Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
realitas yang teramati pada sejumlah fakta-fakta empiris dengan realitas yang
khususnya di bidang pendidikan yang kompleks dan rumit tetapi dampak jangka
manusia, masyarakat (society) dan bangsa secara berkelanjutan. Sejak satu dekade
disebut sebagai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kategori umur antara
kognitif yang menentukan apa yang dapat dipelajari oleh anak-anak. Anak
“sosial dan kultural” di dalam proses belajar anak, sehingga anak dapat
lebih berupa “proses berbagi secara kolektif” daripada proses individual (Anne B.
Smith. 2006: 47-62). PAUD dianggap penting karena mempunyai dampak positif
terhadap guru PAUD maupun proses pembelajaran itu sendiri (Isokogku, 2008)
membingungkan tentang "Apa yang harus diajarkan guru pada anak usia dini 3-4
tahun?". Para ahli mempunyai pendapat umum mengenai dua persoalan yang
keguruan dengan strata tertentu seperti pada pendidikan lainnya; (2) Bagaimana
lima jalur: (1) pendidikan formal strata 1 atau 2; (2) Praktik kerja lapangan dan
Pelatihan; (3) Pedagogi; (4) Pendidikan area PAUD; dan (5) Pelatihan IT untuk
riset pendidikan. Pelatihan adalah adalah salah satu instrumen yang diperlukan
dalam proses penyediaan guru PAUD yang berkualitas. Mengingat karakteristik
Data model faktual pelatihan guru PAUD diperoleh dari 35 guru Taman
penelitian dan data yang diperlukan dalam angket yang diterimakan guru. Guru
kemudian mengisi angket, dan pada saat yang peneliti memanfaatkan waktu yang
Temuan dari hasil angket berdasarkan jawaban dari 35 guru taman kanak-
yang pernah diikuti responden selama ini tercantum dalam lampiran 3 dengan
penskoran yang direkap pada lampiran 4-7 dan hasilnya dipaparkan sebagai
berikut:
Gambar 4.1.
Aspek Perencanaan Model Faktual Manajemen Pelatihan Guru PAUD di
Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Athfal’ kota Semarang
Aspek Perencanaan
45.7
50.0
40.0
25.1 24.0
30.0
20.0
5.1
10.0
0.0
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Data pada tabel 4.1. di atas menyatakan bahwa 70,1% (25,1% + 45,7%)
guru PAUD di taman kanak-kanak ‘aisyiyah bustanul athfal’ yang dipakai sampai
dengan saat ini adalah kurang baik. 24 % menyatakan baik, dan 5,1% sisanya
bahkan berpendapat sangat baik. Perbedaan pendapat di antara para responden
mengenai: substansi, maksud, tujuan, hasil yang diharapkan, materi, konsep dan
metode atau madel manajemen pelatihan. Hal inilah yang menyebabkan mengapa
Penetapan tujuan pelatihan; (3) Penyusunan buku panduan; dan (4) Penyusunan
a. Informan 1
“Pelatihan yang selama ini dilaksanakan menurut saya kurang baik karena
dilaksanalkan berdasarkan program dan tidak dilakukan analisa kebutuhan.
Sehingga materi pelatihan terkesan berulang. Hal ini disebabkan karena
materi pernah disampaikan pada pelatiham yang lain” (Wawancara, 20
Pebruari 2016).
b. Informan 2
Pelatihan yang selama ini pernah saya ikuti kurang baik karena
penggantian nara sumber tidak diinformasikan lebih dulu sehingga
menurut saya perencanaan kurang disiapkan dengan baik” (Wawancara, 20
Pebruari 2016).
c. Informan 3
“tidak adanya analisis kebutuhan” tentang hal-hal apa saja yang diperlukan untuk
Tabel 4.1.
Deskripsi Kekurangan Model Faktual Manajemen Pelatihan
pada Aspek Perencanaan
Substansi Deskripsi
Analisis kebutuhan Tidak ada. Perencanaan didasarkan pada program
Materi pelatihan Pengulangan materi yang sama, tidak ada inovasi
Modul pelatihan Tidak ada
Proporsi teori-praktik Lebih banyak teori daripada praktik.
