Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAHASA INDONESIA
Untuk MA Kelas XI Semester 2
PENERBIT:
MAN BAU- BAU
STANDAR KOMPETENSI
Membaca
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif.
KOMPETENSI DASAR
11.1 Mengungkapkan pokok-pokok isi teks dengan membaca cepat 300 kata per menit.
INDIKATOR
Membaca cepat + 300 kata permenit.
Siswa dapat menjawab secara benar 75% dari seluruh pertanyaan yang tersedia.
Mengungkapkan pokok-pokok isi bacaan.
MATERI PEMBELAJARAN
Untuk menemukan informasi yang dibutuhkan dari bacaan dengan cepat,daya jangkauan mata harus lebar
ketika membaca yang dilihat bukan kata demi kata,tetapi dua kata atau lebih.
Contoh: Peningkatan produk pangan khususnya padi di masa mendatang akan menemui beberapa permasalahan
pokok, di antaranya: (1)penyusutan tanah, (2) pupuk yang mahal.
Catatan: Titik di bawah kata menunjukkan jatuhnya pandangan mata. Garis bawah adalah jangkauan mata.
Contoh salah satu pola membaca (pola vertikal):
TUGAS
A. Kuis
Guru menyiapkan tes perintah (soal sebanyak 10 nomor) waktu yang harus diselesaikan 3 menit! Bila sudah selesai dikerjakan dimohon
tenang,biarkan teman anda sibuk sendiri,jangan diganggu dan jangan diberitahu apapun yang Anda
paham!
B. Latihan di kelas
1. Bacalah dengan cepat berita di bawah ini!
Kaum petani dan nelayan adalah golongan paling rentang terkena dampak penipisan lapisan ozon. Peningkatan paparan
sinar ultraviolet akibat penipisan ozon memicu berbagai penyakit,khususnya bagi mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan.
Demikian terungkap dalam talk show mengenai dampak penipisan ozon bagi kesaehatan dalam penganugerahan Ozone
Award yang diadakan kementerian Negara Lingkungan Hidup di Jakarta, Rabu (26/3) sebagai pembicara, Deputi III Menteri Negara
Lingkungan Hidup Bidang Peningkatan Konservasi Sumber Daya Alam dan
Pengendalian Kerusakan Lingkungan Masnellyarti Hilman, Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Nila F.Moeloek, dan dokter
spesialis kulit dan kelamin Laksmi Anggari Duarsa.
Nila dan Laksmi mengakui, hingga saat ini belum ada penelitian di dua bidang yang mengaitkan dengan indeks kondisi ozon
suatu wilayah. Gangguan pada mata dan kulit terkait langsung dengan paparan sinar ultraviolet dalam jumlah berlebihan.“Petani dan
nelayan merupakan kelompok rentan karena aktivitasnya di luar ruangan dalam waktu lama dan frekuensi tinggi”. Kata Nila. Salah satu
dampak ke mata adalah katarak dan tertutupnya bagian kornea mata (pterygium). Tanpa penanganan dini bisa terjadi kefatalan, yaitu
kanker kulit.
Kedua dokter mengungkapkan beberapa langkah mengurangi risiko,yaitu menghindari paparan langsung sinar matahari
antara pukul 11.00-16.00, atau menggunakan topi,pakaian,serta tabir surya pelindung kulit.
(Sumber: Kompas,27 Maret 2008)
MATERI PEMBELAJARAN
MENDENGARKAN INFORMASI DARI BERBAGAI SUMBER DALAM DISKUSI ATAU SEMINAR DAN MERANGKUM
PEMBICARAAN DALAM DISKUSI
Seminar=> pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang.
Diskusi=> bentuk komunikasi dua arah untuk bertukar pikiran dalam rangka memecahkan suatu masalah yang menyangkut
kepentingan bersama.
Diskusi Kelompok=> penyelesaian masalah dengan melibatkan kelompok-kelompok kecil.
TUGAS
A. Latihan Seminar di Kelas
Aturlah pelaksanaan acara seminar di kelas! Tunjuklah siapa yang akan jadi moderator,notulis,pemakalah,dan yang bertindak
sebagai peserta! Pemakalah harus menguasai bahan yang akan dipresentasikan!Model pelaksanaan seminar akan diundi siapa yang
dapat moderator,penyaji,notulis,peserta dengan cara menggunakan angka 1-4 misalnya: yang dapat nomor 1 berarti menjadi
moderator,dst.
1. Gunakan makalah berikut sebagai bahan yang akan diseminarkan!
Penggunaan bahan alam,baik sebagai obat maupun tujuan lain cenderung meningkat. Penyebabnya karena ada isu back to
nature serta krisis berkepanjangan yang mengakibatkan daya beli masyarakat turun. Banyak orang beranggapan Pengggunaan bahan
alam, baik sebagai obat maupun tujuan lain bahwa penggunaaan tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan
obat sintesis. Walaupun demikian, bukan berarti tanaman obat atau obat tradisional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila
penggunaannya kurang tepat. Agar penggunaannya optimal, masyarakat perlu mengetahui informasi yang memadai tentang kelebihan
dan kelemahan serta kemungkinan penyalahgunaan obat tardisional dan tanaman obat. Dengan informasi yang cukup, masyarakat
diharapkan lebih cermat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional atau tumbuhan obat.
II. PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti mendambakan hidup sehat. Hanya dengan kondisi kesehatan yang baik serta tubuh yang prima,
manusia dapat melaksanakan proses kehidupan untuk tumbuh dan berkembang menjalanakan segala aktivitas hidup. Bertolak dari hal
itu,upaya kesehatan terpadu (sehat rohani,jasmani,dan sosial) mutlak diperlukan untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Keterpaduan
upaya kesehatan tersebut meliputi pencegahan penyakit (preventif) ,penyembuhan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan
peningkatan kesehatan (promotif). Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperolehderajat kesehatan yang optimal. Salah satu
cara adalah memanfaatkan tanaman obat yang dikemas
dalam bentuk jamu atau obat tradisional. Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan,hewan,
mineral,sediaan galenik,atau campuran bahan-bahan tersebut secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Pada kenyataannya, bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari
hewan atau mineral. Oleh karena itu,sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tanaman obat (TO) karena sebagian
besar OT berasal dari TO.
