Вы находитесь на странице: 1из 27

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah fase kehidupan yang sulit dan bagi prang tua serta

pendidik, fase ini adalah gangguan. Pada fase ini terjadi perubahan sedemikian

rupa pada tubuh dan kejiwaan para remaja, sehingga mereka sendiri menjadi

bingung. Pada fase ini para remaja yang meniru-niru para idola, artis, dan tokoh-

tokoh tertentu mungkin sekali kehilangan arah dan pada akhirnya mereka berada

di jalan yang salah.

Masa remaja datang setelah masa kanak-kanak berlalu dan di sebut sebagai

masa pemisah antara masa kanak-kanak dan dewasa. Satu fase yang tampaknya

sangat singkay tetapi sanglah pentin dan sensitif. Ada yang berpendapat bahwa

masa remaja dimulai dari usia 9-1 tahun. Pada dasarnya, kita tidak bisa

membatasi masa remaja pada usia tertentu, karena kondisi pribadi dan

masayarakat sangatla betvariasi. Usia 13-18 tahun di namakan sebagai usia

remaja. Manusia anatar 13-18 tahun dan sebagian berpendapat sampai usia 20

tahun, melewati satu fase tertentu dalam kehidupannya antara fase kanak-kanak

dan fase kesempurnaan yang memiliki aturan-aturan dan permasalahan yang

sangat penting.

Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan

berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang
perempuan mulai memproduksi cukup hormone tertentu (‘kurir’ kimiawi yang

dibawah didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran darah ini.

Menstruasi adalah puncak dari serangkaian kebutuhan yang terjadi karena adanya

serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam tubuh.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Masa Remaja Melalui Pendekatan Aspek Psikologi dan Sosio

Budaya Dalam Asuhan Kebidanan ?

2. Bagaimana Masa Menstruasi Melalui Pendekatan Aspek Psikologi dan Sosio

Budaya Dalam Asuhan Kebidanan ?

3. Bagaimana Analisis Kasus Menstruasi Melalui Aspek Sosial Budaya Dalam

Asuhan kebidanan ?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Masa Remaja Melalui Pendekatan Aspek Psikologi dan

Sosio Budaya Dalam Asuhan Kebidanan

2. Untuk Mengetahui Masa Menstruasi Melalui Pendekatan Aspek Psikologi dan

Sosio Budaya Dalam Asuhan Kebidanan

3. Bagaimana Analisis Kasus Menstruasi Melalui Aspek Sosial Budaya Dalam

Asuhan kebidanan ?
D. Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan

pengetahuan mengenai masa remaja dan masa menstruasi melalui pendekatan

aspek psikologi dan sosio budaya dalam asuhan kebidanan.

Secara praktis, makalah ini berguna bagi :

1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan keilmuan tentang masa

remaja dan masa menstruasi melalui pendekatan aspek psikologi dan sosio

budaya dalam asuhan kebidanan.

2. Pembaca atau dosen sebagai media informasi dalam pembuatan makalah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Remaja Melalui Pendekatan Aspek Psikologi dan Sosio Budaya

Dalam Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Masa Remaja

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak ke masa

dewasa, selama masa remaja akan terjadi penambahan kecepatan

pertumbuhan, mula munculnya tanda-tanda seks seks sekunder pada laki-laki

maupun pada perempuan, mulai terjadinya fertilisasi dan terjadi perubahan-

perubahan psikologik serta kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang

yang optimal tergantung pada potensi biologiknya.

Seringkali dalam pembahasan soal remaja digunakan istilah pubertas

dan adolesen. Istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan

biologis yang meliputi morfologi dan fisiologi yang terjadi dengan pesat dari

masa anak-anak ke masa dewasa. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai

kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja, yaitu:

a. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja adalah

bila seseorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun untuk anak

perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki.


b. Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1979 Mengenai kesejahtraan

anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah.

c. Menurut undang-undang perburuhan, anak-anak dianggap remaja

apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan

mempunyai tempat untuk tinggal.

d. Menurut Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, anak dianggap

sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah yaitu umur 16 tahun

untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki-laki.

e. Menurut Diknas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18

tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.

f. Menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10-18 tahun.

