Вы находитесь на странице: 1из 56

STRATEGIES AGAINST FLU

EMERGENCE

PANDUAN
Pelaksanaan Kegiatan

2012

Untuk keperluan internal pelaksana kegiatan


1. FLU BURUNG DI INDONESIA
Flu Burung adalah penyakit zoonosis1, artinya penyakit yang dapat
menyerang hewan dan manusia. Pada umumnya Flu Burung tidak menyerang
manusia, namun dalam banyak kasus kemudian Flu Burung juga menginfeksi
manusia. Hampir semua dari kasus ini terjadi karena sebelumnya ada kontak
langsung atau tidak langsung antara manusia yang terinfeksi dan unggas
atau unggas mati.

Menurut data WHO terkini (yang dilansir


Sepertiga dari seluruh kasus Flu Burung di
tanggal 6 Maret 2012), Flu Burung telah
dunia terjadi di Indonesia. Angka fatalitas
menyerang 594 orang di seluruh dunia
kasus di Indonesia mencapai lebih dari 80
dengan angka fatalitas kasus mencapai
persen (186 kasus dan 154 kematian) atau
58,75%. Dari 15 negara yang terdeteksi
dengan kata lain dari 10 orang menderita Flu
dengan Flu Burung, Indonesia masih di
Burung, 8 orang di antaranya meninggal
peringkat pertama untuk jumlah kasusnya.

Tentunya hal ini menjadi


pertanyaan. Apa yang
salah dari pendekatan yang dilakukan? Jika negara lain mampu
menanggulanginya, mengapa kita tidak?

Dari sisi perunggasan, virus H5N1 (yang mengakibatkan Flu Burung) masih

1
Zonoosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya dari manusia ke hewan (UU
No. 18, 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan)

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

1
tetap bersifat enzootik pada unggas di seluruh Indonesia dengan kejadian
luar biasa (KLB) yang dilaporkan di 32 dari 33 provinsi. Hanya Maluku Utara
yang selamat. Informasi surveilans dan data lain mengkonfirmasi bahwa AI
bersifat endemik di Pulau Jawa dan Sumatera. Artinya dari seluruh wilayah
Indonesia.

Flu Burung pertama kali ditemukan pada unggas di Indonesia pada bulan
Agustus 2003. Namun Indonesia baru menyatakan secara resmi pada bulan
Februari 2004 (atau 6 bulan setelahnya). Pada saat itu 11 provinsi sudah
terjangkit Flu Burung dan vaksinasi pada unggas diijinkan.

Pada bulan Juli 2005 kasus manusia pertama terjadi. Pada saat itu tidak bisa
ditentukan dari mana sumber penularannya. Akhir tahun 2005 (5 bulan
setelah kasus pertama) sudah tercatat 25 kasus terjadi, dengan 13 di
antaranya berakhir kematian atau lebih dari 50%.

Berikut di bawah adalah Total Kasus FB pada manusia di Indonesia oleh WHO.
Hingga penulisan Panduan ini, di tahun 2012, sudah terdapat 5 kasus FB di
Indonesia pada manusia, dengan tingkat kematian 100%.

Komnas Flu Burung (FBPI) dibentuk pada tanggal 13 Maret 2006, melalui
Perpres No. 7. Pada saat itu sudah disadari bahwa Flu Burung memerlukan
penanganan terpadu dari seluruh instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, dunia usaha, organisasi profesi, organisasi non pemerintah,
perguruan tinggi, dan lembaga internasional serta pihak-pihak terkait lainnya.
Saat ini Komnas FBPI sudah digantikan dengan Komnas Zoonosis. Badan baru
ini memiliki cakupan kerja yang lebih luas dalam menangani penyakit yang
bersumber dari berbagai hewan. Di antaranya flu burung, antraks, rabies,dan
lain sebagainya. Pertimbangannya, penyakit-penyakit baru bersumber dari

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

2
hewan semakin berkembang.

Strategi Penanganan Flu Burung Pada Unggas dan Manusia di


Indonesia

Menurut data dari Kementerian Pertanian, terdapat kecendrungan


peningkatan kasus FB pada unggas pada setiap bulan Januari sampai April.
Hal tersebut diindikasikan antara lain bahwa selama musim hujam terjadi
perubahan suhu secara ekstrim, menyebabkan daya tahan tubuh turun
sehingga berbagai penyakit unggas, termasuk FB, turut menyerang.

Guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan kasus AI pada


unggas pada bulan-bulan di atas, maka telah diterbitkan Surat Edaran
Menteri Pertanian kepada para Gubernur No. 35 tanggal 26 Januari 2012 guna
meningkatkan pelaksanaan 8 Strategi Utama Pengendalian AI pada unggas
adalah (1) Biosekuriti (2) Depopulasi (3) Surveilans (4) Vaksinasi (5)
Pengawasan Lalu Lintas Unggas (6) Restrukturisasi Usaha Perunggasan (7)
Public Awareness (8) Penegakan peraturan dan penerapan SOP. Guna lebih
meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat telah berfungsi secara
aktif SMS/Call Center AI - Direktorat Kesehatan Hewan pada nomor HP :
08118301001.

Sementara itu, dari sisi manusia, Kementerian Kesehatan telah menyatakan


bahwa bila ada seseorang dengan demam dan gejala flu, dan orang itu ada
kontak dengan unggas, maka orang itu disebut sebagai suspek flu burung,
baik flunya ringan saja ataupun berat. Hal ini penting untuk ditegaskan
terutama karena data statistisk menunjukan bahwa salah satu penyebab
tingkat kematian tinggi pada manusia adalah karena keterlambatan
pelaporan (rata-rata lebih dari 6 hari) ketika sudah terserang penyakit.

Menurut Prof. dr. Tjandra Yoga, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, dari Kementerian Kesehatan, terdapat 3 hal yang akan dilakukan
jika ada pasien suspek flu burung.
1. Petugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian turun ke
lapangan/sekitar rumah suspek untuk:
a. Memeriksa orang yang kontak/berhubungan dengan pasien
suspek, untuk mengecek apa ada gejala flu juga, dan kalau ada
akan ditangani, memeriksa suhu dan keadaan klinis secara

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

3
berkala, jika diperlukan, dan memberikan obat pencegahan, juga
jika diperlukan.
b. Memeriksa lingkungan sekitar rumah.
c. Dinas Peternakan memeriksa unggas sekitar rumah, baik klinis
dan laboratorisnya.
2. Pasien suspek (meskipun gejalanya ringan) akan dirawat di RS Rujukan.
3. Sampel dari pasien akan diambil dan diperiksa di Laboratorim
BalitBangKes. Jika hasilnya positif, maka temuan ini akan dimuat di
website Kemenkes dan dilaporkan ke WHO Indonesia sebagai bagian
dari International Health Regulation. Jika hasilnya negatif maka pasien
suspek yang dirawat di RS akan tetap ditangani keadaan klinisnya
sesuai prosedur ilmu kedokteran/ perawatan yang ada.

Bagaimana penegakan Strategi Kementan dan Protokol Kemenkes di


lapangan yang menjadi pertanyaannya. Ruang-ruang apa yang masih tersisa
yang dapat mengakibatkan angka kematian yang begitu tinggi akibat Flu
Burung.

Panduan ini membatasi diri hanya untuk kegiatan komunikasi lapangan.

Studi Lapangan Perilaku Mengenai FB di Indonesia

Studi perilaku (KAP) yang dilakukan di bawah program CBAIC dan SAFE 2
menemukan bahwa
- Ada kurang pemahaman mengenai konsep biosekuriti dan alasan
pentingnya menerapkan biosekuriti dalam praktek keseharian.
- Tidak ada perasaan urgensi atas ancaman Flu Burung.
- Ada miskonsepsi yang salah mengenai hal-hal dasar yang
menyangkut vaksinasi, tata cara pemilihan daging unggas, tata cara
penanganan unggas, dan tata cara penanganan makanan.
- Kurang fasilitas pendukung, seperti fasilitas cuci tangan, konstruksi
lapak yang tidak sesuai, konstruksi pembuangan limbah yang tidak
sesuai.
- Ada pertimbangan ekonomi dalam mengadopsi perilaku yang
dianjurkan. Perilaku-perilaku ini dipandang sebagai ”Beban Biaya”,
ketimbang manfaat.
- Tidak ada upaya untuk menegakan aturan.

