Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Konsep Dasar
1. Definisi gangguan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri,
dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia
merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan
dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
a. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal
yang penting untuk kelangsungan hidup klien. (Potter&Perry edisi 4 volume 2, 2006)
b. Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya/kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan untuk
menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya
yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. (Potter & Perry, 2006).
2. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
a. Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal, kimiawi, maupun
elektrik )
1. Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka.
2. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas atau dingin
3. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat
4. Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri.
b. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau keerusakan jaringan yang
mengandung reseptor nyeri dan juga terikan, jepitan atau metaphase.
1. Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat pembengkakan.
2. Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada pasien infark
miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas.
3. Patofisiologi
Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi, transmisi, modulasi
dan persepsi.
1. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator
biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini
kemudian mensensitisasi nosiseptor.
2. Transmisi
Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang
jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari satu
neuron ke neuron berikutnya.
3. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi perilaku
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula
spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.
4.Manifestasi klinis
1. Vakolasi
a. Mengaduh
b. Menangis
c. Sesak nafas
d. Mendengkur
2. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Mengeletuk gigi
c. Mengernyit dahi
d. Menutup mata, mulut dengan rapat
e. Menggigit bibir
3. Gerakan Tubuh
a. Gelisah
b. Imobilisasi
c. Ketegangan otot
d. Peningkatan gerakan jari dan tangan
e. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
f. Gerakan melindungi bagian tubuh
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan
b. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
c. Menghindar kontak social
d. Penurunan rentang perhatian
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya
rasa nyeri seperti :
1) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2) Menggunakan skala nyeri
a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik
b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
c. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.Nyeri sangat berat =
Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon
dengan cara memukul.
6. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat
mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.
7. Komplikasi
a. Hipovolemik
b.Hipertermi
c. Masalah Mobilisasi
d.Hipertensi
e. Edema Pulmonal
f. Kejang
3. Intervensi
a. Kaji tanda-tanda vital
b. Kaji tentang tingkat intensitas nyeri
c. Atur posisi klain senyaman mungkin
d. Ajarkan tehnik relaksasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.EG DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS
DI RUANG INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHN BUMI PANUA
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
No. RM : 05-28-40
Tanggal : 20-10-2018
Tempat : Interna
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : TN.E.G
Tempat/Tanggal lahir : Buntulia 05 mei 1980
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Buntulia
Tanggal masuk RS : 22-10-2018
Golongan darah : -
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
DX. Medis : Gastritis
Telepon : 082394278838
Ruangan : Interna
Sumber Info : Keluarga dan Pasien
2. Identitas Keluarga
No Nama Umur Hubungan Status
Kesehatan
1. Tn.EG 38 tahun Ayah Sakit
2. Ny.R 36 tahun Istri Sehat
3. Tn.Z 20 tahun Anak Sehat
4. Tn.A 14 tahun Anak Sehat
Genogram
𝑋 X X X X X X
X
X X X X
38 34
35
38 36
20 18
Keterangan :
: Laki-laki
: perempuan
: Meninggal
: Klien
Keterangan Genogram
G1 : Orang tua pasien meninggal karena faktor usia dan begitu pun orang tua istri pasien
meninggal karena faktor usia.
G2 : pasien dua bersaudara anak ke 2 berumur 35 tahun istri pasien bersaudara 3,anak pertama
berumur 38 tahun,anak ke 2 berumur 36 tahun,dan anak ke 3 berumur 34 tahun.
G3 : Anak pasien berjumlah 2 orang,anak pertama berumur 20 tahun dan anak ke dua berumur
14 tahun.
5) Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan dirasakan pada hari senin tanggal 22-10-2018
jam 14.00.Keluhan muncul secara tiba tiba dan langsung dilarikan ke RS dengan skala
nyeri 6 (0-10).
a. Yang Memperberat nyeri yaitu saat bangun dari tempat tidur
b. Yang Memperingan nyeri yakni saat pasien istirahat tidur
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU : Pasien mengatakan sudah lama mengidap
penyakit yang sama dan sering masuk ke RS
3. Riwayat Hospitalisasi
a) Pemahaman Keluarga Tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit : Keluarga
akan mengikuti instruksi dari dokter untuk kesembuhan klien
b) Pemahaman Anak tentang sakit dan rawat inap : Sang Anak
mengatakan ia tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh orang tuanya
7. Aktivitas sehari-hari
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya setelah bangun tidur ia akan pergi keladang
untuk mengurus ladangnya
Setelah Sakit : Klien mengatakan ia tidak dapat mengurus ladangnya akibat nyeri yang
dirasakan dibagian uluh hati
c. Head toe to
1. Kulit /Integumen
Inspeksi : Kulit sudah mulai keriput, tidak ada interik / pucat /sianosis
Palpasi : Lembab turgor baik/elasic tidak ada anderia
2. Kepala dan Rambut
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-tanda
kekurangan gizi (rambut ikal kering)
Palpasi : Tidak ada penonjolan/ pembengkakkan rambut lebat dan kuat.
