Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEFENISI
A. Pendahuluan
Penerapan budaya keselamatan pasien yang adekuat akan menghasilkan
pelayanan keperawatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu tidak
cukup dinilai dari kelengkapan teknologi, sarana prasarana yang canggih dan
petuugas kesehatan yang profesional, namun juga ditinjau dari proses dan hasil
pelayanan yang diberikan (Ilyas, 2009). XXXYYYMMM harus bisa memastikan
penerima pelayanan kesehatan terbebas dari resiko pada proses pemberian layanan
kesehatan (Cahyono, 2008; Fleming & Wentzel, 2008). Penerapan keselamatan
pasien di XXXYYYMMM dapat mendeteksi resiko yang akan terjadi dan
meminimalkan dampaknya terhadap pasien dan petugas kesehatan khususnya
perawat
1
Dalam proses membangun budaya keselamatan memerlukan upaya keterlibatan
pasien, memiliki 3 area :
a) AREA 1: keterlibatan apsien dan masyarakat dalam mengembangkan
pelayanan yang lebih aman
usaha usaha yang dapat dilakukan XXXYYYMMM dalam budaya
keselamatan area 1 antara lain dengan :
keiktsertaan masyarakat dalam workshop budaya keselamatan
pasien;
perwakilan masyaraat dalam sistem pelaporan masalah
keselamatan pasien;
masyarakat/pasien dapat dilibatkan dalam memberi saran saran
guna mandapatkan solusi atas masalah keselamatan pasien.
2
permohonan maaf dan empati dibutuhkan dalam insiden yang
terjadi
BAB II
RUANG LINKUP
Dalam perkembangan budaya keselamatan juga memiliki salah satu dimensi yaitu
minimal konflik / komunikasi yang baik, cakupan dimensi ini memuat juga
tentang keterbukaan.
Kejadian/ insiden yang tidak mendukung budaya keselamatan, anatara lain:
perilaku yang tidak layak
perilaku yang mengganggu
perilaku yang melecehkan
Dalam hal ini unsur keterbukaan sangat diperlukan guna meminimalisir insiden
yang merusak budaya keselamatan pasien. Yang dimaksud dalam budaya
keselamatan terkait keterbukaan, antara lain:
1. Penyampaian maaf dan penjelasan
Jika insiden terjadi dan terdapat penyampaian keluhan dari pihak
pasien/keluarga pasien, maka dengan sigap dan penuh hormat pemberi
pelayanan dalam hal ini XXXYYYMMM perlu melakukan upaya
permohonan maaf.
Insiden yang terjadi juga memerlukan penjelasan dengan penuh empati
dan logis serta mudah dipahami kepada pasien
3
1) membangun budaya keselamatan pasien
2) kepemimpinan
3) manajemen risiko terintegrasi
4) pelaporan IKP
5) keterbukaan dan komunikasi
6) belajar dari IKP (RCA)
7) Mencegah IKP Dengan Implementasi Sistem (FMEA)
perlu dilakukan dengan baik guna mendapat hasil investigasi yang akurat,
pemahaman budaya keselamatan; kepemimpinan yang baik dan
bertanggungjawab; manajemen risiko yang disosialisasi dan dimonitor; sistem
pelaporan IKP yang dipahami; komunikasi yang baik dan terpercaya antar petugas
dengan pasien; pembelajaran dan investigasi sederhana; proses FMEA dari aspek
risiko.
Kesemua hal tersebut membatu proses investigasi dan pembelajaran atas insiden
dengan lebih baik.
4
BAB III
TATA LAKSANA
5
2) Investigasi yang teliti setelah terjadi insiden
Proses investigasi yang teliti juga dilaksanakan sebagai berikut:
a) dilakukan oleh PIC (staff) yang telah ditunjuk sebagai
penanggung jawab investigasi insiden budaya keselamatan
pasien.
b) Staff terkait (PIC Investigasi) adalah sataff terlatih dengan
kemampuan komunikasi yang baik
c) Investigasi dilakukan dengan melibatkan pasien/keluarga pasie
d) Lakukan pencatatan dan pelaporan
e) Lakukan investigasi dengan cara paling sederhana
f) Lakukan proses investigasi dengan komunikasi yang terpercaya
antara kedua belah pihak (sehingga diperoleh kebenaran atas
insiden)
6
g) Lakukan dan berikan dukungan yang sesuai atas kejadian
insiden yang timbul
h) Lakukan pencegahan sehingga tidak timbul kasus lain yang
serupa
Proses permohonan maaf, investigasi dan pemberian dukungan juga harus diatur
dan dijaga, agar :
a) pelaporan dan investigasi dapat tetap menjaga nama baik dan kerhasiaan
identitas pasien
b) menyusun prosedur untuk mencegah kerugian atau dampak yang lebih
besar atas insiden yang timbul
c) menyusun sistem pelaporan yang :
a. menjamin kerahasian,
b. mudah dipahami
c. mudah diakses
d. dapat diketahui hanya oleh pihak yang memiliki kewenangan
7
BAB IV
DOKUMENTASI