2
CBAIC=Community-Based Avian Influenza Control (2007-2010), SAFE=Strategies Against Flu Emergence (2011-
2014). Kedua proyek ini ditargetkan untuk penanggulangan Flu Burung dengan pendekatan komunitas.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

4
STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

5
2. RANCANGAN PROGRAM
SAFE
Seperti disampaikan di atas, sampai saat ini Indonesia masih menjadi Negara
dengan jumlah kasus FB H5N1 (Flu Burung – FB) pada manusia terbanyak di
dunia. Data surveilans menunjukkan bahwa FB telah menjadi endemis di
sebagian besar propinsi di Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk menghadapi
masalah ini, USAID melalui kerjasama dengan pemerintah Indonesia
melaksanakan program Strategies Against Flu Emergence (SAFE).

SAFE program memiliki empat tujuan:


1. Meningkatkan biosekuriti dan Good Farming Practices untuk
membatasi transmisi FB pada unggas (sektor 3 peternakan broiler).
2. Mempromosikan prilaku untuk mengurangi resiko transmisi FB antar
unggas (pasar unggas dan pemberdayaan konsumen).
3. Meningkatkan pengetahuan perihal tanda/gejala dan faktor resiko
yang diakibatkan oleh FB/ILI (pengguna dan penyedia layanan
kesehatan).
4. Berkoordinasi dan fasilitasi komunikasi antar partner.

Program SAFE akan dilaksanakan sampai dengan Bulan Maret 2014. SAFE
bekerja di 10 kabupaten (8 kabupaten di Provinsi Jawa Barat dan 2 kabupaten
di provinsi Banten). Dokumen ini adalah bagian dari tujuan 2.

Pertimbangan Pemilihan Wilayah Kerja

• Kepadatan populasi manusia & unggas


• Kasus outbreak pada manusia & unggas
• Jalur transportasi unggas
• Kesinambungan lokasi kabupaten

Pada tahun ke dua program (April 2012), SAFE akan mengimplementasikan


tujuan 3 dari program, oleh karena itu dalam penetuan wilayah, SAFE juga
mempertimbangkan hal-hal berikut:
– Prevalensi ISPA dan Pneumonia
– Puskesmas, Puskesmas Pembantu
– Tenaga Medis/Pemberi Layanan Kesehatan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

6
Tabel Data Pertimbangan Pemilihan Wilayah Kerja

Wilayah Kerja Program SAFE

Pendekatan

Dalam merancang kegiatan/intervensi program, SAFE mempertimbangkan


hal-hal berikut:
• Pengembangan inisiatif dari khalayak sasaran

• Pendekatan partisipatif

• Menekankan insentif/manfaat yang nyata bagi khalayak sasaran

• Pengetahuan dan akan rantai nilai perunggasan dan pemangku


kepentingan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

7
• Upaya bersama: pihak pemerintah – rantai nilai perunggasan –
konsumen – pemangku kepentingan lainnya

Strategi
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, hasil konsultasi dengan para
pemangku kepentingan serta temuan-temuan riset yang dilakukan, SAFE
mengembangkan strategi di bawah ini sebagai payung dalam merancang
kegiatan.

• Fasilitasi partisipatif

• Materi komunikasi perubahan perilaku

• Pengetahuan akan rantai nilai perunggasan

• Pengetahuan akan perilaku yang perlu dipraktekkan

• Peran konsumen sebagai pendorong perubahan

• Entertainment-education (enter-edu)

• Pasar demonstrasi

• Paduan antara hibah dan partisipasi pasar

• Koordinasi yang lekat dengan pihak pemerintah

• Pelibatan dan Advokasi pemangku kepentingan

• Adopsi dan replikasi program

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

8
3. MODEL KOMUNIKASI SAFE

Seperti disampaikan di atas SAFE memiliki 4 tujuan program. Secara garis


besar, perancangan intervensi kegiatan, tujuan antara dan tujuan akhir dari
program dapat digambarkan dalam bagan berikut. Kotak di kiri
menggambarkan secara umum dan sederhana, kegiatan dan capaian yang
diharapkan dari tujuan 1 program. Kotak ke dua adalah mengenai tujuan 2
program (yang merupakan tujuan yang menjadi bahasan utama di panduan
ini). Kotak ke tiga adalah mengenai tujuan 3 program SAFE yang akan mulai
dilaksanakan

Teks berwarna kuning di kotak 3 adalah bagian yang menjadi wilayah

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

9
tanggungjawab Departemen Kesehatan/WHO

Tujuan 2 Program - Inisiatif Komunitas dan Pasar Sehat


Proses-proses yang akan dilaksanakan dalam program SAFE dikemas dalam
serangkaian kegiatan yang diberi nama “Inisiatif Komunitas dan Pasar Sehat”

Mengapa Pasar dan Komunitas?


Aktivitas untuk Tujuan 2 ini akan mengambil tempat di pasar unggas dan
komunitas, karena di lokasi ini bertemu berbagai pihak yang berada dalam
rantai nilai (value chain)/rantai pasokan (supply chain) dengan konsumen.
• Pasar: Tempat bertemunya rantai nilai perunggasan dan konsumen
• Komunitas: Konsumen sebagai pendorong perubahan melalui proses
pemberdayaan konsumen

Di masing-masing kabupaten wilayah kerja dipilih dua pasar demonstrasi


secara partisipatif dengan pemangku kepentingan yang ada (instansi
pemerintah terkait, pihak swasta dan unsur masyarakat) berdasarkan kriteria
yang disepakati bersama. Gambar 1 di bawah menggambarkan strategi
program secara umum untuk tujuan 2.

Intervensi dalam Inisiatif Komunitas dan Pasar Sehat

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

10
SAFE akan menempatkan fasilitator yang secara khusus didedikasikan untuk
memfasilitasi para pelaku/pemangku kepentingan (konsumen, pedagang,
pemotong, pengangkut dan pihak lain dalam rantai nilai unggas dalam
proses-proses: identifikasi masalah, pengembangan solusi, mobilisasi sumber
daya, implementasi perbaikan fasilitas di pasar serta perubahan perilaku
pada pengelola pasar dan pedagang. Fasilitator lapangan yang ditempatkan
adalah staf PMI (Palang Merah Indonesia), organisasi yang menjadi sub-
kontraktor dalam program SAFE. PMI memiliki jaringan yang sangat luas dan
pengalaman yang kuat dalam aktivitas di tingkat komunitas. PMI juga
memiliki banyak staf yang memiliki pemahaman yang baik mengenai isu-isu
yang terkait dengan AI dan memiliki pengalaman dalam aktivitas mobilisasi
komunitas. Hasil yang didapat dari intervensi program di pasar adalah kondisi
yang lebih bersih dan sehat dan model yang akan direplikasi di pasar-pasar
serta komunitas yang lain melalui Inisiatif Pasar Sehat yang didalamnya
terdapat aktivitas Kompetisi Pasar Sehat.

Dalam mengimplementasikan kegiatan program, SAFE bekerja sama dengan


tiga lembaga: PMI, Aisyiyah dan COMBINE. Bagian berikut akan menjelaskan
kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing lembaga. Fokus kegiatan
yang dilaksanakan oleh PMI adalah kegiatan yang terkait dengan lokalitas

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

11
pasar sementara fokus kegiatan yang dilaksanakan oleh AIsyiyah dan
COMBINE adalah kegiatan yang terkait dengan lokalitas komunitas di
sekeliling pasar.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

12
Kegiatan yang dilaksanakan oleh PMI

Langkah-langkah implementasi program di lapangan adalah sebagai berikut:


A. Pertemuan Konsultasi di tingkat Provinsi

Pertemuan Konsultasi di tingkat Provinsi dilakukan di 2 (dua) Provinsi


yaitu Provinsi Jawa Barat dan Banten. Pertemuan ini dihadiri oleh
perwakilan dari Dinas Peternakan tingkat Kabupaten dari masing-
masing wilayah kerja SAFE, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
tingkat Provinsi, dan SAFE.

Tujuan dari pertemuan ini adalah sebagai berikut:

 Menjalin hubungan kemitraan dengan para pemangku kepentingan,


Mensosialisasikan program SAFE dan mendapatkan masukan dalam
pelaksanaan kerja program SAFE.
 Menyepakati kriteria pemilihan pasar dan menentukan kandidat
lokasi pasar yang akan dijadikan pasar demo dalam pelaksanaan
program SAFE di tiap kabupaten.

