Вы находитесь на странице: 1из 5

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2017, Volume 8, Number 1: 19-23


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Penatalaksanaan dan edukasi pasien sirosis hati


dengan varises esofagus di RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2014 CrossMark
Published by DiscoverSys
Dita Mutia Fajarini Budhiarta

ABSTRACT

Introduction: Cirrhosis is a chronic liver disease characterized improve treatment outcomes, and is expected to help improve the
by fibrosis is reversible, disorganization lobules and vascular quality of life of patients.
structures, as well as regenerative nodules of hepatocytes. The Case: Patient male, aged 43 years, Muslims, Madurese, came to the
overall incidence of cirrhosis in the United States an estimated 360 clinic and hospital with complaints of weakness since a week before
per 100, 000 populations. The cause is largely due to alcoholic liver coming, said to the entire body limp. This makes patients reluctant to
disease and chronic viral infections. Sarjito hospital in Yogyakarta, perform daily activities. Patients also complain of pain in the gut. This
the number of patients with liver cirrhosis range in 4.1% of patients pain is often felt after eating and drinking accompanied by nausea and
admitted to the internal medicine during the period of 1 year in vomiting, so patients are less appetite. Patients stated that the feeling
2004. Etiology of cirrhosis affects the handling of the disease. of pain is also accompanied by a feeling of fullness in the abdomen.
Therapy was carried out aimed at reducing disease progression, Frequency of urination is increased since the last few months, is said to
avoid ingredients that can add to liver damage, prevention and be more than 4 times a day to urinate, but once the urinary volume of
treatment of complications. Educating patients and families about about ¼ cup aqua (240 cc) with a brownish color like tea. The desire to
the disease and the complications that may occur will greatly help defecate patient is said to be normal.

Keywords: hepatic cirrhosis, esophageal varices, hepatitis, hematemesis.


Cite This Article: Budhiarta D.M.F. 2017. Penatalaksanaan dan edukasi pasien sirosis hati dengan varises esofagus di RSUP Sanglah Denpasar
tahun 2014. Intisari Sains Medis 8(1): 19-23. DOI: 10.15562/ism.v8i1.106

ABSTRAK

Pendahuluan: Sirosis adalah penyakit kronis hepar yang irreversible yang Kasus: Pasien laki-laki, umur 43 tahun, beragama Islam, suku
ditandai oleh fibrosis, disorganisasi struktur lobulus dan vaskuler, serta Madura, datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan lemas sejak
nodul regeneratif dari hepatosit. Keseluruhan insiden sirosis di Amerika seminggu sebelum datang, lemas dikatakan pada seluruh tubuh. Hal
diperkirakan 360 per 100.000 penduduk. Penyebabnya sebagian besar ini membuat pasien enggan melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien
akibat penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik. Di RS Sarjito juga mengeluhkan nyeri pada ulu hati. Nyeri ini seringkali dirasakan
Yogyakarta, jumlah pasien sirosis hati berkisar pada 4, 1 % dari pasien setelah makan dan minum yang disertai perasaan mual dan muntah
yang dirawat di bagian penyakit dalam selama kurun waktu 1 tahun pada sehingga pasien kurang bernafsu makan. Pasien menyatakan bahwa
2004. Etiologi sirosis hepatis mempengaruhi penanganan pada penyakit perasaan nyeri juga disertai dengan perasaan penuh pada perut.
ini. Terapi yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi progresivitas Frekuensi buang air kecil lebih meningkat sejak beberapa bulan
penyakit, menghindarkan bahan-bahan yang dapat menambah terakhir, dikatakan lebih dari 4 kali sehari untuk buang air kecil, namun
kerusakan hati, pencegahan serta penanganan komplikasi. Edukasi volume sekali kencing sekitar ¼ gelas aqua (240 cc) dengan warna
terhadap pasien dan keluarganya tentang penyakit dan komplikasi yang kecoklatan seperti teh. Keinginan buang air besar pasien dikatakan
Program Studi Pendidikan Dokter, mungkin terjadi akan sangat membantu memperbaiki hasil pengobatan, normal.
Fakultas Kedokteran, Universitas
Udayana serta diharapkan dapat membantu memperbaiki kualitas hidup penderita.

