Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh
Cilvia Calnela 5115141077
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Profil Umum Perusahaan ................................................................. 1
1.1.1. Sejarah Perusahaan .............................................................. 1
1.1.2. Visi, Misi dan Motto serta Logo Perusahaan ...................... 2
1.1.3. Kepegawaian ....................................................................... 4
1.1.4. Disiplin Kerja ...................................................................... 5
1.1.5. Pembagian Area Kerja P3B ................................................. 5
1.1.5. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................... 7
1.2. Lingkup Pekerjaan PKL .................................................................. 10
1.3. Jadwal Pelaksanaan PKL ................................................................. 10
1.4. Tujuan dan Kegunaan PKL ............................................................. 10
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN .................... 12
2.1. Perencanaan PKL ............................................................................ 12
2.2. Pelaksanaan PKL ............................................................................. 14
BAB III ANALISA PEKERJAAN ............................................................... 17
3.1. Analisis Pekerjaan ........................................................................... 17
3.2. Dasar Teori ...................................................................................... 17
3.2.1. Gardu Induk ......................................................................... 17
3.2.2. Fungsi Gardu Induk ............................................................. 19
3.2.3. Klasifikasi Gardu Induk....................................................... 19
3.2.4. Komponen Utama Gardu Induk dan Fungsinya .................. 23
3.3. Pembahasan Hasil PKL ................................................................... 36
3.3.1. Pemutus Tenaga pada GITET 500 kV Gandul Cinere ........ 37
3.3.2. Pemutus Tenaga Medium Gas SF-6 .................................... 40
3.3.3. Komponen Pemutus Tenaga Gas SF-6 ................................ 45
3.3.4. Prinsip Kerja Pemutus Tenaga Medium Gas SF-6 .............. 50
3.3.5. Sistem Pengoperasian PMT Medium Gas SF-6 .................. 50
ii
3.3.6. Diagram Alir Sistem Pengoperasian Pemutus Tenaga ........ 53
3.3.7. Pemeliharaan PMT 7AB1 .................................................... 56
3.3.8. Analisis Hasil Data Pemeliharaan ....................................... 64
3.3.9. Evaluasi Hasil Pemeliharaan Pemutus Tenaga .................... 65
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 68
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 68
4.2. Saran ................................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3.26. Lemari Mekanik ........................................................................ 48
Gambar 3.27. Terminal dan Wiring Kontrol .................................................... 48
Gambar 3.28. Struktur Mekanik....................................................................... 49
Gambar 3.29. Sistem Pentanahan..................................................................... 49
Gambar 3.30. Diagram Satu Garis Urutan Pembukaan Jaringan ..................... 52
Gambar 3.31. Diagram Satu Garis Urutan Penutupan Jaringan....................... 53
Gambar 3.32. Diagram Alir Sistem Pengoperasian Pemutus Tenaga .............. 54
Gambar 3.33. Diagram Alir Pembukaan Jaringan dan Penutupan Jaringan .... 55
Gambar 3.34. Hasil Uji Open pada PMT 7AB1 .............................................. 62
Gambar 3.35. Hasil Uji Close pada PMT 7AB1 .............................................. 63
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
b. Misi Perusahaan :
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kagiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
c. Motto Perusahaan :
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik (Electricity for a Better Life)
d. Logo Perusahaan :
perkembangan jaman
1.1.3. Kepegawaian
Setiap pegawai mempunyai kewajiban dan larangan yang berlaku untuk
menjadi anggota organisasi yang ada di perusahaan, antara lain :
a. Kewajiban Pegawai :
1. Melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai warga negara dan pegawai
dengan baik.
2. Melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan
yang berlaku.
3. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya.
4. Menjunjung tinggi norma-norma kesopanan dan kesusilaan.
5. Memberikan bimbingan yang baik kepada bawahan.
6. Menunjukkan sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang baik.
7. Bertanggung jawab terhadap keselamatan negara, pemerintah dan atau
presiden.
5
b. Larangan Pegawai:
1. Melakukan hal-hal yang tidak patut diperbuat oleh seorang pegawai yang
bermartabat.