Hasil yang diharapkan dari pertemuan ini adalah sebagai berikut:


 Terbentuknya jejaring kerja yang baik dengan para pemangku
kepentingan terkait.
 Tersosialisasinya Program SAFE dan mendapat dukungan dari
berbagai stakeholder terkait.
 Adanya kesepakatan kriteria pemilihan pasar.
 Penentuan 5 (lima) kandidat Pasar yang akan direkomendasikan
sebagai pasar demo.

B. Pertemuan Pemangku Kepentingan di Pasar Demonstrasi


Pertemuan ini adalah pertemuan rutin yang difasilitasi oleh koordinator
program dan fasilitator untuk mempertemukan para pemabgku
kepentingan dengan pelaku-pelaku di pasar. Forum ini juga dapat
dimanfaatkan untuk menjelaskan hasil-hasil dari pertemuan dan
kegiatan sebelumnya serta menyampaikan Rencana Kerja Tindak
Lanjut (RKTL) untuk kegiatan Inisiatif Komunitas dan Pasar Sehat.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

13
C. Assessment ke Lokasi Kandidat Pasar Sehat (5
Pasar/Kabupaten)
Fasilitator Lapangan dan Dinas terkait melakukan joint assessment
untuk meninjau 5 (lima) kandidat pasar untuk penilaian Pasar Demo
sesuai dengan kriteria pemilihan pasar yang telah disepakati dalam
pertemuan konsultasi tingkat Provinsi. Hasil dari kegiatan ini yang
nantinya akan digunakan sebagai dasar penentuan pemilihan Pasar
Demo dalam pertemuan konsultasi di tingkat kabupaten.

D. Pertemuan Konsultasi I di tingkat Kabupaten


Pertemuan ini dihadiri oleh Tim lapangan SAFE dari unsur PMI
(Fasilitator, Koordinator dan Admin Kabupaten), perwakilan dari Dinas-
dinas di Kabupaten (Dinas kesehatan, Veteriner, Bappeda,
Kesbanglinmas, Disperindag, Perwakilan asosiasi pasar, Dinas sosial,
Asosiasi Pedagang pasar dan Asosiasi pasar tradisional.

Pertemuan ini bertujuan untuk mensosialisasikan SAFE Program Pasar


Sehat, menentukan dua pasar demo dan menyepakati rencana kerja
untuk tahun pertama.

E. Peningkatan Kapasitas/Pelatihan bagi Pengelola Pasar


Setelah Pasar Demo telah ditentukan, maka kegiatan selanjutnya
adalah peningkatan kapasitas/pelatihan bagi pengelola pasar agar
pengelola pasar dapat memahami program pasar sehat secara
keseluruhan, menumbuhkan komitmen, dukungan dan rasa
kepemilikan terhadap program SAFE serta membina hubungan yang
baik antara pengelola pasar, PMI serta dinas terkait lainnya dalam
pelaksanaan program.

Pelatihan ini dihadiri oleh Pengelola Pasar dari 20 Pasar Demo di 10


Kabupaten Provinsi Jawa Barat dan Banten. Diharapkan setelah
pelatihan ini Pengelola Pasar mengerti peran, fungsi, dan
tanggungjawabnya dalam pelaksanaan program SAFE untuk
menciptkan pasar sehat dan membuat rencana tindak lanjut pengelola
pasar dalam mewujudkan cita-cita menciptakan pasar sehat bagi pasar
yang tengah dikelolanya sekarang.

F. Implementasi Pasar Sehat


Dimasing-masing Pasar Demo akan ditempatkan satu orang Fasilitator
yang mempunyai peran dan tanggungjawab sebagai berikut:

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

14
 Berkomunikasi, berkonsultasi dan bersepakat dengan Dinas
Pertenakan dan Kesehatan Hewan dalam pelaksanaan aktivitas
lapangan dan intervensi program selama siklus program
 Menyelenggarakan upaya-upaya advokasi di tingkat provinsi dan
kebupaten
 Bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
dalam mengembangkan rencana aktivitas
 Menyelenggarakan dan memfasilitasi aktivitas lapangan serta
inisiatif pasar sehat, dengan dukungan dari Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan sebagai nara sumber teknis dan penasehat
 Menyediakan platform komunikasi bagi pemangku kepentingan
 Melaporkan capaian-capaian program

Langkah-langkah kegiatan implementasi pasar sehat adalah sebagai


berikut:
1. Pemetaan Partisipatif

Pertemuan awal untuk memetakan situasi di pasar yang


berhubungan dengan infrastruktur, perilaku di pasar serta mencari
solusi-solusi alternative untuk pemecahan masalah yang di hadapi
di pasar tersebut. Hasil dari kegiatan ini adalah Pemetaan kondisi
pasar, infrastuktur dan perilaku, memetakan permasalahan dan
alternatif penyelesaian masalah di pasar serta membuat komitmen
dan kesepakatan bersama dalam pelaksanaan program.
2. Orientasi kepada Relawan PMI tentang Avian Influenza.

3. Konsultasi dengan Stakeholder terkait dengan hasil dari pemetaan


partisipatif.
Kegiatan ini sebagai wadah komunikasi dan koordinasi antara PMI,
Pengelola Pasar, warga pasar dengan Dinas Terkait agar terjadi
kesamaan cita-cita dalam mewujudkan Pasar Sehat.

4. Penyusunan rencana kerja yang dilakukan partisipatif bersama


warga pasar.
Setelah teridentifikasi kondisi dan permasalahan yang ada di Pasar,
maka bersama-sama warga pasar membuat dan menyepakati
rencana kerja menuju cita-cita Pasar Sehat.

5. Penyusunan Rencana Aktivitas Inisiatif Pasar Sehat dalam bentuk


Proposal

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

15
Setelah teridentifikasi kebutuhan menuju Pasar Sehat maka
diperlukan penulisan Proposal untuk menjelaskan secara rinci
tentang program pengembangan pasar yang akan dilaksanakan ke
dalam perincian biaya-biaya detail serta aktivitas lain yang terkait
dengan adopsi perilaku kunci untuk mengurangi resiko penulaian
Flu Burung. Proposal ini juga akan membantu menjelaskan
kontribusi sumber dana dari masing-masing pihak (SAFE,
masyarakat dan pihak lainnya). Proposal ini yang nantinya akan
diajukan kepada SAFE dan disetujui oleh USAID untuk mendapatkan
pendanaan untuk kegiatan peningkatan Pasar menuju Pasar Sehat.
6. Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kegiatan yang tertuang dalam
Proposal setelah disetujui oleh USAID-SAFE serta telah
mendapatkan dana hibah dari Program SAFE.

7. Melakukan kegiatan Partisipatif di pasar seperti bersih-bersih pasar,


pelatihan pedagang unggas dan kegiatan lainnya.

8. Kampanye di Pasar oleh Relawan dengan target sasaran adalah


Konsumen melalui pendistribusian media komunikasi yang ada.
Kampanye ini bertujuan untuk Pemberdayaan kepada konsumen
tentang pengetahuan terhadap produk unggas yang sehat serta
mendorong konsumen untuk mengetahui dan menyadari bahwa
konsumen mempunyai hak untuk meminta produk unggas yang
sehat.

9. Kampanye Besar berupa kegiatan Gebyar di Pasar untuk


memperkenalkan program kepada komunitas pasar dan penguatan
pesan-pesan kunci perubahan perilaku (misalnya melalui kesenian
budaya setempat, lenong, wayang golek, debus dan lain-lain).

G. Pertemuan Konsultasi II di tingkat Kabupaten


Pertemuan ini bertujuan untuk memaparkan kemajuan dari
pelaksanaan program pasar sehat tahun pertama; mengidentifikasikan
pembelajaran dari pelaksanaan tahun pertama (kendala dan
pemecahannya); serta menyusun dan menyepakati rencana bersama
untuk kerja bersama dalam pengembangan program pasar sehat tahun
berikutnya.

Selain kegiatan di atas, SAFE juga akan menyelenggarakan kegiatan


pertemuan konsultasi di tingkat Provinsi dan Nasional, sebagai wahana

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

16
untuk melaporkan pencapaian program, mendapatkan input dari para
pemangku kepentingan serta mengidentifikasi potensi integrasi dan
koordinasi dengan program atau pihak-pihak yang relevan.

