Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENGANTAR
Hukum
a. Hukum Formiil : Hukum yang mengatur bagaimana cara menegakkan hukum
materiil yang terlanggar;
Hukum materiil : Hukum yang mengatur perilaku manusia dalam berhubungan
dengan sesama manusia, lingkungan dan negara.
Pengadilan ( Raad/Court)
Adalah lembaga yang melaksanakan penegakkan hukum.
Alasan Yuridis
Pasal 24 UUD 1945 mengatur mengenai kekuasaan kehakiman yang diatur
lebihlanjut dalam UU No. 24/2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
Pasal 27 UUD 1945 menjamin kedudukan warga negara sama dihadapan hukum dan
pemerintahan
Alasan Teoritis
Menurut Frederich Julius Stahl bahwa kadar/bobot negara hukum (Rechtstaat)
sangat tergantung pada:
Perlindungan HAM terhadap warganegara
Pemisahan /pembagian kekuasaan negara untuk menjamin supremasi hukum
Adanya peradilan administrasi
Menurut A.V Dicey unsur-unsur Rule of Law terdiri atas:
Adanya supremasi hukum
Equality before the law (sehingga tidak perlu dibentuk peradilan khusus untuk
pejabat.badan TUN)
Perlindungan HAM
2
Pada negara hukum moderen (Welfare State) berdasarkan konverensi Komisi Hakim
Internasional ditentukan unsur-unsur dari Rule of Law terdiri dari :
Perlindungan konstitusional terhadp hak-hak individu dan cara-cara prosedural
memperoleh hak tersebut
Badan kehakiman yang bebas
Pemilu yang bebas
Kebebasan untuk menyatakan pendapat
Kebebasan untuk berserikat dan beroposisi
Pendidikan kewarganegaraan
Alasan Politis
Berkaitan dengan kebijakan pemerintah RI yang akan membentuk aparat pemerintah
yang bersih dan berwibawa (Clean and strong government)
Untuk menghilangkan anggapan anggota masyarakat bahwa pejabat pemerintah
kebal hukum
4. Alasan Praktis
Untuk melancarkan jalannya pembangunan nasional
Untuk mengamankan jalannya pembangunan nasional
Eksekusi otomatis
Karena yang akan dieksekusi adalah surat keputusan badan/pejabat TUN , maka
eksekusi terhadap putusan pengadilan TUN dilakukan secara otomatis oleh
badan/pejabat TUN yang kalah dipersidangan.
Tergugatnya adalah badan/pejabat TU N
Penggugatnya adalah orang atau badan hukum perdata
Obyek gugatannya adalah keputusan tata usaha negara ( Keputusan TUN)
Tenggang waktu mengajukan gugatan 90 hari sejak keputusan TUN diterima.
PENGERTIAN
Keputusan TUN adalah :
“ Suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara, yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara, yang berdasarkan
peratruran perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat kongkrit, individual dan
final yang menimbulkan akibat hukum tertentu bagi seseorang atau Badan Hukum
Perdata “ (Pasal 1 Butir 3 UU No.5 Tahun 1986).
Jika peraturan per-uu-an tidak menentukan jangka waktu yang dimaksud , maka
setelah 4 bulan sejak diterimanya permohonan Badan/pejabat TUN dianggap telah
mengeluarkan keputusan penolakan (Keputs TUN Negatif).
UPAYA ADMINISTRATIF
5
Ayat (1) : Jika Badan/Pejabat TUN diberi wewenang oleh atau berdasarkan
peraturan per-uu-an untuk menyelesaikan secara administratif sengketa TUN
tertentu, maka sengketa TUN tsb harus diselesaikan melalui upaya administratif yang
tersedia;
Ayat (2) : Pengadilan baru berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan
sengketa TUN sebagaimana yang diatur dalam ayat (1) jika seluruh upaya
administratif telah digunakan.
Apabila pihak yang bersangkutan tidak merasa puas dengan keputs Badan/Pejabat
TUN yang memeriksa dan memutus dalam upaya administratif, maka para pihak
dapat mengajukan tuntutan kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara sebagai
Pengadilan Tingkat I (Pasal 51 Ayat (3) UU No. 5 Tahun 1986)
Apabila terhadap Keputusan Pengadilan Tinggi sebagai pengadilan TK. I para pihak
tidak puas, maka dapat dimintakan Kasasi kepada MA (Pasal 51 Ayat (4) UU No. 5
Tahun 1986).
