Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tipe Risiko
Dari sudut pandang akademisi ada banyak jenis risiko namun secara umum
risiko itu hanya dikenal dalam 2 (dua) tipe saja, yaitu risiko murni (pure risk) dan
risiko spekulatif (speculative risk). Adapun kedua bentuk risiko tersebut adalah:
a. Risiko murni (pure risk), dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tipe risiko
yaitu:
1. Risiko aset fisik, merupakan risiko yang berakibat timbulnya kerugian
pada asset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir,
gempa, tsunami, gunung meletus, dll.
2. Risiko karyawan, merupakan risiko karena apa yan dialami oleh
karyawan yang bekerja di perusahaan/organisasi tersebut. Contoh:
kecelakaan kerja sehingga aktivitas perusahaan terganggu.
3. Risiko legal, merupakan risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan
atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana. Contoh: perselisihan
dengan perusahaan lain sehingga adanya persoalan seperti ganti rugi.
b. Risiko spekulatif (speculative risk), risiko spekulatif ini dapat
dikelompokkan kepada empat tipe risiko yaitu:
1. Risiko pasar, merupkan risiko yang terjadi dari pergerakan harga di pasar.
Contoh: harga saham mengalami penurunan sehingga menimbulkan
kerugian.
2. Risiko kredit, merupakan risiko yang terjadi karena counter party gagal
memenuhi kewajibannya kepada perusahaan. Contoh: timbulnya kredit
macet, persentase piutang meningkat.
3. Risiko likuiditas, merupakan risiko karena ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan kas. Contoh: kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu
membayar hutang secara tepat menyebabkan perusahaan harus menjual
asset yang dimilikinya.
4. Risiko operasional, merupakan risiko yan disebabkan pada kegiatan
operasional yang tidak berjalan dengan lancar. Contoh: terjadi kerusakan
pada computer karena berbagai hal termasuk virus (Fahmi, 2010).
Mengelola Risiko
E1 E2 E3 KEMUNGKINAN TERBURUK
A1 12 6 1 1
A2 8 10 -1 -1
A3 4 3 7 3
Tindakan A3 akan di pilih karena memberikan hasil taruhan tertinggi jika hasil
terburuk yang mungkin terjadi. Jelaslah strategi ini sangat konservatif dan
mungkin sangat cocok untuk perusahaan yang kurang mampu memanfaatkan
peluang-peluang yang ada.
Hurwicz strategi hurwicz atau kriteria alfa mengambil sudut pandang lain
dari proses pengambilan keputusan dalam keadaan tidak pasti. Pengambil
keputusan diminta untuk memilih koefisien optimisme berkenaan dengan hasil
taruhan maksimum untuk setiap tindakan dan koefisien pessimisme yang terkait
dengan hasil taruhan minimum untuk setiap tindakan. Sekali lagi, pengambilan
keputusan yang menggunakan strategi ini sangat subyektif. Jelaslah, manajer yang
optimistik akan memilih tindakan yang sangat berbeda dari tindakan yang dipilih
oleh manajer yang sangat konservatif jika di tinjau dari segi keuangan.
Rata-rata tertimbang dari hasil taruhan tertinggi dan terendah untuk setiap
tindakan di hitung, dan pilihan di jatuhkan pada rata-rata tertimbang yang
terbesar. Dengan menerapkan kriteria hurwicz pada matriks taruhan, kita akan
memperoleh hasil berikut :
Anggaplah bahwa koefisien optimisme adalah 0,6
Dengan demikian, koefisien pessimisme adalah 0,4
Tindakan A1 akan di pilih karena memberikan hasil taruhan terbesar jika di ukur
menurut rata-rata tertimbang.
Fahmi, Irham. 2010. Manajemen Risiko: Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung:
Penerbit Alfabeta
Fahmi, Irham. (2013). Manajemen Risiko. Bandung: ALFABETA.
Hanafi, M. M. (2009). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN.
Sofyan, I. (2005). Manajemen Risiko. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wulandari, Suci. 2013. Rancang Bangun Model Manajemen Risiko Pada Investasi
Agroindustri Lada.Institut Pertanian Bogor. Bogor
Djojosoedarso, Soeisno. 1999. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi.
Jakarta: Salemba Empat.
Downey & Ericson. 1987. Manajemen Agribisnis. Jakarta. Erlangga