Вы находитесь на странице: 1из 20

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN

A. Konsep Dasar
1. Definisi gangguan Kebutuhan Rasa Aman Nyaman
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri,
dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri dan hipo/hipertermia
merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan
dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
a. Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal
yang penting untuk kelangsungan hidup klien. (Potter&Perry edisi 4 volume 2, 2006)
b. Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman
bahaya/kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan untuk
menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya
yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. (Potter & Perry, 2006).

2. Etiologi
Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab yang
berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis.
a. Secara fisik misalnya penyebab adalah trauma ( mekanik, thermal, kimiawi, maupun
elektrik )
1. Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas mengalami
kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka.
2. Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan
akibat panas atau dingin
3. Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat
4. Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri.
b. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau keerusakan jaringan yang
mengandung reseptor nyeri dan juga terikan, jepitan atau metaphase.
1. Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat pembengkakan.
2. Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada pasien infark
miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas.

3. Patofisiologi
Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri, yaitu transduksi, transmisi, modulasi
dan persepsi.
1. Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator
biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P). Mediator ini
kemudian mensensitisasi nosiseptor.
2. Transmisi
Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang
jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari satu
neuron ke neuron berikutnya.
3. Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi perilaku
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
4. Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk dorsal medula
spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.

4.Manifestasi klinis
1. Vakolasi
a. Mengaduh
b. Menangis
c. Sesak nafas
d. Mendengkur
2. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Mengeletuk gigi
c. Mengernyit dahi
d. Menutup mata, mulut dengan rapat
e. Menggigit bibir
3. Gerakan Tubuh
a. Gelisah
b. Imobilisasi
c. Ketegangan otot
d. Peningkatan gerakan jari dan tangan
e. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok
f. Gerakan melindungi bagian tubuh
4. Interaksi Sosial
a. Menghindari percakapan
b. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
c. Menghindar kontak social
d. Penurunan rentang perhatian

5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada
perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya
rasa nyeri seperti :
1) Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
2) Menggunakan skala nyeri
a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi
dengan baik
b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi
nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan
c. Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun
terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.Nyeri sangat berat =
Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon
dengan cara memukul.

6. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara
bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah.Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat
mengurangi ditraksi. Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan,
menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik
air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid
(morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih
nyaman walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti
decubitus.

7. Komplikasi
a. Hipovolemik
b.Hipertermi
c. Masalah Mobilisasi
d.Hipertensi
e. Edema Pulmonal
f. Kejang

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian nyeri , perawat harus percaya ketika pasien
melaporkan adanya nyeri, meskipun dalam observasi perawat tidak menemukan adanya
cidera atau luka.Pengkajian status nyeri dilakukan dengan pendekatan P,Q,R,S,T yaitu:
- P (Provocate)\
Faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri,terasa setelah kelelahan,udara
dingin dan saat bergerak.
- Q (Quality)
Kualitas nyeri meliputi nyeri seperti di tusuk-tusuk,dipukul-pukul dan lain-lain.
- R (Region)
Lokasi nyeri,meliputi byeri abdomen kuadran bawah,luka post operasi,dan lain-
lain.
- S (Skala)
Skala nyeri ringan,sedang,berat atau sangat nyeri.
- T (Time)Waktu nyeri meliputi : kapan dirasakan,berapa lama, dan berakhir.
2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agens Cidera Fisik
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan Faktor Mekanik

3. Intervensi
a. Kaji tanda-tanda vital
b. Kaji tentang tingkat intensitas nyeri
c. Atur posisi klain senyaman mungkin
d. Ajarkan tehnik relaksasi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.EG DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS
DI RUANG INTERNA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHN BUMI PANUA
PROGRAM STUDI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

No. RM : 05-28-40
Tanggal : 20-10-2018
Tempat : Interna
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : TN.E.G
Tempat/Tanggal lahir : Buntulia 05 mei 1980
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Buntulia
Tanggal masuk RS : 22-10-2018
Golongan darah : -
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
DX. Medis : Gastritis
Telepon : 082394278838
Ruangan : Interna
Sumber Info : Keluarga dan Pasien