Persiapan Kurang dipersiapkan
Penguasaan materi Narasumber pelatihan kurang menguasai materi
Sumber: Data primer diolah, 2018
materi pelatihan juga ikut menjadi kurang/tidak baik atau tidak tepat. Perencanaan
guru PAUD yang merupakan integrasi dari lima komponen, yaitu: (1) Pendidikan
formal S1 dan/atau S2; (2) Pelatihan dan praktik lapangan; (3) Pedagogi; (4)
Pelatihan hanyalah salah satu dari lima komponen utama Pendidikan guru PAUD
Gambar 4.2.
Lima Komponen Model Pendidikan Guru PAUD
didaktik; dan (2) Pendekatan teori belajar (Stig Bronstorm, 2015: 112).
a. Pendekatan Didaktik
Frøkjær, 2015). Model pelatihan semacam itu dapat menjadi alat bantu
(1949). Konsep Tyler ini lazim disebut “Tyler Rationale” yang terdiri dari
Tabel 4.2.
Model Konseptual Pelatihan Berbasis Kurikulum (Tyler Rationale)
SUBSTANSI DESKRIPSI
Penetapan tujuan umum pendidikan, dan merumuskan
Tujuan
tujuan-tujuan khusus pembelajaran
Seleksi jenis pengalaman yang akan diajarkan. Pemilihan
Seleksi Kebutuhan
konteks pembelajaran dan/atau pelatihan
Pengorganisasian pengalaman belajar untuk memaksimalkan
Pengorganisasian
hasil belajar
Evaluasi Evaluasi pengalaman belajar anak
Sumber: Dielaborasi dari Stig Bronstorm (2015: 111)
dianggap selesai dan terhenti pada akhir pelatihan. Hal ini bertentangan
kebutuhan manusia, dan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh
pada anak usia dini?. Di titik ini, PAUD tidak boleh terlepas dari lingkup
Indonesia.
Athfal’?
dapat membentuk karakter guru dan anak didik menjadi manusia Indonesia
kunci pada tahap “analisis situasi” menurut Print (1993). Situasi analisis
belakang, kesiapan belajar, minat dan konteks belajar anak didik. Di dalam
kebutuhan.
hubungan segitiga dinamis di antara anak didik, guru PAUD, dan konten
pendidikan. Alas segitiga adalah garis relasi antara anak didik dengan guru
muatan-muatan pendidikan unik dan spesifik untuk anak usia dini (3-4
latar belakang dan karakteristik anak usia dini. Muatan pendidikan spesifik
itu antara lain adalah: nilai-nilai dasar Pancasila dan nilai ke-
Gambar 4.3.
Segitiga Didaktik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
aktifitas saling berbagi di antara anak-anak usia dini atau yang lebih besar
Bronstrom & Frokjaer (2015) terdiri dari enam komponen sebagai berikut:
Tabel 4.3.
6 Komponen Pendekatan Didaktik Bronstrom (2015)
2003). Menurut Vygotsky’s (1978), terdapat tiga pilar yang menjadi dasar
mental yang lebih tinggi. Ketiga pilar itu adalah: (1) Interaksi sosial antara
anak-anak usia dini dengan guru PAUD; (2) Alat-alat bantu (tools) budaya
sebagai faktor intermediasi; dan (3) Konsep dan teori “zona perkembangan
aktifitas belajar terjadi melalui interaksi antara anak usia dini dengan orang
bahwa interaksi antara anak usia dini guru PAUD, dan kerjasama dengan
dunia di dalam (inner world) hanya bisa berhasil melalui interaksi dengan
urutan sebagai berikut: (1) pada level sosial; (2) Pada level individu; (3)
Level antar individu (interpsikologis); dan (4) Di dalam diri anak usia dini
(intrapsikologis).
(curiosity), kehendak, dan aktifitas yang diminati oleh anak didik. Guru
dengan rekan sebaya. Pada konteks ini, belajar adalah interaksi sosial di
faktual yang disebutkan pada tabel 4.1. adalah fenomena yang teramati di