Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NIM : P07120216049
Hj. Evy Risa Mariana, S.Pd, M.Pd Asih Dwi Mulyati, S.Kep. Ns
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Hati
Hati memproduksi cairan empedu yang kemudian keluar melalui dua
saluran, yaitu duktus hepatikus kanan dan kiri, dan selanjutnya bergabung
menjadi common ductus hepatikus. Kemudian melalui common ductus bile
sebelum akhirnya masuk ampula duodenum.
Di samping fungsi sebagai regulasi hematologis dan fungsi-fungsi lain yang
jumlahnya lebih dari 200 fungsi, salah satu fungsi dari hati adalah regulasi
metabolik. Regulasi metabolic dari fungsi hati terjadi karena seluruh sirkulasi
darah dari saluran pencernaan yang mengasorpsi nutrisi akan masuk ke hati
melalui sistem vena porta hepatica. Sel hati akan mengekstrak nutrisi dan toksin
dari darah sebelum beredar ke sirkulasi sistemik. Hati akan memindahkan atau
menyimpan kelebihan nutrisi dan akan memecahkan simpanan makanan jika
terjadi kekurangan nutrisi. Beberapa fungsi hati diantaranya berperan dalam
pengaturan metabolism karbohidrat, lemak, asam amino, penyimpanan mineral,
dan vitamin.
2. Kandung Empedu
Fungsi utama dari kandung empedu adalah menyimpan cairan/garam
empedu yang dialihkan oleh sel hati sekitar 1 liter setiap hari. Empedu bersifat
alkalin dan mengandung garam empedu, kolesterol, bilirubin, elektrolit, dan air.
Produksi empedu dipengaruhi oleh adanya hormone kolesitokinin
(cholecystokinin-CKK) yang dihasilakan oleh usus halus. Adanya rangsnagan
saraf simpatis mengakibatkan terjadinya kontraksi kandung empedu yang
kemudian isisnya akan mengalir masuk ke duodenum. Garam empedu berfungsi
untuk mempercepat kerja enzim seperti amylase dan tripsin.
3. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang mempunyai dua fungsi yaitu fungsi
endokrin dan fungsi eksokrin. Sel-sel endokrin adalah pulau-pulau Langerhans
yang menghasilkan hormone insulin dan glucagon yang berperan dalam
pengaturan kadar gula darah, sedangkan sel eksokrin pancreas adalah sel acinar
dan epitel yang menghasilkan cairan pancreas seperti enzim-enzim pencernaan,
air, dan ion-ion. Enzim-enzim pencernaan dari pancreas bekerja di usus halus
untuk memecahkan makanan menjadi bagian yang lebih sederhana sehingga dapat
diabsorpsi usus. Pankreas menghasilkan cairan sekitar 1 liter per hari. Sekresi
cairan dipengaruhi oleh hormon-hormon dari duodenum seperti sekretin dan
kolesistokinin. Pada saat kimus (makanan dalam bentuk setengah cair) berada di
duodenum, hormone sekretin dan kolesistokinin dilepaskan, kemudian
memengaruhi sekresi enzim-enzim pancreas. Sekresi enzim-enzim pancreas juga
distimulasi oleh nervus vagus.
a. Pankreatik alfa amilase
Enzi mini sama dengan enzim amylase saliva, berfungsi memecahkan pati
menjadi maltose yang selanjutnya akan diubah menjadi glukosa.
b. Lipase
Enzi mini akan diaktifkan oleh adanya empedu yang masuk ke duodenum,
berfungsi dalam pencernaan trigliserida, monogliserida, asam lemak bebas,
dan gliserol.
c. Enzim Proeolitik
Merupakan enzim yang terbanyak dihasilakn oleh pancreas sekitar 70%. Enzi
mini dalam bentuk tidak aktif, sampai setelah masuk ke usus halus misalnya
tripsinogen, kimotripsinogen, dan karboksipeptisode. Enzim-enzim tersebut
akan berubah menjadi tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidose. Fungsi dari
enzim tersebut mengubah protein menjadi dipeptide, tripeptida, dan asam
amino.
