Вы находитесь на странице: 1из 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MOBILISASI DINI IBU POST PARTUM DENGAN SC


DI IRNA KEBIDANAN ANAK RSUP DR M.DJAMIL PADANG

OLEH :
PUTRI ANNISA
GUSRA FIVTI SIGIT
IKE SINTIA SUCI
WINNI SITTA RAMANDA, S

DEWI NOVITA SARI

SHINTYA SARIZAL PUTRI

YULI INDRIYANI

QORRY AULIA YUDHA

LUSIA DIRAH PANGESTI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
JANUARI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Mobilisasi Dini Ibu Post Partum dengan SC


Waktu Pertemuan : 60 menit
Tanggal : 4 Januari 2019
Tempat : RSUP Dr. M. Djamil Padang
Sasaran : Ibu Post Partum dengan SC
Metode : Ceramah dan diskusi

I. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu
tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam
upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Walaupun pengetahuan
semakin berkembang tapi bisa saja dalam menangani suatu penyakit tidak
begitu efisien, terutama dengan pasien post operasi harus memerlukan
penanganan yang kompeten. Pada pasien post operasi sectio caesarea
misalnya, seorang pasien memerlukan perawatan yang maksimal demi
mempercepat proses kesembuhan luka pasca bedah bahkan penyembuhan
fisik pasien itu sendiri. Sectio caesarea merupakan persalinan atau lahirnya
janin dan plasenta melalui sayatan dinding abdomen dan uterus, menurut
Sarwono (2005) Sectio caesarea yaitu suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui insisi dinding perut dan dingding rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin di atas 500 gram.
Konsep perawatan dasar pada masa nifas atau masa pasca persalinan
pasien pasca sectio caesarea yaitu mobilisasi dini yang diberikan setelah
tindakan sectio caesarea. Mobilisasi dini post partum adalah suatu pergerakan,
posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan
dengan persalinan sc dengan tujuan untuk mencegah komplikasi post operasi sc
(Viane, Mikla, 2013).
Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih untuk tetap di
tempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi mereka mungkin membolehkan
untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain (Berger & Williams, 2006).
Banyak pasien dirumah sakit yang harus menjalani imobilisasi, apakah harus
tirah baring karena terapi atau karena penyakit yang diderita. Salah satunya
adalah pasien yang telah menjalani prosedur operasi. Padahal hampir semua
jenis pembedahan, setelah 24 -48 jam pertama paska bedah, pasien dianjurkan
untuk segera meninggalkan tempat tidur atau melakukan mobilisasi dini
(Kozier et al, 2005). Menurut Oldmeadow et al (2006) ambulasi dini dianjurkan
segera pada 48 jam pasien paska operasi. Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini
post partum pasca sc seharusnya mulai dilakukan 6 jam pertama pasca operasi.
Akan tetapi, belum banyak ibu post partum dengan sc mengetahui tentang
mobilisasi dini. Seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak pasca operasi
sc untuk mencegah komplikasi dengan melakukan mobilisasi sesuai dengan
tahapannya (Wirnata, 2010).
Selain itu, tujuan mobilisasi dini yaitu untuk mengurangi komplikasi,
meminimalkan nyeri, mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi
pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan
konsep diri dan mempersiapkan pulang, hal ini dilakukan sejak pasien masih
di ruang pulih sadar (Arif, 2010). Post operasi sectio caesarea yang tidak
mendapatkan perawatan maksimal setelah pasca bedah dapat memperlambat
penyembuhan pasien itu sendiri. Laporan Departement Kesehatan Indonesia
(DEPKES RI), tindakan pembedahan meningkat dari 162 pada tahun 2005
menjadi 983 kasus pada tahun 2006 dan 1.281 kasus pada tahun 2007.
Dengan melihat kondisi pasien post operasi yang memerlukan perawatan
maka perlu dilakukannya intervensi dengan maksud untuk mengurangi
tegangan melalui latihan mobilisasi dini untuk mempercepat proses kesembuhan
dan kepulangan pasien serta dapat memberikan kepuasan atas perawatan yang
diberikan.

II. TUJUAN
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Agar keluarga dan pengunjung khususnya ibu post partum dengan SC
memperoleh gambaran tentang mobilisasi dini dan mampu memperagakan
mobilisasi dini

2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga dan klien mampu :
a. Mampu menyebutkan pengertian dari mobilisasi dini
b. Mampu menyebutkan tujuan dan manfaat mobilisasi dini
c. Mampu menyebutkan akibat dari tidak melakukan mobilisasi dini
d. Mampu menyebutkan tahapan dari mobilisasi dini
e. Mampu memperagakan gerakan mobilisasi dini

III. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian mobilisasi dini
2. Tujuan dan Manfaat Mobilisasi dini
3. Akibat tidak melaksanakan mobilisasi dini
4. Tahapan dari mobilisasi dini
IV. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Presentator : Moderator

