Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya masyarakat mengetahui penyakit anemia hanya menyerang orang
dewasa. Tetapi pada kenyataanya, penyakit anemia tidak hanya menyerang orang dewasa
melainkan menyerang anak-anak dan bayi yang masih rentan sekali terhadap berbagai
penyakit.

Fakta yang menunjukkan bahwa anemia tidak hanya menyerang orang dewasa
adalah berdasarkan hasil-hasil penelitian terpisah yang dilakukan dibeberapa tempat di
Indonesia pada tahun 1980-an, prevalensi anemia pada wanita hamil 50-70 %, anak balita
30-40 %, anak sekolah 25-35 % dan pekerjaan fisik berpenghasilan rendah 30-40 %
(Husaini, 1989).

Menurut SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga)1995, prevalensi rata-rata


nasional pada ibu hamil 63,5 %, anak balita 40,1 % (Kodyat, 1993). Prevalensi anemia
gizi yang tinggi pada anak sekolah membawa akibat negatif yaitu rnedahnya kekebalan
tubuh sehingga menyebabkan tingginya angka kesakitan, dengan demikian tingginya
angka pada anak-anak balita harus lebih diperhatikan, agar angka presentasinya tidak
terus bertambah. Hal ini terjadi karena biasanya pada anak balita, sering terjadi anemia
defisiensi zat gizi, ini secara perlahan – lahan akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan. Anak – anak akan lebih mudah terserang penyakit karena
penurunan daya tahan tubuh dan dalam hal ini tentu akan melemahkan keadaan anak
sebagai generasi penerus (Wijayanti, T, 1989).

Dengan adanya banyak fakta yang disebutkan diatas, maka mengenai penyakit
anemia pada anak, penulis mencoba untuk mengulas tentang bagaimana cara perawatan
terhadap anak yang menderita penyakit anemia secara spesifik dan cara pencegahan
terhadap penyakit anemia pada anak secara dini. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih
tahu tentang anemia pada anak – anak, sehingga apabila terdapat tanda – tanda yang
muncul mengenai penyakit anemia dapat segera diatasi dan dirawat secara intensif.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang disebut dengan anemia?
2. Apa penyebab penyakit anemia ?
3. Apa macam-macam penyakit anemia menurut penyebabnya ?
4. Bagaimana proses terjadinya penyakit anemia dalam tubuh ?
5. Apa saja tanda dan gejala penyakit anemia ?
6. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan penyakit anemia ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1. Mengetahui pengertian anemia
2. Mengetahui penyebab penyakit anemia
3. Mengetahui macam macam penyakit anemia menurut penyebabnya
4. Mengetahui proses terjadinya penyakit anemia dalam tubuh
5. Mengetahui tanda dan gejala penyakit anemia
6. Mengetahui konsep asuhan keperawatan penyakit anemia

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Anemia

2.1.1 Pengertian
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Dengan demikian anemia bukan
merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan
suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar
yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi
laboratorium.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sumber yang
lain mengatakan bahwa anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hemtokrit) per 100 ml darah. Sel darah
merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan
tubuh.
2.1.2 Anatomi Fisiologi
Sel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cairan bikonkaf yang tidak
berinti yang kira-kira berdiameter 8 m, tebal bagian tepi 2 m pada bagian tengah tebalnya
1 m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui
mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein
terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh yang menentukan golongan darah
seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang
mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar
intrasellular. Molekul-molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4
gugus heme, masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini
memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna.