4. Absorpsi Gastrointestinal
Absorpsi merupakan pemindahan agen substrat seperti air, elektrolit, vitamin, dan
nutrisi melewati membrane epitalium digestif dan masuk ke cairan interstisial dari saluran
pencernaan. Setiap hari kira-kira 8-9 liter air dan 1 kg nutrisi melewati membrane dinding
usus dari lumen usus masuk ke aliran darah (Hinchliff, 1996).
Proses ini membutuhkan energy yang diperoleh dari oksidasi glukosa dan asam
lemak. Kebutuhan energi pada saluran pencernaan digunakan untuk sekresi, absorpsi, dan
pembentukan sel baru (mitosis dari sel epitel usus).
Usus halus sangat berperan dalam proses absorpsi. Bagian usus halus yang berperan
dalam proses absorpsi adalah vili yang tersusun atas vilus-vilus, mikrovili, dan lacteal.
Sejumlah besar vili menutupi seluruh permukaan dari usus halus. Sementara itu, setiap
vilus mengandung lapisan luar dari sel kolumnar dan pembuluh darah, serta pembuluh
limfe kecil yang disebut lakteal.
5. Metabolisme
Nutrisi yang sudah diabsorpsi dan masuk dalam sistem sirkulasi, selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk energy tubuh melalui reaksi kimia yang disebut metabolism.
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik pengubahan energy dalam
tubuh yang menopang serta mempertahankan kehidupan. (Sloane, 2004).
Besarnya energi yang diperlukan tubuh disebut laju metabolism (metabolism
rate). Untuk dapat terjadi metabolism, sel membutuhkan oksigen dan nutrisi termasuk air,
vitamin, ion mineral, substansi organik seperti enzim. Oksigen diabsorpsi dari paru-paru,
sedangkan sebstrat lain diabsorpsi di saluran pencernaan, selanjutnya akan masuk ke sel
dan jaringan. Di dalam mitokondria nutrisi organic dipecah menjadi energi yang
berfungsi untuk pertumbuhan sel, pembelahan, kontraksi, sekresi, dan fungsi-fungsi yang
lain. Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel disebut metabolism seluler. Kebutuhan
energy tubuh minimal untuk fungsi-fungsi normal tubuh pada saat istirahat disebut laju
metabolism basal (basal metabolisme rate- BMR).
Laju metabolism basal adalah energy yang digunakan tubuh pada saat istirahat,
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti aktivitas jantung, pernapasan, peristaltic usus,
dan kegiatann kelenjar-kelenjar tubuh. Besarnya kebutuhan energi basal ini dipengaruhi
faktor-faktor berikut.
a. Usia
Pada usia 0-10 tahun, kebutuhan metabolism basal bertambah dengan cepat, hal ini
berhubungan dengan factor pertumbuhan dan perkemangan yang cepat pada usia
tersebut. Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.
b. Jenis Kelamin
Kebutuhan metabolism basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan wanita. Pada
laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kgBB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.
c. Tinggi Badan dan Berat Badan
Tinggi badan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas
permukaan tubun, maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan
metabolism basal tubuh juga menjadi lebih besar.
d. Kelainan Endokrin
Hormon tiroksin berpengaruh terhadap peningkatan metabolisme, misalnya pada
pasien dengan hipertiroid produksi tiroksin meningkat, maka akan terjadi peningkatan
basal metabolism dengan ditandai adanya peningkatan temperature tubuh. Demikian
sebaliknya, pada pasien dengan hipotiroid akan terjadi penurunan metabolisme.
e. Temperatur Lingkungan
Temperatur lingkungan yang lebih dingin akan meningkatkan metabolism tubuh untuk
menyesuaikan diri, di mana tubuh harus lebih banyak memproduksi panas.
f. Keadaan Sakit
Pada kondisi sakit atau infeksi terjadi peningkatan temperature tubuh akibat
peningkatan metabolisme. Reaksi-reaksi kimia atau lebih cepat terjadi sehingga
membutuhkan lebih banyak energy. Peningkatan temperature tubuh 1 derajat celcius
akan meningkatkan metabolisme basal sebanyak 14%.
g. Keadaan Hamil
Konsumsi oksigen pada wanita hamil meningkat untuk memenuhi kebutuhan energy
ibu dan pertumbuhan janin sehingga metabolism juga akan meningkat.
h. Keadaan Psikologis seperti Stres dan Ketegangan
Keadaan stress dan ketengangan akan merangsang produksi katekolamin yang
mempunyai efek peningkatan metabolisme.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai
dalam bentuk glukosa yang kemudian dimanfaatkan tubuh dan kelebihan glukosa
akan disimpan di hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.