Masa remaja datang setelah masa kanak-kanak berlalu dan di sebut

sebagai masa pemisah antara masa kanak-kanak dan dewasa. Satu fase yang

tampaknya sangat singkay tetapi sanglah pentin dan sensitif. Ada yang

berpendapat bahwa masa remaja dimulai dari usia 9-1 tahun. Pada dasarnya,

kita tidak bisa membatasi masa remaja pada usia tertentu, karena kondisi

pribadi dan masayarakat sangatla betvariasi. Usia 13-18 tahun di namakan

sebagai usia remaja. Manusia anatar 13-18 tahun dan sebagian berpendapat

sampai usia 20 tahun, melewati satu fase tertentu dalam kehidupannya antara
fase kanak-kanak dan fase kesempurnaan yang memiliki aturan-aturan dan

permasalahan yang sangat penting.

Masa remaja adalah fase kehidupan yang sulit dan bagi prang tua serta

pendidik, fase ini adalah gangguan. Pada fase ini terjadi perubahan

sedemikian rupa pada tubuh dan kejiwaan para remaja, sehingga mereka

sendiri menjadi bingung. Pada fase ini para remaja yang meniru-niru para

idola, artis, dan tokoh-tokoh tertentu mungkin sekali kehilangan arah dan

pada akhirnya mereka berada di jalan yang salah. Mereka sedan mencari jati

diri mereka sendiri dan menghadapi “pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban”

benar mereka di penuhi oleh pikiran tentang fananya kehudpuan dan

pastinya kematian.

Para remaja bisa menangis ataupun berkelahi karena hal-hal yang tak

berate, juga bisa tertawa dengan suara keras tanpa peduli keadaan sekitar.

Terkadang pada masa ini mereka merasa terkucilkan dari kesenangan,

kebebasan, kemandirian, bahkan pernikahan. Kecenderungan untuk

menampilkan diri guna memenuhi dorongan jiwa, pada sebagian kondisi

menyebabkan mereka melontarkan makian dan penghinaan, serta

menonjolkan diri dengan cara yang tidak sesuai dengan kejiwaan mereka.

Masalah-masalah seperti inilah yang menjadi perhatian para orang tua dan

para pendidk. Juga karena masalah ini para remaha kerap dituduh sebagai

orang-orang yang tidak beradab dan tidak sopan.


2. Tahapan Perkembangan

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:

a. Masa remaja awal/dini (Early adolescence) : umur 11-13 tahun.

b. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14-16 tahun.

c. Masa remaja lanjut (late adolescence) :umur 17-20 tahun.

3. Karakteristik Masa Remaja

a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat cepat pada masa awal

yang dikenal dengan masa storm & stress.

Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perbahan fisik

terutama hormone yang terjad pada masa remaja.dari segi kondisi social,

peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam

kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak

tuntutan dan tekanan yang di tujukkan pada remaja, misalnya mereka di

harapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus

lebih mandiri dan bertanggung jawab.

b. Perubahan yang cepat secara fisik juga di sertai kematangan seksual.

Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan

kemampuan diri. Perubahn fisik yang terjadi secara cepat baik

perubahan internal seperti system sirkulasi, pencernaan, respirasi,

maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan

proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.


c. Perubahan yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.

Hal ini di karenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa

remaja,, maka remaja di harapkan untuk dapat mengarahkan

ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting. Perubahan juga

terjadi dalam hubungan remaja dengan orang lain. Remaja tidak lagi

berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,

tetapi juga ada dengan lawan jenis dan dengan ornag yang dewasa.

d. Perubahan nilai, di mana apa yang mereka anggap penting pada masa

kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.

e. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan

yang terjadi. Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi

lain mereka takut akan tanggung jawab menyertai kebebasan ini, serta

meragukan kemampuan mereka sendiri untuk memiliki tanggung jawab.

4. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Salah satu priode dalam rentang kehidupan individu ialah masa (fase)

remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

perkembangan individu dan merupaka masa transisi yang dapat diarahkan

kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.

Masa remaja ditandai dengan :

a. Berkembangnya sikap dependen kepada orang tua kea rah dependen

b. Minat seksualitas
c. Kecenderungan untuk merenung atau memperhatikan diri, nilai dan

etika serta isu moral

William kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebaga

berikut:

a. Menerima fisiknya sendiri

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figure-figur yang

mempunyai otoritas

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar

bergaul dengan teman sebaya atau orang lain.

d. Menemukan manusia model yang di jadikan indetitasnya

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap

kemampuan sendiri.

f. Memperkuat self control (kemampuan mengandilkan diri)

g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan.

Dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Pikunas

mengemukakan pendapat Luella Cole yang mengklasifikasikannya ke dalam

Sembilan kategori, yaitu :

a. Kematangan emosional

b. Pemantapan minat-minat hetero seksual

c. Kematangan social
d. Emansipasi diri control keluarga

e. Kematangan intelektual

f. Memilih pekerjaan

g. Menggunakan waktu senggang secara tepat

h. Memiliki filsafat hidup

i. Identifikasi diri

Tugas perkembangan masa remaja lainnya, yaitu :

a. Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih

dewasa

b. Memperoleh perluasan sosial.

c. Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakan secara efektif

d. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua.

e. Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri.

f. Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan

g. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

h. Mengembangkan dan membentuk konsep konsep moral.

5. Kebutuhan Masa Remaja

a. Kebutuhan akan pengendalian diri

b. Kebutuhan akan kebebasan

c. Kebutuhan akan rasa kekeluargaan

d. Kebutuhan akan penerimaan social


e. Kebutuhan penyesuaian diri

f. Kebutuhan akan agam dan nilai-nilai social

6. Perubahan Fisik dan Psikologi Masa Remaja

Anak remaja selama menjalani masa pubertas akan mengalami banyak

perubahan fisik dan psikologis yang sifatnya sangat cepat. Pada anak laki-

laki, perubahan seks primer masa pubertas ditandai dengan mimpi basah,

sedangkan perubahan sekunder berupa suara mulai berubah, tumbuh rambut

di daerah ketiak, kumis, jenggot, alat kelamin. Sementara perubahan seks

primer anak perempuan ditandai dengan menstruasi pertama kali (

menarche) dan biasanya diikuti dengan perubahan organ seksual sekunder

yaitu memiliki payudara dan pinggul yang membesar. Perubahan fisik yang

dialami remaja selama masa pubertas memberikan dampak bagi perubahan

psikologis dan sosial. Perubahan psikologis juga diakibatkan oleh

peningkatan hormon gonadotropin. Bentuk perubahan yang menyertai

pubertas meliputi kognitif, moral, emosi, sosial sebagai bentuk

perkembangan diri remaja.

Remaja juga akan mengalami perubahan psikososial selain perubahan

fisik dan kematangan funsi seksual yang akan dialami remaja pada masa

pubertas. Kondisi emosional yang sering kali berubah-ubah dan sulit

mengendalikan emosi menjadi ciri khas remaja,khususnya remaja awal.

Dalam hal berpakaian, cara berteman, merokok, memiliki pacar, bahkan

melakukan aktivitas seksual. Remaja akan merasa terasingkan jika tidak


mengikuti identitas kelompoknya. Selain itu, rasa keinginan menjadi mandiri

dan bebas dari pengawasan orang tua juga muncul pada diri remaja.

