Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pengertian Hipertensi
risiko morbiditas atau mortalitas dini, yang meningkat saat tekanan darah sistolik
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg
pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah
(Muttaqin, 2009).
berdasarakan tekanan diastole. Hipertensi ringan bila tekanan darah diastole 95-
resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
2. Etiologi/Prediposisi
Sembilan puluh persen dari semua kasus hipertensi adalah primer. tidak
antara lain :
1. Genetik
orangtua dengan hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk
riwayat hipertensi.
2. Usia
besar. hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang
bertambahnya usia.
3. Kelamin
Laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih awal. Laki-
4. Stres
Stres akan meningkatakan resistensi pembulu darah perifer dan curah jantung
sehingga akan merangsang aktivitas saraf simpatetik. Adapun stres ini dapat
personal.
5. Berat Badan
digunakan.
7. Kebiasaan merokok
peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah tanpa diikuti
(Nurrahmi, 2012).
3. Patofisiologi
dan hormonal yang saling behubungan satu sama lain dalam mempengaruhi curah
jantung dan tahanan vaskular perifer. Hal lain yang ikut dalam pengaturan
tekanan darah adalah refleks baroreseptor dengan mekanisme berikut ini : Curah
jantung ditentukan oleh oleh volume sekuncup dan frekuensi jantung. Tahanan
menurun.
Pengaturan primer tekanan arteri dipengaruhi oleh baroreseptor pada sinus
karotikus dan arkus aorta yang akan menyampaikan implus ke pusat saraf
teregang. Sehingga bangkit dan menghambat pusat simpatis. Hal ini akan
arteriol mengalami dilatasi, dan tekanan arteri kembali ke level awal. hal yang
lain dengan efek yang lebih lama. Renin diproduksi oleh ginjal ketika aliran darah
ada pada gilirannya meningkatkan aliran darah yang kembali ke jantung, sehingga
tahanan perifer total dan tekanan arteri rerata meningkat. Dalam menghadapi
pemberian oksigen dan nutrien ke sel dan pembuangan produk sampah ke sel
tetap terpelihara. Untuk meningkatkan curah jantung, sistem saraf simpatis akan
merangsang jantung untuk berdenyut lebih cepat; juga meniingkatkan volume
sekuncup dengan cara embuat vasokonstriksi selektif pada organ perifer, sehingga
darah yang kembali ke jantung lebih banyak. Dengan adanya hipertensi kronis,
baroseptor akan terpasag dengan level yang lebih tinggi, dan akan merespons
Pada saat yang sama, terjadilah perubahan degeneratif pada atreiol yang
Akibat beban kerja ini, otot ventrikel kiri mengalami hipertrofi atau
kebutuhan tubuh.
diketahui, seperti pada kasus hipertensi primer, meskipun ada beberapa agen yang
dinding dan penambahan masa ventrikel kiri. Selain pertumbuhan miosit dijumpai
juga penambahan struktur kolagen berupa fibrosis pada jaringan intertestia dan
4. Gambaran Klinis
Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit
kepala, eistaksis, pusing, dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya
tekanan darah, ternyata sama seringnya dengan yang terdapat pada yang tidak
dengan tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur,
mata kabur, depresi, dan nokturia, ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak
diobati. Empat sekuele utama akibat hipertensi adalah stroke, infark miokard,
5. Penatalaksanaan
target <140/90 mmHg. Pada pasien dengan hipertensi dan diabetes atau penyakit
ginjal, target tekanan darahnya adalah <130/80 mmHg. Pencapaian tekanan darah
target secara umum dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
1. Non Farmakologis
a. Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih: peningkatan berat badan
hipertensi.