Fungsi karbohidrat bagi tubuh yaitu sumber energi yang murah, sumber energy
utama bagi otak dan saraf, cadangan untuk tenaga tubuh, pengaturan metabolism
lemak, efisiensi penggunaan protein, dan memberikan rasa kenyang.
Sumber karbohidrat berasal dari makanan pokok, umumnya berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-lain. Sementara
itu, karbohidrat pada hewani berbentuk glikogen.
Karbohidrat di dalam sel mengalami proses oksidasi yang menghasilkan panas
dan energi. Sampah hasil oksidadi karbohidrat dibuang melalui paru-paru berupa
H2O atau CO2, melalui kulit berupa kringat, dan melalui ginjal dalam bentuk urine.
Sedangkan apabila karbohidrat tidak digunakan, maka akan terjadi proses glikolisis.
Proses tersebut akan menghasilkan glikogen yang kemudian disimpan di hepar dan
otot. Kebutuhan tubuh terhadap karbohidrat sekitar 5,5 gr/kgbb/hari. Satu gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori.
b. Protein
Protein merupakan unsur gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-
senyawa penting seperti enzim, hormone, dan antibodi.
Fungsi protein dalam tubuh yaitu sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan
jaringan tubuh, pengaturan metabolism dalam bentuk enzim dan hormone, sumber
energi di samping karbohidrat dan lemak, dalam bentuk kromosom, protein berperan
sebagai tempat penyimpanan dan meneruskan sifat-sifat keturunan, dan dalam bentuk
albumin berperan dalam keseimbangan cairan, yaitu dengan mneingkatkan tekanan
osmotik koloid serta keseimbangan asam basa.
Sumber protein terdiri dari dua yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein
hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur, hati,
undang, ayam, dan sebagainya. Sedangkan protein nabati yaitu protein yang berasal
dari tumbuhan seperti jagung, kedelai, kacang hijau, tepung terigu, dan sebagainya.
c. Lemak
Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori
lebih besar daripada karbohidrat dan protein.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi, memberikan kalori di mana dalam 1
gram lemak pada peristiwa oksidasi akan menghasilkan kalori sebanyak 9 kkal.
Lemak dalam tubuh juga berfungsi melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh
usus, untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid, dan penyusunan hormone seperti
biosintesis hormone steroid.
Lemak berasal dari nabati dan hewani, lemak nabati mengandung lebih banyak
asam lemak tak jenuh, seperti pada kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain.
Sementara itu, lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan rantai
panjang, seperti pada daging sapi, kambing, dan lain-lain.
d. Vitamin
Vitamin merupakan komponen organic yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
kecil dan tidak dapat diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses
metabolism dalam fungsinya sebagai katalisator.
Vitamin dikelompokkan menjadi dua yaitu vitamin larut dalam air dan vitamin
yang tidak larut dalam air. Vitamin larut dalam air seperti vitamin B kompleks, B1
(tiamin), B2 (riboflavin), B3 (Niasin), B5 (asam pantotenat), B6 (Piridoksin), B12
(kobalamin), asam folat, dan vitamin C. Jenis vitamin ini dapat larut dalam air
sehingga kelebihannya akan dibuang melalui urine. Sedangkan vitamin yang tidak
larut dalam air yaitu vitamin A,D,E,K.
