Вы находитесь на странице: 1из 9

1.

Berempati
Ialah menciptakan keinginan untuk menolong sesame, mengalami emosi yang serupa
dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan.

Langkah 2 : Menetapkan Masalah

 Pasien mengeluhkan lendir bercampur darah dari vagina sejak 2 jam yang lalu, dan
perut ibu merasa mulessesekali terlihat meringis kesakitan, wajah nya terlihat merah
dan berkeringat
 di ketahui bahwa ternyata klien pernah mengalami perdarahan setelah melahirkan
 bidan menyampaikan hasil pemeriksaan dan diagnosa kepada klien dan suami, serta
,menyarankan Ibu agar tetap tinggal di BPM
 1 jam kemudian , bayi pertama lahir dengan menangis kuat , berat badan 2500 gram
 30 menit berikutnya lahir anak ke 2 dengan berat badan di perkirakan lebih kecil dari
anak pertama . bayi ke 2 tidak langsung menangis, untuk itu bidan melakukan upaya
pertolongan pertama sesuai standar prosedur namun pada akhirnya bayi ke 2 tidak
berasil di selamatkan
 Bidan menyampaikan berita ini kepada Ibu dan suami dengan sangat hati-hati
 ibu merasa tidak senang waktu bidan memperbolehkan ibu pulang

Langkah 3 : Curah Pendapat

 kemungkinan ibu mengalami perdarahan


Kemungkinan ibu melahirkan bayi prematur
Kemungkinan ibu pernah terjatuh sehingga terbentur nya panggul ibu
Kemungkinan ibu mengalami stress saat hamil
 kemungkinan terdapat beberapa pembekuan darah di dalam uterus ibu
kemungkinan bisa terjadi perdarahan di sebabkan karena lamanya proses persalinan
kemungkinan robeknya jaringan vagina
 kemungkinan ibu akan segera melahirkan karena itu bidan meminta ibu untuk tetap
tingal di PBM
kemungkinan untuk berjaga-jaga jika terjadi keluhan pada ibu
 kemungkinan bayi lahir normal
kemungkinan bayi tidak mengalami kelainan
 kemungkinan bayi mengalami kecacatan
kemungkinan bayi lahir tidak normal
 kemungkinan bidan takut melukai hati ibu
kemungkinan bidan takut jika ibu mengalami strees
 kemungkinan ibu masih merasa sedih
kemungkinan ibu tidak punya biaya untuk membayar persalinan
kemungkinan ibu tidak memiliki transportasi untuk pulang

Langkah 4 : Solusi Sementara

Solusi sementaranya ialah bidan melakukan komunikasi verbal dan non verbal serta bersikap
empati kepada pasien.
Langkah 5 : Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian komunikasi verbal


2. Menjelaskan tujuan komunikasi verbal
3. Menjelaskan fungsi komunikasi verbal
4. Menjelaskan cara membuat pertanyaan
5. Menjelaskan cara mendengar aktif saat pasien menyampaikan keluhan
6. Menjelaskan keuntungan mendengar aktif
7. Menjelaskan sikap untuk pendengar yang baik
8. Menjelaskan tips mendengarkan aktif
9. Menjelaskan cara menyampaikan berita bahagia
10. Menjelaskan cara menyampaikan diagnosa
11. Menjelaskan cara menyampaikan berita duka
12. Menjelaskan cara menyampaikan berita di rawat
13. Menjelaskan cara menyampaikan rencana tindakan
14. Menjelaskan tahap tahap penafsiran
15. Menjelaskan Keterampilan membina hubungan baik dengan klien
16. Menjelaskan pengertian komunikasi non verbal
17. Menjelaskan bentuk komunikasi non verbal
18. Menjelaskan tujuan komunikasi non verbal
19. Menjelaskan fungsi komunikasi non verbal
20. Menjelaskan cara melakukan tingkah laku non verbal
21. Menjelaskan pengertian komunikasi interpersonal
22. Menjelaskan cara berkomunikasi interpersonal dengan teman sejawat
23. Menjelaskan cara berkomunikasi interpersonal dengan antar profesi
24. Menjelaskan cara berkomunikasi interpersonal dengan stakeholder
25. Menjelaskan pengertian komunikasi intrapersonal