Peran Fasilitator Lapangan/Koordinator Program (PMI) dan Dinas


Peternakan dan Kesehatan Hewan

Dalam implementasi program, fasilitator lapangan SAFE dan coordinator


program akan erat bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan setempat serta pemangku kepentingan lainnya.

Fasilitator lapangan SAFE akan bertanggungjawab pada peran/tugas


berikut:
 Berkomunikasi, berkonsultasi dan bersepakat dengan Dinas
Pertenakan dan Kesehatan Hewan dalam pelaksanaan aktivitas
lapangan dan intervensi program selama siklus program
 Menyelenggarakan upaya-upaya advokasi di tingkat provinsi dan
kebupaten
 Bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
dalam mengembangkan rencana aktivitas
 Menyelenggarakan dan memfasilitasi aktivitas lapangan serta
inisiatif pasar sehat, dengan dukungan dari Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan sebagai nara sumber teknis dan penasehat
 Menyediakan platform komunikasi bagi pemangku kepentingan
 Melaporkan capaian-capaian program

Seperti tercermin dalam penjelasan di atas, program SAFE akan bertindak


sebagai katalis dalam memfasilitasi perubahan perilaku dan perbaikan
kondisi dan bukan sebagai nara sumber teknis. SAFE akan mematuhi dan
mengikuti protokol dan peraturan teknis terkait sebagai bagian dari
koordinasi dan konsultasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Dalam menjalankan program, SAFE membutuhkan dukungan-dukungan


berikut dari pihak instansi pemerintah di tingkat nasional, propinsi maupun
kabupaten:
 Keterlibatan dalam hubungan dengan fasilitator, pasar dan
komunitas
 Memberikan input dan rekomendasi dalam konsultasi program dan
pengembangan rencana implementasi lapangan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

17
 Menjadi nara sumber teknis dalam intervensi program yang
memerlukan pengetahuan dan kecakapan teknis
 Memberikan informasi mengenai protokol/peraturan pemerintah
yang terkait dengan intervensi program

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

18
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Aisyiyah dan
COMBINE

Secara garis besar, kegiatan yang dilaksanakan oleh Aisyiyah dan COMBINE
adalah untuk melakukan pemberdayaan konsumen di komunitas sekeliling
pasar demonstrasi dan komunitas konsumen secara umum di kabupaten
wilayah kerja.

Aisyiyah akan melaksanakan kegiatan pemberdayaan konsumen dan


penciptaan permintaan akan produk ungags yang sehat dan berkualitas
dengan memaksimalkan pemanfaatan jaringan berbasis religious dan
jaringan komunikasi yang efektif dalam mencapai kaum ibu (pengambil
keputusan terkait konsumsi pangan, di keluarga)

COMBINE akan memaksimalkan pemanfaatan media dan saluran komunikasi


berbasis komunitas untuk mencapai tujuan yang sama.

Kedua lembaga akan bekerja sama dan berkoordinasi dengan tim PMI yang
bertanggungjawab pada kegiatan di pasar demonstrasi.

Aisyiyah:
 Khalayak sasaran:
a. Utama: Kaum perempuan
b. Sekunder: Para tokoh agama/pemuka pendapat, rantai pasokan
ungags
 Pendekatan yang digunakan adalah pesan-pesan bio-sekuriti dan
praktek bisnis yang bertanggungjawab, keamanan pangan dan
pemberdayaan konsumen yang dikemas dalam pesan-pesan religius

COMBINE:
 Khalayak konsumen yang lebih umum
 Memaksimalkan pemanfaatan media dan saluran komunikasi
berbasis komunitas
 Pendekatan entertainment - education (enter-edu)
 Memanfaatkan pendekatan media literasi yang akan membawa pada
kondisi komunitas yang lebih sensitive pada lingkungan, termasuk isu
terkait Flu Burung. Anggota komunitas akan terlibat dalam aktivitas
mengamati dan melaporkan situasi di lingkungannya dan di pasa
yang terkait dengan isu program, kemudian melaporkannya kembali
(misalnya dalam bentuk reportasi, produksi dan penayangan film

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

19
pendek sederhana mengenai hal-hal yang terkait dengan inisiatif
komunitas dan pasar sehat)
 Hasil kegiatan adalah komunitas yang lebih memiliki rasa percaya
diri dan self-efficacy yang positif. Hal ini merupakan dasar yang kuat
dalam pembentukan konsumen yang lebih aktif dan berdaya dalam
menciptakan permintaan akan produk/layanan yang sehat dan
berkualitas

Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Aisyiyah dan COMBINE akan


mengambil bentuk yang sama, yakni::
 Kedua lembaga akan memanfaatkan jaringan media (termasuk media
baru/media social) untuk meliput isu dan kegiatan inisiatif komunitas
dan pasar sehat
 Kedua lembaga akan menyelenggarakan pertemuan (secara terpisah
antara Aisyiyah dan COMBINE) di tingkat komunitas dengan para
pemuka pendapat/pengambil keputusan di tingkat
RT/RW/Keluarahan/Kecamatan untuk mengajak komunitas agar
memasukkan isu pasar sehat dalam proses alokasi dana
pembangunan melalui MUSRENBANG.

Pemikiran di belakang gagasan kegiatan yang sama ini adalah untuk


menciptakan situasi di mana para pemuka pendapat/pengabil keputusan
memiliki persepsi bahwa “jika banyak pihak mengatakan hal yang sama atas
isu tertentu, maka isu tersebut mestilah penting dan berharga untuk
diperjuangkan.”

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

20
Box - Pemberdayaan Konsumen

KONSUMEN SEBAGAI PENDORONG PERUBAHAN

Fenomena
 Konsumen berbagi informasi
 Info dari sesama konsumen kerap dianggap lebih akurat dan jujur
karena tidak memiliki motivasi keuntungan
 Nasehat/anjuran sesama konsumen kerap terjadi dalam konteks
kelompok, kelompok yang kemudian menilai kualitas anjuran
tersebut
 Perasaan “tidak sendirian” dalam memegang
pendapat/opini/pendirian, membuat lebih percaya diri
 Viral marketing: fenomena pemasaran melalui fasilitasi dan
mendorong orang-orang untuk menyebarkan informasi >>> word
of mouth

Motivasi
 Konsumen melakukan hal ini karena:
 mereka memiliki antusiasme atas produk
 mendapat kepuasan dalam berbagi informasi dan mendapatkan
“pengakuan” atas kontribusi informasinya
 Membuat perubahan memberikan perasaan yang menyenangkan
 Berkomunikasi adalah kebutuhan semua orang

Namun ….
 Konsumen memberikan anjuran di waktu luang
 Anjuran yang diberikan berdasarkan pengalaman subyektif yang
belum tentu akurat
 Karena subyektif, bisa terdapat beberapa “kebenaran” yang dapat
berakibat kebingungan
 Tidak ada informasi, bingung
 Terlalu banyak informasi, bingung juga

Konsep Self-efficacy

Keyakinan akan kemampuan diri untuk melakukan sesuatu pada tingkat


performa tertentu

Dipengaruhi oleh:
 Keberhasilan vs kegagalan
 Observasi pada upaya orang lain yang dianggap memiliki kesamaan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

21
karakteristik dengan dirinya >> model
 Persuasi dari lingkungan sosial
 Kondisi emosi

Lalu, apa yang harus dilakukan

 Bangun pengetahuan konsumen yang akurat akan isu yang ingin


disampaikan
 Jelas dalam “call to action” >> apa yang harus kami lakukan?
 Kembangkan “percakapan” diantara konsumen
o Komunikasi tatap muka: personal, kelompok, kelompok besar
o Komunikasi bermedia:
 satu arah – kesaksian
 interaktif – diskusi dan konsultasi
 potensi jejaring sosial (facebook, twitter, milis, dll)
 Ciptakan model yang dapat dirujuk >>> beragam
 Mobilisasi social
 Jangan melakukannya sendirian, semakin banyak pihak semakin baik
(tidak ada istilah overdosis dalam sebuah gerakan konsumen)
 Proses yang terus menerus

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

22
4. PELAKU UTAMA DALAM
PRODUKSI DAN KONSUMSI
UNGGAS

Dua gambar berikut menggambarkan pelaku-pelaku dalam rantai pasokan


produksi unggas. Di luar pelaku-pelaku yang digambarkan ini, terdapat dua
pelaku lain namun tidak menjadi khalayak sasaran dalam program SAFE. Ke
dua pelaku tersebut adalah: Peternak ayam kampung dan Pedagang
pengumpul.