2. Identitas Keluarga
No Nama Umur Hubungan Status
Kesehatan
1. Tn.EG 38 tahun Ayah Sakit
2. Ny.R 36 tahun Istri Sehat
3. Tn.Z 20 tahun Anak Sehat
4. Tn.A 14 tahun Anak Sehat
Genogram

𝑋 X X X X X X
X

X X X X

38 34
35

38 36

20 18

Keterangan :

: Laki-laki

: perempuan

: Meninggal

: Klien

------- : Hidup bersama

Keterangan Genogram

G1 : Orang tua pasien meninggal karena faktor usia dan begitu pun orang tua istri pasien
meninggal karena faktor usia.

G2 : pasien dua bersaudara anak ke 2 berumur 35 tahun istri pasien bersaudara 3,anak pertama
berumur 38 tahun,anak ke 2 berumur 36 tahun,dan anak ke 3 berumur 34 tahun.
G3 : Anak pasien berjumlah 2 orang,anak pertama berumur 20 tahun dan anak ke dua berumur
14 tahun.

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


1) Diagnosa Medis : Gastritis
2) Keluhan Utama : Nyeri ulu hati
3) Keluhan saat ini : Nyeri ulu hati
4) Riwayat Keluhan saat ini : Pasien masuk ke Rumah Sakit Bumi Panua pada tanggal
22 oktober 2018. Pasien ini merupakan rujukan dari RS SPE Bulano Labuno. Pada saat di
RSBP pasien mengeluhnnnyeri perut (di ulu hati). Nyeri perut tersebut pasien rasakan sejak
lama sekitar 2 tahunan dengan skala nyeri 6.

5) Riwayat Penyakit Sekarang : Keluhan dirasakan pada hari senin tanggal 22-10-2018
jam 14.00.Keluhan muncul secara tiba tiba dan langsung dilarikan ke RS dengan skala
nyeri 6 (0-10).
a. Yang Memperberat nyeri yaitu saat bangun dari tempat tidur
b. Yang Memperingan nyeri yakni saat pasien istirahat tidur

6) Tindakan Operasi : Tidak pernah melakukan tindakan operasi

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU : Pasien mengatakan sudah lama mengidap
penyakit yang sama dan sering masuk ke RS

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL


1. Riwayat Psikososial
a. Tempat Tinggal : Tempat tinggal klien hanya anggota keluarga
b.Lingkungan Rumah : Bersih
c. Hubungan Antara Anggota Keluarga: Baik, tidak ada maslah antar anggota keluarga
d.Pengasuh Anak : Tidak menggunakan jasa pengasuh anak
melainkan diaasuh sendiri
2. Riwayat Spiritual
a) Support Sistem :
b) Kegiatan Keagamaan :

3. Riwayat Hospitalisasi
a) Pemahaman Keluarga Tentang sakit dan rawat inap di rumah sakit : Keluarga
akan mengikuti instruksi dari dokter untuk kesembuhan klien
b) Pemahaman Anak tentang sakit dan rawat inap : Sang Anak
mengatakan ia tidak mengetahui penyakit yang diderita oleh orang tuanya

V. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


1. Nutrisi
Sebelum Sakit : nutrisi klien terpenuhi,selera makan baik dengan frekuensi 3 kali sehari
Setelah Sakit : Pola makan klien tetap seperti biasa 3x perhari (pagi,sore,malam)
2. Istirahat Tidur
Sebelum Sakit : Klien tidur malam 21.00-05.00 dan Tidur siang pukul 13.00-15.30
Setelah Sakit : Klien tidur malam pukul 20.00 dan siang pukul 16.00 dan klien
mengatakan mudah terbangun akibat nyeri yang ia rasakan.
3. Eliminasi urine/BAK
Sebelum Sakit : Frekuensi BAK klien 2-3x/hari dengan warna kekuning-kuningan serta
berbau khas amoniak. Klien mengatakan tidak memiliki keluhan saat
BAK.
Setelah Sakit : Frekuensi BAK klien tetap biasa 2-3x/hari dengan warna kekuning-
kuningan.
4. Eliminasi Fekal/BAB
Sebelum Sakit : Frekuensi BAB klien 2x/hari dan berwarna kekuning-kuningan.
Setelah Sakit : Klien mengatakan tidak memiliki keluhan saat BAB
5. Aktivitas dan latihan
Sebelum Sakit : Klien aktif dalam beraktifitas
Setelah Sakit : klien mengalami gangguan aktivitas terkait dengan kondisi klien yang
lagi sakit (terpasang alat medis).
6. Personal Hygiene
Sebelum Sakit : Frekuensi mandi 2x sehari yakni pagi dan sore menggunakan sabun
mandi
Setelah Sakit : Kliean mengalami gangguan terkait dengan personal hygiene

7. Aktivitas sehari-hari
Sebelum sakit : Klien mengatakan biasanya setelah bangun tidur ia akan pergi keladang
untuk mengurus ladangnya
Setelah Sakit : Klien mengatakan ia tidak dapat mengurus ladangnya akibat nyeri yang
dirasakan dibagian uluh hati

VI. PEMERIKSAAN FISIK


Hari Senin, Tanggal 22 oktober 2018, Pukul 16.40
a. Keadaan umum
- Kesadaran : Composmentis
- Penampilan di hubungkan dengan usia : Penampilan pasien sesuai
usianya,berpakaian bersih dan rapih.
- Ekspresi wajah : Meringis
- Kebersihan secara umum : Bersih
- Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36,7°C
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
- Berat Badan : 55 Kg
- Tinggi/Panjang Badan : 160 Cm
- Lingkar kepala : 50 Cm
- Lingkar dada : 76 Cm
- Lingkar lengan atas : 23 Cm
b. Tanda vital
- suhu : 36,6°C
- frekuensi jantung : 80 x/menit
- frekuensi pernapasan : 20 x/menit
- tekanan darah : 120/70 mmHg

c. Head toe to
1. Kulit /Integumen
Inspeksi : Kulit sudah mulai keriput, tidak ada interik / pucat /sianosis
Palpasi : Lembab turgor baik/elasic tidak ada anderia
2. Kepala dan Rambut
Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada lesi, tidak menunjukkan tanda-tanda
kekurangan gizi (rambut ikal kering)
Palpasi : Tidak ada penonjolan/ pembengkakkan rambut lebat dan kuat.
3. Kuku
Inspeksi : Bersih bentuk normal’ tidak ada jari jari tumbuh (clubbing finger).
Tidak ada akteri/sianosis
Palpasi : Aliran darah kuku akan kembali kurang dari 3 detik (<3) .
4. Mata/Penglihatan
Inspeksi : Simetris mata kika, simetris bola mata kika warna kongjungtiva pink
dan selera berwarna putih.
Palpasi : Tidak ada nyeri pada bola mata.
5. Hidung
Inspeksi : Simetris kika tidak ada sumbatan, pendarahan dan tanda-tanda infeksi
Palpasi : Tidak ada bengkak , tidak ada nyeri tekan .
6.Telinga/Pendengaran
Inspeksi : Bentuk dan posisi simetris kika, integritas kulit bagus, warna sama
dengan kulit lain. Tidak ada tanda-tanda infeksi, dan alat bantu dengar.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
7. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Warna mukosa mulut pink, bibir lembab dan tidak ada lesi dan
stomatitis.
8. Dada dan Thorak
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi : Suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : Bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)
9. Abdomen
Inspeksi : Simetris Datar
Palpasi : Ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus lurang lebih 8x/menit
10. Perineum dan Genitalia : Tidak terpasang kateter
11. Ekstremitas atas : Terpasang infus RL tpm (tetesan per menit) pada tangan
kiri, tidak terdapat cedera
Ekstremitas bawah : Tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan dan tidak
cedera
d. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hematologi MM/Jam 0-15