2. Menyalahgunakan wewenang dan jabatan.
3. Melakukan perbuatan yang dapat merugikan perseroan.
4. Melakukan kegiatan usaha yang dapat merugikan perseroan.
5. Melalaikan tugas kedinasan.
6. Melakukan perbuatan yang dapat menggangu ketertiban.
7. Melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
8. Bekerja untuk negara asing, badan usaha atau instansi lain diluar perseroan
tanpa izin tertulis dari perseroan.
e. GI 150 kV Serpong
f. GI 150 kV Cimanggis
g. GI 150 kV Depok Baru
3. GIS 160 kV
Yang terdiri atas :
a. GIS 150 kV Kemang
b. GIS 150 kV Bintaro
c. GIS 150 kV Pondok Indah
SPV HARJAR BC
GANDUL
(RIMAN)
SPV HARGI BC
GANDUL
(HERYBERTUS)
Pusat / Unit
2017 PT PLN (PERSERO) komponen pada switch yard GITET 500 kV.
Cinere Jakarta
Selatan
12
13
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan
Jakarta Selatan
14
Dengan telah dibuatnya jadwal perencanaan PKL, maka dari Form-C1 tentang
kegiatan harian, dapat dirangkum dengan tabel hasil pelaksanaan PKL berikut:
17
18
Gardu induk merupakan bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik yang
terdiri dari sekumpulan peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransfer tenaga
listrik dari tegangan yang berbeda, pengukuran, pengawasan, pengamanan sistem
tenaga listrik serta pengaturan daya listrik.
Berdasarkan segi manfaat dan kegunaan gardu induk, maka sebuah gardu
induk harus terdiri atas komponen-komponen yang memiliki keandalan yang
tinggi dan kualitas yang baik. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi oleh
sebuah gardu induk antara lain :
1. Operasi, yaitu dalam segi perawatan dan perbaikan mudah
2. Fleksibel
3. Konstruksi sederhana dan kuat
4. Memiliki tingkat keandalan dan kualitas yang tinggi
5. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi
Pada sistem gardu induk yang dikelola oleh PT PLN (Persero) beroperasi
dalam dua level tegangan yang terdiri atas Tegangan Ekstra Tinggi (TET) dan
Tegangan Tinggi (TT). Gardu induk yang beroperasi pada level tegangan 500 kV
dan 275 kV disebut sebagai Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET),
sedangkan gardu Induk yang beroperasi pada level tegangan 150 kV dan 70 kV
disebut Gardu Induk (GI).
Sebuah GITET dibangun dengan konfigurasi sistem satu setengah Pemutus
Tenaga (PMT), sedangkan GI umumnya menggunakan konfigurasi dengan
pembangkit dan juga menggunakan konfigurasi sistem satu setengah PMT. Gardu
induk satu setengah pemutus tenaga (PMT) memiliki bagian utama yang disebut
sebagai diameter yang berfungsi untuk menghubungkan antara 2 busbar pada
sistem gardu induk satu setengah PMT tersebut.
Diameter dilengkapi dengan 3 buah pemutus tenaga (PMT), diantaranya :
PMT Busbar A (PMT A), PMT Busbar B (PMT B) dan PMT Pengapit (PMT
AB).
19
2. Menurut Tegangan
Berdasarkan tegangan gardu induk dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Gardu Induk Transmisi
Gardu induk transmisi merupakan gardu induk yang memperoleh daya dari
saluran transmisi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban. Yang
termasuk gardu induk transmisi ialah tegangan tinggi 150 kV dan tegangan
tinggi 70 kV.
3. Menurut Isolasi
Berdasarkan isolasinya, gardu induk dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Gardu Induk SF-6
Gardu induk SF6 merupakan gardu induk yang menggunakan gas SF6
(Sulfur Hexafluorida) sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan dan
ditempatkan didalam suatu selubung besi.
4. Menurut Rel
Berdasarkan Rel, gardu induk dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Gardu Induk dengan Satu Rel (Single Busbar)
Gardu induk dengan satu rel merupakan gardu induk yang mempunyai satu
busbar. Biasanya gardu induk jenis ini berada pada ujung atau akhir dari suatu
sistem transmisi.
