Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya),aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap
suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
8
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria
yang telah ada (Notoatmodjo, 2012:139).
dimana semakin tinggi tingkat pendidikan yang diperoleh maka semakin tinggi
pula tingkat pengetahuan
3) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu
(PRO HEALTH, 2010).
4) Sunber Informasi
Informasi dapat diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal yang
memberikan pengaruh jangka pendek yang dapat terlihat apabila seseorang dapat
menerima informasi sebagai suatu yang positif dan dapat membawa suatu
perubahan terhadap perilaku yang mungkin akan teriadi pada saat itu. Sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan .
Meningkatkan pengetahuan juga dapat diperoleh dari metode penyuluhan.
Dengan pengetahuan yang bertambah seseorang akan dapat mengubah sikap serta
perilakunya.
P = Nilai sikap
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Selanjutnya presentase jawaban di interprestasikan dalam kualitatif dengan
acuan sebagai berikut:
(1) Sangat setuju: 76% - 100%
(2) Setuju: 56% - 75%
(3) Tidak setuju: 26% - 55%
(4) Sangat tidak setuju: < 26
(4) Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan
mengonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-bahan berbahaya lainnya, juga
cenderung meningkat.
(5) Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat
tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan
orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat
berkurang.
(6) Mengendalikan stres. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga
agar stres tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang
positif.
4) Perilaku sakit (illnes behavior)
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang: penyebab dan gejala
penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
5) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran yang mencakup
hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Hak
dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain
(terutama keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit (the
sick role). Perilaku ini meliputi:
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
(2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan yang layak.
(3) Mengetahui hak.
kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior). Secara
teori memeng perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu mengikuti
tahap-tahap yang telah disebutkan, yakni melalui proses perubahan: pengetahuan
(knowledge)-sikap (attitude)-praktik (practice) atau “KAP” (PSP).
2.4.3.5 Aspek sosio-psikologi perilaku kesehatan
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor-faktor
tersebut antara lain: susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam
perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari
rangsangan yang masuk kerangsang yang dihasilkan. Perpindahan ini dihasilkan
oleh susunan saraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron
memindahkan energi-energi di dalam impul-impul saraf. Impul-impul saraf indra
pendengaran, penglihatan, pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari
tempat terjadinya rangsangan melalui impul-impul saraf ke susunan saraf pusat.
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seorang dapat diketahui melalui
persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sebagainya
pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
tergantung sifat dan jenis makanan. Jika dirata-rata, umumnya lambung kosong
antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya
lambung.
Porsi makan pagi tidak perlu sebanyak porsi makan siang dan makan malam
secukupnya saja, untuk memenuhi energi dan sebagian zat gizi sebelum tiba
makan siang. Lebih baik lagi jika makanan ringan sekitar pukul 10.00 WIB.Menu
sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein dan lemak, serta cukup
air untuk mempermudah pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi. Pilihlah
menu yang praktis dan mudah di siapkan dan usahakan untuk makan pagi karena
penting dan mempersiapkan energi dalam beraktivitas dalam sehari.
2) Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna,
dan serap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang.
Menyediakan variasi makanan merupakan salah satu cara unuk menghilangkan
rasa bosan. Sehingga mengurangi selera makan. Menyusun hidangan seha
memerlukan keterampilan dan pengetahuan gizi. Variasi menu yang tersusun oleh
kombinasi bahan makanan yang memperhitung dengan tepat akan memberikan
hidangan sehat baik secara kualitas maupun kuantitas. Teknik pengolahan
makanan adalah guna memperoleh intake yang baik dan bervariasi.
3) Tujuan Makan
Secara umum, tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah memperoleh
energi yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak,
mengatur metabolism ubuh serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit.
Manfaat makanan bagi mahluk hidup, termasuk manusia antara lain :
(1) Memberikan bahan untuk membangun dan memelihara tubuh
disamping memperbaiki bagian tubuh yang rusak.
(2) Memberikan energi (tenaga) yang dibutuhkan untuk kebutuhan
bergerak dan bekerja.
(3) Memberikan rasa kenyang yang berpengaruh terhadap ketentraman
yang berarti mempunyai dampak posiif terhadap kesehatan. Dengan
27
kesehatan. tidak sedikit hal yang ditabukan merupakan hal yang baik jika ditinjau
dari kesehatan, salah satu contohnya adalah anak balita tabu mengonsumsi ikan
laut karena dikhawatirkan akan menyebabkan cacingan. Padahal dari sisi
kesehatan berlaku sebaliknya, mengkonsumsi ikan sangat baik bagi balita karena
memiliki kandungan protein yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan.
Terdapat 3 kelompok anggota masyarakat yang biasanya memiliki pantangan
makanan tertentu yaitu balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
2.4.4.3 Agama
Pantangan yang didasari Agama, khususnya Agama Islam disebut haram
dan individu yang melanggar hukum berdosa. Adanya makanan terhadap
makanan/minuman tertentu di sisi agama dikarenakan makanan/minuman tersebut
membahayakan jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Konsep halal dan
haram sangat mempengaruhi pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.
2.4.4.4 Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan, akan
berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.
Salah satu contoh prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan rendah
biasanya adalah ‘yang penting mengenyangkan’, sehingga porsi bahan makanan
sumber karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan kelompok bahan makanan
lain. Sebaliknya, sekelompok orang dengan pendidikan tinggi memiiki
kecenderugan memilih bahan makanan sumber protein dan akan berusaha
menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi lain.
2.4.4.5 Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan
perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga,
sekolah serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan
makan dalam keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang,
kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang
terdapat dalam keluarga. Lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya para guru,
teman sebaya, dan keberadaan tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya
pola makan, khususnya bagi siswa.
2.4.4.6 Faktor usia
31
anoreksia
Gangguan rasa
nyaman, nyeri
perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Sumber: Lippincott, Williams & Wilkins (2013).
34
Kerangka konsep adalah formulasi atau simplikasi dari kerangka teori atau
teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Kerangka konsep terdiri dari
variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu denan yang lain. Dengan
adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis hasil
penelitian (Notoadmodjo, 2010: 100).
Berdasarkan teori dari dua variabel yang akan diteliti, maka kerangka
konsep dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
Diukur
Berhubungan
Gambar 2.1 Kerangka konsep Hubungan Pengetahuan dan Sikap Pasien Tentang
Pola Makan Dengan Pencegahan Kekambuahan Gastritis di Wilayah
Kerja UPT Puskesmas Menteng Palangka Raya.
41