Вы находитесь на странице: 1из 15

LAPORAN TERAPI BERMAIN PUZZLE

PADA ANAK USIA TODDLER DI RUANG KEMUNING


RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON

Di Buat Untuk Melengkapi Tugas Stase Praktik Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
1. Bahari Yan Syah 8. Novi Amrina
2. Desi Tri Hastuti 9. Rizaldi Widya Iswara
3. Hendra Triyanto 10. Rosita Windiani
4. Indah Opitasari 11. Sri Rejeki
5. Intan Pratiwi 12. Tutut Handayani
6. Muhammad Mujianto 13. Wahyu Raharjo
7. Nining Nofiana

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2018
BAB I
PENDAHULAN

A. LATAR BELAKANG
Saat anak di rawat di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari
lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan
menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman
sepermainannya. Berdasarkan jurnal salah satu tindakan yang mengurangi
kecemasan dan meningkatkan tingkat kooperatif pada pasien dengan
menggunakan terapi bermain (Barokah dkk, 2012).
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi
anak. Dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan
stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Bermain sangat penting bagi
mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan
dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit (Wong, 2009).
Bermain ini menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan
keterampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan terampil
dalam sebagai hal. Sifat permainan ini adalah sifat aktif dimana anak selalu
ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan tertentu seperti bermain
puzzle, disini anak selalu dipacu untuk selalu terampil dalam memasangkan
gambar yang cocok sesuai pola.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Anak diharapkan dapat melanjutkan tumbuh kembangnya,
mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman bermain
dan beradaptasi efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti permainan selama 30 menit anak akan mampu:
b. Mengembangkan kreativitas dan daya pikirnya
c. Mengekspresikan perasaannya selam menjalani perawatan.
d. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
e. Beradaptasi dengan lingkungan
f. Mempererat hubungan antara perawat dan anak

C. SASARAN
Pasien anak diruang rentang usia 1-3 tahun / usia toddler di Ruang Kemuning
RSUD Gunung Jati Cirebon yang tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau
akibat terapi lain) yang dapat menghalangi proses terapi bermain.
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Masa anak prasekolah adalah masa anak awal perkembangan atau masa yang
terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pada perkembangan emosi, sosial dan
kreativitas anak sekolah belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan
pada anak. Anak masa prasekolah yang harus di rawat di rumah sakit akan
mempengaruhi masa perkembangannya yang artinya mempengaruhi dalam
tingkat perkembangan kreativitas anak.
Pada usia ini diharapkan anak mampu mengembangkan ketrampilan
menyamakan dan membedakan, mengembangkan kreativitas,
mengembangkan kecerdasan (memasang, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).

B. ANALISA KASUS
Anak yang di rawat di rumah sakit dan menjalani perawatan merupakan hal
yang menakutkan dan menjemukan bagi anak – anak. Perasaan anak tersebut
diekspresikan dengan berbagai macam perasaan baik secara verbal maupun
non verbal, misalnya dengan bertingkah laku regresif, tiba – tiba menjadi
pemalu, ataupun menjadi agresif, nakal dan menangis. Disinilah pentingnya
peran orang tua dan perawat untuk mampu meminimalkan hal tersebut,
misalnya dengan memberikan suatu hal yang dapat membuat anak nyaman
saat menjalani perawatan di rumah sakit, salah satunya yaitu dengan
memberikan terapi bermain yang cerdas, inspiratif dan menghibur.

C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


Karakteristik permainan anak usia toddler adalah :
1. Merangsang daya imajinasi
2. Membantu mengenal benda sekitar
3. Mengembangkan koordinasi motorik halus
4. Mengontrol emosi dan mengekspresikan perasaan
5. Melatih ketrampilan berinteraksi dengan orang lain.

D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI


1. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh
lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara
memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat
bersosialisasi dengan lingkungan.
2. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain
air atau pasir.
3. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang.
4. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.
Adapun karakteristik dalam permainan yang akan diterapkan adalah
permainan skill play dimana anak dituntut untuk dapat meningkatkan
ketrampilan motorik halusnya. Permainan puzzle termasuk karakteristik Skill
Play, karena permainan puzzle berfokus pada ketrampilan anak.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. JUDUL PERMAINAN
Ketrampilan bermain puzzle.