III. PEMBAHASAN
Definisi obat tradisional yang telah direkomendasikan Depkes,”…yang secara tradisional digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman’. Pada kata secara tradisional tersirat makna bahwa jenis bahan,cara menyiapkan,takaran,serta waktu dan
cara penggunaan harus sesuai dengan warisan turun-temurun sejak nenek moyang. Akan tetapi, penyimpangan terhadap salah satu
aspek dapat menyebabkan ramuan OT yang asalnya aman menjadi tidak aman atau berbahaya bagi kesehatan. Padahal jika
diperhatikan, sering perkembangan zaman, banyak sekali hal-hal tradisional yang telah bergeser mengalami penyempurnaan agar lebih
mudah dikerjakan ulang oleh siapapun. Misalnya, peralatan untuk merebus jamu, pada zaman dahulu masih menggunakan kuali dari
tanah liat,sekarang sudah beralih ke panci dari aluminium. Contoh lain yaitu, alat untuk menumbuh sudah menggunakan alat-alat dari
logam dan tidak lagi menggunakan alu dari kayu atau batu.Di samping itu, perlu disadari pula bahwa memang ada bahan ramuan OT
yang baru diketahui berbahaya,setelah melewati beragam penelitian. Secara taksilogi, bahan yang berbahaya adalah suatu bahan,baik
alami atau sintesis, organik maupun anorganik,yang karena komposisinya dalam keadaan, jumlah, dosis, dan bentuk tertentu dapat
mempengaruhi fungsi organ tubuh manusia atau hewan sehingga mengganggu kesehatan, baik sementara, tetap, atau sampai
menyebabkan kematian. Sebagai contoh, bahan yang aman dalam dosis kecil kemungkinan dapat berbahaya atau toksis jika digunakan
dalam dosis besar dan atau waktu lama. Jadi tidak benar, bila dikatakan OT/TO tidak memiliki efek samping. Sekecil apapun efek
samping tersebut tetap ada. Ada beberapa contoh , antara lain merica (piperis sp) pada satu sisi baik untuk diabetes , tetapi merica
juga berefek menaikkan tekanan darah ;sehingga bagi penderita diabet sekaligus hipertensi dianjurkan tidak memasukkan merica
dalam ramuan jamu /OT yang dikonsumsi. Kencur (kaempferia galangan) memang bermanfaat menekan batuk,tetapi juga berdampak
meningkatkan tekanan darah sehingga bagi penderita hipertensi sebaiknya tidak dianjurkan minum beras kencur. Demikian juga
dengan brotowali (tinospora sp) yang dinyatakan memiliki efek samping dapat mengganggu kehamilan dan menghambat
pertumbuhan plasenta. Walaupun demikian,efek samping TO/OT tentu tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern.
Dalam TO terdapat suatu mekanisme yang disebut-sebut sebagai penangkal atau dapat menetralkan efek samping tersebut,yang
dikenal dengan SEES (Side Effect Eleminating Subtanted). Sebagai contoh, di dalam kunyit terdapat senyawa yang merugikan tubuh,
tetapi di dalam kunyit ada zat anti untuk menekan dampak negatif tersebut. Contoh lainnya yaitu, dalam perasan air tebu
terdapat senyawa diabetes (kencing manis)bisa mengonsumsi air perasan tebu, tetapi dilarang minum gula walaupun gula merupakan
hasil pemurnian dari tebu Sacchaarant yang ternyata berfungsi sebagai antidiabetes. Oleh karena itu,penderita
.
C. Penyalahgunaan Obat Tradisional /Tanaman Obat
Sebagaimana halnya obat-obat sintesis,OT/TO pun seringkali disalahdigunakan oleh oknum tertentu. Kasus penyalahgunaan
yang sering terjadi adalah jamu terlambat bulan dengan jamu pegal linu untuk abortus. Kasus yang lebih luas lagi adalah
penyalahgunaan dalam proses produksi dengan cara menambahkan zat kimia tertentu/obat keras untuk mempercepat dan
mempertajam khasiat sehingga dikatakan jamunya ‘lebih manjur, mujarab,ces-pleng’,dll. Adapun obat keras yang sering ditambahkan
pada OT, antara lain, fenilbutazon,antalgin,deksametason, (untuk jamu pegal linu), parasetamol,CTM,coffein (untuk jamu masuk angin
dan sejenisnya), teofilin, prednison (untuk sesak nafas),furosemid (untuk pelangsing) ,dsb. Padahal zat-zat kimia tersebut bisa
menimbulkan dampak negatif yang membahayakan kesehatan. Sebagai contoh,fenilbutazon dapat menyebabkan pendarahan
lambung dan merusak hati, antalgin, dan prednison ginjal.
III. PENUTUP
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa OT/TO dapat bermanfaat untuk.meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
bila digunakan secara tepat. Ketepatan itu menyangkut tepat dosis,cara dan waktu penggunaan,serta pemilihan bahan ramuan yang
sesuai dengan indikasi penggunaannya. Sebaliknya, OT/TO pun dapat berbahaya bagi kesehatan bila kurang tepat penggunaannya
(baik cara membuat, takaran, waktu, maupun pemelihan bahan ramuan) atau memang sengaja disalahgunakan. Oleh karena itu,
masyarakat perlu mendapat informasi yang lengkap tentang TO/OT untuk menghindari hal-hal yang merugikan kesehatan.
KEPUSTAKAAN
Kompas, November 2001.Jamu Campur Obat Keras Dicabut Registrasinya
TUGAS
A. TUGAS DI KELAS
1.Sebagai peserta seminar,ajukanlah pertanyaan singkat sesuai permasalahan yang telah dibahas pemakalah! Masing-masing peserta
mengajukan satu pertanyaan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
2.Sebagai peserta seminar, Anda pun dapat memberi tanggapan, baik kritik atau dukungan. Berikan pendapat Anda terhadap makalah
yang telah dipresentasekan! Pendapat Anda harus disertai alasan yang kuat!
