Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN

3.1 Tinjauan Umum


3.1.1 Data Umum Proyek

Gambar 3.2. Papan Proyek


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

Nama Paket : Peningkatan ruas jalan Kefamenanu-Nunpo


Pemberi tugas : Dinas pekerjaan umum bina marga Kab. TTU
Nomor kontrak : PUPR.602/PPK/45/V/2018
Tanggal SMPK : 2 Mei 2018
Waktu pelaksanaan : 150 hari kalender
Masa pemeliharaan : 180 hari kalender
Nilai kontrak : Rp. 16.381.402.000,00
Somber dana : Dana Alokasi Khusus (DAK)
Kontraktor : PT. Sari Karya Mandiri

32
Data Teknis Proyek
Panjang jalan : 10,950 KM
Lebar badan jalan :4m
Kemiringan badan jalan :2%
Lebar Bahu Jalan :1m
Kemiringan bahu jalan :4%
Awal proyek : 0 + 000
Akhir proyek : 10 + 550
Jenis pekerjaan : pekerjaan peningkatan jalan dengan HRS Base

3.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan Proyek


Secara umum lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam proyek
Peningkatan Ruas jalan Kefamenanu – Nunpo tersebut adalah :
A. Umum
 Mobilisasi
B. Drainase
 Galian Untuk Selokan,Drainase Dan Saluran Air
 Pasangan Batu Dengan Mortar
C. Pekerjaan Tanah
 Galian Biasa
 Galian Batu
 Galian Struktur Dengan Kedalaman 0-2 M
 Penyiapan Badan Jalan
 Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian
D. Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan
E. Perkerasan Non Aspal
 Lapis pondasi agregat kelas A
 Lapis Pondasi Agregat Kelas B
F. Perkerasan aspal
 Lapis Resap Pengikat Aspal – Cair
 Lapis Perekat – Aspal Cair

33
 Lataston Lapi Pondasi (HRS-Base) (Gradasi Senjang /Semi
Senjang)
 Lapis Permukaan Penetrasi Macadam
G. Strukur
 Beton Mutu Sedang fc' 20 Mpa untuk Box 1x1 = 9 bh 1x1,5 =
3 bh 2x3=2 bh dan Plat Beton 6 m = 3bh
 Beton Mutu Rendah Fc'=15 Mpa
 Baja Tulangan U 24 Polos
 Pasangan Batu
 Bronjong Dengan Kawat Yang Dilapisi Galvanis
 Sandaran (Railing)

3.2 Manajemen Proyek


3.2.1 Pihak – Pihak Yang Terlibat
Berikut ini adalah pihak – pihak yang terlibat dalam proyek
Peningkatan Ruas Jalan Kefamenanu – Nunpo dan tugasnya masing-masing :
1. Pemilik proyek (Owner)
Pemilik proyek (owner) adalah perseorangan atau badan usaha yang
mempunyai gagasan mendirikan suatu bangunan proyek.Pemilik proyek disebut
juga pengguna jasa.Dalam hal ini pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Timor Tengah Utara.Adapun tugas dan kewajiban pemilik
proyek adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana pengadaan barang/jasa.
b. Mengangkat panitia / pejabat pengadaan barang dan jasa.
c. Menetapkan paket-paket kerja disertai ketentuan mengenai penggunaan
peningkatan produksi dalam negeri dan peningkatan pemberian
kesempatan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil,serta kelompok
masyarakat.
d. Menetapkan dan mengesahkan harga perkiraan sendiri (hps),jadwal tata
cara pelaksanaan dan lokasi pengadaan yang disusun panitia pengadaan.
e. Menetapkan dan mengesahkan hasil pengadaan panitia/pejabat pengadaan
sesuai kewenagan.