22
c. Gardu Induk dengan Dua Rel Sistem Satu Setengah Pemutus tenaga (One
and Half Circuit Breaker)
Gardu induk dengan dua rel sistem satu setengah pemutus tenaga
merupakan gardu induk yang dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga
listrik yang berkapasitas besar. Gardu induk ini sangat efektif, karena dapat
mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan sistem (manuver
system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang
terpasang secara deret (seri).
5. Menurut Fungsi
Berdasarkan fungsinya, gardu induk dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
a. Gardu Induk Penaik Tegangan
Gardu induk penaik tegangan merupakan gardu induk yang berfungsi untuk
menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi
tegangan sistem.
1. Busbar (Rel)
Busbar
2. Lighting Arrester
keamanan orang yang bekerja pada instalasi pada saat pemeliharaan. Tenaga
pengerak dari pemisah adalah secara manual (engkol), motor, pneumatik atau
angin dan hidrolis.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya pemisah dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu :
a. Pemisah Tanah
Pemisah tanah berguna untuk mengamankan peralatan dari sisi
tegangan yang timbul sesudah SUTT/ SUTM diputuskan
b. Pemisah Peralatan
Pemisah peralatan berguna untuk mengisolasi peralatan listrik dari peralatan
lain atau instalasi yang bertegangan. Pemisah ini boleh dioperasikan pada
saat keadaan tanpa beban.
6. Transformator Daya
7. Wave Trap
Wave trap berfungsi sebagai perangkap frekuensi pembawa Power Line
Carrier (PLC) agar tidak masuk ke sistem perlengkapan jaringan tegangan tinggi
dalam gardu induk. Frekuensi yang ditahan atau ditangkap oleh wave trap dimulai
dari frekuensi tinggi kemudian meneruskan frekuensi 50 Hz. Wave trap harus
mampu menyalurkan arus listrik yang tinggi sesuai dengan kebutuhan penyaluran
daya pada sistem jaringan.
29
8. Panel Hubung
Panel hubung merupakan pusat syaraf sebagai suatu gardu induk. Panel
hubung terdiri atas beberapa macam diantaranya ialah :
a. Panel Kontrol Utama
b. Panel Proteksi
d. Panel PLC
64 kbps. Batas jalur pembawa sistem komunikasi PLC pada umumnya berkisar
antara 50 kHz sampaii dengan 500 kHz.
e. Panel LVAC
9. Sumber DC
Sumber DC digunakan untuk menggerakkan peralatan kontrol, PMT, PMS
dan peralatan tenaga listrik lainnya. Berikut ini sumber DC pada gardu induk
sebagai berikut :
a. Baterai
b. Rectifier
4. Mekanik penggerak
Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving cintact) untuk beroperasi
pemutusan atau penutupan PMT. Mekanik penggerak, terdiri atas :
a. Penggerak Pegas (Spring Drive)
b. Penggerak Hidrolik
c. Penggerak Pneumatic
d. SF6 Gas Dynamic
36
6. Struktur mekanik
Terdiri dari struktur besi atau beton serta pondasi sebagai dudukan struktur
peralatan pemutus (PMT).
b. Selektif
Pemutus tenaga sebagai sistem proteksi harus memiliki kemampuan dalam
menentukan daerah kerjanya yang mengalami gangguan secara cepat. Sehingga
dapat memisahkan bagian yang terganggu dengan bagian yang lain secara tepat.
c. Andal
Pemutus tenaga sebagai sistem proteksi harus dapat di andalkan. Arti
andal ialah pemutus tenaga dapat bekerja dengan benar sesuai fungsi-fungsi
yang diinginkan dalam kondisi dan jangka waktu tertentu (IEV 448-12-05).
d. Cepat
Pada pemutus tenaga ketika terjadi gangguan maka muncul busur api yang
apabila tidak dipadamkan secara cepat maka besar kemungkinan bukan hanya
dapat merusak komponen pemutus tenaga saja akan tetapi komponen lain bisa
ikut rusak akibat pemutus tenaga yang tidak bekerja dengan cepat. Oleh karena
itu pemutus tenaga sebagai sistem proteksi harus bekerja dengan cepat dengan
catatan tidak boleh melampaui waktu penyelesaian kritis (Critical clearing
time).