Pedagang/ Pengelola Konsumen


Peternak Rumah Pedagang
Sektor 3 Pengangkut Pasar
Potong Unggas

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

23
Proses Pengumpulan dan Penjualan Unggas
1. Pengangkut mendatangi

peternakan dan mengambil unggas


2. Pengangkut membawa unggas ke pasar atau ke

rumah pemotongan unggas

3. Konsumen

membeli unggas
5. Dalam semua proses ini

menjadi penting untuk

memperhatikankebersihan

diri, alat dan

tempat/lingkungan. 4. Pemotong memotong unggas

untuk konsumen atau penjual daging

ayam menjual karkas (daging ayam)

kepada konsumen

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

24
5. PERILAKU KUNCI
Isu Utama: Cek Semua Bersih

Ada sebuah pesan yang menjadi payung untuk semua perilaku utama dalam
Komunikasi lapangan untuk Pencegahan Flu Burung. Pesan itu terangkum
dengan kata-kata“CEK SEMUA BERSIH!”. Apa saja yang harus dicek?

Pertama, adalah ALAT. Apakah ALAT yang kita gunakan sudah bersih? Jika kita
adalah Pemotong Unggas, apakah pisau kita bersih? Apakah mesin pencabut
bulu kita bersih? Apakah alas kita bekerja bersih? Jika kita seorang Ibu Rumah
Tangga (konsumen), apakah talenan yang kita gunakan bersih? Apakah pisau
kita bersih? Cek ALAT bersih.

Kedua, adalah CARA. Apakah CARA kita dalam bekerja sudah bersih? Jika kita
adalah Peternak Ayam, apakah kita sudah
menerapkan biosekuriti yang dapat
Bioskuriti adalah cara-cara sederhana untuk
membuat unggas kita tidak tertular dan
menghindari kontak antara unggas dan kuman;
tidak menulari unggas lain? Jika kita
unggas sakit dan unggas sehat; serta unggas
adalah Konsumen, apakah cara kita
dan manusia.
mengolah makanan untuk dikonsumsi
keluarga kita sudah benar dan aman? Apakah cara kita memilih bahan
makanan untuk dimasak sudah benar? Ataukah kita hanya tergiur pada harga
yang murah?

Ketiga, adalah TEMPAT bersih. Tempat yang bersih mengadung pesan


lingkungan sekitar yang bersih. Apakah Pasar tempat kita berdagang bersih?

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

25
Apakah Pedagang yang saya kunjungi bersih?

Perilaku Terkait dengan Pelaku Utama

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

26
1. Peternak Unggas Komersial

Perilaku Manfaat Cara

1. Batasi keluar Meskipun tak terlihat Sediakan area


masuk manusia, dengan mata telanjang, khusus sebagai pintu
kendaraan, dan pakaian, alas kaki, dan masuk dan
barang-barang yang peralatan yang dibawa pasanglah batas di
tidak diperlukan ke masuk, seperti mobil, sekitar area
area kandang. motor, keranjang, tali, dsb, kandang.
sangat mungkin membawa
kuman berbahaya.
Jika pengunjung
harus masuk,
sediakan pakaian
dan alas kaki khusus
dan biasakan mereka
untuk mencuci dan
menggunakan
disinfektan untuk
alas kaki yang
digunakan.

2. Segera laporkan Hindari kerugian yang lebih Pemerintah setempat


kematian unggas besar, baik risiko korban yang dapat dilapori
mendadak dalam jiwa manusia maupun adalah: RT/RW,
jumlah besar kepada kematian unggas. Kepala Desa,
pemerintah setempat PDSR/DSO,
atau petugas Puskeswan/Petugas
Technical Service Dinas Peternakan,
(TS). dan Kesehatan
Hewan.

Mintalah mereka
segera membantu
Anda untuk

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

27
mencegah penularan
yang lebih luas. Itu
sudah menjadi tugas
mereka.

3. Selalu jual produk Unggas yang sakit atau Jelas.


unggas yang sehat. mati dapat menulari
Juga tidak menjual unggas sehat lain jika tidak
unggas setelah ditangani dengan benar.
terjadi kematian Karena itu jangan menjual,
mendadak di memberikan, atau
peternakan. membuang unggas yang
sakit atau mati secara
sembarangan.

Hindari kerugian yang lebih


besar: risiko korban
manusia, kematian ternak,
dan reputasi peternakan
Anda.

4. Kubur unggas yang Jangan membuang unggas Kuburlah sedalam


mati dengan benar. mati di sungai, selokan, lutut orang dewasa
kolam, atau saluran air, dan tutupi dengan
karena air dapat membawa tanah dan kapur
dan menyebarkan kuman. gamping.

5. Rebus dahulu Merebus/memasak unggas Jelas.


bangkai unggas secara benar akan
secara benar sebelum membunuh kuman
dijadikan pakan ikan. berbahaya.

Tindakan ini penting untuk


mencegah penyebaran

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

28
kuman pada ikan dan air,
sehingga ikan pun aman
dikonsumsi.

6. Berikan vaksin Flu Vaksin dapat melindungi Unggas petelur


Burung pada semua unggas dan meningkatkan menerima setidaknya
unggas petelur dan daya tahan tubuhnya dari 3x vaksinasi selama
pejantan dari unggas virus FB. Jika digunakan masa pertumbuhan
petelur. dengan cara yang benar, dan 1x selama masa
vaksin tidak akan produksi telur.
mengurangi produksi telur.

Gunakan jenis vaksin


yang telah disetujui
oleh pemerintah dan
disimpan secara
benar di kotak
pendingin/cold chain.

Ikuti program
vaksinasi yang
diselenggarakan
pemerintah,
terutama di daerah
yang berisiko tinggi.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

29
2. Pengangkut Unggas

Perilaku Manfaat Cara


1. Patuhi aturan
biosekuriti. Meskipun tak terlihat Jika Anda ke
dengan mata telanjang, peternakan komersil,
pakaian, alas kaki, dan tunggulah di luar
sangat mungkin membawa peternakan dan
kuman berbahaya. minta peternak
untuk membawakan
unggasnya kepada
Ukuran kuman terlalu kecil Anda.
untuk dapat dilihat dengan
mata telanjang.
Jika Anda harus
masuk, gunakan
pakaian dan alas
kaki khusus yang
telah disediakan
peternak.

Sedangkan jika Anda


mengambil unggas
dari peternak ayam
kampung, jangan
langsung pergi ke
kandang ternak, cari
tempat
pengumpulan
bersama, dimana
semua peternak
membawa unggas
mereka untuk dijual.

2. Selalu beli unggas Karena unggas yang sakit, Jelas.


yang sehat. diduga sakit, atau unggas
mati dapat menulari
unggas lain yang telah
Anda beli dan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

30
mengakibatkan kematian
mendadak.

Unggas sakit juga dapat


menularkan penyakit
kepada Anda dan
keluarga.

3. Bersihkan Kuman tidak dapat mati Gunakan disinfektan


kendaraan, peralatan, dengan air, tapi dapat mati setelah pencucian
dan keranjang dengan sabun atau dengan deterjen
sebelum memasuki deterjen. selesai. Peralatan
peternakan atau mesti benar-benar
setelah menurunkan bersih dari kotoran
unggas dengan agar disinfektan
menggunakan dapat bekerja efektif
deterjen dan dalam
disinfektan. menghilangkan
semua kuman yang
tertinggal.