Vitamin B1 berfungsi mencegah terjadinya penyakit beri-beri, neuropati perifer,
gangguan konduksi sistem saraf, dan ensefalopati Wernicke. Makanan yang
mmengandung B1 yaitu kacang tanah, gandum, kacang hijau, roti,dan sereal.Vitamin
B2 berfungsi memperbaiki mata, kulit, serta mencegah terjadinya hiperbilirubinemia
pada bayi baru lahir yang mendapatkan fototerapi. Vitamin B2 banyak terdapat pada
ragi, hati, ginjal, susu, keju, kacang almond dan yogurt. Vitamin B3 banyak terdapat
berbagai jenis makanan seperti beras, sereal, dan kacang-kacangan. Vitamin ini
berfungsi menetralisir zat racun, berperan dalam sintesis lemak, memperbaiki kulit
dan saraf. Vitamin B5 berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam pembentukan
antibodi, serta regenerasi sel darah merah. Vitamin B12 banyak terdapat pada daging,
ikan, kepiting, telur, susu, dan tempe. Fungsinya membantu pembentukan sel darah
merah, mencegah kerusakan sel saraf, dan membantu metabolism protein. Vitamin C
banyak pada sayuran dan buah, seperti jeruk, manga, tomat, stroberi, kol, dan susu.
Fungsinya membantu pembentukan tulang, otot, dan kulit, membantu
menyembuhkan luka, meningkatkan daya tahan tubuh, dan membantu penyerapan
zat besi. Vitamin D, suumber vitamin ini yaitu ikan, telur, daging, susu, keju, tahu,
dan tempe. Fungsinya meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor untuk kekuatan
tulang dan gigi, dan pengaturan produksi hormon. Vitamin A banyak terdapat pada
ikan, telur, daging, dan hati yang berfungsi membangun sel-sel kulit, dan melindungi
sel-sel retina dari kerusakan.Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, penting dalam
metabolism selenium, membantu sel darah merah dipenuhi oksigen dan menguatkan
dinding pembuluh darah kapiler. Vitamin K berfungsi memantu dalam pembekuan
darah.
e. Mineral
Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena perananya sebagai
katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dan vitamin tidak menghasilkan energy, tetapi
merupakan elemen kimia yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
f. Air
Merupakan media transport nutrisi dan sangat penting dalam kehidupan sel-sel
tubuh. Setiap hari, sekitar 2 liter air masuk ke tubuh kita melalui minum, sedangkan
cairan digestif yang diproduksi oleh berbagai organ saluran pencernaan sekitar 8-9
liter sehingga sekitar 10-11 liter cairan beredar dalam tubuh. Namun demikian, dari
10-11 liter cairan yang masuk, hanya 50-200 ml yang dikeluarkan melalui feses,
selebihnya direabsorpsi.
Absorpsi air terjadi pada usus halus dan usus besar (kolon) dan terjadi melalui
proses difusi.
7. Keseimbangan Energi
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk aktivitas dan fungsi fisiologis oragn tubuh. Agar
fungsi-fungsi tubuh berjalan normal, maka energy yang digunakan harus seimbang
dengan energy yang masuk. Dinamika keseimbangan nutrisi yaitu :
Keseimbangan energi = Pemasukan energi-Pengeluaran energi
a. Intake Energi
Energi yang masuk (intake energy) merupakan energi yang dihasilkan selama
oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi manusia yang berupa
karbohidrat,protein, dan lemak. Besarnya energi yang dihasilkan diukur dengan satuan
kalori,
b. Output Energi
Pengeluaran (output) energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk
mendukung jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Keutuhan energy menghasilkan
panas 60%, digunakan untuk bekerja dan penyimpanan dalam bentuk lemak atau
glikogen.
8. Status Nutrisi
a. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan.
BMI dihubungan dengan penimbunan total lemak dalam tubuh sehingga dapat dipakai
sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan dengan pembagian berat badan (kilogram) per meter
kuadrat atau berat badan dalam pons dikalikan konstanta 704,5 dibagi tinggi badan
dalam inci kuadrat.
f. Jenis kelamin
Kebutuhan nutrisi laki-laki dengan perempuan berbeda. Hal ini berkaitan dengan
mengingkatnya aktivitas, BMR, maupun besarnya massa otot.
g. Pembedahan
Keadaan luka dan proses penyembuhan luka, membutuhkan lebih banyak nutrien .