…………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Sebagai ketua/moderator,Coba Anda simpulkan hasil seminar tersebut. Begitupula dengan peserta seminar simpulkan hasil seminar
tersebut!
....................................................................................................................................................................................
B. Tugas di Rumah
Nontonlah Talk Show di Tv Metro atau TV One. Setelah menonton tulislah laporannya!
Tema Talk Show ............................................................................................................................................................
Pembicara 1
...............................................................................................................................................
Pembicara 2
..............................................................................................................................................
Pembicara 3
................................................................................................................................................
Isi Seminar
..................................................................................................................................................................................
Kesimpulan :
A. Pembicara 1
............................................................................................................................................................
B. Pembicara 2
............................................................................................................................................................
C. Pembicara 3
...........................................................................................................................................................
Rangkuman Pembicaraan
...................................................................................................................................................................................................................................................................
................................................................................................
STANDAR KOMPETENSI
Menulis
16. Menulis naskah drama.
KOMPETENSI DASAR
16.1 MendeskripsIkan perilaku manusia melalui dialog naskah drama.
16.2 Menarasikan pengalaman manusia dalam bentuk adegan dan latar pada naskah drama.
INDIKATOR
1. Menulis teks drama dengan menggunakan bahasa yang sesuai untuk:
mendeskripsikan perilaku manusia melalui dialog.
menghidupkan konflik.
memunculkan penampilan.
memunculkan kelogisan cerita.
2. Menuliskan pengalaman sendiri yang menarik.
3. Menarasikan pengalaman sendiri dalam bentuk adegan drama.
4. Menghadirkan latar yang mendukung adegan.
MATERI PEMBELAJARAN
Menulis naskah drama tidak sama dengan menulis karya sastra berbentuk cerpen atau puisi. Penulis drama
perlu mempertimbangkan bagaimana naskah yang disusun dapat dipertunjukkan atau dipentaskan di atas panggung.
Oleh sebab itu,penulis naskah drama harus mempunyai visualisasi panggung untuk naskah yang ditulisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penulis adalah penyusunan dialog. Dialog harus dapat mendeskripsikan
watak tokoh, membantu memaparkan jalan cerita dengan berbagai peristiwa dan konflik (konflik merupakan keharusan
yang dimunculkan dalam naskah drama dengan tahapan-tahapannya,yaitu awal konflik, puncak, dan penyelesaian).
Tuturan dialog antartokoh pun harus memiliki hubungan utuh antara satu adegan dengan adegan lain. Dialog juga
dapat menghidupkan peran pemain. Oleh karena itu,dialog yang disusun dalam naskah adakalanya diberi penjelasan
yang dituliskan dalam kurung. Misalnya, penjelasan petunjuk gerak untuk mengekspresikan perilaku tokoh,penjelasan
mimik untuk menggambarkan watak tokoh, penjelasan suasana hati untuk menggambarkan perasaan tokoh sampai
kepada penggambaran tokoh protagonis (pemeran tokoh utama), antagonis (penentang tokoh
utama),atau tirtagonis(tokoh penengah).
Menulis teks drama dapat Anda lakukan dengan berbagai cara. Salah satunya yakni dengan cara
mengadaptasinya dari cerita pengalaman yang pernah Anda atau orang lain alami. Adapun langkah-langkah yang
dapat Anda lakukan dalam menyusun naskah drama tersebut yaitu:
1. Tulislah dahulu cerita pengalaman yang telah Anda alami ke dalam bentuk cerpen.
2. Datalah setiap adegan tokoh,deskripsi latar, dan dialog dalam cerita pengalaman tersebut .
3. Ubahlah setiap narasi dialog dalam teks cerita ke dalam dialog drama. Untuk mengubahnya, Anda harus mengubah
kalimat-kalimat tidak langsung menjadi kalimat langsung.
Contoh:
Teks cerita pengalaman:
“ Hoi Jar, jang an ngelamun terus! Ibu yang di situ tuh!”.Kata Eka sambil menunjuk seorang Ibu. Lalu,aku menghampiri ibu itu.
“ Siang Bu, mau dipotong model apa?” sapaku kepada ibu itu.
“ Terserah deh, Mas,pokoknya jangan terlalu pendek ya!” jawabnya.
Teks drama:
Eka : Hoi Jar, jangan ngelamun terus! Ibu yang di situ tuh!
(Tedi pun menghampiri ibu itu).
Tedi : Siang Bu, mau dipotong model apa?
Ibu : Terserah deh, Mas, pokoknya jangan terlalu pendek ya!
4. Narasi tentang deskripsi latar dalam teks cerita dapat Anda kutip secara langsung ke dalam
Teks drama. Anda hanya perlu membubuhkan tanda kurung kurung buka tutup ( (.....) ) untuk membedakan dialog dan
deskripsi latar.
Contoh:
Teks cerita pendek:
Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, Tedi segera mengunci pintu dan menutup jendela. Udara malamyang dingin
mengantarnya ke tempat tidur. Mata Tedi belum juga terpejam walaupun ia sudah meletakkan kepalanya ke bantal.
Teks drama:
(Jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, Tedi segera mengunci pintu dan menutup jendela. Udara malam yang
dingin mengantarnya ke tempat tidur. Mata Tedi belum juga terpejam walaupun ia sudah meletakakkan kepalanya ke
bantal).
4.Jika perlu, tambahkan pula deskripsi-narasi proses pementasannya. Seperti: Pada saat layar
Dibuka,panggung menggambarkan suasana kamar yang berantakan. Cahaya lampu menyorot sebuah meja kayu yang
penuh dengan debu. Atau setelah para tokoh memasuki pintu belakang panggung, layar pun tertutupmenandakan
pementasan telah selesai.
Latar
Ruangan yang menggambarkan suasana tempat pendaftaran calon taruna. Pak Sam telah berada di ruangan tersebut sambil
merapikan kursi dan meja serta menyimpan map-map dengan rapi di atas meja. Dan masuklah Pak Rian dengan memegang meter.
Pak Rian : (Masuk mendekati Pak Sam) Bapak sudah lama tiba,ya!