*
Correspondence to: Dita Mutia Kata Kunci: sirosis hepatic, varises esophagus, hepatitis, hematemesis.
Fajarini Budhiarta, Program Studi Cite Pasal Ini: Budhiarta D.M.F. 2017. Penatalaksanaan dan edukasi pasien sirosis hati dengan varises esofagus di RSUP Sanglah Denpasar tahun
Pendidikan Dokter, Fakultas
Kedokteran, Universitas Udayana
2014. Intisari Sains Medis 8(1): 19-23. DOI: 10.15562/ism.v8i1.106
dita.budhiarta@gmail.com

PENDAHULUAN
Diterima: 22 Juni 2016.
Disetujui: 15 Agustus 2016. Sirosis adalah penyakit kronis hepar yang irre- struktur lobulus dan vaskuler, serta nodul regener-
Diterbitkan: 10 Januari 2017. versible yang ditandai oleh fibrosis, disorganisasi atif dari hepatosit. Gambaran ini merupakan hasil

Open access: http://isainsmedis.id/ 19


ORIGINAL ARTICLE

akhir kerusakan hepatoseluler.1,2 Lebih dari 40% Varises esofagus biasanya merupakan komp-
pasien sirosis asimtomatik. Pada keadaan ini siro- likasi sirosis. Sirosis adalah penyakit yang ditan-
sis ditemukan waktu pemeriksaan rutin kesehatan dai dengan pembentukan jaringan parut di hati.
atau pada waktu otopsi.3 Beberapa keadaan lain yang juga dapat menye-
Sirosis hepatis dapat disebabkan oleh banyak hal. babkan varises esofagus antara lain gagal jantung
Penyebabnya antara lain adalah penyakit infeksi, kongestif yang parah, trombosis di vena porta atau
penyakit keturunan dan metabolik, obat-obatan vena splenikus, Sarkoidosis, Schistomiasis, dan
dan toksin. Di Negara barat penyebab terbanyak Sindrom Budd-Chiari.
sirosis hepatis adalah konsumsi alkohol, sedangkan
di Indonesia terutama disebabkan oleh virus hepa-
KASUS
titis B maupun C.4
Keseluruhan insiden sirosis di Amerika Pasien laki-laki, umur 43 tahun, beragama Islam,
diperkirakan 360 per 100.000 penduduk. suku Madura, datang ke poliklinik rumah sakit
Penyebabnya sebagian besar akibat penyakit dengan keluhan lemas sejak seminggu sebelum
hati alkoholik maupun infeksi virus kronik. Di datang, lemas dikatakan pada seluruh tubuh. Hal
Indonesia, data prevalensi sirosis hati belum ada, ini membuat pasien enggan melakukan aktifitas
hanya laporan-laporan dari beberapa pusat pendi- sehari-hari.
dikan. Di RS Sarjito Yogyakarta, jumlah pasien Pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hati.
sirosis hati berkisar pada 4, 1 % dari pasien yang Nyeri ini seringkali dirasakan setelah makan dan
dirawat di bagian penyakit dalam selama kurun minum yang disertai perasaan mual dan muntah
waktu 1 tahun pada 2004.3 sehingga pasien kurang bernafsu makan. Pasien
Sirosis hati secara klinis dibagi menjadi menyatakan bahwa perasaan nyeri juga disertai
sirosis hati kompensata yaitu sirosis hati yang dengan perasaan penuh pada perut.
belum menunjukkan gejala klinis dan sirosis hati Frekuensi buang air kecil lebih meningkat sejak
dekompensata yaitu sirosis hati yang menunjukkan beberapa bulan terakhir, dikatakan pasien sering