34
f. Menetapkan besaran uang muka yang menjadi hak penyedia barang atau
jasa sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Menyiapkan dan melaksanakan perjanjian atau kontrak dengan pihak
penyedia barang atau jasa.
h. Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian pengadaan barang atau jasa.
i. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian atau kontrak.
j. Menyerahkan aset hasil pengadaan barang atau jasa dengan berita acara
penyerahan.
k. Menandatangani fakta integritas sebelum pelaksanaan pengadaan barang
atau jasa.
2. Kontraktor pelaksana
Perusahaan, perseorangan atau perkumpulan berbadan hukum yang bergerak
dalam bidang pelaksanaan bangunan.Tugas dan tanggung jawab kontraktor
pelaksana adalah :
a. Melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak,berdasarkan gambar kerja dan
peraturan yang telah ditetapkan.
b. Membuat jadwal kegiatan apabila diperlukan.
c. Membuat jadwal pengadaan bahan atau material utama serta pengiriman
bahan ke lokasi proyek demi terlaksananya proyek tersebut.
d. Menjamin keamanan dilapangan serta keselamatan kerja atas semua
orang,baik pekerja maupun pengunjung yang berkepentingan dalam
proyek tersebut.
e. Membuat gambar detail setiap pekerjaan yang akan dikerjakan apabila
diperlukan.
f. Bersama-sama dengan konsultan pengawas melakukan pemeriksaan atas
pekerjaan yang telah diselesaikan.
g. Bertanggung jawab atas hasil kerja sama pekerjaan sub kontraktor apabila
selaku kontraktor utama.
h. Membayar asuransi,pajak,serta ijin bagunan sesuai dengan kontrak.
i. Menyerahkan hasil pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai dengan
ketentuan yang berlaku secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

35
Dalam proyek ini yang menjadi kontraktor pelaksana adalah
PT.Sari Karya Mandiri.

Hironimus Taolin

Direktur

Dwi A. Sudarsono Melky G.E.Mata Titu

Tenaga Laboratorium Kepala Pelaksana

Andreas Taolin Alberto Tesbele Dedy R. Rihi


Logistik Juru Ukur Juru Gambar

Hasan Ronaldus Tri Hany


B.Asbulah
Pengawas Adm.& Keuangan

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana


Sumber : PT.Sari Karya Mandiri, 2018

3. Konsultan pengawas
Merupakan jasa konstruksi pengawasan pekerjaan konstruksi terdiri dari
jasa pengawasan pekerjaan konstruksi dan jasa pengawasan keyakinan
mutu,ketepatan waktu dalam proses pekerjaan serta hasil pekerjaan
konstruksi,dan pengembangan layanan jasa seperti manajemen proyek dan
manajemen konstruksi.Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas sesuai
dengan tata pelaksanaan yaitu :

36
1. Tahap pra kontrak meliputi :
a. Melakukan pemahaman atau mempelajari dokumen lelang.
b. Menghadiri dan mengikuti acara rapat penjelasan pekerjaan.
c. Mengevaluasi rencana kerja dan jadwal pelaksanaan yang dibuat oleh
kontraktor.
d. Menetapkan rencana kerja dan mengkoordinir personil yang
mempunyai keahlian dan kemampuan untuk melaksanakan tugas
pengawasan.
2. Tahap konstruksi meliputi :
a. Mengeasvaluasi pelaksanaan pekerjaan,hasil pekerjaan serta ketetapan
waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
b. Melakukan pemeriksaan atau penelitian terhadap bahan atau material
yang akan digunakan serta memeriksa mix design.
c. Melakukan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas bahan,
peralatan, tenaga kerja dan prosedur atau teknik.
d. Pelaksanaan serta laju pencapaian presentasi sesuai dengan ketentuan
dan rencana yang sudah ditetapkan.
e. Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek menyangkut
permasalahan yang timbul selama masa pekerjaan.
f. Menyusun berita acara yang berkaitan dengan kemajuan
pekerjaan,perubahan-perubahan dan serah terima pekerjaan sesuai
dengan berita acara.
g. Menyiapkan dan menyususn laporan harian, bulanan, serifikat,
pembangunan bulanan, laporan triwulan, maupun laporan lain yang
diminta pemilik proyek atau pemberi tugas.
3. Hak dan wewenang konsultan adalah sebagai berikut :
a. Menyetujui dan menolak metode kerja kontraktor yang menyangkut
mutu atau kualitas pekerjaan.
b. Meminta kontraktor untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
memuaskan atau kualitas pekerjaan.
4. Tahap pasca konstruksi meliputi sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan.

37
b. Membuat laporan pelaksanaan yang berisi tentang segala yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
Dalam proyek ini yang menjadi konsultan pengawas adalah CV.Karya
Putra Yudha.