Gambar 3.18. Single Line diagram Gardu Induk Ekstra Tinggi 500kV
Gandul
Sumber : GITET Gandul 500 kV
39
1.b. Bentuk fisik dari gas SF6 akan berubah sesuai dengan perubahan suhu dan
tekanan absolutnya. Jika tekanan gas tinggi maka temperatur pencairan pun
akan tinggi. Begitupun sebaliknya jika tekanan gas rendah maka temperature
pencairan pun akan rendah dan temperatur yang rendah akan membuat gas
menjadi cair. Biasanya tekanan yang digunakan pada pemutus tenaga
tegangan menengah adalah 7 bar (kopling galvanic/cm 2).
2. Sifat-sifat Dielektrik
Kekuatan dielektrik SF6 adalah 5 kali kekuatan dielektrik udara pada
tekanan beberapa atmosphere. Kekuatan dielektrik unsur gas ini akan bertambah
besar menurut tekanannya. Perlu diketahui bahwa tegangan tembus gas SF6 akan
semakin tinggi, jika tekanan absolut gas SF6 semakin besar. Dan tegangan tembus
gas SF6 akan semakin rendah, jika prosentase udara bercampur dengan gas SF6
semakin besar.
Gambar 3.21. Kurva Tegangan Tembus SF-6 dan Udara terhadap Tekanan
Absolut
Sumber : Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Listrik
43
3. Sifat-sifat Kimiawi
3.a. Sifat kimiawi gas SF-6 sangat stabil, pada ambient temperatur dapat berupa
gas netral dan juga sifat pemanasannya sangat stabil. Selain itu gas SF-6 tidak
mempunyai sifat kimia yang aktif sampai di atas 1500 C sehingga tidak akan
merusak logam, plastik dan bahan lain yang biasa digunakan pada komponen
pemutus tenaga tegangan tinggi.
3.b. Unsur SF-6 yang murni terdiri dari 21,95% sulfur dan 78,05% fluoride. Atom
fluoride tersebut mempunyai sifat elektronegatif yang menyebabkan waktu
pembusuran pendek, kekuatan dielektrik dengan cepat dapat terbentuk.
3.c. Tidak terjadi karbon selama terjadi busur api, Thermal conductivity yang baik
dan tidak menimbulkan bunyi yang keras pada saat pemutus tenaga menutup
atau membuka
Gas SF-6 selama pengisian akan berubah suhu sesuai dengan situasi dan
kondisi yang diperlakukannya. Ketika gas SF-6 dikeluarkan dari tangki
penyimpanan , gas tersebut bersuhu kecil atau dingin. Akan tetapi ketika gas SF-6
mendapatkan perlakuan dengan diberi suatu tekanan atau dipompa ke dalam ruang
pemutus tenaga maka suhu gas tersebut akan naik sehingga gas tersebut menjadi
panas. Karena suhu gas SF-6 berpengaruh terhadap tekanan maka diperlukan
adanya suatu pengaturan tekanan selama beberapa jam setelah pengisian.
44
B. Terminal Utama
Terminal utama merupakan titik, sambungan atau koneksi antara PMT
dengan konduktor luar dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.
Interrupting
Chamber
Isolator
Support
Gambar 3.25. Interrupting Chamber dan Isolator Support pada PMT Gas SF6
Sumber : Dokumentasi Pribadi
6. Struktur Mekanik
Terdiri dari struktur besi atau beton serta pondasi sebagai dudukan struktur
peralatan pemutus (PMT).
49
Struktur
Baja/Besi
Pondasi
B. Proses Penutupan :
Tabung kontak bergerak yang berhubungan dengan kontak tetap bawah
bergerak kearah bagian-bagian kontak tetap dan terminal atas sehingga kontak
tetap dan terminal atas (upper terminal) ke terminal bawah (lower terminal).
A. Pengoperasian PMT medium gas SF-6 yang baru selesai dipasang atau
perbaikan
Apabila PMT medium gas SF-6 baru saja dipasang atau perbaikan, maka
hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan pengoperasian PMT
tersebut ialah :
1. Pastikan bahwa gas dalam kutub-kutub dalam keadaan batas normal dengan
cara membaca pada gelas penduga.
