Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERCOBAAN
OLEH:
LABORATORIUM C
JURUSAN FARMASI
SAMATA – GOWA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
misalnya saja reaksi yang berlangsung dalam proses respirasi pada tumbuhan. Dalam
proses ini, karbohidrat dioksidasi menjadi karbondioksida dan uap air dengan
melepas energi, adapun contoh redoks yang merugikan, yaitu korosi besi (besi
berkarat). Korosi ini sangat merugikan karena merusak banyak bangunan dan benda-
Reaksi redoks memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri. Misalnya
prinsip reaksi redoks mendasari pembuatan baterai dan aki, ekstrasi dan pemisahan
logam dengan logam lain, seperti emas, perak, dan kromium. Selain itu, reaksi redoks
juga digunakan untuk membuat senyawa kimia, seprti natrium hidroksida yang
Proses oksidasi pada buah dapat kita dapat amati secara langsung, misalnya
buah apel yng dikupas dan didiamkan beberapa saat maka buah tersebut akan berubah
warna dari tidak bewarna menjadi kecoklatan. Pengubahan warna menjadi coklat
pada apel setelah dikupas atau pada just apel terjadi karena senyawa polifenol
teroksidasi, bentuk polifenol teroksidasi ini nantinya dapat bergabung satu sama lain
ini nantinya bisa membuat jus apel menjadi keruh. Begitu pula pada kulit tubuh
manusia, proses oksidasi dapat berlangsung perlahan-lahan dalam jangka waktu yang
relatif lama namun nampak jelas perubahan dari oksidasi kulit manusia ini. Proses
oksidasi pada kulit manusia atau disebut pula proses penuaan terjadi karena adanya
radikal bebas (-OH). Jika di suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi
tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas (·OH) seperti asap
kendaraan, rokok maupun polusi maka tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal
bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya, seperti pada kulit tubuh
manusia. Oksidasi sendiri adalah hancurnya jaringan tubuh karena pengaruh radikal
bebas.
Antioksidan sangat dibutuhkan manusia dalam manghambat atau
memperlambat proses oksidasi pada tubuh. Buah strawberry memiliki fungsi yang
sangat besar terhadap proses penunda penuaan pada tubuh manusia. Buah ini
memang banyak mengandung asam salisilat (salah satu jenis asam beta -hidroksi
untuk hampir semua jenis kulit. Oleh karenanya strawberry banyak dimanfaatkan
1. Maksud Percobaan
redoks.
2. Tujuan percobaan
a. Menetukan kadar besi (II) dalam besi (II) sulfat dengan menggunakan
metode permanganometri.
b. Menentukan kadar metampiron dengan menggunakan metode Iodometri.
C. Prinsip Percobaan
Penentuan kadar besi (II) dalam besi (II) sulfat sulfat dengan menggunakan
KMnO4 hingga tercapai TAT yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah
muda.
suasana asam yang dititrasi dengan baku iodin (I2) dalam KI, menggunakan indikator
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
energi listrik menjadi energi kimia. Proses elektrokimia ini adalah reaksi reduksi
oksidasi (redoks) dimana dalam reaksi ini energi yang dapat dilepaskan oleh reaksi
yang nonspontan dapat dikatakan terjadi pada reaksi tersebut. Salah satu pemanfaatan
elektrokimia ini adalah elektrokoagulasi yang merupakan metode koagulasi dengan
352).
Salah satu contoh dari reaksi oksidasi reduksi yang dapat ditemui di alam
yaitu di perairan teluk manado yang bersifat garam-negatif , yang umumnya ini dapat
pada ion-ion merkuri, dan yang bersifat kemitoautotrof ini cenderung mengoksidasi
merkuri, kecepatan reaksinya pada ion merkuri sangat bergantung pada tipe isolatnya.
Sehingga masih perlu diteliti lagi tentang pengaruh logam-logam lain terhadap
pertumbuhan maupun laju reduksi maupun oksidasi (Ijong, 2012: 71-72).
Selain beberapa contoh diatas dalam reaksi redoks juga terdapat bahan
pengoksida dan bahan pereduksi. Bahan pengoksida dan bahan pereduksi ini biasa
digunakan untuk untuk mendeskripsikan reaktan tertentu dalam reaksi redoks, seperti
pada pernyataan “gas flourin adalah bahan pengoksida kuat”, atau “logam kalsium
adalah bahan pereduksi yang baik”. Pada reaksi redoks zat yang memungkinkan zat
lain teroksidasi disebut bahan pengoksidasi (oxidizing agent) atau oksidan (oxidant),
atau oksidator. Dalam melakukannya bahan pengoksidasi itu sendiri tereduksi. Sama
saja zat lain yang mengakibatkan zat lain tereduksi disebut bahan pereduksi (reducing
agent) atau reduktan (reductant), atau reduktor. Pada reaksi, bahan pereduksi itu
mengandung unsur dengan bilangan oksidasi turun pada reaksi redoks dan
unsur dengan bilangan oksidasi naik pada reaksi redoks dan melepaskan elektron
teroksidasi (Petruci, 2011: 158).