3
2.1.3 Etiologi
a. Perdarahan hebat
 Akut (mendadak)
 Kecelakaan
 Pembedahan
 Persalinan
 Pecah pembuluh darah
 Kronik (menahun)
 Perdarahan hidung
 Wasir (hemoroid)
 Ulkus peptikum
 Kanker atau polip di saluran pencernaan
 Tumor ginjal atau kandung kemih
 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
b. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
 Kekurangan zat besi
 Kekurangan vitamin B12
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan vitamin C
 Penyakit kronik
c. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
 Pembesaran limpa
 Kerusakan mekanik pada sel darah merah
 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
d. Kegagalan dan kerusakan sumsum tulang
 Anemia aplastik
 Keganasan
 Osteoporosis
 Myelo fibrosis (penyakit ginjal kronis dan defisiensi vitamin D)
2.1.4 Klasifikasi anemia menurut etiologi

4
a. Anemia Pasca Perdarahan (Post Hemorrhagic)
Terjadi akibat perdarahan yang masif (seperti kecelakaan, luka operasi,
persalinan dan sebagainya)
b. Anemia Hemolitik
Terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan. Hal ini
dibedakan menjadi dua faktor yaitu :
c. Faktor intrasel
Misal talassemia, hemoglobinopatia (talassemia HbE, sickle cell anemia),
sferositos congenital, defisiensi enzim eritrosit (G-6PD, piruvat kinase,
glutation reduktase).
d. Faktor ekstrase
Misal intoksikasi, infeksi (malaria), imunologis (inkompabilitas golongan
darah, reaksi hemolitik pada transfusi darah).
e. Anemia Defisiensi
Karena kekurangan faktor pematangan eritrosit (besi, asam folat, vitamin B12,
protein, piridoksin, eritropoetin, dan sebagainya).
f. Anemia Aplastik
Disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum tulang.
Menegakkan diagnosis anemia harus digabungkan pertimbangan morfologis
dan etiologi.
g. Anemia sel sabit
Penyakit genetik yang menyerang orang kulit hitam dan masyarakat keturunan
Mediteranian. Penyakit ini membawa kerentananan individu untuk mengalami
krisis nyeri berulang yang secara progresif dapat merusak organ-organ vital.
h. Anemia Kekurangan Besi
Anemia yang paling sering kita temui adalah Anemia Kekurangan Besi
(AKB) yang disebabkan kurangnya zat besi untuk sintesis hemoglobin. Di
Indonesia AKB masih merupakan masalah gizi utama selain kekurangan
kalori protein, vitamin A, dan yodium. Penelitian di Indonesia mendapatkan
prevalensi AKB pada anak balita sekitar 30-40% dan pada anak sekolah 20-
35%. Menurut hasil SKRT 1992, prevalensi anemia pada anak usia sekolah

5
55,5% dan sebagian besar adalah AKB. AKB mempunyai dampak yang
merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang,
penurunan daya tahan tubuh dan daya konsentrasi, serta penurunan
kemampuan belajar, sehingga menurunkan prestasi belajar sekolah.
2.1.5 Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Sel darah merah dapat hilang melalui
pendarahan atau hemolisis ( destruksi). Pada kasus yang disebut terakhir, masalahnya
dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
normal atau akibat beberapa faktor di luar sel darah merah yang menyebabkan destruksi
sel darah merah.

2.1.6 Manifestasi Klinis


 Sistem jantung : nafas pendek, dispnea sewaktu kerja berat, gelisah
 Sistem pernafasan : nyeri dada, batuk, sesak nafas, demam, gelisah
 Sistem saraf pusat : pusing, kejang, sakit kepala, gangguan BAK dan BAB
 Sistem genitourinaria : nyeri pinggang, hematuria
 Sistem gastrointestinal : nyeri perut, hepatomegali, demam
 Sistem okular : nyeri, perubahan penglihatan, buta
 Sistem skeletal : nyeri, mobilitas berkurang, nyeri dan bengkak pada lengan
dan kaki.
2.1.7 Penatalaksanaan
Sekitar 60 % pasien anemia sel sabit mendapat serangan nyeri yang berat hampir
terus-menerus dan terjadinya anemia sel sabit selain dapat disebabkan karena infeksi
dapat juga disebabkan oleh beberapa faktor misalnya perubahan suhu yang ekstrim,
stress fisis atau emosional lebih sering serangan ini terjadi secara mendadak.
Orang dewasa dengan anemia sel sabit sebaiknya diimunisasi terhadap pneumonia
yang disebabkan pneumokokus. Tiap infeksi harus diobati dengan antibiotik yang
sesuai. Transfusi sel darah merah hanya diberikan bila terjadi anemia berat atau krisis
aplastik