6
GUGATAN
1. Pengertian
Gugatan adalah suatu permohonan yang berisi tuntutan terhadap Badan atau Pejabat
TUN yang diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mendapatkan keputusan
(Psl 1 Butir 5).
2. Syarat-Syarat Gugatan
Syarat gugatan dapat dibedakan menjadi 2 :
Syarat Formil , terdiri dari:
Harus tertulis dalam Bahasa Indonesia;
Bermeterai penuh ;
Harus ditanda tangani penggugat;
Jika ada kuasa hukum harus ada surat kuasa;
Untuk mengambil keputusan gugatan diterima atau tidak harus melalui pemeriksaan
dan penelitian administratif (Dismissal Proces di Kepaniteraan.
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
(Pasal 63 UU No. 5/1986)
Terhadap putusan gugatan tidak dapat diterima tidak ada upaya hukum apapun
kecuali mengajukan gugatan baru.
Dalam SEMA No. 2 Tahun 1991 dinyatakan bahwa tujuan pemeriksaan persiapan
adalah:
“ Untuk mematangkan perkara dan segala sesuatu yang akan dilakukan dan
dijalankan dalam pemeriksaan diserahkan pada kearifan dan kebijaksanaan Ketua
Majelis”.
BAGAN I
PERSAMAAN DISMISSAL PROCES DENGAN
PEMERIKSAAN PERSIAPAN
7. 7.
GANTI RUGI
(Pasal 120 UU No.5/1986)
Salinan putusan Pengadilan yang berisi kewajiban membayar ganti rugi dikirimkan
kpd penggugat dan tergugat ( Badan/Pejabat TUN yang dikenai kewajiban
membayar ganti kerugian) dalam waktu 3 hari setelah mempunyai kekuatan hukum
tetap;
Besarnya ganti rugi beserta tata cara pelaksanaan ketentuan ganti kerugian diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah;
REHABILITASI
(PASAL 121 UU NO. 5 TAHUN 1986)
10
Salinan putusan tentang kewajiban rehabilitasi harus dikirimkan kepada tergugat dan
penggugat dalam waktu 3 hari setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap.
Dalam hal hak PNS menyangkut suatu jabatan dimana pada waktu putusan
pengadilan TUN telah mempunyai kekuatan hukum tetap ternyata:
Jabatan tsb telah diisi orang lain, maka PNS tsb dapat diangkat dalam jabatan lain
yang setingkat dengan jabatan semula;
Apabila hal tsb tidak mungkin, maka PNS tsb akan diangkat kembali pada
kesempatan pertama setelah ada formasi dalam jabatan yang setingkat;
GUGAT INTERVENSI
(PASAL 83 UU NO. 5 TAHUN 1986)
Putusan sela yang berisi penolakan dapat dimintakan banding ke PT.TUN tetapi
diajukan bersama-sama dengan permohonan banding terhadap putusan akhir pokok
sengketa.
Apabila permohonan intervensi tersebut dikabulkan , maka pihak ketiga akan
berkedudukan sebagai pihak yang mandiri dalam proses perkara TUN baik sebagai:
a. Penggugat intervensi jika pemohon perorangan atau Badan Hukum Perdata;
b. Tergugat intervensi apabila yang memohon itu Badan/Pejabat TUN
GUGAT PROVISI
(PASAL 67 UU NO. 5 TAHUN 1986)
Gugat Provisi adalah “ Suatu gugatan untuk memperoleh tindakan sementara selama
proses perkara masih berlangsung dan ditetapkan dengan putusan sela “.
Prinsip dalam Pasal 67 (1) di atas ada perkecualiannya yaitu seperti yang diatur
dalam Pasal 67 (2) UU No. 5/1986 yang isinya:
“ Penggugat dapat mengajukan permohonan agar pelaksanaan Keputs. TUN
ditunda selama pemeriksaan sengketa TUN sedang berjalan sampai ada keputusan
pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap”.
Permohonan penundaan itu diajukan bersamaan dengan gugatan pokoknya dan dapat
diputus terlebih dahulu dari pokok sengketanya.