gejala-gejala yang jelas. Stadium awal sirosis sering bolak-balik hingga lebih dari 4 kali sehari ke kamar
tanpa gejala sehingga kadang ditemukan secara mandi untuk buang air kecil, namun volume sekali
tidak sengaja saat pasien melakukan pemeriksaan kencing sekitar ¼ gelas aqua (240 cc) dengan warna
kesehatan rutin atau karena penyakit lain.4 kecoklatan seperti teh. Keinginan buang air besar
Komplikasi utama dari sirosis meliputi ascites, pasien dikatakan normal.
spontaneous bacterial peritonitis (SBP), encephalop- Pada bulan Desember 2012 Pasien mengeluh
athy hepatic, hipertensi portal, perdarahan variceal, tidak bisa menggerakkan anggota gerak dan tidak
dan sindrom hepatorenal.1,5 bisa jalan. Pasien diantar ke rumah sakit dan diop-
Etiologi sirosis hepatis mempengaruhi penan- name selama 1 minggu. Pasien mengatakan dirinya
ganan pada penyakit ini. Terapi yang dilakukan mengalami anemia dalam jangka waktu yang lama
bertujuan untuk mengurangi progresivitas penya- dan penasaran mengapa tidak sembuh juga. Setelah
kit, menghindarkan bahan-bahan yang dapat dirawat dan diperiksa laboratorium, pasien didi-
menambah kerusakan hati, pencegahan serta agnosis mengidap Hepatitis B. Pasien mengeluh
penanganan komplikasi. Penanganan sirosis hati dirinya sering merasa lelah dan mudah capek.
memerlukan kerjasama tim medis, pasien, serta Pada bulan April 2013, pasien kembali di
keluarga dan lingkungan dalam pengelolaan penya- opname di rumah sakit. Pasien dikatakan muntah
kit ini. Edukasi terhadap pasien dan keluarganya darah. Pasien tidak sadarkan diri sehingga segera
tentang penyakit dan komplikasi yang mungkin dilarikan ke rumah sakit oleh keluarga. Pasien
terjadi akan sangat membantu memperbaiki hasil muntah darah berkali-kali dan masih muntah
pengobatan, serta diharapkan dapat membantu ketika di UGD. Pasien dirawat 1 minggu sebelum
memperbaiki kualitas hidup penderita.2,4 akhirnya diperbolehkan pulang.
Varises esofagus adalah penyakit yang ditandai Pasien tidak pernah mengeluh perut yang
dengan pembesaran abnormal pembuluh darah kembung dan bengkak pada ekstremitas. Riwayat
vena di esofagus bagian bawah. Varises esofagus penyakit ginjal, hipertensi, dan kencing manis
terjadi jika aliran darah menuju hati terhalang. disangkal oleh pasien.
Aliran tersebut akan mencari jalan lain, yaitu Pasien mengatakan dirinya menggunakan obat
ke pembuluh darah di esofagus, lambung, atau herbal sirup dalam kemasan botol besar. Pasien
rektum yang lebih kecil dan lebih mudah pecah. mengeluh sering mencret sejak minum obat terse-
Ketidakseimbangan antara tekanan aliran darah but. Sehingga sudah berhenti meminumnya. Pasien
dengan kemampuan pembuluh darah mengakibat- mengaku obat tersebut tersebut diminum bersa-
kan pembesaran pembuluh darah (varises). maan dengan minum obat dari dokter.

