Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
untuk mensintesis atau mengidentifikasi jenis kenyamanan menurut analisis
konsep (Kolcaba & Kolcaba, 1991) :
(a) Relief (Kelegaan) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian
Orlando (1961), yang mengemukakan bahwa perawat meringankan
kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
(b) (b) Ease (Ketentraman) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian
Henderson (1966), yang mendeskripsikn ada 13 fungsi dasar manusia yang
harus dipertahankan selama pemberian asuhan keperwatan.
(c) (c) Transedence dijabarkan dari hasil penelitian Paterson dan Zderad
(1975), yang menjelaskan bahwa perawat membantu pasien dalam
mengatasi kesulitannya (Alyssa M. Wolf, 2014).
2
level ketiga dari teori keperawatan. Teori middle range cukup spesifik uuntuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan
mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan prktik, middle range
teori lebih banyak digunkan dari pada grand teori, dan dapat diuji secara empiris
pemikirannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori Katharine Kolcaba
Dalam perspektif pandangan Kolcaba Holistic comfort didefinisikan
sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui
kebutuhan akan pengurangan relief, ease, and transcendence yang dapat terpenuhi
dalam empat kontek pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikosipiritual, sosial
dan lingkungan (Ruddy, 2007).
Asumsi-asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba bahwa
Kenyamanan adalah suatu konsep yang mempunyai suatu hubungan yang kuat
dengan ilmu perawatan. Perawat Menyediakan kenyamanan ke pasien dan
keluarga-keluarga mereka melalui intervensi dengan orientasi pengukuran
kenyamanan. Tindakan penghiburan yang dilakukan oleh perawat akan
memperkuat pasien dan keluarga-keluarga mereka yang dapat dirasakan seperti
mereka berada di dalam rumah mereka sendiri. Kondisi keluarga dan pasien
diperkuat dengan tindakan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh perawat
dengan melibatkan perilaku (Tomey, Alligood, 2006).
Peningkatan Kenyamanan adalah sesuatu hasil ilmu perawatan yang
merupakan bagian penting dari teori comfort. apalagi, ketika intervensi
kenyamanan dikirimkan secara konsisten dan terus-menerus, maka mereka secara
teoritis dihubungkan dengan suatu kecenderungan ke arah kenyamanan yang
ditingkatkan setiap saat, dan dengan sendirinya klien akan mencapai kesehatan
yang diinginkan dalam mencari kesembuhan (HSBS).
2.2 Definisi Kenyamanan
Konsep tentang kenyamanan (comfort) sangat sulit untuk di definisikan
karena lebih merupakan penilaian responsif individu (Oborne, 1995). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, nyaman adalah segar; sehat sedangkan
kenyamanan
adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan (Kolcaba, 2003). Dan beberapa
bahasa asing menerjemahkan kenyamanan sebagai suatu kondisi rileks, dimana
tidak
4
dirasakan sakit di antara seluruh anggota tubuh.
2.3 Kerangka teori
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama
beserta definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai
suatu kebutuhan akan kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan
kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support
system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual,
sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring,
laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan
dengan parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan
serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai
hubungan yang kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan sebagai suatu
keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai
suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan
melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and
(transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman
yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
A. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient)
memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik
B. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
C. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai
diatas masalahnya. Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks
diatas menjadi beberapa hal berikut :
a. Fisik, berkenaan denagn sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang
meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna kehidupan
hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.
5
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh
dari luar. d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal,
keluarga, dan hubungan sosial.
3. Comfort Measures Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu
intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti
fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan
intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada
pelayanan keperawatan, mengacu pada teori comfort ini.
5. Intervening variables Didefinisikan sebagai kekuatan yang
berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari comfort
secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia,
sikap, status emosional, support system, prognosis, financial, dan
keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs) Merupakan sebuah kategori yang
luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan pencarian
kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan
perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait
dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas
financial, dan keseluruhan dari organisasi pelayanan kesehatan pada
area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi
institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home
care, dll.