6
Pada kehamilan usahakan agar Hb berkisar sekitar 10 – 12 g/dl pada trimester
ketiga. Kadar Hb perlu dinaikkan hingga 12 – 14 g/dl sebelum operasi. Penyuluhan
sebelum memilih teman hidup adalah penting untuk mencegah keturunan yang
homozigot dan mengurangi kemungkinan heterozigot. (Noer Sjaifullah H.M, 1999,
hal : 534)
2.1.8 Komplikasi
Infeksi sering terjadi dan dapat berlangsung fatal pada masa anak-anak kematian
mendadak dapat terjadi karena krisis sekuestrasi dimana terjadi pooling sel darah
merah ke RES dan kompartemen vaskular sehingga hematokrit mendadak menurun.
Pada orang dewasa menurunnya faal paru dan ginjal dapat berlangsung progresif.
Komplikasi lain berupa infark tulang, nekrosis aseptik kaput femoralis, serangan-
serangan priapismus dan dapat berakhir dengan impotensi karena kemampuan ereksi.
Kelainan ginjal berupa nekrosis papilla karena sickling dan infaris menyebabkan
hematuria yang sering berulang-ulang sehingga akhirnya ginjal tidak dapat
mengkonsentrasi urine. Kasus-kasus Hb S trait juga dapat mengalami hematuria.
(Noer Sjaifullah H.M, 1999, hal : 536).

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Penyakit Anemia

2.2.1 Pengkajian
Riwayat kesehatan dan dan pemeriksaan fisik akan memberikan data
mengenai masalah dan keluhan pasien. Kelemahan, kelelahan, malaise umum terjadi,
demikian juga kulit dan membrane mukosa yang menjadi pucat. Ikterik terdapat pada
pasien dengan anemia hemolitika. Rambut dan kulit kering sering terjadi pada anemia
defisiensi besi.
Status jantung harus dikaji dengan teliti. Apabila hemoglobin rendah, jantung
akan berusaha mengkompensasi dengan memompa lebih cepat dan lebih kuat sebagai
usaha mengangkut lebih banyak darah ke jaringan yang mengalami hipoksia.
Peningkatan beban jantung tersebut mengakibatkan berbagai gejala seperti takikardia,
palpitasi, dispnu, pusing ortopnu, dan dispnu saat latihan. Selanjutnya akan terjadi
gagal jantung kongestif yang ditandai dengan adanya pembesaran jantung (
kardiomegali) dan pembesaran hati (hepatomegali), dan edema perifer.