20 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 19-23 | doi: 10.15562/ism.v8i1.106
ORIGINAL ARTICLE

Saat ini pasien kontrol rutin ke poliklinik gastro- Lamivudine namun hingga saat ini resep tersebut
hepatologi rumah sakit di Denpasar setiap 2 minggu belum ditebus karena obat tersebut dirasa terlalu
atau 1 bulan saat obat habis. Pasien diberikan obat mahal dan tidak ditanggung Jamkesmas/JKBM.
Propanolol 2 x 10 miligram dan Lamivudine. Pasien Pasien mengatakan tidak ada anggota kelu-
diresepkan obat Sebiro tablet sebagai pengganti arga yang mengalami keluhan yang sama dengan
dirinya. Riwayat penyakit kuning dalam kelu-
arga penderita disangkal oleh pasien. Ibu pasien
mengalami hipertensi. Dikatakan ibu pasien memi-
liki riwayat stroke, pernah dirawat 3 hari di rumah
sakit. Karena infuse macet, dikatakan pulang paksa
untuk dirawat di rumah. Namun meninggal pada
keesokan hari setelah pulang dari rumah sakit.
Ayah pasien mengidap asma.
Pasien bekerja sebagai tukang cukur. Pasien
bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam setiap
harinya. Sejak mengalami sakit hepatitis dan sirosis
hati, pasien merasa terganggu jika bekerja. Sehingga
berhenti bekerja dan beristirahat di rumah. Saat ini
pekerjaannya dialih tugaskan ke saudara pasien.
Pasien mengatakan dahulu sebelum sakit, pasien
merokok sebanyak 1 bungkus rokok dan terkadang
melebihi dari 1 bungkus dalam satu hari. Sejak
dikatakan mengidap hepatitis, pasien benar-benar
Gambar 1  a. Foto thoraks;   b. Foto BoF berhenti merokok.
Pada pemeriksaan imaging x-ray thorax dan BoF tidak Pasien mengatakan dirinya rutin minum kopi
ditemukan kelainan. dan berhenti sejak bulan April 2013 saat dirinya
diopname oleh karena keluhan muntah darah.
Pasien menyangkal dirinya meminum minu-
man beralkohol. Pasien mengaku sangat sering
minum minuman penambah energy dan Adem
Sari. Dikatakan oleh istri pasien, ketika bulan puasa
setahun lalu, setiap hari saat sahur, pasien minum
Adem Sari. Dikatakan hal ini dilakukan agar kuat
dan tidak merasa haus hingga tiba saatnya berbuka
puasa. Pasien mengaku minum minuman beren-
ergi semisal Hemaviton ketika mudik ke Madura
untuk menambah tenaga. Saat ini pasien makan
secara teratur 3 kali sehari dan minum obat secara
teratur. Namun karena tidak bernafsu makan, porsi
makan pasien termasuk dalam porsi yang sedikit
meskipun teratur makan tiga kali sehari. Pasien
tidak berani makan makanan seperti gorengan.
Riwayat penggunaan tatoo disangkal oleh
penderita. Penderita mengatakan tidak mempu-
nyai riwayat pernah menerima transfusi darah
serta menyangkal adanya riwayat aktivitas seksual
multipartner.
Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum
baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, respirasi 20
kali/menit, suhu aksilla 36, 5 °C, berat badan 65 kg,
tinggi badan 169 sentimeter, Body Mass Index 22,
75 kg/m2.
Gambar 2 USG abdomen Pada pemeriksaan generalis didapatkan mata
Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan hasil pengecilan anemis dextra dan sinistra, jantung dan paru dalam
hepar dengan splenomegali sesuai dengan gambaran cirrosis batas normal, abdomen dalam batas normal. Tidak
hepatis. ada edema pada ekstremitas atas bawah.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 19-23 | doi: 10.15562/ism.v8i1.106 21
ORIGINAL ARTICLE

Pada pemeriksaan faal hemostassis, didapatkan


hasil bleeding time 1 menit, clotting time 8 menit,
PT 16 (memanjang), aPTT 54, 50 (memanjang),
INR 1, 50 (tinggi).
Hasil Esophagus varises grade II-III arah jam
2, 3; Gaster pada cardia varises (+), pada fundus
varises (+), pada corpus normal, pada antrum
erosi (+). Duodenal: normal. Disimpulkan Varises
Esofagus, Varises Fundus, Gastritis erosive Antrum.
Pasien didiagnosis dengan Sirosis Hepatis
(CP  A) dengan varises esophagus, varises fundus,
gastritis erosiva antrum.
Pasien ditatalaksana rawat jalan dengan medika-
mentosa Propanolol 3 x 10 mg intraoral dan Sebivo®
1 x 1 tablet.