Pemeriksaan perkara di depan Pengadilan TUN dengan acara biasa diatur di dalam
Pasal 68 s/d Pasal 97 UU No. 5 Tahun 1986;
12
Beberapa hal yang berkaitan erat dengan pemeriksaan acara biasa di PTUN :
Pemeriksaan dilakukan oleh 3 orang hakim;
Hakim harus menyatakan sidang terbuka untuk umum (prinsip);
Tidak terpenuhinya hal no. 2 di atas dapat menyebabkan batalnya putusan demi
hukum;
Jika dalam persidangan pertama dan kedua penggugat/kuasanya tidak hadir meski
telah dipanggil dengan patut tanpa alasan yang jelas/sah, maka gugatan dinyatakan
gugur dan penggugat wajib membayar biaya perkara.
Dalam hal gugatan penggugat dinyatakan gugur , penggugat berhak sekali lagi
memasukkan gugatannya setelah membayar biaya perkara.
Jika dalam persidangan tergugat /kuasanya tidak hadir dipersidangan 2 kali berturut-
turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan meskipun telah dipanggil
secara patur, maka
hakim dengan surat penetapan meminta kpd atasan tergugat utk memerintahkan
tergugat hadir atau menanggapi gugatan tsb;
Jika 2 bulan telah lewat tetapi tidak ada kepastian akan kehadiran tergugat, maka
hakim akan menetapkan hari persidangan berikutnya dengan acara biasa tanpa
kehadiran tergugat/kuasanya;
Tergugat diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban atas gugatan penggugat
dan memberikan penjelasan atas jawabannya tsb.
Jawaban Tergugat.
Jawaban tergugat biasanya berisi jawaban terhadap pokok perkara dan isinya terdiri
dari:
Bantahan-bantahan terhadap dalil-dalil gugatan penggugat;
Pembenaran terhadap dalil-dalil gugatan penggugat;
Jawaban harus disusun secara sistematik dan jangan sampai ada bagian yang tidak
dijawab/dibantah.
Replik oleh penggugat.
Replik adalah tanggapan/jawaban penggugat atas jawaban tergugat. Isinya : bantahan
atas jawaban penggugat, menguatkan alasan-alasan gugatan yang diajukan;
10. Duplik oleh tergugat.
Duplik adalah jawaban tergugat atas replik penggugat. Isinya : dalil-dalil bantahan
atas raplik penggugat, dalil-dalil utk menguatkan jawaban tergugat.
11. Pembuktian.
13
PEMBUKTIAN
(Pasal 100 s/d Pasal 107)
Akta otentik merupakan alat bukti yang paling kuat sebab isinya dianggap benar
sampai terbukti sebaliknya.
Kekuatan akta di bawah tangan tidak sempurna, sehingga memerlukan alat bukti
lainnya sebagai penunjang.
Seorang ahli dipersidangan harus memberikan keterangan baik lisan atau tertulis
yang dikuatkan dengan sumpah atau janji menurut kebenaran sepanjang
pengetahuannya dengan sebaik-baiknya.
Pemeriksaan dengan acara cepat diatur secara khusus dalam Pasal 98 UU No. 5
Tahun 1986;
JENIS-JENIS PUTUSAN
Putusan Sela tidak dibuat tersendiri, tetapi hanya dicantumkan dalam berita acara
persidangan.
Kewajiban tersebut dapat disertai pembebanan ganti kerugian; atau bila menyangkut
bidang kepegawaian dapat disertai dengan kewajiban melakukan rehabilitasi.
Gugatan Gugur
Gugatan dinyatakan gugur apabila para pihak atau kuasa hukumnya tidak hadir
dipersidangan yang telah ditentukan meskipun sudah dipanggil secara patut 2 kali
berturut-turut.
SYARAT-SYARAT PUTUSAN
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap putusan PTUN menurut UU No. 5
Tahun 1986 :
1. Harus memuat Kepala Putusan.
Bunyinya : “ Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa “.
Kepala putusan mempunyai kekuatan eksekutorial karena kalau tidak dicantumkan ,
maka putusan tidak dapat dilaksanakan bahkan menyebabkan kebatalan.
2. Harus memuat identitas para pihak.
Nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman atau tempat kedudukan para
pihak yang bersengketa.
3. Harus memuat ringkasan gugatan dan jawaban tergugat .
4. Harus memuat pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal
yang terjadi dalam persidangan selama diperiksa.
Pertimbangan ini disebut juga KONSIDERANS yang merupakan dasar
Keputusan.
Dalam pertimbangan Keputusan dimuat alasan-alasan hakim secara tepat dan
terperinci termasuk penilaian secara yuridis.
5. Harus memuat alasan hakim yang menjadi dasar putusan. Alasan tersebut harus
bersifat yuridis, jadi harus memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan dan sumber
hukum tidak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili dan memutus.