7
Pemeriksaan neurologis juga penting karena efek anemia pernisiosa pada
system saraf pusat dan perifer. Pasien dikaji mengenai adanya baal dan parestesia
perifer, ataksia, gangguan koordinasi, dan kejang. Pengkajian fungsi gastrointestinal
dapat mengungkap keluhan mual, muntah, diare, anoreksia, dan glositis (peradangan
lidah)
Riwayat kesehatan meliputi informasi mengenai setiap pengobatan yang
diminum pasien yang mungkin menekan aktivitas sumsum tulang atau mempengaruhi
metabolisme folat. Riwayat akurat mengenai asupan alcohol, termasuk jumlah dan
durasi harus ditanyakan. Pasien juga ditanya mengenai setiap adanya kehilangan
darah, seperti adanya darah dalam tinja, atau menstruasi yang berlebihan pada wanita.
Riwayat keluarga juga penting karena beberapa jenis anemia bersifat herediter.
Kegemaran olahraga juga penting karena latihan dapat menjurunkan entropoesism
dan ketahanan hidup sel darah merah pada beberapa olahragawan. Pengkajian nutrisi
dapat menunjukkan adanya kekurangan nutrisi esensial seperti besi, vitamin B12, dan
asam folat. Anak dari keluarga tunawisma mempunyai risiko tinggi mengalami
anemia akibat malnutrisi.
a. Pengkajian data
Pengkajian merupakan dasar proses keperawatan, diperlukan
pengkajian yang cermat untuk masalah klien agar dapat memberi arah
kepada tindakan keperawatan. Informasi akan menentukan kebutuhan dan
masalah kesehatan keperawatan yang meliputi kebutuhan fisik, psikososial
dan lingkungan. Sebagai sumber informasi dapat digunkan yaitu pasien,
keluarga, anak, saudara, teman, petugas kesehatan atau sumber data
sekunder. Metode pengumpulan data meliputi : pengumpulan data,
klasifikasi data, analisa data, rumusan diagnosa keperawatan.
Data yang perlu dikumpulkan pada klien dengan anemia adalah sebagai
berikut
b. Pengumpulan data
1. Identifikasi klien : nama klien, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, suku / bangsa, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
2. Identitas penanggung

8
3. Keluhan utama dan riwayat kesehatan masa lalu
Keluhan utama : pada keluhan utama akan nampak semua apa
yang dirasakan klien pada saat itu seperti kelemahan, nafsu makan
menurun dan pucat.
4. Riwayat kesehatan masa lalu : riwayat kesehatan masa lalu akan
memberikan informasi kesehatan atau penyakit masa lalu yang
pernah diderita,
5. Pemerisaan fisik
 Aktivitas / istirahat
Gejala : Keletihan / kelemahan terus-menerus sepanjang
hari.
Kebutuhan tidur lebih besar dan istirahat.
Tanda : Gangguan gaya berjalan
 Sirkulasi
Gejala : Palpitasi atau nyeri.
Tanda : Tekanan darah menurun, nadi lemah, pernafasan
lambat, warna kulit pucat atai sianosis, konjungtiva pucat.
 Eliminasi
Gejala : Sering berkemih, nokturia (berkemih malam hari.
 Integritas ego
Gejala : Kuatir, takut.
Tanda : Ansietas, gelisah.
 Makanan / cairan
Gejala : Nafsu makan menurun.
Tanda : Penurunan berat badan, turgor kulit buruk dengan
bekas gigitan, tampak kulit dan membran mukosa kering.
 Hygiene
Gejala : Keletihan / kelemahan
Tanda : Penampilan tidak rapi.
 Neurosensori
Gejala : Sakit kepala / pusing, gangguan penglihatan

9
Tanda : Kelemahan otot, penurunan kekuatan otot.
 Nyeri / kenyamanan
Gejala : Nyeri pada punggung, sakit kepala.
Tanda : Penurunan rentang gerak, gelisah.
 Pernafasan
Gejala : Dispnea saat bekerja.
Tanda : Mengi
 Keamanan
Gejala : Riwayat transfusi.
Tanda : Demam ringan, gangguan penglihatan.
 Seksualitas
Gejala : Kehilangan libido.
c. Pemeriksaan Penunjang
 Jumlah darah lengkap (JDL) : leukosit dan trombosit
menurun.
 Retikulosit : jumlah dapat bervariasi dari 30 % – 50 %.
 Pewarnaan SDM : menunjukkan sebagian sabit atau
lengkap.
 LED : meningkat
 Eritrosit : menurun
 GDA : dapat menunjukkan penurunan PO2
 Billirubin serum : meningkat
 LDH : meningkat
 TIBC : normal sampai menurun
 IVP : mungkin dilakukan untuk mengevaluasi kerusakan
ginjal
 Radiografik tulang : mungkin menunjukkan perubahan
tulang
 Rontgen : mungkin menunjukkan penipisan tulang.
d. Klasifikasi data

10
Data subjektif

 Keletihan / kelemahan.
 Nokturi.
 Nafsu makan menurun.
 Nyeri pada punggung.
 Sakit kepala.
 Berat badan menurun.
 Gangguan penglihatan.

