Вы находитесь на странице: 1из 4

Kancil yang Cerdik

Oleh : T.Ulul Baihaqi


XII IPA 3

Pada suatu hari, Kancil merasa sangat lapar. Dia berjalan kesana-kemari, tetapi tidak
mendapatkan makanan. Ketika hari sudah sore, Kancil melihat Kera sedang asyik makan
pisang di atas pohon. Nikmat betul kelihatannya.
Kancil ingin sekali menikmati pisang itu. Akan tetapi, bagaimana caranya mengambil
pisang itu? Memanjat pohon, ia tidak bisa. “Meminta pada Kera, pasti ia tidak memberi. Kera
itu kan pelit.” Kancil mencari akal. Kancil pun menemukan akal.
Ia melempari Kera dengan batu-batu kecil. Mula-mula Kera tidak peduli. Kancil tidak
berputus asa. Kancil terus melempari Kera. Ia berusaha agar Kera marah. Lama-kelamaan Kera
menjadi kesal dan marah. Ia balik melempari Kancil. Mula-mula Kera melempar dengan kulit
pisang. Setelah kulit pisang habis, Kera melempari Kancil dengan buah pisang.

Kancil pura-pura kesakitan. Kera semakin bersemangat melempar hingga semua pisang
dilempari ke arah Kancil. Kera merasa puas kemudian meninggalkan pohon itu.
Akal Kancil berhasil. Setelah Kera pergi, Kancil mulai mengumpulkan pisang yang berserakan.
Dimakannya pisang-pisang itu dengan santai.
“Hmmm… enak sekali”
Si Landak Baik Hati
Oleh : Devi vitriani
X11 IPA 3
Pada suatu hari di hutan gunung muria tinggallah seekor Landak. Landak adalah hewan
kecil yang mempunyai duri-duri tajam di tubuhnya seperti durian. Ia tinggal di sebuah lubang
pohon bekas pohon yang sudah tumbang. Landak ini gemar menolong hewan lain yang sedang
kesusahan.
Di suatu ketika saat landak dalam berangkat perjalanan mencari makan di pagi hari ia
bertemu dengan Rusa. Rusa itu sedang menangis kebingunan. Melihat hal tersebut landakpun
memndekati Rusa. Landak bertanya kepada Rusa “kenapa kamu merasa sedih wahai rusa?”.
Rusa pun menjawab “aku sedih karena pada saat aku makan bersama kawananku di padang
rumput yang luas, tiba-tiba ada seekor macan mengejarku”. Rusa kemudian menceritakan saat
sedang dikejar-kejar seekor macan yang kelaparan ia berlari ke dalam hutan tetapi ia berhasil
melarikan diri dari macan, hal itu membuat Rusa merasa sedih. Saat rusa berlari
menyelamatkan diri dengan berlari panik ia tidak sadar telah terpisah dari kawanannya. Landak
pun mencoba untuk menenangkan rusa dan ia berusaha membantu menolong untuk mencari
kawanannya agar dapat berkumpul kembali. Rusa pun merasa senang dengan apa yang
dilakukan landak.
Mereka mulai mencari menuju ke arah padang rumput tempat Rusa berkumpul sebelum
ia terpisah dari kawanannya. Di perjalanan mereka bertemu dengan seekor Kera yang sedang
bergelantungan di pohon. Landak pun menyapa dan bertanya kepadanya “halo Kera. apakah
kamu melihat kawanan Rusa yang lewat di daerah sini?”. Kerapun menjawab “Halo Landak,
halo Rusa. Aku tadi melihat ada sekelompok Rusa yang berlari lewat sini, mereka berlari
dengan kencang seakan menghindari sesuatu. Apa kalian tahu apakah yang terjadi?”.
Mendengar pertanyaan Kera, Rusa kemudian menjelaskan apa yang terjadi. Setelah mendengar
penjelasan Rusa, Kera pun ikut merasa sedih, Kera berharap semoga Rusa dapat bertemu
dengan kawanannya. Setelah percakapan itu selesai Landak dan Rusa melanjutkan perjalanan
kembali.