DIREKTUR

Hendrik T. N. F. Frodriques, ST

ADMIN

Maria C. H. Sanan

TEAM LEADER

Maryianto B. Talan

QUALITY CONTROL INSPECTOR


Yoseph T. M. Diaz Alffi, SST
Paulus Koko Laka, ST Dan
Yoahnes Paulus Pati Hayon, ST

Gambar 3.4 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Sumber : Cv.Karya Putra Yudha, 2018

38
Agar proyek tersebut dapat diselesaikan dangan sukses, maka
perlu adanya hubungan kerja atau koordinasi yang baik antara
pemilik proyek, konsultan, dan kontraktor. Oleh karena itu pihak-
pihak yang terlibat didalam proyek harus tahu betul mana yang
menjadi hak dan kewajibanya masing-masing,dan pada akhirnya
proyek tersebut dapat berjalan dengan baik
Pihak-pihak yang telah disebutkan diatas dapat digambarkan
melalui sebuah skema hubungan kerja sebagai berikut:

Skema Hubungan Kerja

Pemilik Proyek

Konsultan Kontraktor

Keterangan : Hubungan Kontrak


Hubungan Koordinasi

Gambar 3.5 Skema Hubungan Kerja


Sumber : W. I. Ervianto, 1997, Buku Manajemen Proyek Konstruksi, Erlangga,
Jakarta

1. Hubungan Antara Pemilik Proyek dan Konsultan


Hubungan antara kedua unsur pengelola proyek ini erat sekali,
dimana konsultan merupakan wakil pemilik proyek dalam hal
menyangkut perencanaan maupun pengawasan seperti tertera
dalam bagan diatas hubungan ini bersifat komando atau perintah
konsultatif
2. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan pengawas
Hubungan antara kedua unsur pengelola ini boleh dikatakan
sangat erat, dimana semua kegiatan menyangkut pelaksanaan
yang dikaksanakan oleh kontraktor baru dapat dikerjakan melalui

39
konsultasi atau koordinasi dengan konsultan pengawas,
sedangkan hubungan antara kontraktor dengan konsultan
perencana hampir tidak ada.
3. Hubungan antara pemilik proyek dan kontraktor
Hubungan ini terbatas pada hal–hal yang bersifat prinsip-prinsip
tertentu antara lain memberikan penjelasan kepada pemilik
proyek jika pemilik proyek mengadakan peninjauan atau inpeksi
lapangan dan melakukan pembayaran atas kemajuan proyek.

40
3.2.2 Rencana Anggaran Biaya

41
42
3.3 Tinjauan Khusus

3.3.1 Pekerjaan yang Diamati


Dalam melaksanakn kegiatan praktek pada proyek peningkatan/rehabilitasi
ruas jalan Kefamenanu - Nunpo, Kabupaten Timor Tengah Utara, penulis hanya
mengamati pekerjaan pada lapis pondasi atas yang menggunakan agregat kelas A.
Lapis pondasi Agregat kelas A adalah konstruksi lapis pondasi agregat di
bawah lapisan beraspal yang menggunakan material agregat yang dihamparkan
dan dipadatkan di atas badan jalan sesuai ketentuan teknis yang disyaratkan dan
berfungsi untuk memperkuat pondasi bagian atas suatu badan jalan.
Uraian pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
yang diamati Penulis adalah :
a. Penghamparan Agregat kelas A untuk Lapis Pondasi Atas
Pada pekerjaan ini material – material diangkut dari tempat
pengangkutan menggunakan Dump Truck ke lokasi proyek dan
ditumpuk diatas permukaan tanah dasar atau badan jalan yang akan
dilaksanakan proyek tersebut. Kemudian dengan menggunakan Motor
Grader, agregat – agregat tersebur dihampar dan diratakan sesuai
ketebalan yanng telah ditentukan. Agregat ditumpuk sepanjang ruas
jalan yang akan dikerjakan, yang kemudian diratakan dengan bantuan
Motor grader.
Gambar 3.6 Drop material

Sumber : Dokumentasi penulis, 2018

43
Gambar 3.7 Penghamparan Material
Sumber : Dokumentasi penulis, 2018

Tabel 3.1 Ketentuan Penghamparan dan Pemadatan


Penghamparan Dan Pemadatan Persyaratan
Penghamparan pada bagian
Lapisan yang rusak diperbaiki dahulu
jalan yang rusak
Minimal 100 m kedepan dari rencana
Panjang hamparan
akhir lokasi penghamparan lapis pondasi
Tebal padat minimum untuk
2x ukuran terbesar agregat lapis pondasi
setiap lapisan
Kadar air saat pemadatan 3 % > kadar air optimum < >1%

Pemadatan dari bagian rendah ke bagian


Bagian superelevasi
tinggi
Pemadatan bagian yang tidak
Pemadatan menggunakan Stamper
terjangkau alat berat
Sumber : Persyaratan Spesifikasi untuk lapis pondasi agregat
dalam Kontrak (surat perjanjian jasa konstruksi,
2018)