seperti MnO4-, tetapi tidak membentuk ion monoatomik bermuatan tinggi, misalnya.
menggunakan bilangan oksidasi, sama seperti prediksi yang dibuat untuk senyawa
ionik dengan menggunakan muatan ion. Dengan ini kita relatif lebih mudah
ini sendiri terdiri atas senyawa pereduksi dengan menggunakan iodium, iodimetri ini
sendiri terdiri atas 2 yaitu iodimetri dengan metode langsung, bahan pereduksi
langsung dioksidasi dengan larutan baku iodium dengan jumlah berlebihan dan
kelebihan iod akan dititrasi dengan larutan baku natrium trisulfat. Contohnya
konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat
(gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar
seperti ini adalah gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara berat/volume atau b/v.
Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan kadar dengan gram zat terlarut tiap
gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut dengan cara berat/berat atau b/b.
Secara matematis, perhitungan kadar suatu senyawa yang ditetapkan secara volumetri
konsentrasi. Istilah ini berarti banyaknya massa yang terlarut dihitung sebagai berat
(gram) tiap satuan volume (mililiter) atau tiap satuan larutan, sehingga satuan kadar
seperti ini adalah gram/mililiter. Cara ini disebut dengan cara berat/volume atau b/v.
Disamping cara ini, ada cara yang menyatakan kadar dengan gram zat terlarut tiap
gram pelarut atau tiap gram larutan yang disebut dengan cara berat/berat atau b/b.
Secara matematis, perhitungan kadar suatu senyawa yang ditetapkan secara volumetri
dapat menggunakan rumus-rumus umum berikut (Rohman, 2012 : 63).
Contoh lain yaitu oksida peroklor memiliki rumus umum A2B2O7 adalah
keluarga oksida ionik terner yang memiliki struktur kubus dengan rentang jari-jari ion
dan variasi konfigurasi elektron dari logam-logam yang bisa disubstitusi begitu lebar,
maka keluarga oksida terner ini memiliki rentang sifat listrik dan magnet yang lebar
pula. Karena menariknya fenomena senyawa ini, baik dari kajian sains maupun
aplikasinya, diketahui apa yang menjadi kendali termodinamika pembentuknya, yakni
Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam
2003: 101).
Selain itu bilangan oksidasi juga diartikan sebagai bilangan positif atau
negatif yang menunjuk pada muatan suatu spesi bila elektron-elektron dianggap
terdistribusi pada atom menurut aturan tertentu. Aturan distribusi ini adalah secara
ionik bagi spesi heteronuklir yang artinya terjadi suatu perpindahan elektron kepada
atom yang lebih bersifat elektronegatif, dan secara kovalen murni bagi spesies homo
a. Dalam unsur babas setiap atom memiliki bilangan yang oksidasinya nol. Contoh
: H2, O2.
b. Untuk ion-ion yang tersusun atas suatu atom saja, dapat memiliki bilangan sama
dengan muatan ion tersebut. Contoh : Li+ memiliki bilangan oksidasi +1.
c. Bilangan oksidasi dalam sebagian besar senyawanya (MgO dan H2O sebagai
contoh) adalah -2, tetapi dalam hidrogen peroksida (H2O2) dan ion peroksida
d. Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1. Kecuali berikatan dengan logam dalam
bilangan oksidasi negatif zat sebagai ion halide dalam senyawanya. Ketika
halogen tersebut bergabung dengan oksigen misalnya asam okso dan anion okso
f. Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi dari semua atom penyusunnya
nol.
Setelah itu pisahkan persamaan tersebut menjadi dua setengah reaksi, yaitu
b. Menyetarakan jenis atom yang langsung terlibat dalam reaksi reduksi oksidasi,
yaitu besi dalam dalam reaksi oksidasi dan mangan dalam reaksi reduksi. Karena
kebetulan jumlahnya sama maka hasil dari langkah ini adalah sama dengan
langkah pertama.