Data objektif

 Konjungtiva pucat.
 Gelisah.
 Warna kulit pucat.
 Gangguan gaya berjalan.
 Tekanan darah menurun.
 Demam ringan.
 Eritrosit menurun.
 Bilirubin serumen : meningkat.
 JDL : leukosit dan trombosit menurun
 LDH meningkat.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Adapun kemungkinan diagnosa keperawatan pada klien anemia sel sabit baik
aktual maupun potensial adalah sebagai berikut :
1. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet
2. Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (Hb menurun).
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan fungsi /
gangguan pada sum-sum tulang.
4. Aktifitas intolerance berhubungan dengan kelemahan otot.

11
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan porsi makan tidak
dihabiskan.
6. Integritas kulit berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke jaringan.
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit.
8. Kecemasan / kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang penyakitnya.

2.2.3 Intervensi dan Implementasi


Tujuan utama meliputi toleransi terhadap aktivitas, pencapaian atau pemeliharaan
nutrisi yang adekuat, dan tidak adanya komplikasi
Intervensi Keperawatan
Promosi istirahat dan aktivitas. Pasien didorong untuk menjaga kekuatan dan
energi fisik emosional. Dianjurkan untuk istirahat yang sering, dan dukungan
keluarga diperlukan untuk menjaga suasana istirahat dan tidur wajib untuk
mempertahankan kekuatan dan toleransi terhadap aktivitas. Dianjurkan untuk
bergerak aktif sejauh yang dapat ditoleransi.
Menjaga nutrisi yang adekuat. Kekurangan asupan nutrisi esensial, seperti besi
dan asam folat, dapat mengakibatkan anemia tertentu. Gejala sehubungan dengan
anemia, seperti kelelahan dan anoreksia, pada gilirannya juga akan mempengaruhi
nutrisi. Diet yang seimbang dengan makanan tinggi protein dan kalori, buah-buahan
dan sayuran sangat dianjurkan. Menghentikan konsumsi alkohol. Makanan berbumbu
yang mengiritasi lambung dan makanan yang mengandung gas harus dihindari.
Monitor dan Penatalaksanaan komplikasi. Dengan adanya kekurangan
oksihemoglobin yang berlangsung lama, jantung menjadi kurang mampu menyuplai
darah ke jaringan yang mengalami hipoksia. Jantung kemudian mengalami
pembesaran, curah jantung menurun dan terjadi gagal kongesti .
Berikut intervensi sesuai diagnosa keperawatan :
1. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet
- Tujuan : membuat normal kembali fungsi usus
- Tindakan keperawatan
a. Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi, dan jumlah

12
Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab dan intervensi
yang tepat
b. Auskultasi bunyi usus
Rasional : Bunyi usus meningkat pada diare dan menurun pada
konstipasi
c. Dorong masukan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung
Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila
konstipasi
d.Hindari makanan yang membentuk gas
Rasional: menurunkan distres gastrik dan distensi abdomen
e. Konsul dengan ahli untuk memberikan diet seimbang dengan
tinggi serat
Rasional : Dengan demikian dapat memberikan diet yang tepat.
2. Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (HB rendah)
- Tujuan : Tidak merasakan nyeri,
- Tindakan keperawatan
a. Kaji tingkat nyeri
Rasional : Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat mempermudah
dalam menentukan intervensi selanjutnya.
Rasional : Membantu klien dalam menaikkan tekanan darah dan
proses penyembuhan.
b. Anjurkan klien teknik nafas dalam
Rasional : Dengan menarik nafas dalam memungkinkan sirkulasi
O2 ke jaringan terpenuhi.
c. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Rasional : Mengurangi ketegangan sehingga nyeri berkurang.
d. Kolaborasi pemberian penambah darah
Rasional : Membantu klien dalam menaikkan tekanan darah dan
proses penyembuhan.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan fungsi /
gangguan sumsum tulang.