Langkah 6 : Mengumpulkan Informasi dan Belajar Mandiri

1. Pengertian Komunikasi verbal


Komunikasi verbal ialah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun
tertulis. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan
komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan. Bahasa verbal merupakan sarana
untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud tujuan. Aspek dalam komunikasi verbal yaitu
perbendaharaan kata-kata(vocabulary), kecepatan(racing), intonasi suara, humor, waktu yang tepat
dan singkat.
Menurut Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi:
penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
1. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan,
atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
3. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut
fungsi transmisi dari bahasa.
2. Tujuan Komunikasi Verbal
 Mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat
dirujuk dalam komunik
 Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati
dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
 Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi
transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-
waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan
kesinambungan budaya dan tradisi kita.
3. Fungsi Komunikasi Verbal
a. Sebagai Komunikasi Sosial
 Komunikasi untuk membangun konsep diri
 Aktualisasi diri
 Kelansungan hidup dan memperoleh kebahagian
b. Sebagai Komunikasi Ekspresif
 Untuk menyampaikan perasaan [emosi] dikomunikasikan sebagai pesan non
verbal
c. Sebagai Komunikasi Ritual
d. Komunikasi Instrumental, yang bertujuan untuk menginformasikaan
,mengajarkan mendorong , mengubah sikap serta menghibur .

Menurut Harold D lasswell memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut

i. Pengawasan lingkungan,yakni penyingkapan ancaman dan kesempatan yang


mempengaruhuri nilai masyarakat
ii. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk menanggapi
lingkungan
iii. Menurunkan warisan sosial dari generasi kegenerasi berikutnya
4. Cara Membuat Pertanyaan
i. Bertanya dengan kalimat yang efektif
ii. Pertanyaan yang akan disampaikan mudah dimengerti (tidak terbbelit-belit)
iii. Menghindari kata “mengapa” disebabkan oleh ketersinggungan pasien
iv. Tidak menyinggung perasaan pasieN
5. Cara komunikasi dengan klien
Menciptakan / membina hubungan baik dengan klien
Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses komunikasi
interpersonal dan dasar dari proses pemberian bantuan. Hubungan yang baik akan
memudahkan klien memahami saran bidan sehingga mau mengikutinya. Klien merasa lebih
puas dan akan kembali lagi untuk memeriksaan diri ke bidan. Sikap dan prilaku dasar yang
dibutuhkan oleh bidan agar tercipta hubungan baik : Intonasi dan volume suara dapat
mencerminkan sikap hangat/tidaknya seseorang. Suara yang keras, mengebu-gebu, kurang
menunjukkan kehangatan dibandingkan dengan volume dan intonasi suara yang lembut,
tidak terlalu keras. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan pada waktu konseling agar
hubungan baik lebih mantap yaitu :
1. Menjalin kerja sama
Dalam konseling, bidan yang baik adalah bidan yang mementingkan hubungan baik
dengan klien. Hal ini akan terwujud bila selama proses konseling bidan selalu berusaha
bekerja sama dengan klien.
2. Memberikan respon yang positif : pujian, dukungan.
3. Memberi pujian maksudnya mengungkapkan persetujuan atau kekaguman sehingga
mendorong tingkah laku yang baik, penghargaan terhadap usaha yang telah
dilakukan klien dengan baik. Misalnya memuji klien, menunjukkan bahwa bidan
menghargai perhatian klien terhadap kesejahteraan dirinya
4. Memberikan dukungan maksudnya memberi dorongan, kepercayaan dan harapan.
Bidan mengungkapkan kata-kata agar klien menyadari kemampuannya dalam
mengatasi masalah dan membantu klien mengatasi masalahnya. Misalnya,
mengemukakan alternative yang bisa diharapkan, menekankan hal baik yang telah
mereka lakukan, dan perlu dilanjutkan, seperti mengatakan kepada klien bahwa
dengan datang ke Polindes berarti mereka telah menolong diri mereka sendiri.