8. Kerangka Skematik Teori
6
2.4 Penerimaan Teori Katharine Kolcaba
Teori ini relative baru dan bisa dikembangkan pada area perawatan
kebidanan, persalinan, kateterisasi jantung, hospice, infertilitas, terapi radiasi,
perawatan orthopedic, perawatan perioperatif, perawatan hospitalisasi orang
dewasa. Selain itu bisa diterapkan pada area kegawatan, post pembedahan dan
postpartum. Kolcaba menyatakan bahwa perawatan untuk kenyamanan
memerlukan sekurangnya tiga tipe intervensi comfort yaitu :
a. Tehnis tindakan kenyamanan, merupakan intervensi yang didesain untuk
mempertahankan homeostasis dan memanage nyeri yang ada, seperti
monitoring tanda tanda vital, hasil kimia darah, juga termasuk pengobatan
nyeri. Tehnis tindakan ini didesain untuk membantu mempertahankan atau
mengembalikan fungsi fisik dan kenyamanan, serta mencegah komplikasi.
b. Coaching, meliputi intervensi yang didesain untuk menurunkan
kecemasan, memberikan informasi, mendengarkan, membantu
perencanaan recovery secara realistis. Agar Coaching ini efektif, perlu
dijadwalkan untuk kesiapan pasien dalam menerima pengajaran baru.
c. Comfort Food untuk jiwa, meliputi intervensi yang menjadikan penguatan
dalam sesuatu hal yang tidak dapat dirasakan. Terapi pada food comfort
ini meliputi pemijatan, adaptasi lingkungan yang meningkatkan
kedamaian dan ketenangan, guided imagery, terapi musik, mengenang,
dan lain lain. Saat ini perawat umumnya tidak memilki waktu untuk
7
memberikan comfort food untuk jiwa, akan tetapi tipe intervensi comfort
tersebut difasilitasi oleh sebuah komitmen oleh institusi terhadap
perawatan kenyamanan.
1. Keperawatan
2. Pasien
3. Kesehatan
Kolcaba menggambarkan kesehatan sebagai fungsi yang optimal yang
dididefinisikan oleh pasien sebagai kelompok, keluarga maupun
komunitas.
4. Lingkungan
8
Dalam teori ini lingkungan merupakan beberapa aspek dari pasien,
keluarga, atau lingkungan institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat
atau oranglain yang dibutuhkan agar dapat meningkatkan kenyamanan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Teori
Tn. B Tanggal 10 Agustus 2007 kecelakaan yang menyebabkan patahnya
tulang femur sebelah kanan (dextra). Dari hasil pemeriksaan maka diputuskan
bahwa TN. A akan dilakukan operasi femur dengan pemasanangan pen. Dan
tuan A dan keluarga menyetuji mengenai tindakan ini. Operasi dilakukan tanggal
13 Agustus 2007. Identitas Tn. A, beralamat di jalan Gadung No. 4 Surabaya,
umur 40 tahun, Pendidikan Sarjana Agama Islam, Pekerjaan Guru SD, Suku
9
Jawa, Status Perkawinan sudah Menikah, dengan 2 orang anak yang masih kecil,
agama Islam, Jaminan kesehatan ada (askes pegawai negeri). Penanggung jawab
adalah Istrinya Tn B, tempat tinggal sama dengan tn B di jalan Gadung no, 4
Surabaya. Pengkajian post operasi didapatkan data klien merasakan nyeri pada
femurnya post operasi, terpasang drain, tensi 130/90, nadi 90 x/mt, RR 18 x/mt.
Pemahaman Klien tentang perawatan Rumah Sakit dan sakitnya: Klien
mengatakan bahwa dia belum pernah masuk rumah sakit sehingga bingung
sekali dan menanyakan apakah hasil operasi ini kembali normal dan sampai
kapan rasa nyeri setelah operasi ini hilang karena nyerinya betul-betul sakit.
Tuan B mengungkapkan kekhawatiran terhadap dua anaknya yang masih kecil,
karena tidak ada yang merawat dirumah dan juga murid-muridnya karena guru
agama di sekolahanya Cuma satu yaitu dirinya sehingga dia kawatir kalau
penyakitnya ini lama sembuhnya.