44
Tabel 3.2 Persyaratan Pengujian
Pengujian Sample Persyaratan
Indeks Plastisitas 5 per 1000 m3
Gradasi Partikel 5 per 1000 m3
Kepadatan Kering Maksimum 1 per 1000 m3
CBR 1 Setiap saat diperlukan
Sand Cone 1 per 200 m3
Nilai Kepadatan - 100% kepadatan kering maks
Sumber : Persyaratan Spesifikasi untuk lapis pondasi agregat
dalam Kontrak (surat perjanjian jasa konstruksi, 2018)

b. Penyiraman Agregat kelas A untuk Lapis Pondasi Atas


Pada pekejaan ini, ketika agregat sudah dihampar dan diratakan sesuai
dengan ketebalan yang ditentukan dengan menggunakan Motor grader,
selanjutnya permukaan badan jalan yang sudah dihampar agregat
tersebut dibasahi dengan bantuan Water Tank disepanjang ruas jalan
tersebut, dimana banyaknya air ditentukan dengan melakukan beberapa
kali percobaan, sehingga didapatkan kadar optimum didalam bahan
agregat.

Gambar 3.8 Penyiraman Material


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

45
c. Pemadatan Agregat kelas A untuk Lapis Pondasi Atas
Setelah selesai penyiraman terhadap agregat yang telah dihampar,
agregat pada badan jalan tersebut dipadatkan dengan menggunakan
vibro roller, hingga kepadatan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan sesuai dengan tabel 4.1.

Gambar 3.9 Pemadatan material


Sumber : Dokumentasi Penulis, 2018

3.3.2 Perhitungan Volume


 Panjang Jalan : 6,180 meter
 Lebar Jalan : 4 meter
 Luas = pxl

= 6,180 meter x 4 meter

= 24,720 m2

Kebutuhan bahan agregat untuk lapis pondasi


Volume gembur agregat kelas A dengan data – data sebagai berikut :
- Panjang jalan yang diamati = 6,180 m
- Lebar yang di hampar =4m
- Tebal = 0.15 m

46
Volume =PxLxT
= 6,180 m x 4 m x 0,15 m
= 3,708 m3
Dump truk yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan jalan, pada ruas
jalan kefamenanu – nunpo adalah dump truk dengan ukuran sebagai berikut :

Volume dari dump truk tersebut adalah :


V = 3.50 m3
Jadi, kapasitas dump truk yang digunakan adalah 3.50 m3.
Berdasarkan hasil perhitungan, volume agregat kelas A adalah 5,958 m3
volume gembur agregat kelas A
,jadi agregat yang di butuhkan adalah volume dump truk
3708
𝑥= = 1059,4 = 1059 reit
3,50
Dump Truck yang digunakan untuk mengangkut material ada 13 dump truck,
sehingga.
= 1059 ÷ 13 = 81,4 𝑟𝑒𝑖𝑡 ≈ 81 𝑟𝑒𝑖𝑡
Jadi untuk mengangkut 1059 reit material urugan pilihan dengan
mengunakan 13 dump truck, maka setiap dump truck akan mengangkut 81 reit.

3.3.3 Gambar Skets

Gambar 3.10 Sketsa Potongan Badan

3.3.4 Sumber Daya Yang Di Butuhkan

1) Perhitungan Produktivitas Alat Berat


Data lapangan yang di peroleh adalah:
- Jarak rata-rata Base Camp ke lokasi pekerjaan (L) = 7 km
- Panjang jalan yang di amati = 6.18 km
- Lebar badan jalan =4m
- Tebal lapis Agregat A padat (t) = 0,15 m
- Berat isi padat (Bip) = 1,93
- Volume pekerjaan Agregat =PxLxT
= 6,180 x 4 x 0,15
= 3,708 m3

47
a. Dump Truk

Kapasitas bak (v) = 3,50 m3


Faktor efisiensi alat (Fa) = 0,830
Kecepatan rata-rata bermuatan (V1) = 30,00 km/jam
Kecepatan rata-rata kosong (V2) = 40,00 km/jam
Waktu siklus :
Waktu memuat (T1) = V x 60 / Q1 x Bill
= (3,50) x 60 / (84,660) x 1,510
= 1,643 menit