6. Harus memuat Amar putusan / Dictum tentang sengketa dan biaya perkara.
Amar /dictum putusan merupakan jawaban terhadap petitum.
Hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan juga harus menetapkan kepada
siapa biaya perkara harus dibebankan (biasanya pada pihak yang kalah).
7. Harus memuat hari, tanggal, nama hakim yang memutus, nama panitera serta
keterangan tentang hadir atau tidaknya para pihak.
18
Tidak dipenuhinya salah satu ketentuan di atas akan menyebabkan batalnya putusan
pengadilan.
Terhadap putusan PTUN dapat dimintakan banding oleh penggugat maupun tergugat
yang merasa tidak puas atau dirugikan atas putusan tersebut kepada PT. TUN;
Permohonan pemeriksaan banding diajukan secara tertulis kepada PTUN yang
menjatuhkan putusan dalam tenggang waktu 14 hari sejak putusan diucapkan atau
diberitahukan kepada para pihak secara sah;
Permohonan pemeriksaan banding disertai dengan panjer biaya perkara ;
Paling lambat 30 hari sesudah permohonan banding dicatat, panitera
memberitahukan hal tersebut kepada kedua belah pihak, bahwa mereka dapat
melihat berkas perkara dalam waktu 30 hari setelah menerima pemberitahuan;
Paling lambat 60 hari setelah adanya pernyataan permohonan banding, maka salinan
putusan, berita acara dan surat –surat lain yang bersangkutan dengan perkara harus
segera dikirimkan pada panitera PT. TUN;
Para pihak dapat menyerahkan memori banding atau kontra memori banding serta
keterangan atau alat bukti tambahan pada panitera PTUN dengan ketentuan salinan
memori/kontra memori banding juga diberikan pada pihak lainnya dengan
perantaraan panitera pengadilan.
Pemeriksaan ditingkat banding dilakukan oleh sekurang-kurangnya 3 orang hakim;
Apabila PT. TUN berpendapat bahwa pemeriksaan PTUN kurang lengkap, maka
ada 2 langkah yang dapat diambil PT. TUN, yaitu :
Mengadakan sidang tambahan sendiri untuk melakukan pemeriksaan tambahan;
Memerintahkan PTUN melaks. Pemeriksaan tambahan disertai berkas perkara dan
PTUN setelah selesai melakukan pemeriksaan tambahan mengirimkan kembali
bekas perkara kepada PT.TUN.
Panitera PT.TUN dalam jangka waktu 30 hari setelah putusan diambil wajib
mengirimkan salinan putusan PT.TUN beserta berkas lainnya kepada PTUN;
Ketentuan pasal 78 dan 79 juga berlaku pada pemeriksaan ditingkat banding;
Melanggar hukum yang berlaku : berarti melakukan pelanggaran atas hukum acara
yang semestinya dilakukan dalam memeriksa/mengadili perkara itu.
Misal : Lupa menyatakan sidang terbuka untuk umum.
Beberapa Hal Yang Berkaitan Dengan Pemeriksaan Ditingkat Kasasi (Pasal 40 s/d
53 UU No. 14/1985):
MA memeriksa dan memutus dengan sekurang-kurangnya 3 orang hakim;
Putusan MA diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum;
20
Permohonan kasasi dapat diajukan hanya terhadap perkara yang telah menggunakan
upaya banding, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang;
Permohonan kasasi hanya dapat diajukan satu kali saja;
Permohonan kasasi dapat diajukan dalam tenggang waktu 14 hari sejak tanggal
diterimanya putusan pengadilan tinggi oleh pemohon ( pemohon kasasi);
Jika dalam tenggang waktu 14 hari tidak ada permohonan kasasi, maka para pihak
dianggap telah menerima putusan;
Setelah pemohon membayar biaya perkara , maka panitera akan mencatat
permohonan kasasi dalam buku daftar dan paling lama 7 hari setelah permohonan
kasasi terdaftar, panitera pengadilan Tk. I wajib memberitahukan hal tersebut kepada
pihak lawan (termohon kasasi)
Pemohon kasasi wajib menyampaikan memori kasasi yang memuat alasan-alasan
kasasi dalam tenggang waktu 14 hari setelah permohonan dicatat dalam buku daftar;
Panitera wajib menyampaikan salinan memori kasasi kepada pihak lawan/termohon
kasasi dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari;
Termohon kasasi wajib mengajukan kontra memori kasasi dalam jangka waktu 14
hari sejak menerima salinan memori kasasi;
Setelah menerima memori dan kontra memori kasasi panitera mengirimkan
permohonan kasasi, memori dan kontra memori kasasi beserta semua berkas perkara
kepada MA dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari;
Selama permohonan kasasi belum diputus MA, maka permohonan tersebut dapat
dicabut kembali oleh pemohon, sekali dicabut tidak dapat lagi mengajukan kasasi
walaupun tenggang waktu kasasi belum lampau;
Bila MA mengabulkan permohonan kasasi berdasarkan pasal 30 huruf a, maka MA
menyerahkan perkara tersebut kepada pengadilan lain yang berwenang memeriksa
dan memutusnya;
Bila MA mengabulkan permohonan kasasi berdasarkan pasal 30 huruf b dan c, maka
MA memutus sendiri perkara yang dimohonkan kasasi itu ;
Putusan MA wajib diberitahukan kepada ke 2 belah pihak selambat-lambatnya 30
hari setelah putusan dan berkas perkara diterima Pengadilan Tingkat I.