3.2 Analisa kasus
Kasus Tuan B dengan teori Comfort dapat diterapkan dengan analisa sebagai
berikut sebagai berikut :
Klien saat ini membutuhkan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan
akan kenyamanan, akibat kecelakaan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik
yaitu adanya rasa nyeri dari bekas operasi, psikospiritual adanya keawatiran
terhadap keluarga dan rutinitas setiap harinya, sosial dan lingkungan, yang
kesemuanya membutuhkan monitoring, edukasi dan dukungan serta kebutuhan
akan konseling financial dan intervensi. Maka untuk mengetahui lebih dalam
dari kebutuhan klien maka :
a. Tahap pertama adalah melakukan pengkajian menurut Kolcaba, yang
diarahkan pada Struktur Taxonomi Comfort sebagai berikut :
10
pen sekolah yang
saat ini belum
bisa diwakilkan
ke orang lain
karena dia satu-
satunya guru
agama disana
Psikospiritual Kecemasan dan Rentang waktu yang Kebutuhan akan
ketegangan lama tentang perlunya
akan kesembuhan dukungan
penyakitnya penyakitnya psikologis dan
spiritual dari
keluarga dan
teman-teman
guru di
sekolahnya
Lingkungan Ruang Privasi yang kurang, Kebutuhan akan
perawatan kelas sehingga membuat suasana
tiga, yang ramai kurang nyaman perawatan yang
dan banyak tenang dan
pengunjung perlunya
distraksi,
relaksas
Sosiokultural Istri dirumah Keluarga Keinginan
yang merawat tidak bisa untuk dukungan
anak-anaknya menunjukkan dari keluarga
sehingga tidak perlindungan atau teman
bisa menemani dan perhatian dekat yang bisa
setiap saat secara penuh memberikan
informasi
tentang
penyakit dan
keadaan di
11
rumah dan
tempat
kerjanya.
12
Memberikan informasi, mendengarkan,
membantu perencanaan recovery secara
realistis
Comfort food for the soul Memberikan terapi energy untuk
penyembuhan
Mengajarkan teknik relaksasi
Mengajarkan teknik distraksi
Memfasilitasi guided imagery
Menurunkan stimulus lingkungan
Memberikan pemijatan,
adaptasi lingkungan dengan
meningkatkan kedamaian dan
ketenangan,
terapi musik, mengenang, dan lain lain
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kenyamanan adalah tujuan sentral dari keperawatan karena melalui rasa
nyaman tahap recovery klien akan tercapai. Teori Kolcaba menjelaskan tentang
seorang individu dapat merasakan kondisi nyaman dan tidak nyaman, yang
dipengaruhi oleh aspek yang bersifat holistik, meliputi fisik, psikospiritual,
sosiokultural, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang dirasakan dapat
mempengaruhi status kesehatan seseorang, Oleh karena itu, perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan perlu memahami dan mengaplikasikan model
konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Dalam
konteks perawatan neonatus dengan resiko tinggi diperlukan stabilitas dan
kenyamanan dari seluruh aspek guna menunjang asuhan perkembangan bayi
secara optimal.
4.2 Saran
a. Dalam praktik keperawatan hendaknya level kenyaman klien terus
dievaluasi sehingga kesembuhan klien lebih cepat tercapai.
b. Bagi perawat anak hendaknya dalam memberikan asuhan keperawatan
anak menggunakan evidence based practice terbaru yang menunjang
pelayanan atraumatic care dan family center care.
c. Dalam clinical neonates setting, perawat hendaknya lebih peka terhadap
situasi dan kondisi klien sehingga mampu menerapkan teori mana yang
cocok yang menunjang dalam pemberian asuhan keperawatan holistik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Tomey, Alligood, .(2006). Nursing Theorist and Their Work,sixth edition.
Toronto : The CV Mosby Company St. Lousi,
Ruddy, .(2007). Models and theorist of Nursing. http. www.library
stritch.edu, diperoleh tanggal 25 November 2007, pukul 10.26.
15