3. Kuku
Inspeksi : Bersih bentuk normal’ tidak ada jari jari tumbuh (clubbing finger).
Tidak ada akteri/sianosis
Palpasi : Aliran darah kuku akan kembali kurang dari 3 detik (<3) .
4. Mata/Penglihatan
Inspeksi : Simetris mata kika, simetris bola mata kika warna kongjungtiva pink
dan selera berwarna putih.
Palpasi : Tidak ada nyeri pada bola mata.
5. Hidung
Inspeksi : Simetris kika tidak ada sumbatan, pendarahan dan tanda-tanda infeksi
Palpasi : Tidak ada bengkak , tidak ada nyeri tekan .
6.Telinga/Pendengaran
Inspeksi : Bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, warna sama
dengan kulit lain. Tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Warna mukosa mulut pink, bibir lembab dan tidak ada lesi dan
stomatitis.
8. Dada dan Thorak
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : Suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : Bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)
9. Abdomen
Inspeksi : Simetris Datar
Palpasi : Ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus lurang lebih 8x/menit
10. Perineum dan Genitalia : Tidak terpasang kateter
11. Ekstremitas atas : Terpasang infus RL tpm (tetesan per menit) pada tangan
kiri, tidak terdapat cedera
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan dan tidak
cedera
d. Pemeriksaan Diagnostik
e. Penatalaksaan Medis
No OBAT Dosis INDIKASI
1 Paracetamol 3 x 500 mg Untuk meredakan demam, sakit kepala,
nyeri haid,sakit gigi,dan nyeri sendi
2. Ranitidin 2x1 Untuk mengurangi jumlah asam lambung
dalam perut, mencegah rasa panas perut
3. Antasida doen 3x1 Untuk mengobati gehala akibat tingginya
kadar asam lambung seperti sakit perut(ulu
hati), mulas, dan gangguan pencernaan.
f. Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronis b.d gangguan fungsi metabolik
ANALISA DATA
No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : Nyeri Kronis
Klien mengatakan nyeri pada bagian Epigatrium
Data Objektif :
1. TTV : TD 116/65 mmHg SB 39,7oc N 86x/menit
RR 24x/menit
2. Tampak terpasang IVFD
3. P = Nyeri S=6
Q = Tertusuk-tusuk T = Pada saat beraktivitas
R = Epigatrium
g. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Noc Nic
1. Nyeri kronis - Pain Level Pain management
Definisi : Pangalaman sensorik atau - Pain Control - Lakukan pengkajian nyeri secara
emosiaonal yang berkaitan dengan - Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
kerusakan jaringan aktual atau Kriteria Hasil : karakteristik,durasi,frekuensi,kualita
fungsional dengan onset mendadak 1. mampu mengontrol nyeri s,dan faktor presipitasi
atau lambat dan berintensitas ringan (tahu penyebab nyeri, mampu - Observasi reaksi nonverbal dari
hingga berat dan konstan, yang menggunakan tehnik non ketidaknyamaan
berlangsung lebih dari 3 bulan. farmakologi untuk menguragi - Gunakan tehnik komunikasi
Batasan Karakteristik : nyeri, mencari bantuan terapeutik untuk mengetahui
Perubahan selera makan 2. Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien
Perubahan tekanan darah berkurang dengan - Evaluasi pengalaman nyeri masa
Perubahan Frekuensi jantung menggunakan manajemen lampau
Sikap melindungi area nyeri - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
h. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa TGL/Jam Implementasi Jam Evaluasi
1. Nyeri kronis 22-10-2018 / 16.00 1. Mengobservasi TTV 17.00 S: klien mengatakan masih
TD 116/65 mmHg N 86 x/menit nyeri
SB 39,7oc RR 24x/menit O : TTV: TD 100/70 mmHg
2. Memberikan lingkungan yang N 65 x/menit SB 39,7oc
nyaman RR 20 x/menit, tampak
3. Menganjurkan tehnik napas terpasang IVFD, Klien
dalam tampak meringis.
4. Mengkolaborasi pemberian A : Masalah Belum Teratasi
antipiretik P : lanjutkan intervensi
- paracetamol - Observasi nyeri
- TTV
2. Nyeri kronis 23-10-2018/10.00 1. Mengobservasi TTV 12.00 S : klien mengatakan sudah
TD 100/70 mmHg N 65 x/menit tidak nyeri lagi
SB 39,7oc RR 20 x/menit O : klien tampak lega
2.memberikan lingkungan yang A : masalah teratasi
nyaman P : pertahankan intervensi
3.Menganjurkan tehnik napas
dalam
4.mengkolaborasi pemberian
antipiretik dengan antasida doen
3x1