7. Ketidaksesuaian Prestasi Dan Feminitas Masa Remaja

Elkind menyatakan terdapat perilaku spesifik pada remaja berdasarkan

wawasan pengalaman yang terbatas dan pola piker yang masih abstrak.

a. Menemukan kesalahan pada figure otoritas

Remaja menemukan, bahwa orang dewasa yang menjadi panutannya

memiliki kekurangan, sehingga remaja sering memprotes. Namun

remaja juga merasa tidak mampu untuk menghadapinya.

b. Mengemukakan pendapatnya

Remaja cenderung berkeinginan untuk melatih kemampuan

mengekplorasi lingkungan sekitar seperti yang mereka inginkan

c. Ketidakmampuan mengambil keputusan

Remaja sering merasa kesulitan ketika diminta mengambil keputusan

karena remaja cenderung lebih memperhatikan pilihan-pilihan yang

ditawarkan pada mereka.

d. Ketidakkonsistenan sikap dengan perilaku

Remaja sering memperlihatkan perilaku yang tidak sesuai dengan sikap

yang dimilikinya.

e. Sadar diri

Remaja mulai menempatkan dirinya pada tempat orang lain, dan

berusaha untuk dapat memahami apa yang orang lain pikirkan, remaja
melakukan ini karena mereka sering kesulitan membedakan antara hal

yang menarik dirinya dengan hal-hal yang menarik orang lain.

f. Personal fable

Keyakinan dalam diri remaja bahwa dirinya unik dan special

dibandingkan dengan lingkungannya seta tidak ada yang

mampumemahami dirinya kecuali dirinya sendiri. Remaja merasa

bahwa apa yang terjadi pada lingkungannya atau orang lain, tidak

mungkin terjadi pada dirinya.

8. Berteman dan Berkencan

Remaja lebih memilik berkencan dan alasan yang umum untuk

berpacaran selama masa remaja yaitu :

a. Hiburan

Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan

agar pasangannya mempunyai berbagai keterampilan social yang

dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan

menyenangkan.

b. Sosialisasi

Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan

kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih

ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan social

kelompok.
c. Status

Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk

berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya,

berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status

yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.

d. Masa pacaran

Dalam pola pacaran, berkencan berperan penting karena remaja jatuh

cinta dan berharap serta merencanakan perkawinan, ia sendiri harus

memikirkan sungguh-sungguh masalah keserasian pasangan kencan

sebagai teman hidup.

e. Pemilihan teman hidup

Banyak remaja yang bermaksud cepat menikah memandang kencan

sebagai cara percobaan atau usaha mendapatkan teman hidup.

9. Pencarian Identitas Diri

Proses pencarian diri adalah merupakan proses yang panjang dan

kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu. Sekarang dan

yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk

kerangka berfikir untuk mengorganisasi dan mengintergrasikan perilaku

kedalam berbagai bidang kehidupan. Dengan demikian individu dapat

menerima dan menyatukan kecendrungan pribadi. Bakat dan peran-peran

yang diberikan baik oleh orang tua, teman sebaya maupun masyarakat dan
pada akhirnya dapat memberikan arah tujuan dan arti dalam kehidupan

mendatang.

Pada masa remaja, remaja berusaha melepaskan diri dari lingkungan dan

ikatan dengan orang tuan karena mereka ingin mencari identitas diri. Apabila

remaja memperoleh peran dalam masyarakat, maka dia akan mencapai sense

of identity, menemukan identitas diri. Dia akan merasa baha dia mengetahui

akan peranya, siapa dirinya dan tentang keyakinan dan ideologinya.

Sebaliknya, apabila remaja tidak dapat menyelesaikan krisis identitasnya

dengan baik, maka dia akan merasakan sense of role confusion or identity

diffusion, yaitu suatu istilah yaang menunjukan perasaan yang berhubungan

dengan ketidak mampuan memperoleh peran dan menemukan diri.

a. Sumber-sumber pembentukan identitas diri.

Sumber-sumber yang dapat mempengaruhi pembentukan identitas

diri dalah lingkungan sosial, dimana remaja tumbuh dan berkembang,

seperti keluarga dan tetangga yang merupakan linkungan masa kecil,

juga kelompok-kelompok yang terbentuk ketika mereka memasuki masa

remaja, misalnya kelompok agama atau kelompok yang mendasar pada

kesamaan minat tertentu.

b. Macam-macam keadaan dalam pembentukan identitas diri

Dalam proses perkembangan identitas maka seseorang dapat berada

dalam status yang berbeda-beda, yaitu :


1) Diffussion status yaitu suatu keadaan dimana seorang kehilangan

arah, dan tidak melakukan eksplorasi dan tidak mempunyai

komitmen terhadap peran-peran tertentu, sehingga mereka tidak

dapat menemukan identitas diri. Mereka akan mudah menghindari

persoalan dan cenderung mencari pemuasan dengan segera.