Pak Sam : (Menulis) sudah sejam yang lalu (melihat ke arah Pak Rian)belum ada yang mendaftar,apa
Mereka tidak senang ya menjadi pelaut (berpikir).
Pak Rian : Tunggu saja sebentar (melihat keluar) Itu, ada yang datang sang ibu bersama anaknya.
(Masuklah ibu bersama anaknya yang sangat tinggi. Sang Ibu memakai sarung dan baju kebaya serta selendang yang dililitkan di
leher. Sedangkan sang anak memakai levis dan baju kaos)
Ibu : Assalamu alaikum.
(Pak Sam dan Pak Rian menjawab serempak): Waalaikum salam.
Ibu : Saya ingin daftarkan anakku di sini,ia ingin jadi pelaut.
Pak Rian : Oh,ini cocok! (mengelilingi calon taruna tersebut) Soalnya tingginya sudah memenuhi syarat (mengukur calon calon taruna dengan motor).
Pak Sam : Kalau sudah memenuhi syarat , kita tulis saja namanya. Siapa namamu? (melihat ke arah calon taruna ,memegang folpen).
Calon Taruna : Namaku La Kapten.
Pak Rian : Ah! (heran) itu kan nama gelar pelaut.
Ibu : Kuberikan nama La Kapten agar besok lusa bisa menjadi seorang pelaut yang handal.
Pak Sam : Sudah ditulis nama anak ibu, ibu bisa pulang,minggu depan tes kesehatan.
(Kemudian Ibu dan anak itu pulang,tapi dompet ibu itu jatuh,ibu itu tidak sadar dompetnya jatuh).
Pak Rian : Ibu,ibu dompetnya jatuh (ia berlari tapi ibu itu tidak mendengar berjalan terus).
Pak Sam : Sudahlah paling juga akan datang mencari dompetnya di sini.
(Kemudian masuk lagi bapak dan anak. Bapaknya sudah tua, sang anak pendek, dan sudah memakai pakaian
TUGAS
A. Tugas Individu di Kelas
1. Tulislah sebuah pengalaman yang tidak akan pernah Anda lupakan dalam tiga paragraf saja! Munculkan tokoh ,latar, dan dialog-dialog
yang menarik!
2. Ubahlah cerita yang telah Anda tulis dalam bentuk adegan drama satu babak! Ingat-ingatlah bagaimana cara menulis naskah drama!
STANDAR KOMPETENSI
Membaca
11. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca cepat dan membaca intensif.
KOMPETENSI DASAR
11.2 Membedakan fakta dan opini pada editorial dengan membaca intensif.
INDIKATOR
Menemukan fakta dan opini penulis tajuk rencana atau editorial.
Membedakan fakta dan opini.
Mengungkapkan isi tajuk rencana atau editorial.
MATERI PEMBELAJARAN
Tajuk rencana atau editorial => kolom khusus yang terdapat di surat kabar. Tajuk rencana atau editorial
mengungkapkan pendirian pemimpin surat kabar atau majalah terhadap beberapa pokok masalah yang dianggap paling
penting atau masalah yang sedang hangat terjadi di masyarakat. Tajuk
rencana atau editorial mengandung fakta danopini penulis.
Fakta=> hal yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada terjadi dan ada buktinya. Misalnya ada
benda,orang, waktu,tempat, peristiwanya, jumlahnya atau dapat menjawab pertanyaan dengan kata tanya: apa, siapa,
kapan, di mana, berapa.
Contoh: Masa orientasi siswa (MOS) baru MAN Bau-Bau dilaksanakan mulai tanggal s.d 16 Juli 2007 di Aula MAN Bau-Bau sebanyak 190 peserta.
Contoh tersebut di atas dapat menjawab pertanyaan:
Apa : MOS
Siapa : siswa baru MAN Bau-Bau
Kapan : tanggal 14 s.d 16 Juli 2007
Di mana : Aula MAN Bau-Bau
Berapa : 190 peserta
Opini => pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap sesuatu hal atau seseorang. Atau dapat menjawab
pertanyaan bagaimana.
Contoh: Puisi yang disampaikan Irma sangat memukau penonton pada acara “Ramah Tamah HUT RI ke-67”.
Contoh tersebut menjawab pertanyaan:
Bagaimana puisi yang dibawakan Irma ?sangat memukau penonton.
TAJUK RENCANA
KENAIKAN BBM
Tak lama setelah BBM naik, 38 juta rakyat miskin seharusnya sudah tidak dipusingkan lagi dengan biaya kesehatan dan
pendidikan. Kepastian itu pun datang. Pemerintah menaikkan harga BBM rata-rata sebesar 29%. Kenaikan harga BBM itu memang tidak
populer, dan merupakan pil pahit bagi masyarakat. Buktinya,aksi demo menentang kebijakan ini marak di mana-mana di seluruh tanah
air,
Pemerintah beralasan,jika tidak dinaikkan,beban subsidi BBM akan terlalu besar untuk tahun ini, sekitar Rp 61 triliun. Dengan
kenaikkan ini,bukan bararti subsidi hilang,tetapi jumlahnya menurun menjadi sekitar Rp 31 triliun. Kita pernah mencita-citakan hilangnya
subsidi BBM pada akhir 2004. Namun, kenaikan harga minyak dunia yang terus-menerus,menyebabkan subsidi terus membengkak.
Kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti menyebabkan kita tidak bisa mengira-ngira kapan kita bisa hapus subsidi.
Subssidi tidak terlalu jelek. Subsidi yang kita inginkan adalah subsidi harga (price subsidy) BBM sebab penikmat terbesar
subsidi adalah golongan berpunya. Subsidi harga BBM ini hanya dinikmati 7% dari 38 juta penduduk miskin. Subsidi yang seharusnya
subsidi langsung (direct subsidy) kepada rakyat dalam bentuk program-program terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup, seperti
kesehatan dan pendidikan.
Oleh karena itu, kenaikan BBM kali ini hendsaknya jangan dipandang sebagai sebuah pencabutan subsidi, tetatpi sebagai
pengalihan subsidi , dari subsidi harga ke subsidi langsung. Jika sekarang masyarakat bergejolak, itu karena masyarakat terus
dininabobokan oleh BBM yang murah,ketika barang dan jasa lainnya terus melambung.
Bagaimanapun juga,aksi-aksi demonstrasi mahasiswa tidak perlu dipandang sebagai antikenaikan BBM. Mahasiswa adalah
hati nurani rakyat. Mereka hidup bersama rakyat. Mereka adalah pihak pertama yang menangkap kegetiran rakyat. Jika, menilik masih
adanya subsidi sebesar Rp31 triliun, ini merupakan isyarat bahwa kenaikan BBM yang sekarang bukan untuk teraklhir kalinya. Jika, kita
masih menjadi net importer minyak, setiap kenaikan harga minyak dunia tidak akan menjadi rezeki nomplok (windfall profit). Pmerintah
terus dihadapkan dengan keharusan menaikkan harga. Kenaikan harga minyak dunia akan selalu menjadi keuntungan pendek (shortfall
profit) yang harus disalurkan lagi untuk subsidi.
Selagi investasi di sektor migas belum tumbuh,status net importer akan terus melekat. Selama itu pula, politik menaikkan
BBM akan terus berulang-ulang dan menjadi persoalan rutin yang tidak pernah terselesaikan. Cara menyelesaikan adalah meyakinkan
rakyat bahwa kenaikan BBM ini bukanlah pencabutan subsidi untuk rakyat, tetapi sebuah pengalihan subsidi.
( Sumber:www. pikiran
rakyat)
TUGAS
A. Tugas di Kelas
1. Tuliskan pendapat/opini penulis dalam tajuk rencana tersebut! Satu kalimat opini!
2. Tuliskan fakta yang terdapat dalam tajuk rencana tersebut! Satu kalimat fakta!
3. Simpulkan isi tajuk rencana tersebut!
B. Tugas di Rumah
Carilah Tajuk Rencana atau Editorial di majalah atau surat kabar.Kemudian guntinglah tajuk tersebut lalu ditempel di kertas HVS atau
difotokopi kemudian ditempel di kertas HVS, setelah itu tentukan satu pendapat/opini dan satu fakta serta kesimpulan tajuk atau
editorial tersebut!Kegiatan ini secara kelompok sebanyak 10-12 orang, masing-masing anggota satu kelompok mencari tajuk atau
editorial kemudian dijilid.
STANDAR KOMPETENSI
Menulis
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringksan, notulen rapat, dan karya ilmiah.
KOMPETENSI DASAR
12.3 Menulis karya ilmiah seperti hasil pengamatan dan penelitian.
INDIKATOR
Mendaftarkan hal-hal yang perlu ditulis, berdasarkan topik yang dipilih.
Menentukan gagasan yang akan dikembangkan dalam karya tulis (berdasarkan pengamatan atau penelitian.
Menyusun kerangka karya tulis.
Menyunting karya tulis sendiri atau karya teman.
MATERI PEMBELAJARAN
Karya tulis ilmiah =>karya yang ditulis berdasarkan hasil penelitian atau pengamatan pada objek.
Sebuah karya tulis dapat dikatakan ilmiah bila memenuhi syarat-syarat,antara lain:
1. mempunyai suatu masalah berikut pemecahannya;
2. masalah bersifat objektif;
3. isi tulisan lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan;
4. tulisan disusun dengan metode dan sistem tertentu.
Karya tulis ilmiah mempunyai ciri-ciri tertentu,yaitu:
1. logis (masuk akal);
2. sistematis (disusun dalam urutan yang menunjukkan adanya kesinambungan);
3. objektif (menjelaskan apa adanya sesuai dengan bukti);
4. tuntas (dikupas secara mendalam);
5. seksama (cermat agar terhindar dari kekeliruan);
6. kebenarannya dapat diuji;
7. jelas (dikemukakan dengan bahasa yang mudah dimengerti);
8. penyajiannya memperhatikan santun dan tata tulis yang lazim
D. Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.….
B….
C.….dst
BAB III PENUTUP
A.Simpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
3cm
2. Penyusunan judul bab dan subjudul diberi nomor secara beraturan dankonsisten
Contoh: BAB I
A.…
B.…
1…
2…
3. Judul bab ditulis dengan huruf kapital seluruhnya,sedangkan subbab dengan huruf kapital pada awal katanya saja,kecuali pada kata
tugas atau kata penghubung atau kata depan menggunakan huruf kecil kecuali terletak di awal kalimat menggunakan huruf kapital.
4. Jarak dari judul bab ke subjudul 4 spasi,sedangkan dari subjudul ke uraian atau paragraf baru 2 spasi.
5. Dari uraian terakhir ke subbab diberi jarak 4 spasi.
6. Pengetikan nomor halaman pada setiap judul bab diletakkan di bawah bagian tengah (sentral),sedangkanuntuk halaman
selanjutnya,nomor halaman diletakkan di atas sebelah kanan.
Contoh halaman judul karya tulis ilmiah:
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF DENGAN STRATEGI MODELING
Oleh:
N U R M I N, S.Pd.
NIP. 150363296
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan izin-Nya jualah sehingga karya ilmiah ini yang berjudul:”
Pembelajaran Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif dengan Strategi Modeling” dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Lomba Karya Tulis di tingkat provinsi Sulawesi Tenggara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dari seluruh kegiatan penyusunan ini,mulai dari tahap perencanaan hingga selesainya karya
tulis ilmiah ini senantiasa mendapat bimbingan dan petunjuk dari rekan-rekan guru bahasa Indonesia pada MAN Bau-Bau.Untuk itu
penulis ucapkan terima kasih.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu,kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan atau penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan pahala yng setimpal. Semoga karya
tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis maupun kepada pembaca sekalian. Amin.
Bau-Bau,
Januari 2009 Penulis,
!!
ABSTRAK
PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF DENGAN STRATEGI MODELING
Oleh:
NURMIN,S.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang tingkat kemampuan siswa kelas XII Jurusan
Bahasa MAN Bau-Bau mengenai pembelajaran menulis paragraf deduktif dan induktif dengan strategi modeling.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis paragraf deduktif dan induktif dengan strategi modeling.