Demikian juga pada pembedahan saluran pencernaan juga berpotensi tidak
adekuatnya intake makanan.
h. Kanker dan Pengobatan Kanker
Pembedahan sel yang cepat membutuhkan energy yang banyak sehingga
metabolism meningkat. Pengobatan kanker dengan kemoterapi mempunyai efek
mual sehingga dapat mengurangi intake nutrisi.
i. Penggunaan Alkohol
Alkohol mempunyai efek tidak nafsu makan sehingga kebutuhan nutrisi akan
berkurang.
j. Status Psikologis
Respons stress pada individu bereda, ada individu yang mengalami stress akan
meningkatkan nafsu makan, namun ada juga sebaliknya tidak nafsu makan.
Sering makan
Muntah
Resiko ketidakseimbangan
nutrisi : lebih dari kebutuhan
tubuh Peningkatan berat
badan
Ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan
tubuh
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan dan Diet
1. Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
2. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
3. Apakah ada penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
4. Apakah ada status fisik pasien yang dapat mengakibatkan diet seperti luka bakar
atau demam ?
5. Apakah ada toleransi makan atau minuman tertentu?
b. Faktor yang Memengaruhi Diet
1. Status kesehatan.
2. Kultur dan kepercayaan.
3. Status sosial ekonomi .
4. Faktor psikologis.
5. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
c. Keluhan Utama
1. Tidak nafsu makan, mual, dan muntah.
2. Makan hanya sedikit atau kurang dari porsi yang disediakan.
3. Kelemahan fisik.
4. Penurunan berat badan.
5. Kesulitan menelan.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan fisik : apatis, lesu.
2. Berat badan : obesitas, kurus (underweight)
3. Otot : flaksia atau lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
4. Sistem saraf : bingung, rasa terbakar, paresthesia, refleks menurun.
5. Fungsi gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran liver
atau limpa.
6. Kardiovaskular : denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah atau tinggi.
7. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah atau patah-patah.
8. Kulit : kering, pucat, iritasi, ptekie, lemak di subkutan tidak ada.
9. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
10. Gusi : pendarahan, peradangan.
11. Lidah : edema, hiperemis.
12. Gigi : karies, nyeri, kotor.
13. Mata : konjungtiva pucat, kering, eksoftalmus, tanda-tanda infeksi.
14. Kuku : mudah patah.
15. Pengukuran antropometri :
a) Berat badan ideal : (TB-100) ±10%
b) Lingkar pergelangan tangan;
c) Lingkar lengan atas (MAC) :
(nilai normal)
Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
d) Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):
(nilai normal)
Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5
e. Laboraturium
1. Albumin (nilai normal 4-5,5 mg/100 ml).
2. Transferin (nilai normal : 170-25 mg/100 ml)
3. Hb (nilai normal : 12 mg%)
4. BUN (nilai normal 10-20 mg/100 ml)
5. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (nilai normal: laki-laki : 0,6-1,3 mg/100 ml,
wanita : 0,5-1,0 mg/100 ml).
1. Anoreksia nervosa
2. AIDS
3. Pembedahan
4. Kehamilan
5. Kanker
6. Anemia
7. Marasmus
8. Penyakit hati kronis
Intervensi Rasional
1. Kaji faktor yang mungkin menjadi 1. Banyak faktor yang memengaruhi
penyebab kekurangan nutrisi kekurangan nutrisi sehingga
identifikasi faktor penyebab menjadi
penting sebagai bahan intervensi.
2. Tanyakan kebiasaan makan, pantangan 2. Data untuk perencanaan makan pasien
makan, alergi dan jenis makanan yang
disukai.
3. Lakukan pemeriksaan fisik seperti sklera, 3. Menentukan status nutrisi pasien
konjungtiva, kulit, dan tonus otot.