2) Foresclosure status yaitu suatu keadaan dimana seseorang dapa

menemukan diri dan mempunyai komitmen namun tanpa melalui

eksplorasi terlebih dahulu. Mereka mempunyai pilihan-pilihan

terhadap suatu pekerjaan, pandangan keagamaan atau ideologi

namun tidak berdasarkan pertimbangan yang matang dan lebih di

tentukan oleh orang tua ataupun gurunya.

3) Moratorium status yaitu suatu keadaan yang menggambarkan

seseorang sedang sibuk-sibuknya mencari identitas diri, seseorang

tidak membuat komitmen tertentu namun secara aktif

mengeklsplorasi sejumlah minat, nilai, ideologi dan pekerjaan

dalam rangka mencari identitas dirinya.

4) Identity achievement yaitu suatu keadaaan dimana seseorang telah

menemukan identitasnya dan membuat komitmen-komitmen setelah

melalui eksplorasi terlebih dahulu.

10. Masalah Psikologis Masa Remaja

a. Konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan

untuk bebas dan merdeka


b. Konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan kepada

orang tua.

c. Konflik antara kebutuhan seks dan agama serta nilai social.

d. Konflik antara prinsip nilai-nilai yang telah di pelajari oleh remaja

ketika ia kecil dahulu dengan prinsip dan nilai yang di lakukan oleh

orang deawasa di lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.

e. Konflik menghadapi masa depan.

B. Masa Menstruasi Melalui Pendekatan Aspek Psikologi dan Sosio Budaya

Dalam Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan

berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang

perempuan mulai memproduksi cukup hormone tertentu (‘kurir’ kimiawi

yang dibawah didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran

darah ini. Menstruasi adalah puncak dari serangkaian kebutuhan yang terjadi

karena adanya serangkaian interaksi antara beberapa kelenjar di dalam

tubuh.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Menstruasi

Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

a. Faktor hormon

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang

wanita yaitu :
1) FSH (follicle stimulating hormone) yang dikeluarkan oleh hipofisis

2) Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium

3) LH (luteinizing hormone) dihasilkan oleh hipofisis

4) Progesteron dihasilkan oleh ovarium

b. Faktor Enzim

Enzim hidrotolik yang terdapat dalam endometrium merusak sel

yang berperan dalam sintesa protein, yang mengganggu metabolisme

sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.

c. Faktor Vaskuler

mulai fase ploriferasi terjadi pembentukan meningkatkan

vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan

endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena dan hubungan

antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena

serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan

akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dan pembentukan hematoma,

baik dari arteri maupun dari vena.

d. Faktor Prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2F2. Dengan

desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan

berkontraksinya miometrium sebagai suatu factor untuk mmbatasi

perdarahan pada haid.


3. Masalah Menstruasi

Pada siklus menstruasi wanita rata-rata yaitu 28 hari, dan rata-rata pada

periode haid berlangsung selama tiga sampai lima hari, namun harus

diketahui, bahwa ada banyak variasi dari siklus haid pada wanita.

Berikut ini adalah beberapa perubahan periode menstruasi yang umum,

dan apa artinya :

a. Haid Melambat atau berhenti (Amenore)

Faktor umur adalah faktor yang sangat penting dalam menjawab

masalah ini. Penyebab berhentinya menstruasi (disebut dengan

amenore) yang bervariasi menurut usia. “Berhenti mengalami

menstruasi pada usia 25 tahun merupakan masalah yang berbeda

secara signifikan dibandingkan dengan berhenti pada usia 50 tahun”,

kata loffer.