4. Hindari membawa Unggas yang dibawa Jika terpaksa harus


kembali sisa unggas kembali ke peternakan dibawa kembali,
hidup ke dalam dapat membawa penyakit kandangkan unggas
peternakan. atau kuman yang tidak tersebut di kandang
terlihat oleh mata, yang terpisah.
sehingga dapat menulari
unggas lain yang sehat
dan menyebabkan
kematian.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

31
3. Pemotong Unggas/Rumah Potong Unggas

Perilaku Manfaat Cara

1. Secara rutin Mengosongkan pasar atau Anda dapat


kosongkan dan Rumah Potong Unggas menghentikan siklus
bersihkan dengan (RPU) selama 12 jam per hidup kuman dengan
menyeluruh tempat minggu penting untuk cara berikut:
kerja/kios, lorong, dilakukan agar - Kosongkan
kandang atau
lantai, pintu masuk, pembersihan menyeluruh kios unggas.
peralatan serta dapat dilakukan. Pastikan tidak
ada unggas
kandang setelah jam tertinggal di RPU,
kerja berakhir. tempat kerja,
atau pasar.
- Sikat semua
kotoran di dalam
kandang dan
yang ada pada
peralatan kerja,
seperti meja
potong, lantai,
mesin pencabut
bulu, dan
permukaan
tempat bekerja.
- Cuci kandang dan
semua peralatan
yang digunakan
dengan deterjen
secara teliti satu
demi satu.
- Gunakan
disinfektan
setelah
menggunakan
deterjen.
Menggunakan
disinfektan pada
peralatan yang
masih kotor
adalah sia-sia
karena
disinfektan tidak
akan dapat
bekerja efektif di
atas permukaan
yang kotor.
- Tinggalkan
tempat kerja,
kandang, dan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

32
peralatan kerja
dalam keadaan
tidak dipakai
sekurangnya 12
jam.

2. Buang limbah Jika tidak limbah dapat Jika Anda bekerja di


unggas berbentuk mencemari lingkungan pasar, buanglah
padat dan cairan dengan kuman-kuman limbah di tempat
secara benar. yang berbahaya dan yang telah
bahkan mematikan. disediakan oleh
Pengelola Pasar.

Untuk Rumah Potong


Unggas: kumpulkan
limbah padat ke
dalam kantong
plastik untuk
mencegah
pencemaran
lingkungan saat
pengangkutan.

Untuk limbah cair ,


baik di pasar
ataupun di RPU
lakukan disinfeksi
sebelum limbah
dibuang ke dalam
sistem pembuangan
air, untuk membantu
mengurangi
konsentrasi kuman.

Pilih dan gunakan


disinfektan dengan
memperhatikan hal

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

33
berikut:
a. Gunakan produk
yang sudah
disertifikasi.
b. Perhatikan
tanggal
kadaluarsanya
dan gunakan
sesuai petunjuk
pemakaian yang
terdapat pada
kemasan.

3. Cuci tangan dengan Walaupun tangan terlihat Jelas.


sabun secara bersih dan tidak berbau,
menyeluruh sebelum belum tentu bebas dari
makan, merokok, dan kuman karena ukuran
setelah memegang kuman terlalu kecil untuk
unggas. Bersihkan dapat dilihat dengan mata
juga secara telanjang. Selalu cuci
menyeluruh badan tangan dengan sabun dan
dan rambut dengan air bersih untuk
sabun/shampo, juga membunuh kuman.
pakaian dan alas kaki
dengan deterjen
setiap hari setelah Kuman juga dapat
selesai bekerja. menempel pada rambut,
badan, pakaian, dan alas
kaki. Oleh karena itu selalu
cuci bersih dengan
deterjen dan sabun, badan
dan pakaian yang
dikenakan sebelum
meninggalkan tempat
kerja. Lindungi keluarga
Anda dari penyakit
berbahaya.

4. Hanya menerima Jaga reputasi Anda dengan Jelas.


dan menjual unggas hanya menyediakan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

34
sehat. unggas potong yang sehat.

5. Potong unggas Memotong unggas yang Pisahkan kandang


yang sakit secara sakit secara terpisah dapat unggas sakit.
terpisah dan buanglah mencegah penularan ke
bangkainya secara unggas sehat.
benar. Setelah unggas sakit
dipotong, kubur
Jangan menjual atau bangkainya sedalam
memberikan unggas sakit lutut orang dewasa.
atau unggas mati untuk
mencegah penyebaran
kuman.

Jagalah kepercayaan
konsumen Anda.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

35
4. Penjual Unggas

Perilaku Manfaat Cara

1. Kumpulkan dan Jagalah kebersihan tempat Buanglah limbah


musnahkan limbah penjualan Anda karena unggas di tempat
unggas secara benar. tempat penjualan yang yang telah
bersih lebih menarik disediakan oleh
pembeli. Pengelola Pasar.

2. Cuci kandang, Tempat yang bersih akan Sikat semua kotoran


permukaan meja menarik pembeli. yang ada di
dagangan, dan kandang, lantai, dan
peralatan lainnya juga perkakas yang
dengan deterjen dipakai. Cuci dengan
setiap hari. menggunakan
deterjen setiap hari
di akhir jam kerja.

Air saja tidak cukup.


Diperlukan deterjen
untuk membunuh
semua kuman yang
tak terlihat mata
telanjang.

Mulai dan akhiri


setiap hari berjualan
dengan tempat
dagangan yang
bersih.

3. Cuci tangan Walaupun tangan terlihat Jelas


dengan sabun secara bersih dan tidak berbau,

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

36
menyeluruh sebelum belum tentu bebas dari
makan, merokok, dan kuman karena ukuran
setelah memegang kuman terlalu kecil untuk
unggas. Sebelum dapat dilihat dengan mata
meninggalkan tempat telanjang. Selalu cuci
kerja, bersihkan tangan dengan sabun dan
secara menyeluruh air bersih untuk
badan dan rambut membunuh kuman.
dengan sabun dan
shampo, pakaian dan
alas kaki dengan Kuman juga dapat
deterjen. Gunakan menempel pada rambut,
alas kaki yang badan, pakaian, dan alas
berbeda untuk di kaki. Dengan
pasar/RPU. membersihkan badan dan
pakaian sebelum pulang
ke rumah, Anda
melindungi keluarga Anda
dari penyakit berbahaya.

4. Potong unggas Pembeli tidak Jelas.


hidup yang dibeli oleh diperkenankan membawa
konsumen di tempat pulang unggas dalam
pemotongan yang ada keadaan hidup ke rumah.
di pasar. Hal ini untuk mencegah
kuman tidak terbawa
pulang dan menularkan
penyakit kepada anggota
keluarga.

5. Hanya menerima Karena unggas yang sakit, Jangan menerima


dan menjual unggas diduga sakit, atau unggas atau menjual unggas
yang sehat. mati dapat menulari mati, unggas sakit,
unggas lain yang telah atau unggas yang
Anda beli dan diduga sakit.
mengakibatkan kematian
mendadak.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

37
Unggas sakit juga dapat
menularkan penyakit
kepada Anda dan
keluarga.

6. Pisahkan area Karena ketika terjadi Jika memungkinkan,


pemotongan unggas kegiatan pemotongan dan pisahkan area
hidup dari area pembersihan unggas, akan pemotongan (area
penjualan. ada banyak limbah yang kotor) dari area
mengandung kuman dan penjualan (area
dapat mencemari area bersih).
penjualan unggas.

Pisahkan pekerja
yang bertugas di
area kotor dengan
yang bekerja di area
bersih.

Jika berjalan dari


area bersih ke area
kotor dan kembali
lagi, pastikan tubuh
kita dan apapun
yang kita pakai
dalam keadaan
bersih (misalnya
pakaian dan alas
kaki).

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

38
5. Pengelola Pasar

Perilaku Manfaat Cara


1. Lengkapi peraturan
di pasar dengan Agar pedagang dan Jelas.
aturan berikut:
komunitas pasar lainnya
– Pasar harus
dilengkapi bekerja di tempat yang
dengan sehat dan membangun
fasilitas
pembuangan daya saing dengan tempat
limbah padat penjualan bahan pangan
dan cair dari
lain.
unggas.
– Lokasi
penjualan
unggas hidup
Untuk konsumen, pasar
harus terpisah
dari penjual yang sehat berarti produk
lainnya. Juga yang diterima juga sehat.
sediakan area
bongkar muat
khusus untuk
unggas.
– Fasilitas untuk
mencuci yang
bersih harus
tersedia dan
dilengkapi
dengan sabun
dan air bersih
yang mengalir.
– Area
pemotongan
unggas harus
terpisah dari
area
penjualan.
– Unggas yang
sakit tidak
boleh
dikembalikan
ke peternakan
asal. Unggas
yang mati di
pasar harus
dikuburkan
secara benar
dan tidak
dijual atau
dikembalikan
ke
peternakan/pe

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

39
dagang.
– Ada waktu
istirahat pasar
( 12 jam dalam
setiap minggu)
dimana
dilakukan
pengosongan,
pembersihan
menyeluruh,
dan disinfeksi
tempat
penyimpanan
unggas hidup.
– Unggas sakit
tidak diijinkan
untuk
diperdagangka
n.
2. Lakukan upaya
sehingga semua Agar terjadi penegakan Jelas.
mematuhi peraturan
aturan.
tersebut.
– Perlakukan
semua
pedagang
secara sama.
– Jika
memungkinkan
, beri
penghargaan
pada
pedagang atau
komunitas
pasar yang
dapat menjadi
teladan.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

40
6. Konsumen

Perilaku Manfaat Cara

1. Hanya bawa pulang Dengan hanya membawa Jelas


unggas yang sudah pulang unggas yang sudah
dipotong. dipotong, kuman yang
hidup di organ dalam, di
bulu, di darah, di kotoran,
dan sebagainya dapat
dipastikan sudah terbuang
dan tidak terbawa pulang.