2. Pastikan bahwa semua katup sirkulasi gas sudah pada posisi operasi.
3. Cek kembali bahwa klem-klem dan kawat tanah (Grounding) sebagai
pengaman sudah benar-benar terpasang dengan baik dan tidak mengganggu
operasi.
4. Pengecekan kedudukan relay-relay pengaman sudah dalam keadaan siap
dipakai.
5. Ketika pemeriksaan persiapan telah dilakukan maka langkah selanjutnya ialah
melaporkan kepada piket atau operator untuk segera dijalankan nya PMT.
Keterangan :
1. PMT
2. PMS Line
3. PMS Tanah
4. PMS Busbar
Keterangan :
1. PMT
2. PMS Line
3. PMS Tanah
4. PMS Busbar
Start
Pembukaan Jaringan
End
Start Start
End End
(a) (b)
Gambar 3.33 (a) Diagram Alir Pembukaan Jaringan, (b) Diagram Alir
Penutupan Jaringan
56
Berikut ini data hasil pengukuran tahanan kontak pada PMT 7AB1 :
Tabel 3.3. Data Hasil Pengukuran Tahanan Kontak pada PMT 7AB1
No. Titik Acuan Kondisi Akhir Kesimpulan
Ukur R S T
(PMT
Posisi On)
1 Chamber 1 R ≤ 120 % Nilai
pabrikan yaitu 53 57 53 BAIK
2 Chamber 2 83.33 sehingga
nilai acuan ialah R
< 100 μΩ
Sumber :Laporan Pemeliharaan Rutin 2 tahunan PMT dan CT Diameter 7A1-
7AB1 di GITET Gandul 500 KV.
Berdasarkan tabel 3.3. data hasil pengukuran tahanan kontak diatas masih
layak digunakan karena masih dalam batas atau acuan yang telah ditentukan oleh
standar SPLN No.52-1 1984 , yaitu R ≤ 120 % Nilai pabrikan. Dengan besar nilai
pabrikan ialah sebesar 83.33 sehingga menghasilkan nilai batas acuan pengukuran
tahanan kontak ialah R < 100 μΩ .
Berikut ini data hasil pengukuran tanahan pentanahan pada PMT 7AB1 :
Tabel 3.4. Data Hasil Pengukuran Tanahan Pentanahan pada PMT 7AB1
No. Titik Ukur Acuan Kondisi Akhir Kesimpulan
(Tanahan R S T
Pentanahan)
1 Terminal R ≤ 1 Ω 0.5 0.5 0.5 BAIK
Pentanahan (Kondisi
pentanahan
terlepas dari
struktur).
Sumber :Laporan Pemeliharaan Rutin 2 tahunan PMT dan CT Diameter 7A1-
7AB1 di GITET Gandul 500 KV.
Gambar 3.34. Hasil Uji Open pada PMT 7AB1 pada GITET Gandul 500 kV
Sumber: Laporan Pemeliharaan Rutin 2 tahunan PMT dan CT Diameter
7AB1 di GITET Gandul 500 KV
63
Gambar 3.35. Hasil Uji Close pada PMT 7AB1 pada GITET Gandul 500 kV
Sumber: Laporan Pemeliharaan Rutin 2 tahunan PMT dan CT Diameter
7AB1 di GITET Gandul 500 KV.
64
4. Keserempakan kontak- kontak PMT 7AB1 baik saat beroperasi open/ close
menunjukkan hasil pengukuran pada saat uji open menghasilkan selisih
perbedaan waktu sebesar 1.3 ms sedangkan saat uji close menghasilkan selisih
perbedaan waktu sebesar 2.3 ms. Hal ini yang membuktikan bahwa
keserempakan kontak PMT 7AB1 saat beroperasi open maupun close ialah
masih baik dan layak digunakan. Dikatakan baik dan layak digunakan karena
masih dalam batas yang diijinkan menurut standar SPLN No 52-1 1984 yaitu
sebesar .
4.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik kerja lapangan di PT.PLN (Persero) maka kami dapat
membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. PT PLN (Persero) merupakan perusahaan yang menangani segala aspek
kelistrikan di Indonesia. Pada PT. PLN (Persero) P3B Jawa-Bali TJBB ini
terdapat GITET 500kV yaitu sub sistem dari sistem penyaluran transmisi,
yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik dari tegangan yang berbeda,
sebagai pengukuran, pengawasan, pengamanan, menurunkan tegangan
transmisi menjadi distribusi pada sisatem tenaga listrik serta pengaturan daya
listrik.