13
- Tujuan : Perfusi jaringan adekuat
- Tindakan keperawatan :
a. Ukur tanda-tanda vital :
Rasional : Untuk mengetahui derajat / adekuatnya perfusi jaringan
dan menentukan intevensi selanjutnya.
b. Tinggikan kepala tempat tidur klien
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
oksigenasi untuk kebutuhan seluler
c. Pertahankan suatu lingkungan yang nyaman.
Rasional : Vasekonstriksi menurunkan sirkulasi perifer dan
menghindari panas berlebihan penyebab vasodilatasi.
d. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila terjadi
kelemahan.
Rasional : Stres kardiopulmonal dapat menyebabkan kompensasi.
4. Aktivitas intolerance berhubungan dengan kelemahan otot
- Tujuan : aktifitas toleransi, dengan kriteria : klien bisa melakukan
aktivitas sendiri.
- Tindakan keperawatan
a. Kaji tingkat aktifitas klien
Rasional : Untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan klien dan
untuk menetukan intervensi selanjutnya.
b. Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien
Rasional : Untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya.
c. Bantu pasien dalam melakukan latihan aktif dan pasif
Rasional : Untuk meningkatkan sirkulasi jaringan
d. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan ADLnya
Rasional : Dengan bantuan perawat dan keluarga klien dapat
memenuhi kebutuhannya.
e. Berikan lingkungan tenang
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan regangan
jantung dan paru.

14
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan porsi makan tidak
dihabiskan.
- Tujuan : Nutrisi terpenuhi dengan kriteria : nafsu makan meningkat,
porsi makan dihabiskan.
- Tindakan keperawatan :
a. Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
Rasional : Mengidentifikasi efisiensi, menduga kemungkinan
intervensi.
b. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering dan bervariasI
Rasional : Pemasukan makanan atau menambah kekuatan dan
diberikan sedikit-sedikit agar pasien tidak merasa bosan.
c. Beri HE tentang pentingnya makanan atau gizi
Rasional : Makanan yang bergizi dapat mempercepat
penyembuhan penyakitnya..
d. Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Mengawasi penurunan BB atau efektivitas intervensi
nutrisi.
e. Penatalaksanaan pemberian vitamin B1.
Rasional : Vitamin bisa menambah nafsu makan.
f. Konsul pada ahli gizi
Rasional : Membantu dalam membuat rencana diit untuk
memenuhi kebutuhan individu.
6. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan menurunnya aliran darah
ke jaringan
- Tujuan : Mempertahankan integritas kulit dengan kriteria : kulit segar,
sirkulasi darah lancar
- Tindakan keperawatan .
a. Kaji integritas kulit, catat pada perubahan turgor, gangguan warna
Rasional : Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan
imobilitas
b. Anjurkan permukaan kulit kering dan bersih

15
Rasional : Area lembab, terkontamiansi memberikan media yang
sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik.
c. Ubah posisi secara periodik
Rasional : Meningkatkan sirkulasi ke semua area kulit membatasi
iskemia jaringan / mempengaruhi hipoksia selular.
d. Tinggikan ekstremitas bawah bila duduk
Rasional : Meningkatkan aliran balik vena menurunkan statis vena
/ pembentukan edema.
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit
- Tujuan : Mencegah / menurunkan resiko infeksi
- Tindakan keperawatan.
a. Berikan perawatan kulit
Rasional : Menurunkan resiko kerusakan kulit / jaringan dan
infeksi
b. Dorong perubahan posisi / ambulasi yang sering
Rasional : Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan
membantu mobilisasi sekresi.
c. Tingkatkan masukan cairan adekuat
Rasional : Membantu dalam mengencerkan sekret pernafasan
untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah statis cairan
tubuh.
d. Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia.
Rasional : Adanya proses inflamasi / infeksi membutuhkan
evaluasi / pengobatan.
8. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang penyakitnya
- Tujuan : Memahami tentang penyakitnya, mau menerima keadaan
penyakitnya, klien tidak bertanya tentang penyakitnya
- Tindakan keperawatan
a. Berikan informasi tentang penyakitnya

