Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
fever. Demam tifoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran.
mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada
monocolar dari hati, limpa, kelenjar limfe dan payers patch dan menular pada
orang lain melalui makanan atau air yang terkontaminasi. (Sumarmo, 2013). Anak
sekolah merupakan kelompok yang rentan terhadap penularan bakteri dan virus
yang disebarkan melalui makanan atau dikenal dengan food borne diseases. Food
borne disease adalah suatu penyakit karena adanya agen yang masuk kedalam
6
7
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus)
adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam
aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
1) Mulut (oral)
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada
hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal
dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan
masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput
lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah
oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
2) Tenggorokan (Faring)
bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang
disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan
a) Bagian superior
b) Bagian media
c) Bagian inferior
Bagian yang sama tinggi dengan laring. bagian inferior disebut laring
3) Kerongkongan (Esofagus)
juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso – “membawa”, dan έφαγον,
phagus – “memakan”). Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang
4) Lambung (Gaster
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang
a) Kardia.
b) Fundus.
c) Antrum.
cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter
1. Lendir
Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang
oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berbagai bakteri.
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus ; lapisan
terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo
duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari merupakan
pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua
belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua
belas jari.
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
12
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8
meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas
permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas
jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan
dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Latin, jejunus, yang berarti
“kosong”.
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada
sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak
setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu
dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar
terdiri dari:
b) Kolon transversum
2.1.3 Etiologi
1) Antigen O (Antigen somatik), yaitu terletak pada lapisan luar dari tubuh
juga endotoksin. Antigen ini tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak
2) Antigen H (Antigen Flagella), yang terletak pada flagella, fimbriae atau fili
dari kuman. Antigen ini mempunyai struktur kimia suatu protein dan tahan
terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas di atas 60ºC, asam dan
alkohol.
3) Antigen Vi adalah polimer polisakarida yang bersifat asam yang terletak pada
fagositosis.
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding
dengan penderita dewasa. Masa inkubasi demam tifoid 3 sampai 60 hari dengan
rata-rata antara 10 sampai 14 hari. Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi,
dari gejala klinis ringan dan tidak memerlukan perawatan khusus sampai dengan
berat sehingga harus dirawat. Setelah masa inkubasi maka ditemukan gejala
prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat.
14
1) Demam
remiten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua, penderita terus
berada dalam keadaan demam. Dalam minggu ketiga suhu tubuh beraangsur-
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden) . Lidah ditutupi selaput putih kotor di bagian tengahnya (coated tongue)
dengan ujung dan tepi lidahnya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen
3) Gangguan Kesadaran
4) Gejala Lain
Rose spot dapat dijumpai pada penderita tifoid, yaitu suatu ruam
dijumpai pada daerah abdomen, toraks, ekstremitas dan punggung pada orang
2.1.5 Patofisiologi
melewati lambung kuman mencapai usus halus (ileum) dan setelah menembus
dinding usus sehingga mencapai folikel limfoid usus halus (plaque Peyeri).
Kuman ikut aliran limfe mesenterial ke dalam sirkulasi darah (bakteremia primer).
menyerang organ lain (intra dan ekstra intestinal). Masa inkubasi 10-14 hari.
(IDAI, 2012)
menuju tempat infeksi ileosekal (usus halus) dan terjadi inflamasi minimal.
Kuman masuk pembuluh darah dan terjadi septicemia primer, kemudian masuk ke
getah bening, hati dan limpa. Kuman kembali ke pembuluh darah (septicemia
lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk usus halus, ke jaringan
limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus kemudian kuman masuk
limpa dan organ-organ lainnya. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
masuk ke beberapa jaringan organ tubuh terutama limpa, usus dan kandung
empedu. Pada minggu pertama sakit, terjadi hyperplasia plaks peyer. Ini terjadi
16
pada kelenjar limfoid usus halus. Minggu ke dua terjadi nekrosis dan pada minggu
ke tiga terjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu ke empat terjadi penyembuhan
pada saluran pencernaan disebabkan oleh kelainan pada usus halus. (Suriadi,
2001)
17
Pembuluh limfe
Bakteri masuk ke usus halus
empedu
endotoksin
hepatomegali
splenomegali Mempengaruhi pusat
thermolegator di
hipotalamus
Lase plak peyer Penurunan/peningkatan
mobilitas usus
erosi Ketidakefektifan
Penurunan/peningkatanpe termolegasi
Nyeri ristaltic usus
Resiko kekurangan
volume cairan
Anoreksia mual
muntah
Dampak hospitalisasi
Ansietas
kuman.