terkena hipertensi 30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas
bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
2. Terapi Farmakologi
a. Diuretik
b. Simpatolitik
6. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata,
ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan
sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada
otak sering terjadi stroke dimana terjadi perdarahan yang disebabkan oleh
yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak
komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti pada hipertensi
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
No. RM : 1086xxx
Nama : Ny. E
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : Swasta
a. Keluhan utama
Pasien datang ke IGD pada tanggal 01 Desember 2018 jam 12.00 WIB
dirasakan saat ini sejak 1 minggu yang lalu. Klien mengatakan sudah
hipertensi sejak 2 tahun yang lalu, klien tidak mau meminum obat
mengonsumsi makanan asin, bahkan sampai saat ini klien masih senang
e. Riwayat alegi
Barthel Indeks
No Kriteria Skor Keterangan
1. Makan 10 Frekuensi 3 x sehari
5 : bantuan Jumlah 1 piring/sekali
10 : mandiri makan
Jenis nasi, sayur, lauk
2. Minum 10 Frekuensi 6 x sehari
5 : bantuan Jumlah ± 1500 cc
10 : mandiri Jenis air putih
3. Berpindah dari kursi roda 15
ke tempat tidur/sebaliknya
10 : bantuan
No Kriteria Skor Keterangan
15 : mandiri
4. Personal toilet (cuci muka, 5 Frekuensi 2 x sehari
menyisir rambut, gosok gigi) (pagi dan sore hari)
0 : bantuan
5 : mandiri
5. Keluar masuk toilet 10
(mencuci pakaian, menyeka
tubuh dan menyiram)
5 : bantuan
10 : mandiri
6. Mandi 15
5 : bantuan
15 : mandiri
7. Jalan di permukaan datar 5
0 : bantuan
5 : mandiri
8. Naik turun tangga 10
5 : bantuan
10 : mandiri
9. Mengenakan pakaian 10
5 : bantuan
10 : mandiri
10. Kontrol Bowel (BAB) 10 Frekuensi 1 hari sekali
5 : bantuan Konsistensi lunak
10 : mandiri
11. Kontrol Bladder (BAK) 10 Frekuensi 6-7 x/hari
5 : bantuan Warna kuning
10 : mandiri
12. Olahraga/latihan 10 Frekuensi 1 x seminggu
5 : bantuan Jenis jalan kaki
10 : mandiri
13. Rekreasi/pemanfaatan 10 Frekuensi setiap hari
waktu luang
5 : bantuan
10 : mandiri
4. Pemeiksaan Fisik
1.Keadaan Umum : Baik
Tekanan darah : 185/90 mmHg
Nadi : 70 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,7 C
2.Kulit dan kuku
Inspeksi
Warna kulit : Coklat
Warna kuku tampak kecoklatan, tampak
menebal dan mengeras
Lesi : tidak ada lesi
Pigmentasi berlebih : tidak ada pigmentasi berlebih
Jaringan parut : tidak ada jaringan parut
Distribusi rambut : rambut tipis, beruban
Kebersihan kuku : kuku terpotong pendek, rapi dan
bersih
Kelainan pada kuku : tidak ada kelainan pada kuku
Bulla (lepuh) : tidak terdapat bulla (lepuh)
Ulkus : tidak terdapat ulkus
Palpasi
Tekstur : tekstur kulit keriput
Turgor : turgor kulit lembab
Pitting edema : tidak terdapat pitting edema
Capilarry refill time : 3 detik
3.Kepala
Inspeksi
Bentuk kepala : Bentuk kepala mesocepal
Kebersihan : Bersih, tidak ada ketombe dan
kotoran
Warna rambut : Putih beruban
Kulit kepala : Bersih, tidak terdapat ketombe,
tidak terdapat lesi.
Distribusi rambut : Merata
Kerontokan rambut : Tidak
Benjolan di kepala : Tidak ada benjolan di kepala
Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
Nyeri kepala : Klien mengeluh adanya nyeri
kepala
Temuan/keluhan lain : Tidak ada
4.Mata
Inspeksi
Ptosis : Ya, ada penurunan kelopak mata
bagian atas.
Iris : Warna kecoklatan
Konjungtiva : Konjungtiva tidak anemis
Sklera : Sklera tidak ikterik
Kornea : Kornea jernih
Pupil : Isokor
Peradangan : Tidak ada peradangan
Katarak : Tidak ada katarak
Gerak bola mata : Gerakan bola mata simetris
Alat bantu penglihatan : Klien tidak menggunakan alat
bantu penglihatan
Palpasi
Kelopak mata : Tidak terdapat nyeri tekan pada
kelopak mata, terdapat kantung
mata
5.Telinga
Inspeksi
Bentuk telinga : Bentuk telinga simetris
Lesi : Tidak terdapat lesi
Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan
pada telinga
Kebersihan telinga luar : Telinga luar tampak bersih
Kebersihan lubang telinga : Tampak adanya sedikit serumen
pada kedua telinga.
Membran timpani : Membran timpani utuh
Palpasi
Daun telinga : Tidak terdapat benjolan dan tidak
ada nyeri tekan pada daun telinga
6.Hidung dan sinus
Inspeksi
Bentuk : Bentuk hidung simetris
Peradangan : Tidak tampak adanya peradangan
pada hidung
Penciuman : Fungsi penciuman baik, klien
dapat membedakan bau
Palpasi
Sinusitis : Tidak tampak adanya sinusitis
Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada
hidung
7.Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
Mukosa : Mukosa bibir lembab
Bibir pecah-pecah : Tidak ada
Kebersihan gigi : Gigi tampak bersih
Gigi berlubang : Tidak ada
Gusi berdarah : Tidak ada perdarahan pada gusi
Kebersihan lidah : Lidah tampak kotor
Pembesaran tonsil : Tidak tampak adanya pembesaran
tonsil
Temuan yang lain : Tidak ada stomatitis, tidak ada
kesulitan mengunyah maupun
menelan makanan
8.Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Leher tampak simetris
Palpasi
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
9.Payudara
Bentuk : Bentuk payudara slender
Kesimetrisan : Payudara tampak simetris
Benjolan : Tidak ada benjolan pada payudara
Temuan / keluhan lainnya : Tidak terdapat nyeri tekan pada
area payudara
10.Dada dan tulang belakang
Inspeksi
Bentuk dada : Bentuk dada simetris
Kelainan bentuk dada : Tidak ada kelainan bentuk dada
Kelainan tulang belakang : Tidak terdapat kelainan tulang
belakang
11.Paru-paru
Inspeksi
Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
Pernafasan : Irama nafas teratur
Retraksi interkosta : Tidak ada retraksi interkosta
Nafas cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping
hidung
Palpasi
Taktil fremitus : Taktil fremitus kanan = taktil
fremitus kiri
Pengembangan dada : Pengembangan dada simetris
Perkusi : Perkusi sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler
Suara tambahan : Tidak ada suara nafas tambahan
seperti wheezing, ronchi dan
krekles
Temuan / keluhan lainnya : Tidak teraba massa dan nyeri
tekan pada area dada
12.Kardiovaskuler
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba pada IC V
midclavicula sinistra
Iktus kordis : Tidak tampak
Nadi radialis : 70 x/menit teraba teratur
Perkusi : Redup
Auskultasi
Bunyi jantung : Bunyi jantung I, dan II murni.
