5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

Mengenai hak asasi yang Anda bicarakan, hal tersebut diatur dalam Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (“UU HAM”).

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.[1]

Hak. untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran dan
hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dan persamaan di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.[2]

Hak untuk mendapatkan pendidikan termasuk dalam hak mengembang diri,


yang diatur dalam Pasal 12 UU HAM sebagai berikut:

Setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk


memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas
hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab,
berahlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi manusia.

Di sisi lain, Pasal 3 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010


tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (“PP 53/2010”) menentukan bahwa
setiap Pegawai Negeri Sipil (“PNS”) wajib memberikan kesempatan kepada
bawahan untuk mengembangkan karier. Yang dimaksud dengan
“memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier” adalah memberi kesempatan kepada bawahan untuk meningkatkan
kemampuan dalam rangka pengembangan karier, antara lain memberi
kesempatan mengikuti rapat, seminar, diklat, dan pendidikan formal
lanjutan.[3]

Pemberian Izin Belajar PNS


Dalam hal seorang PNS ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi, sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 04
Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan lzin Belajar Bagi
Pegawai Negeri Sipil (“SE MENPAN RB 4/2013”), ketentuan pemberian izin
belajar kepada PNS adalah sebagai berikut:[4]
a. PNS yang telah memiliki masa kerja paling kurang 1 (satu) tahun terhitung
sejak diangkat sebagai PNS;
b. Mendapatkan izin secara tertulis dari pejabat yang berwenang;
c. Tidak meninggalkan tugas jabatannya, dikecualikan sifat pendidikan yang
sedang diikuti, PNS dapat meninggalkan jabatan sebagian waktu keja atas
izin pimpinan instansi;
d. Unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 1 (satu) tahun terakhir paling
kurang bernilai baik;
e. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
f. Tidak pernah melanggar kode etik PNS tingkat sedang atau berat;
g. Tidak sedang menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS;
h. Pendidikan yang akan ditempuh dapat mendukung pelaksanaan tugas
jabatan pada unit organisasi;
i. Biaya pendidikan ditanggung oleh PNS yang bersangkutan;
j. Program studi di dalam negeri yang akan diikuti telah mendapatkan
persetujuan/akreditasi minimal B dari lembaga yang berwenang;
k. PNS tidak berhak untuk menuntut penyesuaian ijazah ke dalam pangkat yang
lebih tinggi kecuali terdapat formasi.

PNS yang melaksanakan izin belajar wajib membuat laporan kepada pimpinan
instansi pemberi izin belajar sebagai berikut:[5]
a. Laporan kemajuan pendidikan yang sedang dijalani, paling kurang 1 (satu)
kali setiap tahun;
b. Laporan hasil pelaksanaan tugas belajar atau izin belajar, pada akhir
melaksanakan penugasan.

Merujuk pada ketentuan di atas, secara umum syarat yang diatur adalah PNS
telahmemiliki masa kerja paling kurang 1 (satu) tahun terhitung sejak
diangkat sebagai PNS. Akan tetapi, Anda harus melihat pada ketentuan
masing-masing kementerian dan lembaga.

Izin Belajar Bagi PNS di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan


Kami ambil contoh ketentuan yang berlaku di Kementerian Kelautan dan
Perikanan yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor PER.10/MEN/2011 tentang Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (“Permen
10/2011”) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor PER.23/MEN/2012 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2011
tentang Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan (“Permen 23/2012”).

Izin belajar adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada
PNS untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan biaya
sendiri dan tidak meninggalkan tugas sehari-hari sebagai PNS.[6]

Untuk seorang PNS mendapat izin belajar, ada persyaratan-persyaratan yang


harus dipenuhi yakni:[7]
a. memiliki masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun sejak diangkat menjadi
PNS;
b. pangkat/golongan paling rendah Pengatur Muda (II/a);
c. penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam 2 (dua) tahun terakhir paling rendah
bernilai baik;
d. lulus seleksi/tes dari lembaga pendidikan tempat izin belajar dilaksanakan;
e. mendapat rekomendasi dari pimpinan unit kerja;
f. tidak sedang:
1. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
2. melaksanakan tugas secara penuh di luar instansi induknya;
3. mengajukan keberatan ke Badan Pertimbangan Kepegawaian atau
upaya hukum (gugatan) ke pengadilan terkait dengan penjatuhan
hukuman disiplin;
4. dalam proses penjatuhan hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat
berat;
5. menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat;
6. dalam proses perkara pidana;
7. menjalani hukuman karena melakukan tindak pidana; dan/atau
8. melaksanakan pendidikan dan pelatihan penjenjangan;
g. tidak pernah dijatuhi jenis hukuman disiplin tingkat berat; dan
h. bidang studi yang akan ditempuh mempunyai hubungan atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan memiliki jarak tempuh antara lokasi perkuliahan
dengan tempat bekerja paling jauh 60 kilometer atau paling lama 2 (dua) jam.

Namun, izin belajar tersebut tentunya juga harus disesuaikan dengan rencana
kebutuhan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan juga,
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 5/KEPMEN-KP/SJ/2017 tentang Rencana Kebutuhan Izin Belajar
Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Kelautan dan
Perikanan Tahun 2017.

Jadi, hak PNS untuk memperoleh pendidikan formal lanjutan memang


dilindungi secara hukum, akan tetapi ada persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi oleh PNS yang ingin melanjutkan pendidikannya. Jika kementerian
tersebut ternyata melarang PNS yang memenuhi syarat untuk melanjutkan
pendidikannya, hal itu dapat dikatakan melanggar hak asasi PNS yang
bersangkutan.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.


Dasar hukum:
1. Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.10/MEN/2011
tentang Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian
Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.23/MEN/2012 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.10/MEN/2011 tentang Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;
5. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 5/KEPMEN-KP/SJ/2017
tentang Rencana Kebutuhan Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil di
Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2017;
6. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan lzin
Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil.

Вам также может понравиться