0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
41 просмотров4 страницы
Buku ini membahas tentang Filsafat Bahasa dan Semiotika sebagai bidang studi yang saling terkait dalam memahami fenomena budaya kontemporer. Buku ini terdiri dari lima bab yang membahas sejarah, problem makna, tokoh-tokoh kunci, dan aplikasi Filsafat Bahasa dan Semiotika dalam memahami budaya digital saat ini.
Buku ini membahas tentang Filsafat Bahasa dan Semiotika sebagai bidang studi yang saling terkait dalam memahami fenomena budaya kontemporer. Buku ini terdiri dari lima bab yang membahas sejarah, problem makna, tokoh-tokoh kunci, dan aplikasi Filsafat Bahasa dan Semiotika dalam memahami budaya digital saat ini.
Buku ini membahas tentang Filsafat Bahasa dan Semiotika sebagai bidang studi yang saling terkait dalam memahami fenomena budaya kontemporer. Buku ini terdiri dari lima bab yang membahas sejarah, problem makna, tokoh-tokoh kunci, dan aplikasi Filsafat Bahasa dan Semiotika dalam memahami budaya digital saat ini.
SEMIOTIKA A. Pengertian istilah Filsafat Analitis………….. ..... 1 B. Kajian Filsafat Bahasa…………………………. 14 C. Pengertian Semiotika……………………….……17
BAB II – PROBLEM MAKNA
A. Problem Makna Dalam Filsafat Bahasa….……...21 B. Makna Dalam Semiotika………...……... …….…..34
BAB III – POKOK-POKOK PEMIKIRAN PARA
FILSUF ANALITIS A. G.E.Moore (1873 – 1958)……………….……… .46 B. Bertrand Russell (1872 – 1970)............................. 58 C. Ludwig Wittgenstein I (1889 – 1951)………..….. 76 D. Alfred Jules Ayer (1910-1989)..…………...…… 102 E. Ludwig Wittgenstein II……………………….… 118 F. John Langshaw Austin (1911-1960)……………. 141 G. Jean Francois Lyotard (1924-1998)…..……..…. 165 BAB IV – PEMIKIRAN TOKOH-TOKOH SEMIOTIKA A. Ferdinand de Saussure (1857 - 1913)............. 174 B. Charles Sanders Peirce (1839 - 1914)..............182 C. Umberto Eco (1932 -....)...................................192 D. Arthur Asa Berger (1933 -...) ...........................204
BAB V - FENOMENA BAHASA DALAM BUDAYA
KONTEMPORER A. Budaya Kontemporer…………………….…….. 161 B. Bahasa Dalam Hipertekstualitas Dunia Maya...... 170 C. Problem Makna Dalam Hipersemiotika……....... 175 D. Rekayasa Makna Dalam Hiperealitas……...…… 193 E. Komunikasi Lintas Budaya................................... 197 F. Logika Makna ………………………………...... 204 G. Aturan Main dalam FenomenTanda ……….…... 208 H. Tanda Sebagai Bentuk Komunikasi Visual .….... 213 DAFTAR PUSTAKA……….……………...…….… 271 INDEKS………………………………………….…..283 GLOSARIUM………………………………………..286 KATA PENGANTAR
Karya ilmiah tentang Filsafat Bahasa dan Semiotika
pada umumnya diletakkan sebagai dua bidang kajian yang terpisah, padahal keduanya merupakan satu rumpun ilmu yang mengkaji tentang makna ungkapan bahasa. Filsuf yang sepakat bahwa Filsafat Bahasa dan Semiotika merupakan kajian bahasa dan tanda dalam rumpun yang sama diantaranya adalah Umberto Eco yang menulis karya yang bertajuk Semiotics and the Philosophy of Language. Penulis meletakkan keduanya dalam satu kajian dengan tujuan menjadikannya sebagai pisau analisis bagi fenomena Budaya Kontemporer. Hal ini perlu dilakukan lantaran problem makna ungkapan dan tanda dalam kehidupan manusia dewasa ini semakin pelik, sehingga memerlukan analisis yang tajam. Ketika manusia dalam kehidupannya dihadapkan pada berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka problem kehidupannya juga mengalami kerumitan yang semakin besar. Upaya untuk memotret budaya kontemporer yang ditandai dengan pertautan antara hasrat, kebutuhan, tawaran kehidupan praktis, hedonis, nuansa baru, jaringan tekstual, dan berbagai fenomen lainnya; maka tak pelak lagi diperlukan analisis yang mampu merajut itu semua. Filsafat Bahasa dan Semiotika bergerak secara simultan dan saling melengkapi untuk memahami fenomena budaya kontemporer tersebut. Kendatipun demikian segala bentuk yang menampak acapkali menyembunyikan realitas yang jauh lebih kompleks, sehingga analisis di permukaan hanya menghasilkan goresan-goresan pemaknaan yang terbatas. Oleh karena itu sinergi antara Filsafat Bahasa dan Semiotika merupakan perpaduan dua kekuatan, yaitu pengungkapan makna bahasa verbal dan pemahaman makna tanda nir-verbal. Pada akhirnya penulis mengembalikan semuanya kepada pembaca untuk lebih mengkritisi setiap jaring budaya yang hadir dalam kehidupan dunia sekitar kita. Tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan upaya penulis ini sebagai orang yang mencoba menebarkan jala atau memasang pukat di laut lepas dengan pengharapan memeroleh hasil yang optimal. Semoga dan semoga !!