Lindungi kesehatan
keluarga dan jaga
kebersihan lingkungan
rumah.

Ingatlah bahwa ukuran


kuman sangat kecil untuk
dapat dilihat oleh mata
telanjang.

2. Hanya membeli Dengan cara demikian,


daging unggas semua kios akan
(karkas) dari kios terdorong untuk
yang bersih dan memperbaiki kebersihan
terdaftar. kiosnya masing-masing.
Ini akan menciptakan
persaingan yang sehat
untuk kepentingan dan
keselamatan konsumen.

3. Hanya membeli Kuman dapat tumbuh dan Oleh karena itu,


unggas potong yang berkembang biak secara belilah unggas segar
masih segar atau cepat pada daging unggas yang baru saja

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

41
sudah yang baru dipotong. dipotong atau daging
dibekukan/diberi Hanya suhu dingin yang unggas yang diberi
tambahan es. dapat menghambat es/disimpan dalam
pertumbuhan kuman. kotak pendingin di
pasar.

Jika tidak
memungkinkan,
segera bawa pulang
daging unggas yang
sudah dibeli dan
masukkan ke dalam
lemari pendingin di
rumah atau masak
segera.

4. Cuci tangan dengan Meskipun tangan tidak Jelas


sabun setelah berbau dan tak tampak
memegang atau kotor, bukan berarti
mengolah makanan tangan bebas kuman.
dari daging unggas
atau telurnya.
Sabun dan deterjen dapat
membunuh kuman, untuk
itu lindungi kesehatan
dengan selalu mencuci
tangan menggunakan
sabun dan air setiap
setelah menyentuh daging
dan telur unggas.

5. Gunakan deterjen Kuman hidup dalam darah, Dianjurkan


untuk mencuci limbah cair, kotoran, bulu, menggunakan
talenan, pisau, dan dan sebagainya, juga tidak talenan yang
peralatan lainnya terlihat dengan mata berbeda untuk
setelah dipakai telanjang, namun dapat bahan makanan

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

42
menyiapkan makanan. dibunuh dengan sabun daging dan non-
dan deterjen. daging.

6. Masak daging Jangan mengonsumsi Masaklah dengan


unggas dan telur unggas sakit atau unggas benar daging dan
secara benar. mati karena sakit. produk unggas
hingga matang dan
tunggulah beberapa
Kuman dapat mati dengan saat (kurang lebih 15
pemanasan. detik) sebelum
diangkat atau
kompor dimatikan.

Bila tersedia, ikuti


perintah sesuai buku
petunjuk masak atau
label yang ada.

Perilaku Terkait Keamanan Pangan Unggas

1. Pilihlah daging unggas yang sehat.

Ada tiga jenis hal yang dapat mencemari bahan pangan yang kita konsumsi,
yaitu sesuatu yang bersifat Fisik, Kimia, dan Biologi.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

43
Ketiga hal di atas jika ditemukan dalam bahan pangan kita dapat
mengakibatkan penyakit, yang biasa disebut Food Borne Diseases (penyakit
bersumber dari makanan).

Karena itu konsumen harus berhati-hati ketika memilih bahan pangan. Jangan
hanya tergiur pada harga yang murah.

Ciri-ciri daging unggas yang sehat adalah terlihat segar , tidak berlendir, tidak
berbau menyengat seperti bau zat tambahan atau busuk, kulit daging unggas
tidak kering atau berubah warna diujung sayap atau dada, daging kenyal dan
kembali saat ditekan, daging berformalin biasanya keras jika ditekan. Cermati
dan berhati hati jika ada yang menjual daging unggas murah (dibawah harga
normal).

2. Olah dan simpan daging unggas dengan benar.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

44
Ada empat (4) hal yang diperlukan kuman untuk berkembang biak: Suhu
yang tepat, yaitu suhu ruangan (sekitar 5 ˚C
dan 57˚C), tersedia nutrien sebagai
makanannya, memerlukan waktu
untuk berkembang (maksimum 2 jam
disuhu ruang), dan kondisi lembab.
Sebaliknya kuman akan mati Kuman
dengan proses
berkembang biak dengan
disinfeksi / sanitasi dengan sangat
bahancepat kimia
pada suhu ini.
pembersih dan dengan pemanasan, pada
umumnya diatas 57˚C.

Kuman tidak dapat hidup pada


suhu ini.

Zona Berbahaya
untuk Makanan

Kuman berhenti atau terhambat

Sumber: WHO
pertumbuhannya pada suhu ini.

Itulah sebabnya mengapa sangat penting untuk membeli unggas potong


dalam keadaan dingin/dibekukan atau menyimpan makanan yang sudah
dimasak atau belum akan dimasak di dalam lemari es. Karena hanya dengan
suhu di bawah 5 ˚C-lah kuman berbahaya dapat berhenti perkembangannya.

3. Jaga Kebersihan Tangan dan Peralatan Selama Pengolahan.

Mencuci tangan sebelum akan mengolah makanan dan mencuci tangan


setelah memegang bahan pangan mentah. Hal ini untuk memastikan bahwa
tidak kuman yang terbawa oleh tangan yang kotor sehingga mengotori
makanan lain (cross contamination). Mencuci tangan yang benar adalah
dengan menggunakan sabun dan air bersih karena air saja tidak dapat
membunuh kuman berbahaya. Air hanya dapat melunturkan pencemar fisik,
tapi tidak pencemar biologi.

4. Pisahkan Daging Unggas Mentah dengan Makanan


Lain yang Sudah Dimasak.

Kuman dari daging unggas mentah dapat berpindah ke

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

45
makanan lain jika ada kontak langsung antara keduanya. Karena itu ketika
berbelanja, pisahkan juga plastik belanja yang membawa bahan makanan
tersebut.

5. Masak Unggas Dengan Benar dan Menyeluruh.

Masak hingga suhu di atas 60˚C dan biarkan beberapa saat di atas kompor.
Kuman dapat mati dengan pemanasan menyeluruh. Jika makanan disimpan
dalam suhu ruangan lebih dari 2 jam, maka panaskan kembali makanan
sebelum dikonsumsi.
Sumber: WHO

Mitos dan Fakta

Berikut ini adalah mitos/kepercayaan yang beredar di kalangan masyarakat


dan diyakini kebenarannya. Mitos-mitos ini berbahaya karena tidak sesuai
dengan fakta dan kenyataan yang sebenarnya.

MITOS (KEPERCAYAAN) FAKTA

Sering mendengar ungkapan Apa faktanya?


seperti ini:

“Jatuhnya baru 5 menit, masih Tidak benar. Sesuatu yang terlihat


bisa dimakan. Tidak kotor kok.” bersih, belum tentu aman. Ingatlah
bahwa ukuran virus dan bakteri
sangat kecil, sehingga tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang. Kuman
berbahaya dapat berpindah dengan
kontak langsung.

“Cuci saja dengan air. Pasti Tidak benar. Mencuci dengan air
bersih.” bersih mungkin saja bisa
menghilangkan kotoran yang
terlihat (fisik).

Tapi virus dan bakteri yang tidak

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

46
terlihat hanya bisa mati jika dicuci
dengan sabun dan air bersih yang
mengalir.

“Jika tidak berbau, berarti bersih Tidak benar. Ingat virus atau kuman
dan aman.” juga tidak berbau. Virus dan bakteri
sangat kecil, sehingga tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang.

