Вы находитесь на странице: 1из 9

POKOK BAHASAN

1. Pengertian Komunikasi Politik


2. Pola-Pola Komunikasi Politik
3. Saluran-Saluran Komunikasi Politik
4. Pembentukan Pendapat Politik
5. Kesimpulan
1. Pengertian Komunikasi Politik
Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan
pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai
komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
Pengertian Komunikasi Politik Menurut Para Ahli
1. Gabriel Almond (1960) menyatakan bahwa komunikasi politik adalah salah satu
fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik. “All of the functions performed in
the political system, political socialization and recruitment, interest articulation,
interest aggregation, rule making, rule application, and rule adjudication,are
performed by means of communication.”
2. Perloff menyatakan Politik Communications is a Process by which a nation’s
leadership, media, and citizenry exchange and confer meaning upon messages that
relate to the conduct of public policy.
3. Dan Nimmo menyatakan Communication (activity) considered political by virtue of
its consequences (actual or potential) which regulate human conduct under the
condition of conflict Kegiatan komunikasi yang dianggap komunikasi politik
berdasarkan konsekuensinya (aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan
manusia dalam kondisi konflik. Cakupan: komunikator (politisi, profesional,
aktivis), pesan, persuasi, media, khalayak, dan akibat.

2. Pola-Pola Komunikasi Politik


Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih
dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami.
Pola-pola Komunikasi Politik yang dimaksudkan adalah :
a. Pola Komunikasi Vertikal atau Top Down (dari pemimpin kepada yang dipimpin)
biasanya pola ini terjadi bila partai memposisikan pemimpin adalah instruksi dalam
kelompok atau organisasi. Pola ini sering menunggu perintah dari atasan atau
pemimpin partai. Para pengikut akan mengartikan symbol yang digunakan baik
simbo, verbal maupun symbol nonverbal.
b. Pola Komunikasi Horizontal (antara individu dengan individu, kelompok dengan
kelompok). Pola komunikasi seperti ini terjadi dalam kelompok dimana interaksi
terjadi antara individu didalam kelompok. Komunikasi yang dijadikan topik terfokus
kepada membahas perintah atau instruksi pimpinan.
c. Pola Komunikasi Formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal). Pola
komunikasi formal muncul dalam rapat-rapat anggota, rapat pimpinan atau
pertemuan musyawarah partai, dan lain sebagainya.
d. Pola Komunikasi Informal (komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka, tidak
mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi). Pola ini di kembang dalam
kelompok-kelompok kecil, biasanya kelompok peduli yang memikirkan
pengembangan partai atau kelangsungan sebuah visi atau misi organisasi sebuah
partai.

3. Saluran Komunikasi Politik


Saluran Komunikasi Politik adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian
sebuah pesan. Dilihat secara luas saluran komunikasi itu terdiri atas lambang-lambang,
kombinasinya, dan berbagai tekhnik serta media yang digunakan untuk berbicara pada
khalayak. Lambang yang dimaksud adalah kata, gambar, dan tindakan. Kombinasi
lambang menghasilkan cerita, foto, dan drama. Komunikator menyampaikan bentuk-
bentuk simbolik dan kombinasinnya ini dengan berbagai tekhnik dan media. Secara lisan
melalui perbincangan personal, melalui cetakan seperti koran, dan majalah, dan dengan
tekhnik elektronik seperti radio ataupun televisi. Saluran komunikasi politik ada 3 (tiga)
yaitu:
1. Komunikasi Massa. Ada dua bentuk saluran komunikasi massa, masing-masing
berdasarkan tingkat langsungnya komunikasi satu-kepada banyak, yaitu :
a. Komunikasi Tatap Muka. Contonya seperti apabila seorang kandidat politik
berbicara di depan rapat umum atau ketika seorang presiden muncul didepan
khalayak besar reperter dalam konferensi pers.
b. Komunikasi Dengan Perantara. Bentuk yang kedua terjadi jika ada perantara
ditempatkan diantara komunikator dan khalayak. Contohnya adalah pidato
presiden ke seluruh negara(satu-kepada banyak) melalui televisi. Disini media,
tekhnilogi, sarana, dan alat komunikasi lainnnya ikut serta.
2. Komunikasi Interpersonal, merupakan bentukan dari hubungan satu-kepada satu.
Saluran ini juga mempunyai dua bentuk penyampaian, yaitu :
a. Saluran Interpersonal Tatap Muka. Contohnya adalah seorang kandidat
kepresidenan yang berjalan melalui orang banyak sambil berjabat tangan atau
seorang kandidat lokal yang melakukan kunjungan dari rumah ke rumah di
daerah pinggiran kota merupakan contoh saluaran interpersonal tatap muka.
b. Saluran Interpersonal Dengan Perantara. Contonya adalah Gray Hayes, wanita
pertama yang terpilih menjadi walikota sebuah kota besar yang berpenduduk
lebih dari setengah juta orang melakukan kampanye pada tahun 1974, ia
menggunakan sluran ini dengan memasang ”Hayes Hotline”, yaitu sambungan
telephon langsung ke kantor kampanye nya yang memungkinkan orang berbicara
secara pribadi kepadanya tentang masalah-masalah yang mendapat perhatiannya.

3. Komunikasi Organisasi, merupakan pengggabungan penyampaiaan satu-kepada-


satu dan satu-kepada banyak. Di komunikasi organisasi ini juga dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. Komunikasi Organisasi Tatap Muka. Contohnya, seorang presiden misalnya
melakukan diskusi tatap muka dengan bawahannya yaitu anggota stafnya, atau
kepala penasihatnya (sperti yang dilakukan oleh Presiden Richard Nixon dengan
pada anggota gedung putih mengenai Peristiwa Watergate dari tahun 1972-
1974). Akan tetapi, kebanyakan organisasi politik begitu besar sehingga
komunikasi satu-kepada-satu dengan seluruh anggotanya mustahil bisa
dilakukan.
b. Komunikasi Organisasi Berperantara. Solusi yang dapat diatasi pada kasus
Komunikasi organisasi tatap muka adalah melalui Komunikasi organisasi
berperantara satu-kepada-banyak ini didalam organisasi yaitu: pengedaran
memorandum, sidang, konvensi(seperti misalnya konvensi empat tahunan
nominasi kepresidenan pada partai demokrat dan partai republik), buletin dan
laporan berkala intern, dan loka karya.
4. Pembentukan Pendapat Politik
Dalam asumsi konflik kepentingan yang disebut teori kompetisi, menjelaskan bahwa
pembentukan pendapat politik dalam masyarakat majemuk dicapai melalui proses yang
terbuka, persaingan antara kepentingan yang berbeda-beda. Karena keragaman pendapat
dan konflik sosial gagal mencapai solusi yang tepat untuk masalah secara mufakat, maka
keputusan harus dibuat atas dasar persetujuan dari mayoritas warga negara. Kadangkala
keputusan mayoritas menyiratkan kekurangan atau bahkan ketidakadilan. Oleh karena
itu, harus ada pengakuan hasil pemilihan yang bebas, jujur, dan adil oleh pihak yang
kalah.
Dalam masyarakat modern, proses pembentukan pendapat politik adalah proses
polimorfik, dimana media massa, organisasi sosial, asosiasi, inisiatif warga, komunitas
religius, dan bentuk modern dari komunikasi elektronik dan komunitas virtual lainya
mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan pendapat politik dan keputusan
politik. Namun demikian, partai politik merupakan pelaku utama mengagregasi opini
publik dan mewakili warga dalam proses pembuatan keputusan politik dan partai politik
akhirnya juga mengambil keputusan politik melalui wakil-wakil mereka di parlemen dan
pemerintahan.
Kesimpulan

1. Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi yang melibatkan


pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan kekuasaan,
pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami
sebagai komunikasi antara ”yang memerintah” dan ”yang diperintah”.
2. Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih
dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Pola-pola komunikasi politik yang dimaksud, meliputi :
a. Pola Komunikasi Vertikal atau Top Down (dari pemimpin kepada yang
dipimpin),
b. Pola Komunikasi Horizontal (antara individu dengan individu, kelompok
dengan kelompok),
c. Pola Komunikasi Formal (komunikasi melalui jalur-jalur organisasi formal), dan
d. Pola Komunikasi Informal (komunikasi melalui pertemuan atau tatap muka,
tidak mengikuti prosedur atau jalur-jalur organisasi).
3. Saluran-Saluran Komunikasi
Saluran Komunikasi Politik adalah alat serta sarana yang memudahkan
penyampaian sebuah pesan. Saluran komunikasi politik ada 3 (tiga) yaitu:
a. Komunikasi Massa, merupakan bentukan dari hubungan komunikasi satu-
kepada banyak.
b. Komunikasi Interpersonal, merupakan bentukan dari hubungan satu-kepada
satu.
c. Komunikasi Organisasi, merupakan pengggabungan penyampaiaan satu-
kepada-satu dan satu-kepada banyak.
4. Pembentukan Pendapat Politik
a. Dalam asumsi konflik kepentingan yang disebut teori kompetisi, menjelaskan
bahwa pembentukan pendapat politik dalam masyarakat majemuk dicapai melalui
proses yang terbuka, persaingan antara kepentingan yang berbeda-beda.
b. Dalam masyarakat modern, proses pembentukan pendapat politik adalah proses
polimorfik, dimana media massa, organisasi sosial, asosiasi, inisiatif warga,
komunitas religius, dan bentuk modern dari komunikasi elektronik dan komunitas
virtual lainya mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan pendapat
politik dan keputusan politik.
Referensi

1. Dan Nimmo. Komunikasi Politik. Rosda, Bandung, 1982; Gabriel Almond The Politics
of the Development Areas, 1960
2. Gabriel Almond and G Bingham Powell, Comparative Politics: A Developmental
Approach. New Delhi, Oxford & IBH Publishing Company, 1976
3. Mochtar Pabottinggi, “Komunikasi Politik dan Transformasi Ilmu Politik” dalam
Indonesia dan Komunikasi Politik, Maswadi Rauf dan Mappa Nasrun (eds). Jakarta,
Gramedia, 1993.
4. http://jakartanewhope.blogspot.com/2013/04/partai-politik-fungsi-dan-
organisasi_15.html?m=1
KOMUNIKASI POLITIK

Oleh :

Kelompok 8

Nama NIM No. Absen

Ni Kadek Nyupina Dewi 1306305019 55

Ida Bagus Agung Adi Prasetya 1306305023 56

Ni Made Arum Sucahyani 1306305034 57

I Wayan Nico Setiawan 1306305038 58

Putu Yulia Pransiska Dewi 1306305039 59

Ida Ayu Made Chandra Dewi 1306305047 60

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2014

Вам также может понравиться