Tidak terdengar suara tambahan
13.Gastrointestinal
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Auskultasi : Peristaltik usus 8 x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak teraba massa, tidak terdapat
nyeri tekan pada abdomen.
14.Perkemihan
Warna urin : Warna urin kuning
Jumlah urin : ± 1500 cc/hari
Nyeri saat BAK : Tidak nyeri saat BAK
Hematuria : Tidak ada hematuria
Rasa terbakar saat BAK : Tidak ada rasa terbakar saat BAK
Perasaan tidak lampias : Tidak ada
(anyang-anyangan)
Mengompol : Tidak ada
Tidak bisa BAK : Tidak ada
15.Muskuloskeletal
Inspeksi
Lesi kulit : Tidak ada
Tremor : Tidak ada
Palpasi
Tonus otot ekstremitas atas : Baik
Tonus otot ekstremitas bawah : Baik
Kekuatan ekstremitas atas : Kuat (skor 5)
Kekuatan ekstremitas bawah : Kuat (skor 5)
Rentang gerak : Klien mampu bergerak dengan
bebas
Edema kaki : Tidak terdapat edema
Refleks Bisep : Kanan (+) Kiri (+)
Refleks Trisep : Kanan (+) Kiri (+)
Refleks patella : Kanan (+) Kiri (+)
Refleks Achilles : Kanan (+) Kiri (+)
Deformitas sendi : Tidak ada
Nyeri ekstremitas : Tidak ada
16.SSP (N I – XII)
A Olfaktori : Fungsi penciuman baik. Klien
masih dapat membedakan bau
B Optikus : Fungsi penglihatan sudah
berkurang. Klien tidak mampu
lagi melihat jarak jauh dengan
jelas
C Okulomotorius : Gerakan bola mata simetris
D Throklear : Klien mampu memggerakan bola
mata ke atas dan ke bawah
E Trigeminus : Klien mampu mengunyah baik
F Abdusen : Baik
G Facialis : Bentuk bibir simetris
H Auditori : Fungsi pendengaran masih baik
I Glosofaringeal : Klien mampu merasakan sensasi
rasa pada lidah
J Vagus : Klien mampu menelan makanan
K Aksesorius : Klien mampu menoleh ke kiri dan
ke kanan, klien mampu
mengangkat kedua bahu dengan
simetris
L Hipoglosus : Pengucapan kata masih jelas,
tidak ada pelo
17.Sistem Endokrin
A Pembesaran tiroid : Tidak ada pembesaran tiroid
B Riwayat penyakit metabolik : Tidak ada riwayat penyakit
metabolik seperti DM
18.Genetalia dan anal
A Kebersihan : Bersih
B Haemoroid : Tidak ada haemoroid
C Kesan (bau) : Tidak ada bau pesing atau bau
tidak enak
ANALISA DATA
DO : Penumpukan asam
TD : 180/100 mmHg laktat
Nadi : 70 x/menit
RR : 22 x/menit Nyeri kepala
Rabu DS: Gangguan
01/12/18 - Klien mengatakan Vasokonstriksi Pola Tidur
12.00 mengalami kesulitan pembuluh darah ke
tidur. Klien mengatakan otak
sering terbangun pada
malam hari untuk Aliran darah ke
membuatkan susu untuk otak menurun
cucunya.
- Klien mengatakan tidur
5 jam per hari, sering Suplai oksigen ke
terbangun pada malam otak menurun
hari.
- Klien mengatakan nyeri Metabolisme
pada kepala. anaerob
DO :
- Terdapat kantung mata. Penumpukan asam
- Klien Ny. T saat laktat
dilakukan pemeriksaan
dengan kuesioner Skala
Depresi, Ny.T Nyeri kepala
memperoleh total skor
sejumlah 2sehingga Ny. Pola tidur tidak
T dapat dikategorikan menyehatkan
dalam
kategori tidak depresi.
Domain I :
Fisiologis
Dasar
Kelas :
Peningkatan
Kenyamanan
Fisik
Intervensi :
Aplikasi
Panas/Dingi
n (1380)
a. Jelaskan
penggunaan
aplikasi
panas.
b. Gunakan
metode
stimulasi
dengan
kompres
hangat pada
leher.
c. Evaluasi
kondisi
umum,
keamanan
dan
kenyamanan
klien.
d. Motivasi
klien untuk
menggunakan
aplikasi panas
secara
konsisten.