DISKUSI
Pasien datang dengan keluhan utama lemas dan
muntah darah. Pada anamnesis yang berkaitan
dengan sirosis hepatik akan didapatkan lemah
letih lesu, penurunan berat badan, nyeri perut,
ikterus (BAB kecoklatan dan mata kuning), perut
membesar, riwayat konsumsi alcohol, riwayat
sakit kuning, muntah darah, BAB hitam.2,6 hal ini
berkaitan dengan faal hati yang terganggung oleh
Gambar 3  Esophagogastroduodenoscopy karna proses fibrotic pada kasus sirosis hati. Antara
lain metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Gangguan pada pembentukan glukosa hasil metab-
Tabel 1  Klasifikasi Child-Pugh.4 olisme monosakarida diperlukan mengakibatkan
Parameter A (1) B(2) C(3) kebutuhan tubuh berkurang sehingga timbul
keluhan lemas. Cadangan energi yang berasal dari
Bilirubin (mg/dl) <2 2-3 >3 protein dan lemak juga terganggu oleh karena
Albumin (g/dl) >3,5 2,8-3,5 <2,8 gangguan produksi protein plasma dan lipoprotein
Ascites - Ringan,terkontrol Sedang-berat, sulit serta zat lainnya.3,4,5
dengan diuretik. terkontrol dengan diuretik. Penyebab alkohol tidak ada, riwayat sakit
Ensefalopati - Grade 1-2 (minimal) Grade 3-4 (berat/koma) kuning ada, etiologi sirosis hepatis yakni hepatitis
kronis, alcohol, penyakit metabolit, kholestasis
PT ( detik 4 4-6 >6
memanjang) yang berkepanjangan, obstruksi vena hepatica,
toksin, dan obat-obatan.6 Pada pasien ini didapa-
INR <1,7 1,7-2,3 >2,3
tkan riwayat pernah menderita hepatitis sebelum-
TOTAL SKOR 5-6 7-9 10-15 nya meskipun tidak pernah mengkonsumsi alcohol
sebelumnya.
Dilakukan pemeriksaan darah lengkap dengan Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan
hasil WBC 2, 667 x 103/µL (rendah), komposisi anemia, tidak ada ikterus, tidak ada ascites, tidak
limfosit 48, 14 % (tinggi), RBC 5, 063 x106/µL, ada spider nevi, tidak ada caput medusa. Hasil
Hemoglobin 13, 01 g/dL (rendah), Hematokrit 39, pemeriksaan darah lengkap anemia, leukositope-
95 % (rendah) MCV 78, 9 fL (rendah), MCH 25, nia, trombositopenia. Hasil faal hemostasis PT
69 Pg, MCHC 32, 56 g/dL, platelet 68, 72 x 103/µL memanjang, INR tinggi. Pemeriksaan fisik bisa jadi
(rendah). ditemukan ascites, sipider nevi dan caput medusa.
Dilakukan pemeriksaan kimia darah dengan Dari darah lengkap akan ditemukan anemia, leuko-
hasil bilirubin total 2, 411 mg/dL (tinggi), bilirubin penia, trombositopenia, PT (INR) meningkat.6
indirect 1, 101 mg/dL (tinggi), bilirubin direct 1, Hasil imaging endoskopi menunjukkan varises
31 (tinggi), alkali phosphatase 138, 20 U/L (tinggi), esophagus dan varises gaster. Dari radio imaging,
SGOT 119, 20 U/L (tinggi), SGPT 73, 69 U/L pada endoskopi akan ditemukan varises esophagus
(tinggi), gamma GT 122, 30 U/L (tinggi), albumin dan gastropati.6 Varises esofagus terjadi bendungan
3, 2 g/dL (rendah). aliran darah menuju hati oleh karena sirosis. Aliran

22 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 19-23 | doi: 10.15562/ism.v8i1.106
ORIGINAL ARTICLE