16
Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat
pilihan yang tepat, menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan
kerjasama dalam program terapi
b. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : Memberi pengetahuan berdasarkan pola kemampuan
klien untuk memilih informasi
c. Dorong mengkonsumsi sedikitnya 4 – 6 liter cairan perhari
Rasional : Mencegah dehidrasi dan konsekuensi hiperviskositas
yang dapat membuat sabit / krisis.
d. Dorong latihan rentang gerak dan aktivitas fisik teratur dengan
keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
Rasional : Mencegah demineralisasi tulang dan dapat menurunkan
resiko fraktur.

Implementasi
Pelaksanaan adalah pengobatan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran
dokter dan menjalankan ketentuan dari rumah sakit. Sebelum pelaksanaan terlebih
dahulu harus mengecek kembali data yang ada, karena kemungkinan ada
perubahan data bila terjadi demikian kemungkinan rencana harus direvisi sesuai
kebutuhan pasien.
2.2.4 Evaluasi
Evaluasi adalah pengukuran dari keberhasilan rencana perawatan dalam
memenuhi kebutuhan pasien. Tahap evaluasi merupakan kunci keberhasilan dalam
menggunakan proses perawatan.
Hasil evaluasi yang diharapkan / kriteria : evaluasi pada klien dengan anemia
adalah sebagai berikut :
Mengatakan pemahaman situasi / faktor resiko dan program pengobatan individu
dengan kriteria :

17
a. Menunjukkan teknik / perilaku yang memampukan kembali melakukan
aktivitas.
b. Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan dengan kriteria
c. Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala peyebab.
d. Melakukan perubahan perilaku dan berpartisipasi pada pengobatan.
Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi dengan
kriteria :
e. Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan.
f. Menyukai diri sebagai orang yang berguna.
Mempertahankan hidrasi adekuat dengan kriteria :
g. Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran seimbang.
Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan /
mempertahankan berat badan yang sesuai dengan kriteria :
h. Menunjukkan peningkatan berat badan, mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal.
i. Infeksi tidak terjadi.
j. Peningkatan perfusi jaringan
k. Dapat mempertahankan integritas kulit.
l. Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus
m. Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.

18
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah

rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999).

Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat di sebabkan oleh hilangnya darah yang

terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. (Guyton,1997).

Macam-macam atau klasifikasi dari anemi berdasarkan etiolognya yaitu: anemia pasca

pendarahan (kehilangan darah mendadak, kehilangan darah menahun), anemia defisiensi besi,

anemia megaloblastik (defisiensi asam folat dan B12), anemia hemolitik dan anemia aplastik

Kebanyakan anemia pada anak adalah anemia kekurangan zat besi atau iron defisiensi anemia.

Penyebab umumnya adalah pola makan yang salah atau kurang tepat. Anemia lainnya adalah

anemia karena pendarahan anemia karena pabriknya mengalami gangguan (sumsum tulang tidak

memproduksi sel-sel darah dengan baik dan penyebabnya macam-macam).