Waktu tempuh isi (T2) = (L / V1) x 60 menit


= (7 / 30,00) x 60 menit
= 14,000 menit

Waktu tempuh kosong(T3) = (L / V2) x 60 menit


= (7 / 40,00) x 60 menit
= 10,500 menit
Lain-lain (T4) = 15,00 menit
Jadi, total waktu siklus(Ts2) = T1+T2+T3+T4
= 1,643 + 14,000 + 10,500 + 15,000
= 41,143 menit
𝑉 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Kapasitas produksi / jam(Q2) = 𝑇𝑠2 𝑥 𝐵𝑖𝑙

48
3,50 𝑥 0,830 𝑥 60
= 41,143 𝑥 1,510
= 2,806 m3

Koefisien alat / m3 = 1/ Q2
= 1/ 2,806
= 0,356 jam
b. Motor Grader

Panjang hamparan (Lh) = 50,00 m


Lebar efektif kerja blade (b) = 2,40 m
Faktor efisiensi alat (Fa) = 0,83
Kecepatan rata-rata alat (v) = 4 km/jam
Jumlah lintasan (n) = 6,00 lintasan
Lajur lintasan (N) = 3,00
Lebar overlap (bo) = 0,300 m
Waktu siklus (Ts3) :
Peralatan 1 lintasan (T1) = Lh / (v x 1000) x 60
= 50,00 /( 4 x 1000) x 60
= 0,75 menit
Lain-lain (T2) = 1,00 menit
Jadi, total waktu siklus (Ts3) = T1+ T2
= 0,75 + 1,00
= 1,75 menit
𝐿ℎ 𝑥 (𝑁(𝑏−𝑏𝑜)+𝑏𝑜)𝑥 𝑡 𝑥𝐹𝑎𝑥 60
Kapasitas produksi /jam (Q3) = 𝑛 𝑥 𝑇𝑠3
=
50,00 𝑥(3,00(2,40−0,30)+ 0,30)𝑥0,15 𝑥0,83 𝑥 60
6,00 𝑥 1,75
= 234,77 m3
3
Koefisien Alat / m = 1/ Q3
= 1/ 234,77
= 0,004 jam

49
c. Vibrator Roller

Kecepatan rata-rata alat (v) = 3,50 km/jam


Lebar efektif pemadatan (b) = 1,680 m
Jumlah lintasan (n) = 8,00 lintasan
Lajur lintasan (N) = 3,00
Lebar overlap (bo) = 0,20 m
Faktor efisiens alat (Fa) = 0,830

(𝑣 𝑥 1000)𝑥 (𝑁(𝑏−𝑏𝑜)+ 𝑏𝑜)𝑥 𝑡 𝑥 𝐹𝑎


Kapasitas produksi /ja m(Q4) = 𝑛
=
(3,50 𝑥 1000)𝑥 (3,00(1,680−0,20)+ 0,20)𝑥 0,15 𝑥 0,830
8
= 252,735 m3
3
Koefisien alat / m = 1/ Q4
= 1 / 252,735
= 0,004 jam

d. Water Tank Truck

50
Volume tanki air (v) = 4,00 m3
Kebutuhan air/m3 agregat padat (Wc) = 0,071 m3
Kapasitas pompa air (pa) = 100,00 liter/menit
Faktor efisien alat (Fa) = 0,830
𝑝𝑎 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60
Kapasitas produksi /jam (Q5) = 1000 𝑥 𝑊𝑐
100,00 𝑥 0,830 𝑥 60
= 1000 𝑥 0,071
= 70,141 m3
Koefisien alat / m3 = 1/ Q5
= 1 / 68,57
= 0,014 jam

2) Tenaga
Produksi menentukan =Dum truck Q1 = 84,660 m³/jam
Produksi agregat / hari = Tk x Q1
Qt =7,0 x 84,660 = 592,62 m³
 kebutuhan tenaga
- Pekerja : 8 Orang
- Mandor : 1 Orang
 Koefisien tenaga / m³
𝑇𝑘 𝑥 𝑃 7,0 𝑥 8
- Pekerja : (Tk x P )/ Qt = 𝑄𝑡 = 592,62 = 0 ,094 jam
𝑇𝑘 𝑥 𝑀 7,0 𝑥 1
- Mandor : (Tk x M)/Qt = = = 0 ,0118 jam
𝑄𝑡 592,62

51
3.3.5 Metode dan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Agregat A

52
53
54
3.3.6 Foto – Foto Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar Drop Material Agregat A