tersebut akan mencari jalan lain, alternatifnya yaitu memastikan efektivitas program keamanan hayati
ke pembuluh darah di esophagus (vena oesopha- di Indonesia, kemahiran pekerjanya serta kemam-
geales), lambung, atau vena rektum (vena rectalis puan peralatan, fasilitas dan praktik menajemen
inferior, media , dan superior) yang lebih kecil dan untuk menyediakan kontainmen dan keamanan
lebih mudah pecah. Ketidakseimbangan antara agen mikrobiologi.7,8
tekanan aliran darah dengan kemampuan pemb- Demikian pula, individu yang bekerja menan-
uluh darah mengakibatkan pembesaran (varises) gani mikroorganisme harus memahami kondisi
maupun pecahnya pembuluh darah.7 kontainmen dimana agen infeksi dapat dengan
Pasien didiagnosis sirosis hepatis dengan klas- aman dimanipulasi. Dengan meningkatkan disiplin
ifikasi Child-Pugh A. dari parameter ditemukan terhadap pemakaian alat pelindung diri (APD) dan
berupa kadar bilirubin 2, 411 mg/dL, albumin 3, 2 g/ higiene petugas sehabis penanganan sampel.
dL, tidak ditemukan ascites, tidak ada encepalopati, Dalam penanganan spesimen perlu diperhati-
PT memanjang 4 detik, INR 1, 50. Dari temuan kan cara pemeliharaan/mempertahankan kualitas
didapatkan total skor 6 (Klasifikasi Child-Pugh A) kerja (perfomance) pada setiap taraf/langkah
dikategorikan sirosis hati ringan. dalam keseluruhan rantai prosesnya Agar nantinya
Klasifikasi Child A tergolong sirosis hati ringan; tidak terjadinya kecelakaan kerja.
Klasifikasi Child B tergolong sirosis hati sedang;
Klasifikasi Child C tergolong sirosis hati berat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kasper, Dennis, et al. 2004. Harrison’s Principles of
SIMPULAN Internal Medicine 16th Edition. McGraw-Hill Professional
2. Lawrence, M. 2007. Current Medical Diagnosis &
Pada sirosis hati dekompensata pengobatan Treatment, forty-sixth edition. McGraw-Hill/Appleton &
didasarkan pada gejala/tanda yang menonjol dan Lange. P 1440-1441.
3. Sudoyo, Aru W, et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
komplikasi yang muncul pada penderita.5 pada Dalam, Edisi ke 4, jilid I. Pusat Penerbitan Departemen
pasien ini diberikan beta-blocker propanolol untuk Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
mengendalikan varises esofagus dan Sebivo® yang Indonesia.
4. Nurdjanah Siti. 2009. Sirosis Hati. Buku Ajar Penyakit
mengandung telbivudine tablet 600 mg untuk Dalam, Edisi ke 5, Jilid I. Pusat Penerbitan Departemen
mengobati hepatitis B kronis yang diderita. Pasien Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
ini didiagnosis sirosis hati serta didapatkan varises Indonesia.p. 668-673
5. Joel, J. Maryann, Sherbondy. 2006. Cirrhosis and Chronic
esophagus. Varises esofagus biasanya merupakan Liver Failure: Part II. Complications and Treatment.
komplikasi sirosis. Faktor-faktor predisposisi dan (Online), (http://www.aafp.org/afp/ 20060901/767.html,
memicu perdarahan varises masih belum jelas. diakses 15 Desember 2008).
6. Setiawan, Poernomo Budi. 2007. Sirosis hati. Buku Ajar
Dugaan bahwa esofagitis dapat memicu perdara- Penyakit Dalam. Fakultas kedokteran Universitas air-
han varises telah ditinggalkan. Saat ini faktor-faktor langga. P. 129-136
terpenting yang bertanggung jawab atas terjadinya 7. Tandio, D., Manuaba, A. 2016. Safety Procedure for
Biosafety and Controlling a Communicable Disease:
perdarahan varises adalah; tekanan portal, ukuran Streptococcus Suis. Bali Medical Journal 5(2): 74-77.
varises, dinding varises dan tegangannya, dan ting- DOI:10.15562/bmj.v5i2.220
kat keparahan penyakit hati. 8. MANUABA, Amertha Putra. PROSEDUR
PENGGUNAAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DAN
BIOSAFETY LEVEL 1 DAN 2. Intisari Sains Medis, [S.l.],
v. 6, n. 1, p. 117-123, june 2016. ISSN 2503-3638. Available
SARAN at: http://isainsmedis.id/ojs/index.php/ISM/article/
view/91. Date accessed: 30 june 2016.
Mengingat saat ini agen infeksi dan penyakit baru
telah muncul dan terjadi peningkatan jumlah orang
yang bekerja dengan agen infeksi di riset publik
maupun swasta, kesehatan masyarakat, laborato-
rium klinis dan diagnostik, juga fasilitas penelitian
satwa. Disarankan agar kita mengevaluasi dan This work is licensed under a Creative Commons Attribution

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2017; 8(1): 19-23 | doi: 10.15562/ism.v8i1.106 23

Вам также может понравиться