: peserta : Observer

: Fasilitator
V. STRUKTUR PENGORGANISASIAN
1. Presentator : Yuli Indriyani
2. Moderator : Qorry Aulia Yudha
3. Fasilitator : a. Winni Sitta Ramanda, S
b. Dewi Novita Sari
c. Putri Annisa
d. Lusia Dirah Pangesti
g. Ike sintia Suci
f. Sintiya Sharizal Putri
4. Observer : Gusra Fivti Sigit

VI. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawaban : : Dosen pembimbing klinik dan akademik

a. Moderator : Qorry Aulia Yudha

b. Pemateri : Yuli Indriyani

c. Fasilitator :a. Winni Sitta Ramanda, S


b. Dewi Novita Sari
c. Putri Annisa
d. Lusia Dirah Pangesti
g. Ike sintia Suci
f. Sintiya Sharizal
: Gusra Fifti Sigit
d. Observer
VII. URAIAN TUGAS
a. Penanggung jawab
1) Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhuan.
b. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menjelaskan kontrak waktu
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
6) Mengarahkan alur diskusi
7) Memimpin jalannya diskusi
8) Menutup acara
c. Pemateri
1) Mempresentasikan materi untuk penyuluhan.
d. Fasilitator
1) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta
e. Obsever
1) Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi
jalannya penyuluhan
VIII. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan  Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 10 menit KEGIATAN INTI
 Menjelaskan Pengertian Mobilisasi Dini  Memperhatikan
 Memberikan kesempatan untuk  Mengajukan
bertanya pertanyaan
 Memberikan kesempatan peserta lain  Mengemukakan
untuk menjawab pendapat
 Memberikan reinforcement positif  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dan manfaat dari
mobilisasi dini
 Memberikan kesempatan untuk
bertanya
 Memberikan kesempatan peserta lain
untuk menjawab
 Memberikan reinforcement positif
 Menjelaskan akibat tidak melakukan
mobilisasi dini
 Memberikan kesempatan untuk
bertanya
 Memberikan kesempatan peserta lain
untuk menjawab
 Memberikan reinforcement positif
 Menjelaskan tahapan mobilisasi dini
 Memberikan kesempatan untuk
bertanya
 Memberikan kesempatan peserta lain
untuk menjawab
 Memberikan reinforcement positif
3 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta menyimpulkan apa  Bersama – sama
yang telah disampaikan menyimpulkan
 Evaluasi tentang mobilisasi dini pada  Menjawab
pasien post partum dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan pada beberapa peserta  Memperhatikan
 Melakukan terminasi dan
 Memberikan salam untuk menutup mendengarkan
pertemuan  Menjawab
salam
IX. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab / Diskusi

X. MEDIA
1. Infokus
2. Leaflet
3. Laptop

XI. Materi
A. Pengertian
Menurut Carpenito (2000), mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang
terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu essensial untuk
mempertahankan kemandirian. Mobilisasi setelah operasi yaitu proses
aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas
tempat tidur sampai dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar
mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner dan Suddart, 2002).
Dapat disimpulkan bahwa mobilisasi ibu post partum adalah suatu
pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa
jam melahirkan dengan persalinan Caesar untuk mempertahankan
kemandirian.

B. Tujuan Mobilisasi
1. Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan.
2. Untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah
operasi seksio sesaria,
3. Mengurangi resiko terjadinya konstipasi,
4. Mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot
di seluruh tubuh,
5. Mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik
maupun berkemih (Carpenito, 2000).

C. Manfaat Mobilisasi
1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal
sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi
rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu
memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja
seperti semula.
2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu
merawat anaknya. Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan
cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat
merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat.
3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Dengan mobilisasi
sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan
tromboemboli dapat dihindarkan.

D. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi


1. Peningkatan suhu tubuh
Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda
infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
2. Perdarahan yang abnormal
Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri
keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena
kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka
3. Involusi uterus yang tidak baik
Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran
darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi
uterus.

E. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi


Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu:
1. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan
cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien
menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan
aktifitas yang diperlukan.

F. Tahapan Pelaksanaan Mobilisasi Dini


1. Hari ke 1 :
a. Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10
jam setelah penderita / ibu sadar
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini
mungkin setelah sadar.

2. Hari ke 2 :
a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk
melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan
pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.
b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk

c.

d. Selanjutnya secara berturut-turut hingga ibu yang sudah melahirkan


dianjurkan belajar duduk selama sehari,
3. Hari ke 3 sampai 5
a. Belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.
b. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat
dapat membantu penyembuhan ibu.
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer (2010), Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4, Jakarta : Media

Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2nd:
Brown Co Biston.
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 1. Jakarta:
EGC.
Kasdu, Dini. 2003. Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. puspa sehat.
Jakarta.

Kozier, et al. 2004. Foundamentals of nursing consepts process, and practice,


New Jersey: Pearson Prentise Hall.

Milka, Maria Viane, Hasifah & Suryani, Sri. 2013.Hubungan Pengetahuan


dan Sikap Ibu Post Sectio CaesareaterhadapMobilisasi Dini di
RSIA Pertiwi Makassar 2013. Jurnal Ilmiah.Vol.4 No.3.ISSN 2302-
1721.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2.
Jakarta : EGC.
Sarwono. 2005. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Вам также может понравиться