B. DESKRIPSI PERMAINAN
Perminan puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat
merangsang kemampuan anak, yang dimainkan dengan cara membongkar
pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.

C. TUJUAN PERMAINAN
Permainan yang dilakukan bertujuan untuk :
Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2. Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena
penyakit dan dirawat
3. Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4. Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat
penyembuhan.
5. Melatih kerjasama mata dan tangan
6. Melatih kesabaran dalam menyusun bagian-bagian puzzle

D. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN


1. Pengendalian emosi
2. Kemampuan motorik halus
E. JENIS PERMAINAN
Jenis permainan untuk anak usia toddler yang digunakan adalah
ketrampilan bermain puzzle.

F. ALAT BERMAIN
1. Puzzle
2. Karpet
3. Lembar penilaian

G. WAKTU PELAKSANAAN
Terapi bermain akan dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Selasa, 6 November 2018
Waktu : 11.00 – 12.00 WIB
Tempat : Ruang Kemuning RSUD Gunung Jati Cirebon

H. PROSES BERMAIN
1. Tahap Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien
b. Mempersiapkan alat permainan
2. Tahap Orientasi
a. Memberi salam kepada klien
b. Memperkenalkan diri
c. Evaluasi perasaan
d. Kontrak (terapis menjelaskan durasi, tempat, serta tujuan kegiatan)
3. Tahap Kerja
Letakkan keping-keping puzzle disamping papan secara acak. Ajaklah si
anak untuk mencari pasangannya dengan meletakkan keping yang sesuai
dengan pola gambar di papan. Lanjutkan dengan keping berikutnya
sampai semua keping mendapat pasangannya. Minta anak untuk
menebak apa gambar yang terdapat pada papan. Beri inforcement positif.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
− Menanyakan perasaan klien setelah dilakukan permaianan
b. Tindak Lanjut
− Terapis menganjurkan klien untuk berlatih bermain puzzle untuk
meningkatkan daya ingatnya

I. HAL – HAL YANG PERLU DIWASPADAI


1. Anak jengkel karena tidak bisa bermain sesuai petunjuk sehingga tidak
mau melanjutkan permainan
2. Anak terlalu lelah
3. Anak malas bermain karena kondisi tubuh yang lemas dan lemah
4. Anak kurang memperhatikan
5. Anak merasa bosan

J. ANTISIPASI MEMINIMALKAN HAMBATAN


1. Menjelaskan pada anak bahwa ini hanyalah permainan sehingga tidak
perlu mempermasalahkan kesempurnaan hasil permainan, yang
terpenting manfaat permainan yaitu supaya anak tidak bosan di rumah
sakit.
2. Pelaksanaan bermain tidak terlalu lama
3. Memilih permainan yang tidak membutuhkan banyak energi
4. Menjelaskan dan media harus menarik
5. Anjurkan untuk beristirahat sebentar jika anak merasa lelah

K. PENGORGANISASIAN
Pembimbing Pendidikan : Khodijah, M.Kep
Pembimbing Ruangan : Nurdewiasih, S.Kep. Ners
Leader : Wahyu Raharjo
Co Leader : Desi Tri Hastuti
Fasilitator : Bahari Yan Syah
Hendra Triyanto
Indah Opitasari
Intan Pratiwi
Muhammad Mujianto
Nining Nofiana
Rizaldi Widya Iswara
Rosita Windiani
Observer : Novi Amrina
Sri Rejeki
Tutut Handayani
Anak : Anak berusia 1-3 tahun dirawat di
ruang Kemuning

TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Co Leader : Membantu leader dan mendampingi anak saat terapi
3. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi
4. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
5. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain

L. KRITERIA HASIL
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a. Alat-alat yang digunakan lengkap
b. Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

2. Evaluasi proses yang diharapkan


a. Terapi dapat berjalan dengan lancar
b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menghasilkan
satu gambar yang telah diwarnai
b. Dapat memfokuskan perhatian terhadap permainan yang sedang
dilakukan.
c. Dapat melatih kerjasama mata dan tangan
d. Dapat melatih kesabaran dalam menyusun bagian-bagian puzzle
BAB IV
PELAKSANAAN BERMAIN

A. TAHAP PERSIAPAN
Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk terapi bermain.
Mengucapkan salam, perkenalan pada anak. Permainan yang dilakukan
adalah membongkar pasang keping puzzle sederhana. Alat yang digunakan
adalah puzzle dan karpet. Menanyakan kesediaan pada anak sehingga dapat
melakukan terapi bermain tanpa paksaan sehingga anak nyaman melakukan
kegiatan tersebut. Mencotohkan permainan pada anak, memberi
reinforcement positif memberi salam.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilakukan pada hari Selasa, 6 November 2018 jam 10.30
WIB. Tempat dan alat sudah disiapkan. Perawat dan 4 anak (An. S, An. Z,
An. N dan An. R) memulai kegiatan bermain membongkar pasang puzzle
dengan didampingi ibunya sampai selesai dengan baik.

C. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) SAP sudah siap sehari sebelum melakukan terapi
b) Alat-alat yang digunakan lengkap
c) Kegiatan bermain dimulai dengan kontrak waktu dua jam
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Perawat memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan
b) Dua anak kooperatif dan dua lainnya tidak terlalu kooperatif karena
masih tidak mau lepas dari pangkuan ibunya.
c) Respon beberapa anak baik selama proses bermain berlangsung
d) Beberapa anak tampak aktif selama proses bermain berlangsung
e) An. S dan An. N dapat memasang puzzle dengan baik didampingi
oleh perawat, An. N dan An. R tidak dapat memasang puzzle dengan
baik karena tidak mau dan terkesan takut didampingi oleh perawat.
f) Anak dapat mengetahui gambar buah, hewan dan kendaraan.
g) Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai
dengan baik
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan bermain dilakukan dengan kontrak dan pemilihan anak
yang cukup mendadak
b) Hanya dua anak yang dapat melakukan pemasangan puzzle sesuai
dengan bentuknya karean keduang kooperatif
c) Hanya tiga anak yang mengikuti proses bermain dari awal hingga
akhir
d) Anak dapat ikut berpartisipasi aktif dalam terapi bermain dan dapat
menyelesaikan proses permainan hingga selesai.

D. FAKTOR PENDUKUNG
1. Tahap perkembangan : permainan yang sesuai dengan umur anak
2. Status kesehatan : anak dalam keadaan cukup sehat sehingga tidak
menghambat proses bermain
3. Jenis kelamin : permainan sesuai denan jenis kelamin anak
4. Lingkungan : lingkungan bermain yang tidak terlalu ramai sehingga anak
mampu berkonsentrasi saat mengikuti permainan

E. HAMBATAN
Saat dilakukan terapi bermain ini hanya banyak anak berusia toddler,
tetapi hanya ada beberapa anak yang dinilai mampu dan kooperatif untuk
diikutkan dalam terapi bermain. Saat pelaksanaan terapi bermain hampir
bersamaan dengan waktu visit dokter, sehingga waktu yang digunakan untuk
terapi bermain kurang maksimal.
F. KEBERHASILAN
Anak dapat mengikuti permainan puzzle dengan baik, anak mulai
memahami jenis – jenis buah dan hewan yang ada dicontoh gambar.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bermain merupakan aspek penting dalam kehidupan anak yang
mencerminkan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial anak
tersebut, dengan mempergunakan alat yang menghasilkan atau memberi
informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak
dalam bermain. Terapi bermain puzzle merupakan alat permainan edukatif
yang dapat merangsang kemampuan anak, yang dimainkan dengan cara
membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya. Anak dapat
mengikuti permainan dengan baik sesuai yang direncanakan dan dapat
terlaksana dengan baik dengan sedikit hambatan.

B. SARAN
a) Bagi orang tua sebaiknya lebih aktif dalam membimbing anaknya dan
lebih selektif memilih permainan bagi anaknya.
b) Bagi perawat lebih sabar menghadapi anak yang mengalami hospitalisasi
diruangan dan tetap membantu anak untuk terapi bermain agar anak tidak
mengalami bosan.
DAFTAR PUSTAKA

Utami. S. (2015). Proposal Terapi Bermain Anak Mewarnai. Diakses pada


tanggal 19 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB. Melalui
http://glowingsintya.blogspot.co.id/2015/09/proposal-terapi-bermain-
anak-mewarnai.html.

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2016 pukul 20.00 WIB. Melalui
http://info.balitacerdas.com.

Whaley and Wong. (2009). Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition.
Mosby Year Book. Toronto Canada.

Вам также может понравиться