2. Pengoperasian pemutus tenaga medium gas SF-6 yaitu PMT 7AB1 yang
berada pada penghantar jaringan (Bay) Kembangan I secara umum dilakukan
dengan dua cara yaitu pada kondisi normal dan kondisi gangguan. Pada
kondisi normal pemutus tenaga dapat dioperasikan secara manual oleh
operator, sedangkan pada kondisi gangguan pemutus tenaga bekerja secara
otomatis karena terdapat relay yang bertugas untuk mendeteksi arus gangguan
dan menutup rangkaian tripping dari PMT. Penggerak mekanik yang
digunakan oleh PMT 7AB1 ialah penggerak Hidrolik serta pemadaman busur
api menggunakan gas SF-6 dengan tekanan 7.0 sampai 7.3 bar.
3. Pemeliharaan Pemutus Tenaga berupa pemeriksaan, pengukuran dan
pengujian dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap 2 tahun sekali.
Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian tahanan kontak, pengujian
tahanan pentanahan, dan pengujian keserempakan kontak.
4. Pada pengujian Tahanan Kontak PMT 7AB1 pada fasa R,S dan T
menunjukkan hasil pengukuran sebesar 53 untuk fasa R, 57 untuk fasa
S, dan 53 untuk fasa T. Berdasarkan data hasil pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa ketahanan kontak PMT 7AB1 masih dalam keadaan baik
dan layak digunakan karena masih dibawah batas acuan R < 100 μΩ .
68
69
5. Pada pengujian Tahanan Pentanahan, data yang diperoleh dari pengujian pada
fasa R,S dan T menunjukkan sebesar 0,5 Ω yang berarti sangat aman untuk
personil dari bahaya tegangan sentuh dan tegangan langkah karena masih
dibawah 1Ω.
6. Pada pengujian keserempakan kontak-kontak PMT 7AB1,data yang
diperoleh pada pengujian sebesar 1.3 ms untuk hasil selisih waktu uji open
dan 2.3 ms untuk hasil selisih waktu uji close, yang berarti bahwa
keserempakan kontak PMT 7AB1 masih dapat diandalkan dengan clearing
time yang cepat. Besar batas acuan pada pengujian ini ialah
7. Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka sesuai dengan standar SPLN 50 –
1982 sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76 (1976), dapat disimpulkan
bahwa Pemutus Tenaga (Circuit Breaker) 7AB1 Merk ALSTHOM dengan
Nomor Seri A 16637-2A layak untuk dioperasikan.
4.2. Saran
Dari kegiatan Pratik kerja lapangan yang telah dilakukan terdapat beberapa
hambatan yang dapat saya jadikan masukkan sebagai saran. Adapun saran yang
saya berikan adalah sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
(online) (http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/circuit-breaker-sakelar
(online) (http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/10/jenis-jenis-circuit-breaker-
Berilah jawaban pada pertanyaan di bawah ini, dengan cara memberi tanda () untuk
pertanyaan nomor 1, dan menuliskan untuk pertanyaan nomor 2, 3, dan 4!
1. Apakah saudara memperoleh keuntungan dari program ini?
a. Sangat menguntungkan ()
b. Cukup menguntungkan ( )
c. Menguntungkan ( )
d. Kurang menguntungkan ( )
2. Sejauh mana keuntungan yang saudara dapatkan?
a. Bekerja dengan tim dan bekerja sama dengan baik.
b. Selalu memperhatikan keselamatan dalam bekerja
c. Mendapat pengalaman dan ilmu yang baru dalam bidang kelistrikan.
3. Faktor-faktor yang menghambat:
Referensi yang tersedia kurang dapat dipahami, karena berbentuk SOP.
4. Saran-saran:
Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PKL, diharapkan dapat membaca dari referensi
lain yang lebih mudah untuk dipahami.
Catatan: Kesan mahasiswa ini mohon diberikan kepada Ketua Prodi/Koordinator PKL.
85