Permohonan PK dapat dicabut sebelum diputus MA dan sekali dicabut tidak dapat
diajukan kembali;
Alasan-alasan untuk mengajukan permohonan PK antara lain (pasal 23 UU
No.4/2004):
Adanya Novum/alat bukti baru
Apabila setelah perkata diputus ditemukan alat-alat bukti baru yang menentukan
yang sebelumnya tidak ditemukan.
21
Apabila dalam putusan terdapat kekhilafan atau kekeliruan hakim dalam menerapkan
hukumnya ;
Menurut UU No. 14/1985 :
Putusan didasarkan pada kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui
setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang dinyatakan palsu
oleh hakim;
Mengabulkan sesuatu yang tidak dituntut atau lebih dari yang dituntut;
Apabila putusan bertentangan satu dengan yang lainnya ( pihaknya sama,
persoalannya sama, pengadilan yang sama tetapi diberikan putusan yang
bertentangan satu dengan yang lainnya;
Ada bagian dari tuntutan yang belum diputus tanpa pertimbangan yang jelas.
Permohonan PK harus dilakukan oleh para pihak yang berperkara sendiri atau ahli
warisnya apabila ia sudah meninggal dunia atau seorang kuasa khusus untuk itu;
Tenggang waktu mengajukan PK adalah 180 hari sejak diketahuinya adanya alasan-
alasan utk PK menurut ketentuan dalam pasal 23 UU No. 4/2004;
Permohonan PK diajukan melalui Ketua Pengadilan kepada MA dengan panjer
biaya perkara;
MA memutus permohonan PK pada tingkat pertama dan terakhir;
Permohonan PK harus tertulis disertai dengan menyebutkan alasan-alasannya;
Paling lambat 14 hari setelah menerima permohonan, panitera wajib mengirimkan
salinan kepada pihak termohon PK;
Tenggang waktu termohon PK mengajukan kontra memori PK adalah 30 hari sejak
menerima salinan permohonan PK, lewat itu berarti daluwarsa;
Paling lambat 30 hari setelah menerima permohonan PK Panitera wajib
mengirimkan berkas perkara disertai biaya perkara kepada MA;
Pasal 115 menyatakan bahwa Hanya putusan Pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap yang dapat dilaksanakan/dieksekusi .
Penjelasan Pasal 116 UU No. 9 Tahun 2004 menjelaskan beberapa hal sbb:
Meskipun Putusan Pengadilan belum memperoleh kekuatan hukum tetap, para pihak
yang berperkara dapat memperoleh salinan putusan yang dibubuhi catatan Panitera
bahwa putusan tersebut belum memperoleh kekuatan hukum tetap;
Tenggang waktu 14 hari dihitung sejak saat putusan Pengadilan telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
Yang dimaksud dengan pejabat ybs dikenakan uang paksa dalam ketentuan ini adalah
pembebanan berupa pembayaran sejumlah uang yang ditetapkan oleh hakim karena
jabatannya yang dicantumkan dalam amar putusan pada saat memutuskan
mengabulkan gugatan penggugat.
Pasal 117 UU No. 5 Tahun 1986 mengatur mengenai eksekusi Keputusan PTUN
yang menyangkut sengketa kepegawaian dan berkaitan dengan permohonan
kompensasi dan ganti kerugian.