19
DAFTAR PUSTAKA

Engran, Barbara . 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah volume 2. Jakarta: EGC

Doenges, Marilynn E. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta: EGC

Arbella, Novantica. 2012. Asuhan Keperawawatan Anemia, Anemi.


https://www.scribd.com.document/24482012/Askep-Anemia . (diakses pada 10 Juli 2017)

Askep Anemia (2009). https://www.scribs.com/document/251168824/Askep-Anemia . (Diakses

pada 10 juli 2017)

Askep Anemia. https://www.scribd.com/document/242901189/Askep-Anemia (diakses pada 10


juli 2017)

20

Вам также может понравиться

  • Gangguan Psikotik
    Gangguan Psikotik
    Документ25 страниц
    Gangguan Psikotik
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Anemia
    Anemia
    Документ23 страницы
    Anemia
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Tak Gangguan Perilaku Kekerasan - 1
    Tak Gangguan Perilaku Kekerasan - 1
    Документ35 страниц
    Tak Gangguan Perilaku Kekerasan - 1
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Kulit
    Kulit
    Документ12 страниц
    Kulit
    Gungde Oden
    Оценок пока нет
  • Kel 5 Makalah Gangguan Emosi
    Kel 5 Makalah Gangguan Emosi
    Документ14 страниц
    Kel 5 Makalah Gangguan Emosi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    100% (1)
  • Kel 5 Makalah Gangguan Emosi
    Kel 5 Makalah Gangguan Emosi
    Документ14 страниц
    Kel 5 Makalah Gangguan Emosi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    100% (1)
  • Anemia
    Anemia
    Документ23 страницы
    Anemia
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Makalah Persepsi Dan Motivasi
    Makalah Persepsi Dan Motivasi
    Документ22 страницы
    Makalah Persepsi Dan Motivasi
    Anggita Dewi
    56% (9)
  • Polisitemia
    Polisitemia
    Документ4 страницы
    Polisitemia
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Yang Ini Baru
    Yang Ini Baru
    Документ38 страниц
    Yang Ini Baru
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Format Jiwa
    Format Jiwa
    Документ7 страниц
    Format Jiwa
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Dermatitis Kelompok
    Dermatitis Kelompok
    Документ1 страница
    Dermatitis Kelompok
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Yang Ini Baru
    Yang Ini Baru
    Документ38 страниц
    Yang Ini Baru
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Psikologi Makalah
    Psikologi Makalah
    Документ14 страниц
    Psikologi Makalah
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Anemia
    Anemia
    Документ23 страницы
    Anemia
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Yang Ini Baru
    Yang Ini Baru
    Документ38 страниц
    Yang Ini Baru
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Bab I1
    Bab I1
    Документ8 страниц
    Bab I1
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Terapi Aktivitas Kelompok Gangguan Persepsi Sensori: Therapy Aktifitas Kelompok Ini Adalah
    Terapi Aktivitas Kelompok Gangguan Persepsi Sensori: Therapy Aktifitas Kelompok Ini Adalah
    Документ2 страницы
    Terapi Aktivitas Kelompok Gangguan Persepsi Sensori: Therapy Aktifitas Kelompok Ini Adalah
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Anemia
    Anemia
    Документ20 страниц
    Anemia
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • MAKALAH Antropologi
    MAKALAH Antropologi
    Документ3 страницы
    MAKALAH Antropologi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Polisitemia
    Polisitemia
    Документ4 страницы
    Polisitemia
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Tugas Gerontik
    Tugas Gerontik
    Документ8 страниц
    Tugas Gerontik
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • MAKALAH Antropologi
    MAKALAH Antropologi
    Документ12 страниц
    MAKALAH Antropologi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • MAKALAH Antropologi
    MAKALAH Antropologi
    Документ12 страниц
    MAKALAH Antropologi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Woc Nstemi
    Woc Nstemi
    Документ1 страница
    Woc Nstemi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Cover MAKALAH MEDIKAL BEDAH 1
    Cover MAKALAH MEDIKAL BEDAH 1
    Документ1 страница
    Cover MAKALAH MEDIKAL BEDAH 1
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Format Jiwa
    Format Jiwa
    Документ7 страниц
    Format Jiwa
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Woc Nstemi
    Woc Nstemi
    Документ1 страница
    Woc Nstemi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет
  • Woc Nstemi
    Woc Nstemi
    Документ1 страница
    Woc Nstemi
    RenithaaChiieGadhiizzKura-kura
    Оценок пока нет