4. Timbang berat badan setiap hari jika 4. Berat badan merupakan salah satu
memungkinkan indikator status nutrisi
5. Kaji intake makan pasien yang disediakan 5. Ketidakseimbangan nutrisi penyebab
utama adalah kurangnya asupan
makanan
6. Kaji bising usus pasien, catat kekuatan 6. Bising usus ditimbulkan karena
dan frekuensi adanya peristaltik usus. Pencernaan
makanan dalam usus akan normal jika
beperistaltik normal
7. Lakukan mobilisasi aktif atau pasif sesuai 7. Latihan dan mobilisasi dapat
kemampuan pasien meningkatkan peristaltic usus dan
mencegah terjadinya konstipasi
8. Jaga kebersihan lingkungan pasien 8. Lingkungan yang bersih dan nyaman
meningkatkan selera makan
9. Tempatkan benda-benda yang dapat 9. Penempatan urinal, pispot di
mengurangi selera makan pada tempat lingkungan tempat tidur mengurangi
yang sesuai seperti urinal, pispot, dan nafsu makan
lain-lain
10. Jaga keersihan badan dan mulut pasien 10. Meningkatkan selera makan
11. Anjurkan pasien makan dengan porsi 11. Mengurangi rasa mual dan
kecil tetapi sering sesuai dengan diet yang meningkatkan asupan nutrisi
diberikan
12. Sajikan makanan dalam keadaan hangat 12. Meningkatkan selera makan
dan kemasan yang menarik
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 13. Merencanakan jenis, jumlah kalori
menentukan diet yang sesuai dan diet yang sesuai kebutuhan pasien
14. Kolaborasi dengan tim medis dalam 14. Mengurangi mual dan muntah dan
pemberian antiemetic, pemasangan NGT, memenuhi kebutuhan nutrisi
dan parenteral nutrisi
15. Bantu pasien makan jika tidak dapat 15. Bantuan dibutuhkan jika pasien tidak
makan sendiri mampu melakukannya sendiri
16. Selingi makan dengan minum 16. Memudahkan makan masuk ke
lambung
17. Hindari makan dan minuman yang 17. Akumulasi gas dalam lambung
banyak mengandung gas seperti kol, apel, menimbulkan mual dan rasa tidak
dan minuman soda nyaman
18. Berikan umpan balik yang positif 18. Meningkatkan kepercayaan dan
terhadap peningkatan asupan makanan optimism terhadap kebersihan pasien
dan peningkatan berat badan
19. Jika makanan diberikan dalam sekali 19. Kemampuan yang ideal kapasitas
pemberian tidak lebih dari 400 cc lambung, mengurangi muntah dan
aspirasi
20. Atur posisi pasien semifowler pada saat 20. Menghindari aspirasi dan mengurangi
memberikan makan distensi abdomen
21. Jaga kepatenan NGT 21. Masalah yang sering terjadi pada
pemberian makanan dengan NGT
adalah masih adanya sisa makanan
dalam NGT sehingga dapat
menimbulkan sumbatan dan makanan
menjadi basi.
1. Obesitas
2. Hipotiroidisme
3. Pasien dengan pemakaian kortikosteroid
4. Imobilisasi yang lama
5. Sindrom Cushings
6. Bulimia
Intervensi Rasional
1. Identifikasi faktor penyebab kelebihan 1. Informasi awal dan dasar dalam
nutrisi merencanakan intervensi
2. Diskusikan dengan pasien tentang 2. Memfasilitasi pasien untuk menentukan
kelebihan makanan faktor penyebab kelebihan nutrisi dan
menyelesaikan masalah atas kehendak
sendiri
3. Lakukan pengukuran BMI 3. Menentukan derajat kelebihan nutrisi
4. Lakukan pengukuran berat badan 4. Berat badan merupakan salah satu
setiap tiga hari jika memungkinkan indicator status nutrisi pasien
5. Kolaborasi dengan tim gizi dalam 5. Gizi yang sesuai dengan kondisi pasien
menentukan program diet yang sesuai sangat menentukan status nutrisi pasien
6. Ukur asupan makanan dalam 24 jam 6. Menentukan keseimbangan intake dengan
kebutuhan nutrisi pasien
7. Buat program latihan dan olahraga 7. Aktivitas dan olahraga meningkatkan
kebutuhan energy sehingga diharapkan
terjadi keseimangan negative
8. Hindari makanan yang banyak 8. Makanan berlemak banyak menghasilkan
mengandung lemak energi sehingga menambah keleihan berat
badan
9. Berikan pendidikan kesehatan tentang 9. Meningkatkan pengetahuan, memberikan
program diet yang enar dan akibat informasi, dan mengurangi komplikasi
yang mungkin timbul bila kelebihan
berat badan
DAFTAR PUSTAKA
Tarwanto & Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika