Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Paving Block
Paving block merupakan produk bahan penutup permukaan jalan yang terbuat
dari semen dan pasir. Paving block juga dikenal dengan sebutan bata beton
suatu komposisi bahan penutup permukaan tanah yang dibuat dari campuran
semen portland, air dan agregat dengan atau tanpa bahan lainnya yang tidak
Sifat fisik Paving block atau disebut juga bata beton harus mempunyai
sesuai estetika yang dirancang, dapat berupa logo, tulisan dan batasan area
macam yaitu :
a. Paving block dengan ketebalan 60 mm, untuk beban lalu lintas ringan.
sampai berat.
c. Paving block dengan ketebalan 100 mm, untuk beban lalulintas super
berat.
dengan rencana penggunanya, dalam hal ini juga harus diperhatikan kuat
a.. Paving block dengan mutu beton I dengan nilai fc’ 34 – 40 Mpa
b. Paving block dengan mutu beton II dengan nilai fc’ 25,5 – 30 Mpa
c. Paving block dengan mutu beton III dengan nilai fc’ 17 – 20 Mpa
5. Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan pada beton dilakukan dengan menekan benda uji
silinder 150 mm x 300 mm pada standar ACI, SNI, dan kubus 150 mm x
150 mm pada standar Inggris. Kuat hancur dari Paving block dipengaruhi
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat tekan akan tetap rendah
B. Tanah
1. Pengertian Tanah
sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-
yang cukup berarti berasal dari lapukan dan sisa tanaman dan kadang-
tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material
atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan dari batuan.
Tanah (soil) menurut teknik sipil dapat didefinisikan sebagai sisa atau
produk yang dibawa dari pelapukan batuan dalam proses geologi yang
lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran ukuran 150
150 mm.
0,001 mm.
2. Klasifikasi Tanah
sifat teknis tanah seperti karakteristik pemadatan, kekuatan tanah, berat isi,
tanah tersebut dari suatu daerah ke daerah lain dalam bentuk suatu data
dasar.
11
ukuran tanah saja. Pada klasifikasi ini tanah dibagi menjadi kerikil
menunjukkan sifat-sifat tanah yang penting. Pada saat ini terdapat dua
sistem klasifikasi tanah yang sering dipakai dalam bidang teknik. Kedua
batas-batas Atterberg.
dari sistem klasifikasi yang sudah ada. Tetapi yang paling umum
digunakan adalah:
USCS)
yaitu:
3) Tanah Organis
kelompok Pt. Biasanya jenis ini sangat mudah ditekan dan tidak
Cu = D60 > 4
Kerikil bergradasi-baik dan
Klasifikasi berdasarkan prosentase butiran halus ; Kurang dari 5% lolos saringan no.200: GM,
D10
campuran kerikil-pasir, sedikit
GP, SW, SP. Lebih dari 12% lolos saringan no.200 : GM, GC, SM, SC. 5% - 12% lolos
(hanya kerikil)
Kerikil bersih
GW
atau sama sekali tidak
Cc = (D30)2 Antara 1 dan 3
mengandung butiran halus
Kerikil 50%≥ fraksi kasar
D10 x D60
tertahan saringan No. 4
GM Atterberg berada
Tanah berbutir kasar≥ 50% butiran
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Kerikil berlempung, campuran Atterberg di
GC dipakai dobel
kerikil-pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Cu = D60 > 6
Pasir bergradasi-baik , pasir
D10
berkerikil, sedikit atau sama
(hanya pasir)
SW
Pasir bersih
SM Atterberg berada
lanau bawah garis A
didaerah arsir
halus
Pasir
atau PI < 4
dari diagram
Batas-batas
plastisitas, maka
Pasir berlempung, campuran Atterberg di
SC dipakai dobel
pasir-lempung bawah garis A
simbol
atau PI > 7
Diagram Plastisitas:
Lanau dan lempung batas cair ≥ 50% Lanau dan lempung batas cair ≤ 50%
clays)
Tanah berbutir halus
40 CL
Lanau-organik dan lempung
OL berlanau organik dengan
30 Garis A
plastisitas rendah CL-ML
20
Lanau anorganik atau pasir halus
MH diatomae, atau lanau diatomae,
4 ML ML atau OH
lanau yang elastis
