Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan dilakukan berdasarkan kaidah ilmu keperawatan
serta model konsep teori keperawatan yang merupakan pedoman dalam pemberian
asuhan keperawatan. Model konseptual merupakan landasan untuk
mengembangkan sebuah teori dan nilai moral bagi perawat. Ada empat konsep
yang secara umum menjadi titik sentral yang dipertimbangkan dalam
mengembangkan model konseptual disiplin keperawatan, yaitu manusia,
lingkungan, keperawatan dan kesehatan. Pada penerapannya, penekanan dari
setiap model keperawatan sangatlah bervariasi menyesuaikan dengan setiap
konsep yang ingin dikembangkan. Namun setiap teori yang dikembangkan akan
selalu menjelaskan hubungan antara konsep-konsep sentral tersebut.
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas disini yaitu model
teori kenyamanan (Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Dalam
perspektif pandangan Kolcaba ini, Holistic comfort didefinisikan sebagai suatu
pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan
akan pengurangan (relief), (ease), and (transcendence) yang dapat terpenuhi
dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial
dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Model theori Kolcaba termasuk dalam lingkup Middle range theory yang
memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara
luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik
untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada campuran
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan
praktek, middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory,
middle grand theory dapat diuji dalam pemikiran empiris. Kolcaba menganggap
penerapan teori kenyamanan bersifat universal dan bisa diaplikasikan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara holistik (biologis, psikologis, sosial, dan
spritual). Kolcaba menggunakan idenya dari tiga teori keperawatan sebelumnya

1
untuk mensintesis atau mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis
konsep (Kolcaba & Kolcaba, 1991) :
(a) Relief (Kelegaan) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian
Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa perawat meringankan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
(b) (b) Ease (Ketentraman) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian
Henderson (1966), yang mendeskripsikn ada 13 fungsi dasar manusia yang
harus dipertahankan selama pemberian asuhan keperwatan.
(c) (c) Transedence dijabarkan dari hasil penelitian Paterson dan Zderad
(1975), yang menjelaskan bahwa perawat membantu pasien dalam
mengatasi kesulitannya (Alyssa M. Wolf, 2014).

Kolcaba (2003) menggunakan tiga bentuk logika pemikiran dalam


pengembangan Teori Kenyamanan. (1) Induksi, terjadi ketika generalisasi
dibangun pada beberapa momen spesifik pada obyek yang diobservasi (Hardin &
Bishop, 2010). Ketika perawat tersebut diakui sebagai sebuah disiplin ilmu, maka
perawat perlu familiar dengan konsep-konsep, istilah-istilah, dalil-dalil, asumsi
implisit dan eksplisit yang menjadi dasar praktik mereka. (2) Deduksi, terjadi
ketika suatu kondisi spesifik didapatkan dari prinsip atau dasar yang umum.
Tahapan deduktif dari pengembangan teori menghubungkan kenyamanan dengan
konsep lain untuk menghasilkan teori. (3) Retroduksi, Kolcaba menambahkan
konsep integritas institusional ke dalam teori kenyamanan pada level teori
middle-range (Alligood, 2014). Teori Kolcaba pada middle range sebenarnya
merupakan turunan philosophy Teory dari Florence Nightingale. Berbagai studi
menegnai kenyamanan di keperawatan sangat banyak. Nightingale (1859)
menjabarkan bahwa, “ kenyamanan seharusnya tidak boleh lepas dari observasi
atau tujuan utama. Hal ini bukan menjadi suatu hal yng tidak berguna, melainkan
untuk menyelamatkan kehidupn dan untuk meningkatkan status kesehatan dan
kenyamanan” (Alligood, 2014). Teori Kenyamanan Kolcaba masuk ke dalam
middle-range teori dikarenakan (a) tidak abstrak dan berisi aplikasi secara terinci,
(b) mengembangkan bukti hasil praktik keperawatan, (c) merupakan karakteristik
praktik keperawatan dan atau situasi keperawatan. Teori middle range merupakan

2
level ketiga dari teori keperawatan. Teori middle range cukup spesifik uuntuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan
mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan prktik, middle range
teori lebih banyak digunkan dari pada grand teori, dan dapat diuji secara empiris
pemikirannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah
bagaimana analisa dan kritisi terkait teori keperawatan dari Katherine Kolcaba?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum:
Untuk menganalisa dan mengkritisi Theory of Comfort dari Katherine
Kolcaba dalam tatanan keperawatan
1.3.2 Tujuan Khusus:
1. Menguraikan dan menganalisis pengembangan empiris tentang
teori/model konseptual Katharine Kolcaba.
2. Menganalisis hubungan model konseptual/teori dengan falsafah dan
paradigma Katharine Kolcaba
3. Menganalisis kelebihan dan kekurangan teori model keperawatan
Katharine Kolcaba

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori Katharine Kolcaba
Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan
sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui
kebutuhan akan pengurangan relief, ease, and transcendence yang dapat terpenuhi
dalam empat kontek pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikosipiritual, sosial
dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa
Kenyamanan adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat
dengan ilmu perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan
keluarga-keluarga mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran
kenyamanan. Tindakan penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan
memperkuat pasien dan keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti
mereka berada di dalam rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan pasien
diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat
dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2006).
Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang
merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi
kenyamanan dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka secara
teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan yang
ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai kesehatan
yang diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBS).
2.2 Definisi Kenyamanan
Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk di definisikan
karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne, 1995). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman adalah segar; sehat sedangkan
kenyamanan
adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan (Kolcaba, 2003). Dan beberapa
bahasa asing menerjemahkan kenyamanan sebagai suatu kondisi rileks, dimana
tidak

4
dirasakan sakit di antara seluruh anggota tubuh.
2.3 Kerangka teori
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai
suatu kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan
kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support
system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual,
sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring,
laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan
dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan
serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai
hubungan yang kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu
keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai
suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and
(transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman
yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
A. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient)
memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik
B. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
C. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai
diatas masalahnya. Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks
diatas menjadi beberapa hal berikut :
a. Fisik, berkenaan denagn sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang
meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan
hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.

5
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh
dari luar. d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan hubungan sosial.
3. Comfort Measures Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu
intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti
fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan
intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada
pelayanan keperawatan, mengacu pada teori comfort ini.
5. Intervening variables Didefinisikan sebagai kekuatan yang
berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari comfort
secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia,
sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan
keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs) Merupakan sebuah kategori yang
luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan pencarian
kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan
perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait
dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas
financial, dan keseluruhan dari organisasi pelayanan kesehatan pada
area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi
institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home
care, dll.
8. Kerangka Skematik Teori

6
2.4 Penerimaan Teori Katharine Kolcaba
Teori ini relative baru dan bisa dikembangkan pada area perawatan
kebidanan, persalinan, kateterisasi jantung, hospice, infertilitas, terapi radiasi,
perawatan orthopedic, perawatan perioperatif, perawatan hospitalisasi orang
dewasa. Selain itu bisa diterapkan pada area kegawatan, post pembedahan dan
postpartum. Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan
memerlukan sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Tehnis tindakan kenyamanan, merupakan intervensi yang didesain untuk
mempertahankan homeostasis dan memanage nyeri yang ada, seperti
monitoring tanda tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan
nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau
mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching, meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan
kecemasan, memberikan informasi, mendengarkan, membantu
perencanaan recovery secara realistis. Agar Coaching ini efektif, perlu
dijadwalkan untuk kesiapan pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort Food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan
dalam sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi pada food comfort
ini meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan
kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang,
dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memilki waktu untuk

7
memberikan comfort food untuk jiwa, akan tetapi tipe intervensi comfort
tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap
perawatan kenyamanan.

Penggunaan taxonomi struktur dari comfort sebagai panduan yang dapat


digunakan untuk mengembangkan kuesioner kenyamanan secara umum untuk
melakukan tindakan kenyamanan secara holistic dalam sampel rumah sakit dan
partisipan komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item positif dan negative
harus dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak yang tersedia.

Struktur dari taxonomi comfort tersebut memberikan sebuah petunjuk / peta


dalam domain isi dari kenyamanan, sehingga kedepannya peneliti dapat
menggunakan taxonomi tersebut dalam mengembangkan instrument kenyamanan

2.5 Hubungan Model Teori Hall dengan paradigma keperawatan

1. Keperawatan

Keperawatan disini merupakan pengkajian yang intens dari kebutuhan


akan kenyamanan, desain untuk mengukur kenyamanan berdasarkan
kebutuhan tersebut, adanya reassessment dari tingkat kenyamanan
setelah implementasi yang dibandingkan dengan standart ukuran yang
ada (Baseline). Assessment maupun reassessment disini bisa bersifat
intuitive/ subyektif, atau obyektif. Pengkajian dapat dihasilkan melalui
Visual Analog Scale maupun kuesioner tradisional.