Apabila tidak terdapat kata sepakat mengenai jumlah uang atau kompenasi tersebut,
Ketua Pengadilan dengan penetapan yang disertai pertimbangan yang cukup
menentukan jumlah uang atau kompensasi lain yang dimaksud;
Penetapan Ketua Pengadilan tersebut di atas dapat diajukan baik oleh penggugat
maupun tergugat kepada MA utk ditetapkan kembali;
Putusan MA wajib ditaati oleh kedua belah pihak.
Alasan Yuridis
Pasal 24 UUD 1945 mengatur mengenai kekuasaan kehakiman yang diatur
lebihlanjut dalam UU No. 24/2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
Pasal 27 UUD 1945 menjamin kedudukan warga negara sama dihadapan hukum dan
pemerintahan
Alasan Teoritis
Menurut Frederich Julius Stahl bahwa kadar/bobot negara hukum (Rechtstaat)
sangat tergantung pada:
Perlindungan HAM terhadap warganegara
Pemisahan /pembagian kekuasaan negara untuk menjamin supremasi hukum
Adanya peradilan administrasi
Menurut A.V Dicey unsur-unsur Rule of Law terdiri atas:
Adanya supremasi hukum
Equality before the law (sehingga tidak perlu dibentuk peradilan khusus untuk
pejabat.badan TUN)
Perlindungan HAM
Pada negara hukum moderen (Welfare State) berdasarkan konverensi Komisi Hakim
Internasional ditentukan unsur-unsur dari Rule of Law terdiri dari :
Perlindungan konstitusional terhadp hak-hak individu dan cara-cara prosedural
memperoleh hak tersebut
Badan kehakiman yang bebas
Pemilu yang bebas
Kebebasan untuk menyatakan pendapat
Kebebasan untuk berserikat dan beroposisi
Pendidikan kewarganegaraan
Alasan Politis
Berkaitan dengan kebijakan pemerintah RI yang akan membentuk aparat pemerintah
yang bersih dan berwibawa (Clean and strong government)
Untuk menghilangkan anggapan anggota masyarakat bahwa pejabat pemerintah
kebal hukum
4. Alasan Praktis
Untuk melancarkan jalannya pembangunan nasional
Untuk mengamankan jalannya pembangunan nasional
TUJUAN PEMBENTUKAN PTUN
Eksekusi otomatis
Karena yang akan dieksekusi adalah surat keputusan badan/pejabat TUN , maka
eksekusi terhadap putusan pengadilan TUN dilakukan secara otomatis oleh
badan/pejabat TUN yang kalah dipersidangan.
Tergugatnya adalah badan/pejabat TU N
Penggugatnya adalah orang atau badan hukum perdata
Obyek gugatannya adalah keputusan tata usaha negara ( Keputusan TUN)
Tenggang waktu mengajukan gugatan 90 hari sejak keputusan TUN diterima.
PENDAFTARAN PERKARA
Setelah pemeriksaan perkara selesai maka uang muka biaya perkara akan
diperhitungkan kembali seluruhnya :
Jika penggugat dikalahkan dan masih ada kelebihan uang muka , maka kelebihan
akan dikembalikan dan bila kurang penggugat diwajibkan membayar kekurangan
tsb
Jika penggugat menang uang muka biaya perkara akan dikembalikan seluruhnya dan
biaya perkara dibebankan kepada tergugat
26
Prinsip pada Pasal 59 (1) UU No. 5/1986 dapat disimpangi yaitu seseorang dapat
berperkara secara cuma-cuma/tanpa biaya/prodeo (Pasal 60 (1) UU No.5/1986 dan
hal ini berlaku bagi mereka yang tidak mampu diukur dari penghasilan yang kecil,
sehingga tidak mampu membayar biaya perkara dan biaya pembelaan di pengadilan.
2. Pencatatan Perkara
Setelah penggugat membayar uang muka biaya perkara panitera pengadilan akan
mencatat perkara tsb dalam daftar perkara
Lalu penggugat akan menerima tanda bukti penerimaan yang berisi Nomor register
perkara serta jumlah uang muka biaya perkara yang dibayarkan
Bagi mereka yang berperkara secara cuma-cuma , gugatan baru dicatat dalam daftar
setelah adanya penetapan tentang pengabulan berperkara secara cuma-cuma
Biasanya pencatatan perkara yang memakai biaya dan yang tidak dipisahkan.