Contoh prilaku atau respon positif bidan yang mendukung terciptanya hubungan baik,
menimbulkan perasaan nyaman pada klien misalnya :

i. Bersalaman dengan ramah


ii. Mempersilakan duduk
iii. Bersabar
iv. Tidak menginterupsi / memotong pembicaraan klien
v. Menjaga kerahasiaan klien
vi. Tidak melakukan penilaian
vii. Mendengarkan dengan penuh perhatian
viii. Menanyakan alasan kedatangan klien
ix. Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien
x. Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien
6. Cara Mendengar Aktif Saat Pasien Menyampaikan Keluhan
i. Mendengar pasif (diam): dilakukan antara lain bila klien sedang menceritakan
masalahnya: berbicara tanpa henti, menggebu-gebu dengan ekspresi perasaan kesal
atau sedih. Selain itu bila berhenti sejenak, konselor dapat mendengar pasif untuk memberi
kesempatan menenangkan diri.
ii. Mendengar aktif: yaitu dengan memberikan umpan balik/merefleksikan isi ucapan
dan perasaan klien
 Refleksi Isi atau Parahasing
Ialah menyatakan kembali ucapan klien dengan menggunakan kata-kata lain, memberi masukan
kepada klien tentang inti ucapan yang baru dikatakan klien dengan cara meringkas dan memperjelas
ucapan klien.
 Refleksi Perasaan a
Ialah mengungkapkan perasaan klien yang teramati oleh konselor dari intonasi suara, raut wajah dan
bahasa tubuh klien maupun dari hal-hal yang tersirat dari kata-kata verbal klien.
7. Keuntungan dari Mendengar Aktif
i. Pasien dan keluarga merasa didengar dan dipahami.
ii. Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting.
iii. Pasien dan keluarga menjadi mudah untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan.
iv. Pasien dan keluarga merasa nyaman.
v. Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi.

8. Tips Mendengar Aktif


i. Menerima klien apa adanya.
ii. Mendengarkan apa yang dikatakan klien dan memperhatikan cara mengatakan hal tersebut
(perhatikan intonasi, pemilihan kata, ekspresi wajah dan gerakan tubuh.
iii. Menempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan.
iv. Melakukan mendengar pasif dengan memberi waktu klien untuk berfikir, bertanya dan
berbicara.
v. Mendengarkan klien dengan seksama.
vi. Melakukan pengulangan/refleksi yang anda dengar supaya ada pemahaman.
vii. Duduk menghadap klien dengan nyaman, menghindari gerakan yang mengganggu.
viii. tanda perhatian verbal (hmm, yaa, lalu, oh begitu) dan non verbal (sesekali menggangguk).

9. Sikap untuk menjadi Pendengar yang baik


i. Pandang pasien dan keluarga saat sedang bicara.
ii. Tidak menyilangkan kaki dan tangan.
iii. Hindari gerakan yang tidak perlu.
iv. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan umpan balik.
v. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara

10.Cara Menyampaikan Berita Bahagia


i. Mengucapkan salam
ii. Mendekati pasien
iii. Membuka pembicaraan dengan baik
iv. Menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti
v. Menyiapkan informasi yang akan disampaikan kepada pasien
vi. Informasi berita bahagia yang didukung oleh mimic wajah yang senang
vii. Sampaikan informasi dengan fakta
viii. Memberikan pengarahan
ix. Melakukan evaluasi kepada pasien
11.Cara Menyampaikan Diagosa
i. Menyiapkan masalah pasien setelah diteliti
ii. Melakukan pendekatan terhadap pasien
iii. Membuka pembahasan dengan baik
iv. Menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti oleh pasien
v. Menyampaikan masalah atau diagnose yang telah ditemukan
vi. Memberikan pengarahan kepada pasien
vii. Melakukan evaluasi
12.Cara Menyampaikan Berita Berduka
i. Pahami anda sendiri sebagai bidan dan siapkan diri anda dengan berbagai macam informasi
dan catatan bidan serta catatan medis tentang pasien.
ii. Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu dengan orang
yang kita tuju secara langsung. Akan tetapi kita kadang tidak mempunyai pilihan,
menyampaikan berita buruk melalui telepon. Di tekankan disini, usahakan agar bertemu
secara langsung dengan orang yang kita tuju ketika menyampaikan berita buruk
iii. Menyampaikan dengan tidak jelas dan menakutkan hendaknya di hindari seperti: ibu lala,
datangilah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda!”
iv. Jika mengerjakan pemeriksaan laboratorium dan mempunyai kemungkinan yang besar yang
akan munculnya berita buruk dari test, maka harus di jadwalkan pertemuan secepat
mungkin setelah hasil pemeriksaan tersebut berita buruk atau baik. Diharapkan ada
pertemuan baik dengan pasien atau juga dengan keluarga ketika hasil pemeriksaan di
dapatkan.
v. Mencari tempat yang tenang, meminimalkan distraksi dan memberikan waktu yang cukup
dalam menyampaikan berita. Akan lebih bagus jika perawat menyediakan tempat duduk
bagi perawat dan orang yang akan di ajak bicara.
vi. Duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan perhatian dan tidak dalam keadaan yang
tergesa – gesa. Cegah berbicara sambil berlari atau tempat yang tidak semestinya, misal
koredor, rumah sakit yang banyak orang. Beritahukan rekan kerja anda tidak terganggu atau
diinterupsi selagi anda menyampaikan berita kepada pasien. Atur suara anda tampak
normal, tidak bergetar, atau grogi.
13. Cara Menyampaikan Berita Dirawat
i. Melakukan pendekatan terlebih dahulu
ii. Menjelaskan hasil diagnose kepada pasien
iii. Menjelaskan penyakit pasien dengan jelas
iv. Menjelaskan kepada pasien bahwa setiap tindakan yang diambil bidan mempunyai alasan
tertentu.
14.Cara Menyampaikan Rencana Tindakan
i. Memberikan perhatian dan bantuan yang diberikan oleh petugas kesehatan dapat
mengurangi kecemasan, rasa nyeri yang dialami oleh pasien
ii. Berkata lembut dan menenangkan dapat mengalihkan focus pasien dan rasa nyaman yang
dialaminya
iii. Tenangkan pasien dengan penjelasan tentang kondisi dan rencana tindakan yang akan
dilakukan.
15. Cara tahap tahap Penafsiran
i. Refleksi perasaan :konselor tidak jauh dari apa yang dikatakan klien.
ii. Klarifikasi :menjelaskan apa yang tersirat dalam perkataan klien.
iii. Refleksi :penilaian konselor terhadap apa yang diungkapkan klien.
iv. Konfrontasi :konselor membawa kepada perhatian dan perasaan klien tanpa disadari.
v. Interprestasi :konselor memperkenalkan konsep-konsep hubungan yang berakar dari
pengalaman.
16. Keterampilan Membina Hubungan Baik dengan Klien
Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses
komunikasi interpersonal bidan dengan klien.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam membina hubungan baik adalah:
i. Menunjukkan tanda perhatian verbal.
ii. Menjalin kerjasama.
iii. Memberika respon positif berupa pujian, dukungan.
17. Pengertian Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah pesan yang di sampaikan dalam komunikasi di kemas dalam
bentuk non verbal, tanpa kata-kata.Komunikasi non verbal adalah setiap bentuk perilaku manusia
yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang mengandung informasi tertentu tentang
pengirim atau pelakunya.