1) Darah tepi
terjadi akibat perdarahan usus atau supresi sumsum tulang. Terdapat gambaran
kesepuluh dari demam, menunjukkan arah diagnosis demam tifoid menjadi jelas.
Uji ini merupakan suatu metode serologik yang memeriksa antibodi aglutinasi
terhadap antigen somatik (O).Pemeriksaan yang positif adalah bila terjadi reaksi
terhadap antigen O.Titer yang bernilai > 1/200 dan atau menunjukkan kenaikan 4
rendah dan intepretasi yang sulit dilakukan.Namun, hasil uji widal yang positif
3) Isolasi kuman
Typhi.Isolasi kuman ini dapat dilakukan dengan melakukan biakan dari berbagai
darah pasien lebih besar dari pada minggu berikutnya.Biakan yang dilakukan pada
urin dan feses kemungkinan keberhasilan lebih kecil, karena positif setelah terjadi
sumsum tulang mempunyai sensitivitas tertinggi, tetapi prosedur ini sangat invasif
sehingga tidak dipakai dalam praktek sehari-hari.Selain itu dapat pula dilakukan
biakan spesimen empedu yang diambil dari duodenum dan memberikan hasil
2.1.9 Penatalaksanaan
dan diare
6) Gunakan air yang sudah direbus untuk minum dan sikat gigi
8) Mintalah minuman tanpa es kecuali air es sudah didihkan atau dari botol
2.1.10 Komplikasi
1) Komplikasi Intestinal
a) Perdarahan Usus
Pada plak peyeri usus yang terinfeksi (terutama ileum terminalis) dapat terbentuk
tukak/luka berbentuk lonjong dan memanjang terhadap sumbu usus. Bila luka
menembus limen usus dan mengenai pembuluh darah maka terjadi perdarahan.
Selanjutnya bias tukak menembus dinding usus maka perforasi dapat terjadi.
Sekitar 25% penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan minor yang
b) Perforasi Usus
Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul pada
minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Penderita demam
tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah
kuadran kanan bawah yang kemudian meyebar ke seluruh perut di sertai dengan
tanda-tanda ileus.
2) Komplikasi Ekstraintestinal
a) Hepatitis Tifosa
Hepatitis tifosa asimtomatik dapat dijumpai pada kasus demam tifoid dengan
atau tanpa disertai kenaikan kadar transaminase, maupun kolesistitis akut juga
dapat dijumpai, sedang kolesistitis kronik yang terjadi pada penderita setelah
mengalami demam tifoid dapat dikaitkan dengan adanya batu empedu dan
b) Miokarditis
Miokarditis dapat timbul dengan manifestasi klinis berupa aritmia, perubahan
c) Miokarditis
- Jenis kelamin
- Ras
- Kebangsaan
- Lingkungan Pranatal
- Pengaruh Budaya
- Nutrisi
- Olahraga/lat fisik
- Kecerdasan
- Pengaruh hormonal
- Pengaruh Emosi
punggung/ujungjari
kepala tegak
(2) Dapat mengambil benda kecil sebesar biji jagung, dengan ibu
sekolah
(3) Remaja awal ⇨ orang tua masih berperan penting baik fisik,
hospitalisasi seperti:
Rumah sakit dapat menjadi suatu tempat yang menakutkan dilihat dari
sudut pandang anak-anak. Suasana rumah sakit yang tidak familiar, wajah-wajah
yang asing, berbagai macam bunyi dari mesin yang digunakan, dan bau yang
khas, dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan baik bagi anaka atau orang
tua.
digunakan setiap hari, juga rutinitas yang biasa dilakukan dan juga berpisah
Aturan ataupun rutinitas rumah sakit, prosedur medis yang dijalani seperti
besar daripada ketakutan yang diketahui. Oleh karena itu, mengurangi unsur
penting dalam memberikan dukungan bagi anak dan keluarga guna mengurangi
1) meminimalkanpengaruh perpisahan
5) bermain
belum ada standar atau program universal yang di anjurkan untuk semua. Tidak
ada kesepakatan yang tegas tentang waktu persiapan tersebut. Proses persiapan
2) menggunakan buku-buku, video atau film atau terbatas pada deskripsi singkat
2.3.1 PENGKAJIAN
1) Identitas
penanggung jawab.
2) Alasan Masuk
Biasanya klien masuk dengan alasan demam, perut tersa mual dan kembung,
3) Riwayat Kesehatan
muntah, diare, perasaan tidak enak diperut, pucat, nyeri kepala, nyeri otot, lidah
4) Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Keadaan kepala cukup bersih, tidak ada lesi / benjolan, distribusi rambut
merata dengan warna warna hitam, tipis, tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
Kebersihan mata cukup, bentuk mata simetris kiri dan kanan, sclera tidak
baik.
3. Telinga
peradangan.
4. Hidung
31
Kebersihan hidung cukup, bentuk tidak ada kelainan, tidak terdapat tanda-
6. Leher
7. Dada
Kebersihan dada cukup, bentuk simetris, ada nyeri tekan.tidak ada sesak.,
8. Abdomen
9. Ekstremitas
Tidak ada kelainan bentuk antara kiri dan kanan,atas dan bawah,tidak
5) Data Psikologis
depresi.
6) Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
ilmuwan mendapatkan bahwa hitung jumlah dan jenis leukosit serta laju
endap darah tidak mempunyai nilai sensitivitas, spesifisitas dan nilai ramal
demam tifoid atau bukan, akan tetapi adanya leukopenia dan limfositosis
b) SGOT, SGPT
penanganan khusus
c) Uji Widal
ada kenaikan
tubuh
KH :
nyeri
Rencana :
Rasional :
lingkungan.
relaksasi.
34
Rencana :
c) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala
yang sama.
penyakit.
Rasional :
penyakit
35
tubuh
KH :
d) Akral hangat
Intervensi :
Rasional :
dehidrasi
syok (hipovolemik).
KH:
mengontrol cemas
intervensi:
rasional:
kecemasannya
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang
diharapkan atau perubahan yang terjadi pada pasien. Adapun sasaran evaluasi
3) Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan pada pasien
terpenuhi.
2. 4 Konsep Ansietas
2.4.1 Definisi
autonom (sumber yang sering kali tidak spesifik atau tidak di ketahui oleh
individu) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini
bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. (nur arif,
2013).
1) perilaku
a) Penurunan produktivitas
c) Melihat sepintas
f) Agitasi
g) Mengintai
h) Tampak waspada
2) Affektif
a) Gelisah
c) Ketakutan
d) Peningkatan kewaspadaan
3) Fisiologis
b) Peningkatan ketegangan
c) Suara bergetar
4) Simpatik
a) Anoreksia
c) Wajah merah
d) Jantung berdebar-debar
5) Para simpatik
a) Nyeri abdomen
2) Pemajanan toksin
3) Terkait keluarga
4) Herediter
mengontrol cemas
d) postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
2.5.1 Definisi
stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori
otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien). Peredaan nyeri secara
41
modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena
itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif
dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2017).
1) Distraksi visual
2) Distraksi pendengaran
gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan
musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada
lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh
(Tamsuri, 2007).
3) Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek
(dalam hati).
gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola
melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase
pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan
Distraksi intelektual Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
cerita.
2..5.3 Tujuan
2) Merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada di situasi yang lebih
menyenangkan
b) Mencuci tangan
2) Tahap orientasi
c) Kontrak waktu
d) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga
3) Tahap kerja
43
4) Tahap terminasi
c) Cuci tangan
5) Dokumentasi
2.6.1 Pengertia
dengan garis warna. Dengan demikian menggambar merupakan bahasa visual dan
merupakan salah satu media komunikasi yang diungkapkan melalui garis, bentuk,
warna dan teksture. Dijelaskan pula dalam Suwarna (2007: 10) bahwa
menggambar juga merupakan curahan isi jiwa seseorang yang bernuansa estetis,
44
kreatif, harmonis, dan ekspresif, yang tidak terlepas dari sensitivitas, mengandung
pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain yang melihatnya, dan hal ini
dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan tersebut dapat berupa tiruan objek
ataupun fantasi yang lengkap dengan garis, bidang, warna, dan tekstur dengan
menggoreskan benda-benda tajam (seperti pensil atau pena) pada bidang datar
dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan tersebut dapat berupa tiruan objek
ataupun fantasi yang lengkap dengan garis, bidang, warna, dan tekstur dengan
sederhana.
4. Alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi Menurut Hajar Pamadhi, Evan
sebagai berikut :
yang tertuang, merupakan hasil gagasan dan kemampuan anak. Jika anak
dihasilkan akan baik. Tetapi jikatidak, maka lukisan akan terlihat biasa-