2. Pasien

Kolcaba memandang bahwa penerima dari perawatan akan kenyamanan


ini bisa dari individu (pasien, pelajar, pekerja, dewasa tua), keluarga,
institusi, atau komunitas yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan.

3. Kesehatan
Kolcaba menggambarkan kesehatan sebagai fungsi yang optimal yang
dididefinisikan oleh pasien sebagai kelompok, keluarga maupun
komunitas.
4. Lingkungan

8
Dalam teori ini lingkungan merupakan beberapa aspek dari pasien,
keluarga, atau lingkungan institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat
atau oranglain yang dibutuhkan agar dapat meningkatkan kenyamanan.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Teori
Tn. B Tanggal 10 Agustus 2007 kecelakaan yang menyebabkan patahnya
tulang femur sebelah kanan (dextra). Dari hasil pemeriksaan maka diputuskan
bahwa TN. A akan dilakukan operasi femur dengan pemasanangan pen. Dan
tuan A dan keluarga menyetuji mengenai tindakan ini. Operasi dilakukan tanggal
13 Agustus 2007. Identitas Tn. A, beralamat di jalan Gadung No. 4 Surabaya,
umur 40 tahun, Pendidikan Sarjana Agama Islam, Pekerjaan Guru SD, Suku

9
Jawa, Status Perkawinan sudah Menikah, dengan 2 orang anak yang masih kecil,
agama Islam, Jaminan kesehatan ada (askes pegawai negeri). Penanggung jawab
adalah Istrinya Tn B, tempat tinggal sama dengan tn B di jalan Gadung no, 4
Surabaya. Pengkajian post operasi didapatkan data klien merasakan nyeri pada
femurnya post operasi, terpasang drain, tensi 130/90, nadi 90 x/mt, RR 18 x/mt.
Pemahaman Klien tentang perawatan Rumah Sakit dan sakitnya: Klien
mengatakan bahwa dia belum pernah masuk rumah sakit sehingga bingung
sekali dan menanyakan apakah hasil operasi ini kembali normal dan sampai
kapan rasa nyeri setelah operasi ini hilang karena nyerinya betul-betul sakit.
Tuan B mengungkapkan kekhawatiran terhadap dua anaknya yang masih kecil,
karena tidak ada yang merawat dirumah dan juga murid-muridnya karena guru
agama di sekolahanya Cuma satu yaitu dirinya sehingga dia kawatir kalau
penyakitnya ini lama sembuhnya.
3.2 Analisa kasus
Kasus Tuan B dengan teori Comfort dapat diterapkan dengan analisa sebagai
berikut sebagai berikut :
Klien saat ini membutuhkan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan
akan kenyamanan, akibat kecelakaan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik
yaitu adanya rasa nyeri dari bekas operasi, psikospiritual adanya keawatiran
terhadap keluarga dan rutinitas setiap harinya, sosial dan lingkungan, yang
kesemuanya membutuhkan monitoring, edukasi dan dukungan serta kebutuhan
akan konseling financial dan intervensi. Maka untuk mengetahui lebih dalam
dari kebutuhan klien maka :
a. Tahap pertama adalah melakukan pengkajian menurut Kolcaba, yang
diarahkan pada Struktur Taxonomi Comfort sebagai berikut :

Tipe Relief Ease Transedence


comfort
Fisik Klien Klien sulit tidur , Tn. B kawatir
merasakan karena nyerinya, bagaimana
nyeri pada paha perawatan anak
kananya karena saat saya
fraktur dan tinggal,
bekas operasi bagaimana
pemasangan mengajarnya di

10
pen sekolah yang
saat ini belum
bisa diwakilkan
ke orang lain
karena dia satu-
satunya guru
agama disana
Psikospiritual Kecemasan dan Rentang waktu yang Kebutuhan akan
ketegangan lama tentang perlunya
akan kesembuhan dukungan
penyakitnya penyakitnya psikologis dan
spiritual dari
keluarga dan
teman-teman
guru di
sekolahnya
Lingkungan Ruang Privasi yang kurang, Kebutuhan akan
perawatan kelas sehingga membuat suasana
tiga, yang ramai kurang nyaman perawatan yang
dan banyak tenang dan
pengunjung perlunya
distraksi,
relaksas
Sosiokultural Istri dirumah Keluarga Keinginan
yang merawat tidak bisa untuk dukungan
anak-anaknya menunjukkan dari keluarga
sehingga tidak perlindungan atau teman
bisa menemani dan perhatian dekat yang bisa
setiap saat secara penuh memberikan
informasi
tentang
penyakit dan
keadaan di