BBS/LED Gr/dl 12,0-18,0


Hemoglobin 11,8 / 𝜇𝐿 4800-10800
Leukosit 8.900
Hitungan Jenis
Leukosit
Beasofil 0 % 0-1
Eosinofil 0 % 0-3
0 % 2-6

Netrofil Segmon 76 % 50-70


Limfosit 20 % 20-70
Monosit 4 % 20-40
Lain – lain
Blast %
Promielesit %
mieioset %
metamieiosit %
trombosit 270.000 /µL 150000-450000
Eritrosit 4,5 4-5 juta
PCU 35 37-47
MCU 78 Fentoline 82-92
MCH 26 Picogram 27-31
MCHC 33 % 32-36
RDW 12 menit 11,5-14,5
Bleeding Time menit 1-3
Clotting Time 6-15
Golongan Darah
Rhesus Detik
PPT Detik 11-18 Detik
APIT 27-42 Detik
INR < 2,5

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Kimia Klinik
MetabolismeKarbohidrat
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam PP Mg/Dl 60-100
Glukosa sewaktu Mg/Dl <130
HbA1C 149 Mg/Dl <200
Lipid Profile % <6,5
Total Kolestrol
HDL Mg/Dl <220
LDL Mg/Dl <45
Trigliserida Mg/Dl <160
Faal Hati Mg/Dl <150
Total Protein
Albumin Mg/Dl 6-8,7
Globulim Mg/Dl 3,2-4,5
SGOT Mg/Dl 2,3-3,5
SGPT 20 Mg/Dl L : <37 P : <31
Bilirubin Indirek Mg/Dl L : <32 P : <32
Bilirubin Direk Mg/Dl
Bilirubin Total Mg/Dl 0,0-0,3
Alkali Phospatase Mg/Dl 0,1-1,2
Gamma-GT Mg/Dl <98
Faal Ginjal Mg/Dl L : < 48 P : <34
Ureum
Krecitinin Mg/Dl <50
Asam Urat Mg/Dl <1,2
Elektrolit Mg/Dl L : < 7,0 P : 5,7
Natrium
Kalium Mmd/L 135-145
Chiorida Mmd/L 3,5-5,5
Kesari Mmd/L 98-108
Sarari

e. Penatalaksaan Medis
No OBAT Dosis INDIKASI
1 Paracetamol 3 x 500 mg Untuk meredakan demam, sakit kepala,
nyeri haid,sakit gigi,dan nyeri sendi
2. Ranitidin 2x1 Untuk mengurangi jumlah asam lambung
dalam perut, mencegah rasa panas perut
3. Antasida doen 3x1 Untuk mengobati gehala akibat tingginya
kadar asam lambung seperti sakit perut(ulu
hati), mulas, dan gangguan pencernaan.
f. Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronis b.d gangguan fungsi metabolik
ANALISA DATA
No DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : Nyeri Kronis
Klien mengatakan nyeri pada bagian Epigatrium
Data Objektif :
1. TTV : TD 116/65 mmHg SB 39,7oc N 86x/menit
RR 24x/menit
2. Tampak terpasang IVFD
3. P = Nyeri S=6
Q = Tertusuk-tusuk T = Pada saat beraktivitas
R = Epigatrium

g. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Noc Nic
1. Nyeri kronis - Pain Level Pain management
Definisi : Pangalaman sensorik atau - Pain Control - Lakukan pengkajian nyeri secara
emosiaonal yang berkaitan dengan - Comfort level komprehensif termasuk lokasi,
kerusakan jaringan aktual atau Kriteria Hasil : karakteristik,durasi,frekuensi,kualita
fungsional dengan onset mendadak 1. mampu mengontrol nyeri s,dan faktor presipitasi
atau lambat dan berintensitas ringan (tahu penyebab nyeri, mampu - Observasi reaksi nonverbal dari
hingga berat dan konstan, yang menggunakan tehnik non ketidaknyamaan
berlangsung lebih dari 3 bulan. farmakologi untuk menguragi - Gunakan tehnik komunikasi
Batasan Karakteristik : nyeri, mencari bantuan terapeutik untuk mengetahui
 Perubahan selera makan 2. Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien
 Perubahan tekanan darah berkurang dengan - Evaluasi pengalaman nyeri masa
 Perubahan Frekuensi jantung menggunakan manajemen lampau

 Perubahan frekuensi pernapasan nyeri - Bantu pasien dan keluarga untuk


 Laporan Isyarat 3. mampu mengenali nyeri mencari dan menemukan dukungan
 Diaforesis (skala, Intensitas,frekuensi dan - Kontrol link. Yang daoat
 Perilaku Distraksi(mis:berjalan,m tnda nyeri) memengaruhi nyeri seperti suhu
ondar-mandir mencari orang lain 4. menyatakan rasa nyaman ruangan,pencahayaan dan
dan atau aktivitas lain, aktivitas setelah nyeri berkurang kebisingan.
yang erulang) - Pilih dan lakukan penanganan

 Mengekspresikan perilaku (mis: nyeri(farmakologi,nonfarmakologi

gelisah,meringis dll) dan interpersonal)

 Sikap melindungi area nyeri - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

 Fokus menyempit (mis: Hmabtan menentukan intervensi

proses berfikir, penurunan - Berikan analgetik untuk

interaksi dengan orang lain dan mengurangi nyeri

lingkungan). - Tingkatkan Istirahat


- Kolaborasi dengan dokter jika ada
 Indikasi nyeri yang dapat diamati
keluhan dan tindakan nyeri tidak
 Perubahan posisi untuk
berhasil
menghindari nyeri
- Monitor penerimaan pasien tentan
 Sikap tubuh melindungi
g manajemen nyeri
 Dilatasi pupil
Analgetik administrasi
 Melaporkan yakni secara verbal
- Tentukan lokasi, karakteristik,
 Gangguan tidur
kualitas, dan derajat nyeri sebelum
Faktor-faktor yang berhubungan
pemberian obat
 Agen cedera (mis: biologis,zat
- Cek instruksi dokter tentang jenis
kimia,fisik,psikologis).
obat,dosis, dan frekuensi.
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgetik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu.
- Tentukan pilihan analgetik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
- Tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM
unrtuk pengobatan nyeri secara
teratur
- Monitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgetik
pertama kali
- Berikan analgetik tepat waktu
terurtama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgetik,
tanda dan gejala.

h. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa TGL/Jam Implementasi Jam Evaluasi
1. Nyeri kronis 22-10-2018 / 16.00 1. Mengobservasi TTV 17.00 S: klien mengatakan masih
TD 116/65 mmHg N 86 x/menit nyeri
SB 39,7oc RR 24x/menit O : TTV: TD 100/70 mmHg
2. Memberikan lingkungan yang N 65 x/menit SB 39,7oc
nyaman RR 20 x/menit, tampak
3. Menganjurkan tehnik napas terpasang IVFD, Klien
dalam tampak meringis.
4. Mengkolaborasi pemberian A : Masalah Belum Teratasi
antipiretik P : lanjutkan intervensi
- paracetamol - Observasi nyeri
- TTV
2. Nyeri kronis 23-10-2018/10.00 1. Mengobservasi TTV 12.00 S : klien mengatakan sudah
TD 100/70 mmHg N 65 x/menit tidak nyeri lagi
SB 39,7oc RR 20 x/menit O : klien tampak lega
2.memberikan lingkungan yang A : masalah teratasi
nyaman P : pertahankan intervensi
3.Menganjurkan tehnik napas
dalam
4.mengkolaborasi pemberian
antipiretik dengan antasida doen
3x1

Вам также может понравиться