18. Bentuk komunikasi non verbal


i. Bahasa tubuh : meliputi lambaian tangan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gerakan
kepala, sikap atau postur tubuh, dan lain-lain.
ii. Tanda : dalam komunikasi non verbal menggantikan kata-kata, misal: bendara putih
mengartikan ada lelayu
iii. Tindakan atau perbuatan : tindakan tidak menggantikan kata-kata tetapi mengandung
makna, misal: menggebrak meja berarti marah.
iv. Objek : objek tidak menggantikan kata-kata tetapi juga mengandung makna, misal: pakaian
mencerminkan gaya hidup seseorang
v. Warna : menunjukan warna emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik, dan lain-lain,
misal: warna merah muda adalah warna feminim.
19. Tujuan Komunikasi Non Verbal
i. Menyediakan / memberikan informasi
ii. Mengatur alur suatu percakapan
iii. Mengekspresikan suatu emosi
iv. Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan pesan verbal
v. Mengendalikan atau mempersuasi orang lain
vi. Mempermudah tugas tugas khusus, misalnya dalam mengajar seseorang untuk melakukan
serve badminton, belajar golf dan sejenisnya.
20.Fungsi Komunikasi Non Verbal
Mark L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang
dihubungkan dengan pesan verbal:

i. Repetisi : Pengulangan
ii. Subsitusi : pengganti
iii. Kontradiksi :perlawanan
iv. Aksentuasi :penekanan
v. Komplemen :perlengkapan
vi. Regulator :pengontrol
21. Cara Melakukan Tingkah Laku Non Verbal
i. Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya
setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
ii. Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal.Misalnya tanpa sepatah katapun
kita berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
iii. Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata ”Hebat,
kau memang hebat.
iv. Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka
anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
v. Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja
22. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Ialah proses penyebaran dan berbagi informasi, opini dan perasaan antara 2 orang yang
dilakukan secara lansung atau tatap muka antara sekurangnya 2 orang. Konseling yang baik
membutuhkan keterampilan berkomunikasi yang baik. Kemampuan rapport, memancig informasi,
serta menyampaikan informasi secra efektif, penting untuk mendukung terpenuhnya kebutuhan
informasi klien dan pengabilan kepatusan.
23. Cara Komunikasi Interpersonal dengan Teman Sejawat
i. Menyapa rekan kerja dengan ucapan selamat pagi merupakan komunikasi pembuka yang
sangat baik.
ii. Meminta bantuan dengan cara yang sopan
iii. Kalau anda mengetahui keselahan yang dilakukan oleh rekan kerja seharusnya dengan baik
iv. Berbesar hati untuk mengakui dan meminta maaf kepada rekan kerja
v. Berikan pujian untuk sesuatu yang patut di puji kepada rekan kerja
vi. Jagalah kerahasian dari rekan kerja
24.Cara Komunikasi Interpersonal dengan Inter Profesi
i. Membuka dengan salam dan menyapa
ii. Meminta bantuan dengan cara yang baik dan sopan
iii. Menerima dengan berbesar hati masukan yang ia sampaikan.
iv. Berterima kasih atas masukan yang ia berikan
Contoh : bidan dengan ahli gizi
25.Cara Komunikasi Interpersonal dengan Shakeholder
Kelompok yang berada didalam atau diluar organisasi yang mempunyai peranan dalam
menentukan keberhasilan instansi tersebut.
i. Mengucapkan salam dan menyapa atasan
ii. Melaporkan kepada atasan tindakan yang kita lakukan
iii. Menyampaikan tindakan yang kita berikan kepada pasien selama kita rawat
iv. Mengevaluasi tindakan dan meminta untuk saling bekerja sama
Contoh : bidan dengan kepala klinik

26.Pengertian Komunikasi Intrapersonal


Penugasan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara diri
sendiri dengan suatu subjektif yang tidak Nampak (misalkan Tuhan). Komunikas intrapersonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam proses simbolik dari pesan-pesan.

LANGKAH 7 :Kesimpulan

Dari skenario yang kami baca maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bidan harus memiliki
etika dalam berkomunikasi ketika menyampaiakan suatu berita atau informasi yang baik maupun
buruk terhadap klien. Bidan juga harus memiliki sikap simpati dan ikut merasakan keadaan pasien
seperti masalah ekonomi.
MAKALAH
“KOMUNIKASI EFEKTIF”

OLEH:
MARCHELA TESSA SESTYA
164210439
IA

DOSEN PEMBIMBING:
Hj. DARMAYANTI, SKM, M.KES

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


PRODI DIII KEBIDANAN BUKITTINGGI
T.A. 2016/2017

Вам также может понравиться