c. Menyetarakan jumlah atom-atom lain untuk reaksi oksidasi kebetulan hanya
melibatkan atom besi sehingga hasilnya masih tetap sama dengan ;angkah
pertama ini, tetapi untuk setengah reaksi reduksi cukup rumit dalam
menyetarakan jumlah atom-atom lain yang terlibat yaitu atom oksigen. Oleh
karena itu reaksi ini terjadi dalam bentuk larutan air maka perlu melibatkan
molekul H2O maupun molekul H3O+ atau H+ dalam suasana asam atau OH-
dalam suasana basa. Dalam suasana asam pihak yang kekurangan atom O
ditambahkan molekul H2O sebanayak kekurangan dan pihak yang kelebihan
yang kelebihan atom O diberi molekul H2O sebanyak kelebihannya dan pada
pihak lawannya ditambahkan ion OH- untuk reaksi tersebut dapat diperoleh :
pelepasan satu elektron untuk reaksi oksidasi dan penangkapan lima electron
untuk reaksi reduksi yaitu:
setengah reaksi reduksi dan jumlahkan kedua persamaan setengah reaksi tersebut
dalam analisis titrimetri ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi
redoks.Banyak dari reaksi-reaksi ini memiliki syarat untk digunakan dalam analisis
Kalium permanganat telah digunakan sebagai alat pengoksidasi yang penting dalan
reaksi redoks. Dalam suasana asam perekasi paru kalium permanganate adalah
sebagai berikut:
MnO4 + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
Potensial standar dalam larutan asam ini adalah sebesar (E0 = 1,51µ). Jadi
kalium permanganate merupakan oksidator yang sangat kuat. Dari persamaan reaksi
di atas dapat diketahui bahwa berat (BE= 1/5 BM), karena tiap mol kalium
banyak reaksi permanganate berjalan lambat akan lebih banyak kesulitan yang
pengoksidasi yang cukup untuk mengoksidasi Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan
persamaan
Kelebihan sedikit dari permanganate yang hadir pada titik akhir dari titrasi
mengingat reaksinya berjalan lambat MnO2 tidak diendapkan secara normal pada
zat organik dan anorganik dapat ditentukan dengan cara ini. Namun demikian, agar
titrasi reoks ini dapat berhasil dengan baik, maka persyaratan berikut harus dipenuhi
(Rivai,2006 : 76) :
2. Reaksi redoks harus berjalan cukup cepat dan berlangsung secara teratur
3. Harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai
Vitamin C atau asam askorbat merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin C telah dikenal sebagai penyakit sariawan
dengan gejala seperti gusi berdarah, sakit lidah, nyeri otot dan sendi, berat badan
berkurang, lesu, dan lain-lain. Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi
tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan carnitine, terlibat dalam
metabolisme kolesterol menjadi asam empedu dan juga berperan dalam pembentukan
neurotransmitter norepinefrin. Vitamin C memiliki sifat sebagai antioksidan yang
protein, lipid, karbohidrat, dan asam nukleat dari kerusakan oleh radikal bebas dan
rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah
penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi.
Konsumsi dosis normal vitamin C 60 – 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung
pada buah dan sayuran segar. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang
dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu
meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan
tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain vitamin C merupakan vitamin yang
larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen (Selandiawidiasmoro, 2007:
98).
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan
rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan vitamin C adalah
penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi.
pada buah dan sayuran segar. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang kuat yang
dapat melindungi sel dari agen-agen penyebab kanker, dan secara khusus mampu
meningkatkan daya serap tubuh atas kalsium (mineral untuk pertumbuhan gigi dan
tulang) serta zat besi dari bahan makanan lain vitamin C merupakan vitamin yang
larut dalam air dan esensial untuk biosintesis kolagen (Selandiawidiasmoro, 2007:
96).