Perjalanan masih jauh dan sekarang mereka berada di dekat sungai. Disaat Landak dan
Rusa ingin melewati sungai mereka bertemu dengan seekor Berang-berang yang sedang
berenang-renang di sungai. Melihat hal tersebut Landak pun menyapa Berang-berang “halo
Berang-berang, apa kabarmu?”. Berang-berang pun menjawab “halo Landak halo Rusa,
kabarku baik-baik saja. Apa yang bisa aku bantu kelihatannya kalian sedang kebingungan?”
berang-berang menawarkan bantuan. Mendengar hal tersebut Landak bertanya kepada berang-
berang “apakah kamu melihat kawanan rusa melewati daerah sini?”. Berang-berangpun
kemudian menjawab dan menjelaskan bahwa ia tadi melihat kawanan rusa melewati daerah
pinggir sungai ini, mereka menuju kearah padang rumput. Mendengar penjelasan dari berang
berang landak dan rusa bergegas melanjutkan perjalanan lagi.
Setelah beberapa jam perjalanan Landak dan Rusa hampir sampai ke daerah padang
rumput. Tiba-tiba di tengah perjalanan muncul Macan yang secara cepat menghentikan mereka.
Melihat hal tersebut Rusa kaget dan takut akan kedatangan Macan, tetapi berbeda dengan Rusa,
Landak malah berani dan berada di depan Rusa untuk melindunginya. Dengan kondisi yang
lapar dan wajah kejam seakan ingin memangsa sesuatu, Macan bersemangat. Macan mulai
menyerang Landak, dengan cakar yang tajam macan mencakar landak, namun apa yang terjadi
Landak tak tinggal diam, ia mendirikan bulu-bulu duri yang ada di tubuhnya sehingga dapat
menangkis serangan cakar Macan. Kaki macan yang digunakan untuk mencakar malah terkena
duri-duri yang ada di tubuh Landak. Macan merasa kesakitan tetapi tidak menyerah, ia
menyerang lagi dengan menggigit Landak namun apa yang terjadi malah wajahnya tertusuk
duri Landak yang tajam dan hal itu membuat Macan merasa kesakitan yang luar biasa. Dengan
duri-duri tajam yang menancap pada wajah macan, Macan mundur dan menghindari Landak
dan Rusa.
Rusa yang melihat kejadian tersebut merasa senang karena ia diselamatkan oleh Landak.
Setelah merasa kondisi sudah aman ketika Macan meninggalkan mereka, Landak dan Rusa
melanjutkan perjalanannya. Sesampainya di padang rumput Landak dan Rusa melihat dari
kejauhan bahwa ada sekelompok Rusa yang sedang berkumpul memakan rumput. Rusa pun
berlari dengan lincah dan senang menuju kawananya itu. Benar saja itu adalah kawanannya
yang ia tinggalkan sebelumnya.
Rusa pun kembali dan menghampiri Landak. Ia mengucapkan terimakasih kepadanya
atas bantuan yang telah diberikan. Landak pun ikut senang melihat Rusa kembali dengan
kelompoknya. Rusa kemudian menawarkan bantuan agar bisa membalas budi tetapi Landak
menolak, Landak hanya berpesan supaya menjaga diri Rusa baik-baik. Setelah memberikan
nasihat Landak pamit dan beranjak pergi dari tempat itu, dengan langkah pasti dan wajah penuh
senyum Landak pergi melanjutkan aktifitas yang tertunda sebelumnya.
Cerpen Tentang Persabatan di Sekolah

Oleh : Hilda Faiza


X11 IPA 3

Namanya Rindu dan Rara, dua anak yang kata teman-temannya itu adalah anak kembar,
memang selalu bersama terus. Bukan cuma pada saat belajar bersama di dalam kelas, juga
dalam hal prestasi (peringkat kelas), jika Rindu peringkat ke 1, maka Rara di peringkat ke 2.
Ada seorang anak yang mengamati mereka dan tidak ingin mereka bersama, namanya
Rere, dia satu kelas dengannya dan sangat ingin menghancurkan persahabatan mereka.
Berbagai cara selalu dia lakukan untuk membuat persahabatan mereka hancur, sampai
pada ahkirya Rere meminta membuatkan puisi kepada Rindu dengan teman kesal, dan dia juga
meminta yang sama kepada Rara tanpa ada yang tahu satu sama lain.
Sebelum liburan sekolah tiba, Rere memasukkan puisi buatan Rara kepada tas Rindu
yang sudah ada tanda tangan pengarangnya, begitu juga sebaliknya Rindu pasti menerima puisi
kekesalan dari Rara.
Libur sekolahpun tiba, Rindu yang sering menyempatkan membaca buku sekolah walau
hari libur, menemukan puisi yang bertema kesal kepada dirinya dari sahabat terbaiknya. Dia
sempat kecewa dan marah, tetapi karena dia tahu bahwa sahabatnya tidak akan berbuat seperti
itu, maka untuk menghindari fitnah, dia langsung melakukan klasifikasi kepada Rara yang
rumahnya berada di Depok.
“Iya betul aku yang membuatnya, tetapi bukan untuk kamu, tetapi untuk Rere katanya
hanya untuk koleksisaja,” jelas Rara di telepon menjelaskan panjang lebar.
“Jika seperti itu ini ulah Rere, karena aku juga diminta hal yang sama, katanya juga untuk
koleksi,” Rindu memberikan penjelasan hal yang sama.
Ketika masuk sekolah sudah tiba, Rindu dan Rara memasukkan kedua puisi yang mereka
terima ke dalam satu amplop, dengan dituliskan di bagian luar “best friend forever” Teman
sejati tidak akan pernah putus hanya dengan sebuah puisi, Justru dengan puisi kami akan
menjadi sahabat selamanya.
Karena tidak ingin memperpanjang masalah, mereka menyimpan amplop itu di atas
mejanya Rere, kemudian tetap bersikap biasa saja tanpa berubah baik kepada Rere tau teman-
teman yang lain. Rere yang malu, akhirnya meminta maaf dan mengaku salah.

Вам также может понравиться