Metodologi penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik tes. Tes yang
dilakukan oleh peneliti adalah tes kemampuan siswa dalam menulis paragraf deduktif dan indukif dengan strategi modeling. Kemudian
peneliti akan mengidentifikasi paragraf deduktif dan induktif. Setelah dianalisis data tersebut dijabarkan dengan cara deskripsi.
Hasil akhir penelitian ini menunjukkan bahwa kemapuan siswa kelas XII Jurusan Bahasa dalam menulis paragraf deduktif dan
induktif dengan strategi modeling sudah mampu memahami menulis paragraf deduktif dan induktif yaitu 17 orang siswa menulis
dengan tepat,3 orang siswa menulis kurang tepat,sedangkan 4 orang siswa menulis paragraf dedukti tertukar dengan pola induktif
begitu juga sebaliknya. Jadi,kesimpulan terakhir bahwa kelas XII Jurusan Bahasa pada MAN Bau-Bau telah mampu dalam menulis
paragraf deduktif dan induktif dengan strategi modeling.
!v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah Tingkat Atas bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif,
baik lisan maupun tertulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan
berbahasa merupakan suatu keterampilan yang perlu dimiliki siswa Sekolah Tingkat Atas agar mampu berkomunikasi secara tertulis.
Dalam kurikulum 1994 dikemukakan bahwa siswa hendaknya mampu mengungkapkan gagasan,pendapat,dan pengalamannya secara
tertulis dan memiliki kemampuan menulis (Depdikbud,1994:9).
.......
2. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini,adalah: Bagaimanakah Pembelajaran Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif dengan Strategi
Modeling?”.
3. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang pembelajaran menulis paragraf deduktif dan induktif dengan starategi
modeling.
4. Manfaat Penulisan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepaduan..........
3. Kelengkapan
Satu pargraf dikatakan lengkap,jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk penunjang kalimat topik/kalimat
utama........
D. Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif
1. Paragraf Deduktif
2. Paragraf Induktif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif artinya penelitian yang tidak menggunakan data statistik dengan rancangan
deskriptif........
B. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini,yang menjadi instrumen adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama baik dalam mengumpulkan data
maupun pengolahan data....
C. Data dan Sumber Data
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Menulis dengan Strategi Modeling
B. Hasil Menulis Paragraf Deduktif dan Induktif dengan Strategi Modeling (Setangkai Bunga Kembang Sepatu)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti maka dapat disimpulkan hasil analisis yang diperoleh yaitu:..................
B. Saran
Akhirnya penulis mengajukan saran demi kemajuan pembelajaran bahasa Indonesia,sbb:
1. Guru bahasa Indonesia harus menggunakan pemodelan dalam kegiatan keterampilan menulis sehingga siswa dengan cepat dapat
menulis berdasarkan pem,odelan.
2. Siswa dalam kegiatan menulis harus memperhatikan ejaan,struktur kalimat,dan pilihan kata.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud.1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.
TUGAS
A. Tugas Kelompok di Rumah
1. Setiap kelompok menulis makalah di kertas kwarto dengan ukuran kertas 4cm atas dan kanan,3cm bawah dan kiri,menggunakan dua spasi
dengan ukuran huruf 12. Setiap kelompok akan diundi untuk mendapatkan judul yang akan disusun menjadi sebuah makalah. Adapun
judul-judul yang akan disusun menjadi sebuah makalah,sbb:
a. Penggunaan Bahasa Resmi dalam Lingkup Kelas
b. Pengaruh Bahasa Daerah dalam Berbahasa Indonesia
c. Pemerolehan Bahasa Anak Umur Dua Tahun
d. Bahasa yang Digunakan dalam Lingkup Kelas
e. Bahasa Gaul Anak Remaja
f. Etika Berbahasa dengan Teman, dan Guru
g. Penggunaan Bahasa dalam SMS
Sebelum menyusun makalah,adakan pengamatan di kelas sesuai dengan judul masing-masing kemudian mengumpulkan sumber-
sumber yang lain,berupa buku,wawancara,angket,dsb.
2. Setelah menyusun makalah,berikan makalah yang telah kalian tulis kepada kelompok lain,kemudian suntinglah makalah tersebut!
Makalah yang akan disunting mengenai ketepatan penggunaan bahasa (pilihan kata), rumusan kalimat,susunan paragraf,tanda baca,
dan ejaan!
KOMPETENSI DASAR
Berbicara
10. Menyampaikan laporan hasil penelitian dalam diskusi atau seminar.
STANDAR KOMPETENSI
10.1 Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
10.2 Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian.
INDIKATOR
Mengemukakan ringkasan hasil penelitian.
Menjelaskan proses penelitian dan hasil penelitian dengan kalimat yang mudah dipahami.
Mengemukakan tanggapan yang mendukung hasil penelitian.
Menanggapi kritikan terhadap hasil penelitian .
Menyampaikan alasan yang mendukung penolakan.
Mengomentari tanggapan orang lain terhadap presentasi hasil penelitian .
MATERI PEMBELAJARAN
Penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan atau untuk mengetahui suatu
kebenaran. Misalnya,untuk sampai pada keluarnya keputusan tentang tata penyelenggaraan pilkada,Mahkamah
Konstitusi harus melakukan serangkaian penelitian, yakni yang biasa disebut dengan uji materil terhadap perundang-
undangan yang berhubungan dengan masalah itu. Hasil dari penelitian itulah yang kemudian dijadikan sebuah
keputusan serta dikukuhkan dengan sebutan Keputusana Mahkamah Konstitusi.
Sebuah hasil penelitian lazimnya disusun dalam bentuk sebuah laporan yang menyampaiannya bisa secara
lisan maupun tulisan.