11
rumah dan
tempat
kerjanya.

b. Tahap kedua adalah menentukan tingkat kenyamanan yang dialami oleh


Tn. B sebelum dan sesudah diintervensi dengan menggunakan Analog
Visual Scala (VAS) dengan skala 0-10. sebelumnya klien diberi petunjuk
penjelasan tentang scoring tersebut, kemudian klien diminta menunjuk
tingkat kenyamanan (berdasarkan pengkajian pada struktur Taxonomi yang
ada), yang dirasakan sebelum dan sesudah intervensi. Pada kasus Tn. B ini,
skor tingkat kenyamanan yang dialami sebelum intervensi adalah 6.
c. Tahap ketiga Untuk mempertajam hasil pengukuran kenyaman klien maka
perlu dikaji Intervening variables, yaitu sebagai kekuatan yang
mempengaruhi persepsi klien untuk membantu comfort secara
keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap,
status emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan
elemen dalam pengalaman klien.
d. Tahap keempat adalah Comfort Measures, yaitu tindakan memberikan
kenyamanan dengan suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh
penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual,
lingkungan, dan intervensi fisik dengan kolom sebagai berikut:

Tipe intervensi tindakan Contoh tindakan


keperawatan Comfort
Intervensi standart untuk  Monitor tanda tanda vital
comfort  Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
 Tindakan pengobatan untuk nyeri
 Perawatan luka post operasi
 Monitoring hasil laboratorium
 Mengatur suasana perawatan yang
kondusif dan private
Coaching/ mengajak  Memberikan dukungan emosional dan
spiritual
 Menumbuhkan keyakinan terhadap
pengobatan yang sedang dilakukan
 Mendengarkan keluhan pasien

12
 Memberikan informasi, mendengarkan,
membantu perencanaan recovery secara
realistis
Comfort food for the soul  Memberikan terapi energy untuk
penyembuhan
 Mengajarkan teknik relaksasi
 Mengajarkan teknik distraksi
 Memfasilitasi guided imagery
 Menurunkan stimulus lingkungan
 Memberikan pemijatan,
 adaptasi lingkungan dengan
meningkatkan kedamaian dan
ketenangan,
 terapi musik, mengenang, dan lain lain

5. Tahap kelima adalah Enhanced Comfort, yaitu meningkatkan kenyamanan


yang terus menerus dengan melakukan intervensi kenyamanan secara
konsisten dan terusmenerus, sampai klien akan mencapai kesehatan yang
diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBS). Ini dilakukan dengan cara
melakukan asuhan keperawatan secara menyeluruh dengan tindakan yang
independent dan dependen sesuai dengan kewenangan perawat. Proses
yang dilakukan pada tahap ini sesuai dengan asuhan keperawatan yaitu
dengan melakukan tindakan dan dievaluasi secara terus-menerus dengan
SOAP dan SOAPIER sampai klien mengalami kesembuhan sesuai dengan
tujuan perawatan.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kenyamanan adalah tujuan sentral dari keperawatan karena melalui rasa
nyaman tahap recovery klien akan tercapai. Teori Kolcaba menjelaskan tentang
seorang individu dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang
dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik, psikospiritual,
sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, Oleh karena itu, perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan model
konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Dalam
konteks perawatan neonatus dengan resiko tinggi diperlukan stabilitas dan
kenyamanan dari seluruh aspek guna menunjang asuhan perkembangan bayi
secara optimal.
4.2 Saran
a. Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus
dievaluasi sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai.
b. Bagi perawat anak hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan
anak menggunakan evidence based practice terbaru yang menunjang
pelayanan atraumatic care dan family center care.
c. Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap
situasi dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang
cocok yang menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.

14
DAFTAR PUSTAKA
Tomey, Alligood, .(2006). Nursing Theorist and Their Work,sixth edition.
Toronto : The CV Mosby Company St. Lousi,
Ruddy, .(2007). Models and theorist of Nursing. http. www.library
stritch.edu, diperoleh tanggal 25 November 2007, pukul 10.26.

15

Вам также может понравиться