Gambar PenghamparnMaterial

Gambar Penyiraman Agregat A Gambar Pemadatan Agregat A

55
Gambar 3.11 Penurunan Aspal Gambar 3.12 Penghamparan
Aspal

Gambar 3.13 Pengukuran Suhu Gambar 3.14 Pemadatan


menggunakan Tandem Roller

Gambar 3.15 Pemadatan Menggunakan Tyre Roller

56
Gambar 3.16 Drop Sirtu

Gambar 3.17 Penghamparan Sirtu


Untuk Bahu Jalan

57
3.4 Pengendalian Pelaksanaan Pekerjaan.

a) Mutu
Salah satu tujuan proyek adalah memenuhi persyaratan
mutu,dalam hubungan ini suatu peralatan,material dan cara kerja yang
dianggap memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam
spesifikasi,dengan demikian bangunan yang dihasilkan diharapkan dapat
berfungsi secara memuaskan selama waktu yang ditentukan,dengan kata
lain siap dipakai untuk mencapai tujuan tersebut secara efektif dan
ekonomis.
Pengendalian mutu yang dijumpai dalam proyek Peningkatan Ruas
Jalan Kefamenanu – Nunpo yaitu :
 Menggunakan material yang sudah lolos uji atau memenuhi
spesifiikasi.
 Untuk mengetahui mutu dilakukan sand cone pada lapisan
pondasi jalan yang sudah dipadatkan dilapangan.

b) Biaya
Pengendalian biaya proyek merupakan pengeluaran yang diadakan
untuk pelaksanaan,operasi serta pemeliharaan proyek.
Dalam proyek yang dikerjakan pada proyek Peningkatan Ruas Jalan
Kefamenanu – Nunpo Kab.TTU total nilai kontraknya adalah
Rp.16.381.402.000,00. Dari presentase bobot pekerjaan sampai saat selesai
praktek adalah 97.15 % yang dimana total pengendalian yang sudah
dikeluarkan adalah Rp. 15.181.819.352,72.

c) Waktu
Sistem pengendalian waktu bertujuan untuk memanfatkan waktu
pelaksanaan suatu proyek secara efektif dan efisien guna memperlancar
proyek.Pengendalian waktu yang sering digunakan adalah time schedule
jadwal pelaksanaan kegiatan. Pada proyek peningkatan ruas jalan

58
Kefamenanu – Nunpo, waktu yang dijadwalkan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan lapis pondasi agregat A adalah 24 hari (4 minggu).
Berdasarkan hasil perhitungan produktifitas alat berat yang
digunakan pada point 3.3.4, maka waktu pelaksanaan pekerjaan agregat A
yang diamati dilapangan selama PKL dapat disimpulkan meliputi :
1) Waktu Mendropil Material
Jumlah Dum Truck yang bekerja = 13 Unit
Jam kerja yang digunakan = 7 jam/hari
Kapasitas produktifitas / jam = 2,806 m³/jam
Kapasitas produktifitas / hari = (7 jam x 2,806 m³/jam)
= 19,642 m³/hari
Waktu kerja yang dibutuhkan = 3,708 m³/ (19,642 m³/hari x 13)
= 14,5 hari ≈ 14 hari
Jadi,waktu yang diamati untuk mendropil material agregat A 3,708 m³
adalah 14 hari dengan jarak angkut 7 km.
2) Waktu Penghamparan Material
Jumlah motor grader yang bekerja = 1 Unit
Jam kerja yang digunakan = 7 jam/hari
Kapasitas produktifitas / jam = 234,77 m³/jam
Kapasitas produktifitas / hari = 234,77 m³/jam x 7 jam
= 1643.39 m³/hari
Jadi,waktu yang diamati untuk menghampar material agregat A 3,708 m³
adalah 1643.39 m³/ hari.
3) Waktu Pemadatan Material
Jumlah vibrator roller yang bekerja = 1 Unit
Jam kerja yang digunakan = 7 jam/hari
Kapasitas produktifitas / jam = 252.735 m³/jam
Kapasitas produktifitas / hari = 252.735 m³/jam x 7 jam
= 1769.145 m³/hari
Jadi,waktu yang diamati untuk pemadatan material agregat A
3,708 m³ adalah 1769.145 m³/ hari.

59
Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pekerjaan lapis pondasi agregat A dengan volume pekerjaan 3708
m³,membutuhkan waktu 14 hari kerja, namun dengan pengamatan
penulis dilapangan selama PKL pekerjaan diselesaikan 10 hari lebih
cepat.

60

Вам также может понравиться