Apabila laporan itu disampaikan secara lisan,kita tidak mungkin menyampaikannya secara mendetail. Waktu
yang terbatas mengharuskan kita untuk menyampaikan laporan itu dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Berikut unsur-unsur pokok-pokok laporan penelitian:
1. Pendahuluan, yang meliputi: latar belakang, tujuan, serta kegunaan penelitian.
2. Proses atau langkah-langkah penelitian.
3. Temuan-temuan penting.
4. Simpulan dan rekomendasi.
Agar pendengar lebih jelas dan mudah memahaminya,kita seharusnya menyampaikan hasil-hasil penelitian itu
dengan grafik, tabel, atau gambar. Dalam hal ini kita dapat menggunakan media yang berupa kertas karton, o verhead
projektor (OHP), VCD, atau media lainnya yang sesuai.
TUGAS
Tugas di Kelas
Presentasikan makalah yang telah disusun secara berkelompok di depan kelas! Sampaikan ringkasan hasil
penelitian dan proses penelitian, mengemukakan tanggapan hasil penelitian, menanggapi kritikan hasil penilitian,
menyampaikan alasan yang mendukung penolakan, mengomentari tanggapan orang lain terhadap hasil penilitian!
STANDAR KOMPETENSI
Mendengarkan
13. Memahami pembacaan cerpen.
KOMPETENSI DASAR
13.1 Mengidentifikasi alur,penokohan,konflik,latar, sudut pandang,dan amanat cerpen dalam cerpen yang dibacakan.
13.2 Menemukan nilai-nilai dalam cerpen yang dibacakan.
INDIKATOR
Mengidentifikasi alur, penokohan, konflik, latar, sudut pandang, dan amanat cerpen yang di dengar.
Mendiskusikan alur,penokohan, konflik, latar, sudut pandang, dan amanat cerpen yang di dengar.
Menemukan nilai moral, budaya, dan sosial dalam cerpen.
Mendiskusikan nilai-nilai tersebut.
MATERI PEMBELAJARAN
Cerpen=> cerita pendek yang melukiskan peristiwa pada suatu saat dan tidak perlu mengakibatkan perubahan
nasib.
Unsur intrinsik cerpen=> unsur yang terdapat di dalam cerpen:
1. Tema=>Pokok masalah dalam suatu cerita. Misalnya masalah
perjuangan,kepahlawanan,kekecewaan,kemunafikan,percintaan,keagamaan,dsb.
Contoh: Kemudian Pak Balam menutup matanya kembali,dan memandang mencari muka Wak Katok,...Akuilah dosa- dosamu, Wak
Katok,dan sujudlah kehadirat Tuhan, mintalah ampun kepada Tuhan Yang Maha Penyayang,dan Maha Pengampun..........
Masalah dalam kutipan novel adalah pertobatan karena berisi imbauan untuk mengakui kesalahan (dosa)
agar Tuhan mangampuni dosa yang telah dilakukan.
2. Latar/Setting=> tempat terjadinya suatu cerita.
Latar terbagi: 1. Latar tempat: di rumah,di kelas,dsb.
2. Latar waktu: pagi,sore,malam,dsb.
3. Latar suasana:gembira,sedih, kecewa,gelisah,sepi, tenang,dsb.
Contoh latar tempat: Di lepau-lepau,di masjid dan di rumah, di mana orang laki-laki suka berkumpul.
Contoh latar waktu: Jam satu malam: cuaca gulita dan murung,hujan turun selembut embun.
Contoh latar suasana: Aku masih saja khawatir. Ramalan dukun-dukun itu mulai lagi mengganggu pikiranku.......
3. Alur/Plot=>rangkaian peristiwa yang membentuk suatu cerita.
Tahapan alur: 1. pengenalan/eksposisi/paparan.
2. permasalahan/pertentangan/konflik.
3. perumitan/penanjakan.
4. klimaks/puncak ketegangan.
5. antiklimaks/ketegangan mereda.
6. penyelesaian (bahagia atau sedih).
Macam-macam alur: 1. alur maju, 2. alur mundur, 3. alur gabungan.
Konflik=> bagian penting dari alur suatu cerita. Dalam sebuah cerita ada berbagai macam konflik, yaitu: a. konflik
fisik/eksternal/jasmani:
1. konflik manusia dengan manusia: baku tembak,baku pukul,dsb.
2. Konflik manusia dengan masyarakat: pelaku utama dibakar rumahnya oleh penduduk atau diusir oleh penduduk karena
membawa aib.
3. Konflik manusia dengan alam sekitar: pelaku utama dengan alam agar alam tidak tandus.
b. Konflk batin/internal/rohani:
1. suatu ide dengan ide lain: pelaku utama bercita-cita ingin jadi penyanyi tetapi ortunya tidak setuju.
2. seseorang dengan kata hatinya: pelaku utama berbicara dalam hati tentang keinginannya yang tidak
tercapai.
4. Penokohan/perwatakan=> penggambaran watak ,karakter,sifat para tokoh.
TUGAS
A. Tugas di Kelas
I. Membentuk kelompok yang beranggotakan 4-6 orang!
1. Mendengarkan dengan seksama cerpen “Guru” yang akan dibacakan oleh guru Anda atau tape recorder!
2. Menentukan unsur intrinsik dalam cerpen “Guru” yang telah Anda dengar, yaitu tentang:
a. Tentukan tema dalam cerpen “Guru” yang telah didengar!
b. Tentukan latar tempat, waktu,suasana dalam cerpen “Guru”!
c. Tentukan alur dalam cerpen “Guru”!
d. Tentukan tokoh dan karakter tokoh dalam cerpen “Guru”!
e. Tentukan amanat dalam cerpen “Guru”!
f. Tentukan sudut pandang dalam cerpen “Guru”!
3. Menentukan unsur ekstrinsik dalam cerpen “Guru”,tentang: kondisi masyarakat
4. Tentukan nilai apa yang dominan dalam cerpen “Guru”? Jelaskan!
5. Tulislah sinopsis cerpen “Guru” tersebut !
STANDAR KOMPETENSI
Menulis
12. Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman/ringkasan notulis rapat dan karya ilmiah.
KOMPETENSI DASAR
12.2 Menulis notulen rapat sesuai dengan pola penulisannya
INDIKATOR
Mengidentifikasi dua notulen rapat atau lebih.
Mencatat perbedaan dan persamaan antara dua notulen rapat atau lebih.
Menentukan pola penulisan notulen rapat yang lengkap.
Menulis notulen rapat.