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Lempung anorganik dengan
CH plastisitas tinggi, lempung Batas Cair (%)
“gemuk” (fat clays)
Garis A : PI = 0.73 (LL-20)
Lempung organik dengan
OH plastisitas sedang sampai dengan
tinggi
beberapa kali revisi hingga tahun 1945 dan dipergunakan hingga sekarang,
and Granular Type Road of the Highway Research Board (ASTM Standar
untuk menentukan kualitas tanah guna pekerjaan jalan yaitu lapis dasar
Dalam sistem ini tanah dikelompokkan menjadi tujuh kelompok besar yaitu
A1 sampai dengan A7. Tanah yang termasuk dalam golongan A-1 , A-2,
dan A-3 masuk kedalam tanah berbutir dimana 35% atau kurang dari
jumlah butiran tanah yang lolos ayakan No.200, sedangkan tanah yang
masuk dalam golongan A-4, A-5, A-6 dan A-7 adalah tanah lanau atau
lempung. A-8 adalah kelompok tanah organik yang bersifat tidak stabil
sebagai bahan lapisan struktur jalan raya, maka revisi terakhir oleh
mendapatkan data yang diperlukan adalah analisis saringan, batas cair, dan
batas plastis.
16
Tanah berbutir
Klasifikasi umum
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No.200
A-1 A-2
Klasifikasi kelompok A-3
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No.10 Maks 50
No.40 Maks 30 Maks 50 Min 51
No.200 Maks 15 Maks 25 Maks 10 Maks 35 Maks 35 Maks 35 Maks 35
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No.40
Batas Cair (LL) Maks 40 Min 41 Maks 40 Min 41
Indeks Plastisitas (PI) Maks 6 NP Maks 10 Maks 10 Min 11 Min 41
Tipe material yang Batu pecah, kerikil Pasir Kerikil dan pasir yang berlanau atau
paling dominan dan pasir halus berlempung
1. Ukuran Butir
(no. 10).
mm (no. 200)
Lanau dan lempung : bagian tanah yang lolos saringan dengan diameter
2. Plastisitas
Data yang akan didapat dari percobaan laboratorium telah ditabulasikan pada
Tabel 4. Kelompok tanah yang paling kiri kualitasnya paling baik, makin ke
C. Tanah Lempung
penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air sedang sampai
luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanya
dengan jari tangan. Selain itu, permeabilitas lempung sangat rendah (Terzaghi
Sifat khas yang dimiliki oleh tanah lempung adalah dalam keadaan kering
akan bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak plastis, dan kohesif,
pada intinya adalah hidrat aluminium silikat yang mengandung ion-ion Mg, K,
golongan besar, yaitu kaolinit, smectit (montmorillonit), illit (mika hidrat) dan
kemampatan yang tinggi, indeks plastisitas yang tinggi, kadar air yang relatif
1999):
b. Permeabilitas rendah.
D. Fly Ash
Fly Ash merupakan salah satu jenis partikulat yang dapat diklasifikasikan
dalam debu. Hal ini karena biasanya fly Ash dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi. Abu terbang (fly ash) sebagai limbah PLTU berbahan bakar batu bara
Indonesia, maka jumlah limbah abu terbang juga akan meningkat yaitu
jumlah limbah PLTU pada tahun 2000 sebanyak 1,66 juta ton, sedangkan
dalam furnace pada PLTU yang kemudian terbawa keluar oleh sisa-sisa
precipitator. Fly ash merupakan residu mineral dalam butir halus yang
dihasilkan dari pembakaran batu bara yang dihaluskan pada suatu pusat
20
pembangkit listrik. Fly ash terdiri dari bahan inorganik yang terdapat di
dalam batu bara yang telah mengalami fusi selama pembakarannya. Bahan
fly ash umumnya berbentuk bulat. Partikel-partikel fly ash yang terkumpul
Bahan ini terutama terdiri dari silikon dioksida (SiO 2), aluminium oksida
Tabel 5. Jumlah dan perkiraan produksi abu terbang dan abu dasar oleh PLTU
di Indonesia
Konsumsi
Kapasitas Listrik Abu dasar Abu terbang
Tahun batu bara
PLTU (MW) (juta ton) (juta ton)
(juta ton)
1996 2,66 7,3 0,04 0,25
2000 10,155 27,7 0,25 1,41
2006 12,22 33,3 0,30 1,70
2009 19,99 54,5 0,49 2,78
korosi.