“Semua virus dan bakteri hilang Tidak benar. Virus bisa mati dengan
dengan dimasak. Jadi memakan pemanasan sempurna (57 derajat
unggas yang sakit atau sudah celcius ke atas, selama lebih dari 15
mati karena penyakit tidak apa- detik). Namun virus dan bakteri juga
apa.” dapat berpindah dengan mudah
melalui tangan, pakaian, dan
peralatan. Ketika membawa pulang
unggas yang sakit dan memasaknya
di rumah, dikhawatirkan virus dan
bakteri sudah terlanjur menyebar dan
menginfeksi apapun yang
disentuhnya selama perjalanan
tersebut.

Ingat virus dan bakteri bisa


berlipatganda jumlahnya dalam
hitungan detik.

“Jangan beli daging unggas yang Tidak benar. Sebaliknya, suhu dingin
dingin atau sudah dikasih es. dan es melindungi daging unggas
Pasti daging unggas sisa kemarin dari proses pembusukan. Virus dan
yang belum laku sehingga tidak bakteri berhenti berkembang pada
segar lagi.” suhu dingin (di bawah 5 derajat
celcius).

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

47
Virus dan bakteri akan berlipat ganda
jumlahnya setelah pemotongan
terjadi. Virus dan bakteri bertumbuh
subur dalam suhu ruangan. Itulah
sebabnya jika daging unggas baru
potong tidak segera dimasukan ke
dalam lemari es, dia akan segera
berbau anyir dan berlendir.

“Lebih aman beli unggas hidup. Tidak benar. Hindari membawa


Kita sendiri yang potong. Bersih pulang unggas hidup (termasuk ayam
dan terjamin.” kampung/buras). Dengan hanya
membawa pulang unggas yang sudah
dipotong, virus yang hidup di organ
dalam, di bulu, di darah, di kotoran,
dan sebagainya dapat dipastikan
sudah terbuang dan tidak terbawa
pulang.

“Belanja di kios terdaftar atau Tidak benar. Yang pasti benar adalah
pasar sehat lebih mahal pasar yang sehat atau kios terdaftar
harganya.” umumnya sudah mendapatkan
pengawasan dari dinas kesehatan
setempat. Pedagang resmi cendrung
lebih bersih dan mengikuti syariat
Islam dalam menyiapan produknya.

“Jangan mencuci pisau dan Tidak benar. Mencuci sesering


talenan sering-sering dengan mungkin selama proses memasak
sabun. Nanti bau sabun sangat dianjurkan. Karena umumnya
menempel pada makanan.” peralatan memasak seperti talenan
dan pisau yang digunakan dipakai
untuk masakan daging dan non-
daging. Ketika peralatan ini langsung
digunakan tanpa dicuci dengan sabun
terlebih dahulu, bakteri dan virus

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

48
yang terbawa oleh daging dapat
menempel dan berpindah pada
makanan non daging atau makanan
jadi (seperti kue, roti, buah) yang
tidak dimasak lagi.

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

49
6. LINGKUNGAN PENDUKUNG

Dari mulai unggas dagangan dibawa dari peternakan hingga tersaji sebagai
makanan di atas meja, terdapat banyak sekali kemungkinan untuk dapat
terinfeksi oleh bakteri atau virus berbahaya. Di bawah ini adalah titik-titik
kritis dimana infeksi makanan oleh bakteri dan virus dapat terjadi.

Peternakan Unggas Komersial

Kebanyakan kuman penyebab penyakit hidup di tubuh unggas yang


diternakan untuk makanan. Unggas-unggas ini dapat terkena kuman melalui
1) makanan dan air minum yang tidak bersih, 2) percampuran dengan hewan
dari peternakan lain (misalnya pada saat transportasi), atau 3) kontak dengan
hewan liar.

Upaya pencegahannya dapat dilakukan melalui

- Pemberian vaksin rutin


- Pembersihan kandang dan peralatan
- Hanya memberikan makanan dan air untuk unggas dari sumber
yang bersih
- Pengiriman unggas ke tempat potong atau pasar dilakukan secara
serentak.
- Tidak melakukan pemindahan unggas dari satu peternakan ke
peternakan yg lain.

Transportasi

Penularan dapat terjadi ketika unggas berpindah dari satu tempat ke tempat
lain. Infeksi bakteri atau virus terjadi melalui 1) penggunaan kendaraan atau
kandang yang tidak bersih dan tidak di-disinfeksi dengan benar, 2) unggas

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

50
yang dipindahkan digabungkan dengan unggas dari peternakan lain atau
dengan hewan jenis lain, 3) tidak adanya penampung kotoran di bawah
kurungan, atau 4) unggas dipindahkan dalam kurungan yang melebihi
kapasitas angkut.

Pusat Pengumpulan

Ada kalanya unggas tidak langsung dipindahkan ke pasar tapi dikumpulkan


dahulu di pusat pengumpulan. Infeksi kuman di pusat pengumpulan dapat
terjadi ketika 1) unggas dari satu peternakan dicampurkan dengan unggas
peternakan lain, 2) kandang unggas tidak dibersihkan secara rutin dari
kotoran unggas, 3) unggas diberi makan dari sumber makanan dan air yang
tidak bersih.

Tempat Pemotongan

Lokasi tempat pemotongan tidak boleh berada di tengah permukiman


penduduk. Di samping itu, tempat pemotongan harus melakukan langkah-
langkah penyemprotan disinfektan untuk mencegah berkembangnya virus
atau bakteri berbahaya.

Tempat Belanja/Pasar

Infeksi yang lebih luas dapat terjadi di pasar Lakukan Zoning karena pemisahan
ketika unggas bercampur dengan barang barang dagangan dapat mencegah
dagangan lain. Sayuran dan buah-buahan segar beredarnya virus berbahaya antara
dapat terkena bakteri atau virus dari kotoran produk-produk dagangan yang
hewan ternak. Penularan juga dapat terjadi berbeda.
melalui peralatan pengolahan, seperti pisau dan
papan potong, jika digunakan tanpa dicuci.
Pisahkan pula area bongkar angkut,
Makanan yang telah siap saji pun dapat
pemotongan, dan pemrosesan hewan.
terkontaminasi kembali bila bersentuhan
dengan pangan mentah atau terkena tetesan
cairan dari
pangan mentah
yang
mengandung
bakteri
berbahaya.

Berikut adalah

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

51
gambaran pasar sehat menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 519/2008.

Rumah/Dapur

Selanjutnya dalam proses


pengolahan pangan, seorang ibu
rumah tangga yang terkena
kuman dapat mengkontaminasi
makanan yang sedang diolahnya
jika ia tidak dengan hati-hati
mencuci tangan dengan bersih
atau menggunakan peralatan
masak yang belum dibersihkan.

Begitu pula ketika melakukan


proses penyimpanan makanan
yang tidak akan langsung
dimakan/diolah.

Gambar di samping
memperlihatkan susunan bahan
pangan di dalam kulkas. Hindari
memasukan terlalu banyak makanan ke dalam kulkas.

(Sumber: Kementerian Kesehatan)

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

52
7. REGULASI DAN NORMA YANG
MENDUKUNG

a. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945
b. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2824)
c. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273)
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3495)
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
f. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan,
Pencegahan, Pemberantasan, dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3101)
g. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang Kesehatan
Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983
Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253)
h. Undang-Undang No. 18/2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
i. Peraturan Menteri Pertanian No. 381/Kpts/OT.140/10/2005 Tentang
Pedoman Sertifikasi Kontrol Veteriner Unit Usaha Pangan Asal Hewan
j. Peraturan Menteri Pertanian No. No. 15/2008 Tentang Pedoman
Pengawasan dan Pengujian Keamanan Mutu Produk Hewan
k. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3447)
l. Keputusan Menteri Kesehatan No. 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat
m. Komisi Flu Burung Indonesia Tentang Pedoman Penataan Pasar Unggas,
Distribusi Unggas, dan Produk-Produk Unggas

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

53
8. MEDIA KOMUNIKASI
Media komunikasi yang sudah tersedia di bawah SAFE:

1. Poster

2. Flyer

3. Merchandise

4. Flipchart 7. Jingle iklan


5. Buku resep 8. Drama radio (12 episode)
6. Permainan ludo 9. Merchandise

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

54
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Dinar Pandan Sari, dinar_pandansari@dai.com, 08111928834

STRATEGIES AGAINST FLU EMERGENCE PROJECT

55

Вам также может понравиться