B. Uraian Bahan
Rumus Struktur :
METODE KERJA
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang pengaduk, gelas
kimia (pyrex), biuret, erlenmeyer, gelas arloji, gelas ukur (pyrex), kertas perkamen,
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquadest, asam
klorida, aluminium foil, besi (II) sulfat, HCl, H2SO4, indikator kanji, larutan baku I2,
B. Cara Kerja
mg, setelah itu dipanaskan 50 ml aquadest diatas plat panas, kemudian dimasukkan
kanji ke dalam gelas kimia yang berisi aquadest yang telah dipanaskan sambil diaduk
sebanyak 1,6 gram, setelah itu dididihkan 500 ml aquadest dengan menggunakan plat
larut sempurna
3. Pembuatan titran iodium
sebanyak 5 gram, setelah itu dimasukkan iodium kedalam erlenmeyer setelah itu
ditetesi HCl pekat sebanyak 3 tetes sambil diaduk sampai larut, setelah itu
dengan KMnO4 0,1 N, dan diamati perubahan warna merah jambu, percobaan ini
Dilarutkan 1 ml HCl 0,1 N, setelahh itu dititrasi iodium 0,1 N dalam indikator, dan
sesekali di kocok hingga terjadi penambahan warna biru, percobaan ini dilakukan
sebanyak 2 kali
BAB IV
B. Perhitungan
1. Permanganometri
m grek/BE = V.N
mg = V.N.BE
500 = V. 15,803
V = 500/15,803
V = 31,639 = 32 ml
2. Iodometri
m grek/BE = V.N
mg = V.N.BE
V = 400/6,35
V = 62,99 = 63 ml
a. % kadar permanganometri
mg/BE = V.N
mg = V. N. BE
mg = 316,06 mg
316,06
= x 100%
500
= 63,21 %
b. % kadar iodometri
mg/BE = V.N
mg = V.N.BE
mg = 228,6
228,6
= 𝑥 100%
500
= 57,15 %
C. Reaksi
1. Permanganometri
KMnO4 + 2 FeSO4 + H2SO4 K2SO4 + Fe2 (SO4)3 + MnSO4 + H2O
2. Iodimetri
-
+ I2 + 2I
C. Pembahasan
penambahan titran dapat langsung cepat dan diperlukan juga dengan adanya indikator
yang mampu menunjukkan titik ekuivalen stoikiometri dengan akurasi yang tinggi
Titrasi permanganometri dan iodometri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. metode ini banyak digunakan dalam analisa
jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini karena
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu neraca
analitik, gelas ukur, gelas kimia, beker gelas, pipet tetes, gelas arloji dan statif. Bahan
yang digunakan yaitu aquadest, larutan baku I2, larutan baku KMnO4, indikator kanji,
Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu pada pecobaan iodometri yaitu
encer lalu dititrasi dengan KMnO4 0,1 N sehingga mencapai TAT yang terlihat
dengan perubahan warna merah muda, lakukan dua-tiga kali. Adapun cara kerja pada
iodometri yaitu disiapkan alat dan bahan, ditimbang 400 mg metampiron lalu
Adapun alasan perlakuan dan penambahan bahan pada percobaan ini yaitu
asam sulfat dan HCl sebagai katalisator agarreaksi redoks dapat berjalan cepat,
digunakan KMnO4 karena sebagai oksidator kuat dan diduplo untuk mengetahui
perbedaan volume dari perlakuan pertama dan kedua. Ditutup dengan aluminium foil
agar asam sulfat dari iodium yang sangat peka terhadap oksigen dan paparan cahaya
akan menyebabkan ph asamnya terus naik dengan asam askorbat. Digunakan kanji
sebagai indikator untuk melihat perubahan warna pada titik akhir titrasi (TAT).
Adapun hasil yang didapatkan pada percobaan ini yaitu kadar FeSO4 sebesar
63,21 %. Hal ini tidak sesuai dengan literatur (FI.III, 1979: 660) yang menyatakan
bahwa kadar FeSO4 tidak kurang dari 80 %. Sedangkan pada kadar asam askorbat
didapatkan yaitu 57,15 %. Hal ini juga tidak sesuai dengan literatur, dimana menurut
(F.III. 1979: 47) menyatakan bahwa kadar asam askorbat tidak kurang dari 99,0 %.
Adapun faktor kesalahan sehingga diperoleh hasil dari uji iodometri yang
tidak sesuai dengan literatur karena kurangnya ketelitian praktikan pada saat
menetapkan kadar sediaan yang bersifat oksidator dan reduktor. Seperti asam
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa kadar FeSO4 sebesar 63,21 %. Hal ini tidak sesuai dengan literatur dimana
pada literatur (FI. III. 1997: 660) menyatakan tidak kurang dari 80 %.
B. Saran
1. Laboratorium
Agar pada praktikum bahan yang dipakai tersedia lebih banyak agar praktikan
jika ingin melakukan percobaan sebanyak dua kali tidak kehabisan bahan dan akan
2. Asisten
Agar pada saat praktikum memberikan bimbingan yang lebih baik lagi kepada
praktikannya
KEPUSTAKAAN
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI. 1979.
Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Depkes RI. 1995.
Goldberg, David E.2008.Teori Dan Soal-Soal Kimia Untuk Pemula Edisi Ketiga.
Jakarta:Erlangga.
Ijong, Frans G.2011. Laju Reduksi Merkuri Oleh Pseudomonas Diisolasi Dari
Perairan Pantai Teluk Manado. Jurnal Perikanan Dan
Kelautan..Vol.VII.No.2.
Petrucci, Ralph H., willian, s Herwood., F.Geoffrey Herring dkk.2011. Kimia Dasar
Prinsip-Prinsip Dan Aplikasi Modern. Jakarta: Erlangga.
Rahman, Abdullah. Dkk. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pusaka Pelajar. 2007.
A. Skema Kerja
Duplo
2. Penentuan kadar metampiron dengan iodometri
Duplo
B. Lampiran gambar