21
terfluidakan (fluidized bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau
grate system). Disamping itu terdapat system ke-3 yakni spouted bed system
atau yang dikenal dengan unggun pancar. Fluidized bed system adalah
bara (300oC) maka diumpankanlah batu bara. Sistem ini menghasilkan abu
terbang dan abu yang turun di bawah alat. Abu-abu tersebut disebut dengan
fly ash dan bottom ash. Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di
PLTU (Pembangkit Listruk Tenaga Uap). Komposisi fly ash dan bottom ash
20%). Fixed bed system atau Grate system adalah teknik pembakaran
dimana batubara berada di atas conveyor yang berjalan atau grate. Sistem
ini kurang efisien karena batubara yang terbakar kurang sempurna atau
dengan perkataan lain masih ada karbon yang tersisa. Ash yang terbentuk
terutama bottom ash masih memiliki kandungan kalori sekitar 3000 kkal/kg.
Di China, bottom ash digunakan sebagai bahan bakar untuk kerajinan besi
(pandai besi). Teknologi Fixed bed system banyak digunakan pada industri
22
tekstil sebagai pembangkit uap (steam generator). Komposisi fly ash dan
a. Sifat Fisik
proses pembakaran batu bara ini titik leleh abu batu bara lebih tinggi
yang memiliki tekstur butiran yang sangat halus. Abu terbang batu bara
terdiri dari butiran halus yang umumnya berbentuk bola padat atau
antara 2100 sampai 3000 kg/m3 dan luas area spesifiknya (diukur
1000 m2/kg.
23
b. Sifat Kimia
Komponen utama dari abu terbang batu bara yag berasal dari
belerang.
Sifat kimia dari abu terbang batu bara dipengaruhi oleh jenis batubara
Fly ash dapat bereaksi dengan kapur aktif dan air pada suhu kamar
Menurut ASTM C618 fly ash dibagi menjadi dua kelas yaitu fly ash kelas F
dan kelas C. Perbedaan utama dari kedua ash tersebut adalah banyaknya
Fly ash kelas F: merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran
hydrated lime, atau semen. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah (CaO
< 10%).
Fly ash kelas C: diproduksi dari pembakaran batubara lignite atau sub-
bereaksi dengan air) dan sifat ini timbul tanpa penambahan kapur. Biasanya
a. Portland Cement
Fly ash digunakan untuk pengganti portland cement pada beton karena
padaumumnya terbatas pada fly ash kelas F. Fly ash tersebut dapat
b. Batu Bata
Batu bata dari ash telah digunakan untuk konstruksi rumah di Windhoek,
Nambia sejak tahun 1970, akan tetapi batu bata tersebut akan cenderung
untuk gagal atau menghasilkan bentuk yang teratur. Hal ini terjadi ketika
batu bata tersebut kontak dengan air dan reaksi kimia yang terjadi
Selain itu abu terbang batubara memiliki berbagai kegunaan yang amat
E. Kapur
Batu kapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh
sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan
Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen,
Batu kapur mempunyai sifat yang istimewa, bila dipanasi akan berubah
yang dapat dihidrasi secara mudah menjadi kapur hydrant atau kalsium
hidroksida (Ca(OH)2). Pada proses ini air secara kimiawi bereaksi dan
sama.
2. Jenis-jenis Kapur
a. Kapur tohor/ quick lime (CaO) adalah hasil dari pemanasan batuan
atau magnesium yang dibuat dari kapur keras yang diberi air sehingga
a. Bahan bangunan.
semen merah.
28
semen portland.