Penyebab lain akan mungkin terjadi adalah olahraga yang

berlebihan, menurut data, 5% sampai 25% dari atlet perempuan yang

menjalani suatu latihan yang keras akan berhenti menstruasi. Pada

fenomena ini sangat umum di kalangan penari balet dan pelari. Latihan

yang intens akan dapat mempengaruhi produksi dan regulasi pada

hormon reproduksi yang terlibat dalam siklus menstruasi. Dengan alasan

yang sama, pada wanita yang mengalami gangguan seperti anorexia

nervosa (hilang nafsu makan) dapat juga berhenti mendapatkan haid.


Dengan membatasi jumlah kalori yang dimakan dapat menekan

pelepasan hormon yang di butuhkan tubuh untuk ovulasi.

Penyebab lain yang mungkin terjadi dari melambatnya atau bahkan

berhentinya haid yaitu :

1) Gangguan hipotalamus (area otak yang membantu regulasi hormon

reproduksi)

2) Gangguan tiroid atau kelenjar hipofisis

3) Gangguan uterus (rahim)

4) Kegagalan ovarium (hilangnya fungsi ovarium yang normal

sebelum usia 40 tahun)

5) Kontrasepsi oral (meskipun biasanya hanya akan membuat haid

lebih sedikit, dari pada berhenti sama sekali)

6) Menyusui

7) Obesitas

8) Sindrom polikistik ovarium dan ketidak seimbangan hormon

lainnya.

9) Stres

b. Haid Lebih banyak dari normal (Menorrhagia)

Ketika mengalami perdarahan yang berlebihan, seorang wanita

akan kehilangan zat besi. Tubuh yang membutuhkan zat besi untuk

memproduksi hemoglobin, molekul yang membantu sel darah merah

dapat mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Tanpa adanya zat besi


yang cukup, jumlah sel darah merah akan turun, yang akan mengarah ke

anemia. Tanda-tanda anemia adalah yaitu sesak nafas, kulit luar terlihat

pucat, dan kelelahan.

Dalam sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan jumlah darah

menstruasi :

1) Penggunaan obat-obatan tertentu (termasuk pengencer darah atau

steroid)

2) Mengganti pil kb

3) Gangguan pembekuan, seperti penyakit Von Willebrand

4) Kehamilan ektopik atau keguguran

5) Uterine fibroid ztzu polip (pertumbuhan non-kanker pada lapisan

rahim)

6) Kanker rahim

Jika perdarahan berlanjut, maka segeralah hubungi dokter untuk

menjalani pemeriksaan USG atau tes lain agar bisa mengidentifikasi

sumber masalah.

c. Perdarahan diantara 2 periode haid

“jika anda mengalami perdarahan diantara 2 periode menstruasi,

itu harus diselidiki.” Kata loffer. Penyebabnya bisa berkisar dari sesuatu

yang ringan seperti adanya iritasi didaerah vagina atau lupa untuk

meminum pil KB sehingga sampai sesuatu yang serius seperti


kehamilan ektopik atau kanker. Kunjungi dokter anda untuk menjalani

pemeriksaan jika anda mengalami hal tersebut.

d. Mengalami nyeri hebat (Dismenore)

Pada periode hid biasanya bukan waktu yang nyaman setiap

bulannya. Wanita kebanyakan mengalami kram akibat dari kontraksi

rahim untuk melepaskan lapisannya. Biasanya ketidaknyamanan ini

yang ringan dan reda dalam waktu satu hari atau dua hari. Namun untuk

beberapa wanita, rasa sakit yang dialami dapat begitu terasa kuat sampai

tidak bisa bangun. Menstruasi yang menyakitakan ini disebut dengan

dismenore. Dismenore dapat disertai dengan gejala, seperti diare, mual,

muntah, sakit kepala, atau perasaan ketidaknyamanan di punggung

bagian bawah. Terkadang rasa sakit yang berasal dari menstruasi itu

sendiri, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi lain, seperti

endometriosis dan fibroid. Untuk menemukan sumber masalah, dokter

bisa melakukan pemeriksaan panggul dan pap test, serta test diagnostik

lainnya seperti USG atau laparaskopi.

4. Aspek Psikologi masa Menstruasi

Salah satu aspek psikologis dari perubahan fisik di masa pubertas adalah

remaja menjadi amat memperhatikan tubuh mereka dan membangun

citranya sendiri mengenai bagaimana tubuh mereka tampaknya. Barangkali

anda memandangi cermin setiap hari bahkan sampai berjam-jam lamanya

untuk melihat apakah anda dapat melihat perbedaan yang terjadi pada
tubuhmu yang sedang berubah. Perhatian yang berlebihan terhadap citra

tubuh sendiri, amat kuat pada masa remaja, terutama amat mencolok selama

pubertas, saat remaja lebih tidak puas akan keadaan tubuhnya dibandingkan

dengan akhir masa remaja.

5. Implikasi Praktis Masa Menstruasi

Salah satu implikasi praktis menstruasi yaitu polimenora. Polimenorea

dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis

hipotalamus-hipofisis-ovarium. Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat

mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi (pelepasan sel telur) atau

memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu siklus

menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi yang lebih sering.

Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi pada :

a. Pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama

b. Beberapa tahun menjelang menopause

c. Gangguan indung telur

d. Stress dan depresi

e. Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)

f. Penurunan berat badan berlebihan

g. Obesitas

h. Olahraga berlebihan, misal atlit

i. Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti antikoagulan, aspirin, NSAID,

dll
Pada umumnya, polimenorea bersifat sementara dan dapat sembuh

dengan sendirinya. Penderita polimenorea harus segera dibawa ke dokter

jika polimenorea berlangsung terus menerus. Polimenorea yang berlangsung

terus menerus dapat menimbulkan gangguan hemodinamik tubuh akibat

darah yang keluar terus menerus. Disamping itu, polimenorea dapat juga

akan menimbulkan keluhan berupa gangguan kesuburan karena gangguan

hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses

pelepasan sel telur). Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami

kesulitan untuk mendapatkan keturunan.

6. Cara mengatasi gangguan Psikologis Masa menstruasi

Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menstruasi

adalah dengan melakukan konsultasi atau konsling pada tenaga kesehatan

seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan

tersebut sebagai konselor. Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitus ebagai

berikut:

a. Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan

suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan

dialami oleh setiap wanita yang subur

b. Memberi informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi

agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut.


c. Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses

menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum

air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian perut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak ke masa

dewasa, selama masa remaja akan terjadi penambahan kecepatan

pertumbuhan, mula munculnya tanda-tanda seks seks sekunder pada laki-laki

maupun pada perempuan, mulai terjadinya fertilisasi dan terjadi perubahan-

perubahan psikologik serta kognitif.

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan,yaitu masa

remaja awal/dini (Early adolescence) : umur 11-13 tahun, masa remaja

pertengahan (middle adolescence) : umur 14-16 tahun, masa remaja lanjut

(late adolescence) :umur 17-20 tahun.

Anak remaja selama menjalani masa pubertas akan mengalami banyak

perubahan fisik dan psikologis yang sifatnya sangat cepat. Pada anak laki-

laki, perubahan seks primer masa pubertas ditandai dengan mimpi basah,

sedangkan perubahan sekunder berupa suara mulai berubah, tumbuh rambut

di daerah ketiak, kumis, jenggot, alat kelamin. Sementara perubahan seks

primer anak perempuan ditandai dengan menstruasi pertama kali (

menarche) dan biasanya diikuti dengan perubahan organ seksual sekunder

yaitu memiliki payudara dan pinggul yang membesar.


Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan

berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang

perempuan mulai memproduksi cukup hormone tertentu (‘kurir’ kimiawi

yang dibawah didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran

darah ini. Factor-faktor yang mempengaruhi menstruasi yaitu factor

hormone, enzim, vaskuler dan prostaglandin.

Salah satu aspek psikologis dari perubahan fisik di masa pubertas adalah

remaja menjadi amat memperhatikan tubuh mereka dan membangun

citranya sendiri mengenai bagaimana tubuh mereka tampaknya.

B. Saran

Вам также может понравиться