Mendiskusikan notulen rapat yang telah dibuat.
MATERI PEMBELAJARAN
Notula atau notulen=> catatan garis besar isi pembicaraan dan jalannya suatu rapat atau pertemuan (hal yang
dibicarakan atau diputuskan). Sedangkan notulis => orang yang pekerjaannya membuat notula atau catatan rapat.
Seorang notulis akan mencatat semua kegiatan rapat,semua pembicaraan atau keputusan-keputusan penting harus
dicatat. Kalau ada perdebatan yang bertele-tele dalam rapat itu, tak perlu dicatat kembali di dalam notula. Yang tidak
boleh diabaikan ialah keputusan-keputusan yang telah diambil dalam rapat itu.
Pola penulisan notulen adalah sbb:
1. Judul
2. Hari/tanggal
3. Tempat
4. Waktu
5. Peserta rapat
6. Pemimpin rapat
7. Daftar acara
8. Notulis
9. Jalannya rapat
10. Keputusan rapat
11. Tanggal penandatanganan notulen dan tempat
12. Tanda tangan pemimpin diskusi dan notulis
Contoh
Notulen:
NOTULEN RAPAT OSIS MAN BAU-BAU
para peserta harus berpakaian seragam sekolah, peserta harus menyerahkan laporan hasil kegiatan secara tertulis seminggu sesudah
kunjungan.
4. Setelah semua acara dibicarakana ketua rapat menutup dengan ucapan terima kasih.
Mengetahui, Bau-Bau, 26 Januari
2009
Pemimpin Rapat, Notulis.
Hari : Senin
Tanggal : 1 Pebruari 2009
Tempat : Gedung Serbaguna Man Bau-Bau
Waktu Rapat : Pukul 13.30 – 16.30 WITA
Pemimpin Rapat : Drs. Hasim, M.MPd
Peserta Rapat : 1. Drs. L.M.Tasrin, M.M (Waka Kurikulum)
2, Drs. Karim (Waka Sarana)
3. Abu Bakar, S.Pd. (Waka Pembina Osis)
4. Drs. H. Muhammad ( guru AlQuran Hadits)
5. Drs. Muchlis (Guru Fiqhi)
6. Drs. Abdul Gani.S ( Ketua Komite)
7. Drs. Muchtar ( Bendahara Komite)
8. Halifa (Ketua OSIS)
9. Asriani (Bendahara OSIS)
Sistematika Rapat:
1. Doa.
2. Pengarahan dari kepala sekolah.
3. Sambutan ketua komite.
4. Rapat.
5. Tanya Jawab
6. Kesimpulan
7. Penutup
Keputusan Rapat:
1. Masjid akan dibangun di lahan kosong sebelah timur,dekat lapangan basket.
2. Dana pembangunan dari sukarela orangtua, guru, dan donatur.
3. Pembangunan akan dimulai paling lambat bulan Pebruari 2009.
Catatan khusus:
Proposal untuk donatur dari beberapa instansi akan disusun.
Rapat ditutup pukul 16.30.
TUGAS
A. Tugas Individu di Kelas
1. Bandingkan kedua contoh notulen rapat tersebut ditinjau dari kelengkapan unsurnya.!
...................................................................................................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................................................................................................
...........................................
2. Apa perbedaan antara kedua contoh notulen tersebut? Jelaskan!
...................................................................................................................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................................................................................................
STANDAR KOMPETENSI
Membaca
15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat.
KOMPETENSI DASAR
15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam buku biografi yang dibaca.
INDIKATOR
Mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh dalam buku biografi yang dibaca.
Menemukan tokoh yang mirip pada tokoh lain
Menemukan hal-hal yang bisa diteladani tentang tokoh tersebut
MATERI PEMBELAJARAN
MATERI PEMBELAJARAN
Memerankan drama dengan memperhatikan penggunaan lafal, intonasi. tekanan/nada, mimik gerak-gerik yang tepat sesuai dengan
watak tokoh
Menanggapi peran yang ditampilkan dalam pementasan drama
MATERI PEMEBELAJARAN
Kata drama secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni dran. Kata dran berarti to do atau to act . Dalam
perkembangannya drama berarti suatu karangan prosa atau puisi yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat
dipentaskan. Untuk mementaskan drama perlu proses yang panjang. Proses tersebut sbb:
1. Penelitian atau penyeleksian naskah
2. Penafsiran peran atau tokoh
3. Pemilihan peran atau tokoh
4. Latihan
5. Memerankan drama
Anda harus menjiwai watak tokoh jika akan memerankan drama. Lakukanlah hal-hal berikut agar Anda dapat
menjiwai watak tokoh dengan baik:
1. Membaca naskah drama, khususnya pada tokoh yang akan diperankan secara berulang-ulang
2. Mengamati orang-orang yang memiliki watak seperti dengan tokoh yang hendak dperankan
3. Jika tidak ada, pemain dapat melihat foto-foto, cerita, sejarah, atau sumber lain yang dapat mendukung karakter tokoh
4. berlatih memerankan tokoh
TUGAS
A. Tugas di Kelas secara Berkelompok
1. Guru membagi kelompok dalam 1kelompk beranggotakan 1-5 orang
2. Masing-masing kelompok memerankan drama yang telah mereka buat sendiri
3. Guru dan siswa menilai penampilan masing-masing kelompok dengan menggunakan format sbb:
MATERI PEMBELAJARAN
TUGAS
A. Tugas Individu di Kelas
1. Carilah buku bahasa Indonesia kelas XI ke perpustakaan!
2. Ringkaslah buku tersebut masing-masing siswa satu subpokok bahasan!
3. Tulislah ringkasan tersebut di kertas HVS!
4. Ikutilah langkah-langkah dalam meringkas buku:
a. menemukan pokok pikiran atau gagasan utama di setiap subpokok bahasan. Rumuskan subpokok bahasan tersebut
dalam dua atau tiga kalimat sederhana tanpa mengubah maksud si pengarang buku.
b. Rangkaikan pokok-pokok pikiran tersebut ke dalam beberapa kalimat sederhana
Diposting oleh nurmin maskur di 01.53
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest