Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa saja jenis diet yang diberikan pada pasien dengan berbagai gangguan
fungsi tubuh dan bagaimana hubungannya dengan penyakit.
b. Untuk mengetahui bagaimana diet untuk pasien dengan gangguan gastrointestinal.
BAB II
PEMBAHASAN
Makanan biasa
Diberikan pada penderita yang tidak memerlukan makanan khusus berhubung dengan
penyakitnya. Susunan makanannya sama dengan makanan orang sehat, hanya tidak
diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat menimbulkan gangguan
pencernaan. Makanan ini cukup kalori/ protein dan zat-zat gizi lain.
Makanan lunak
Makanan lunak diberikan pada penderita sesuadah operasi tertentu dan pada penyakit
infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak terlalu tinggi.Menurut keadaan penyakitnya
makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan perpindahan dari
makanan saring ke makanan biasa, makanan ini mudah dicerna, rendah serat dan tidak
mengandung bumbu yang merangsang.
Makanan saring
Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada
infeksi akut termasuk pada infeksi saluran pencernaanseperti gastroenteritis dan pada
kesukaran menelan.Dapat diberikan langsung atau merupakan perpindahan dari makanan cair
ke makanan lunak.Makanan ini diberikan untuk jangka waktu pendek karena tidak memenuhi
kebutuhan gizi.
Makanan cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu dalam keadaan mual
dan muntah, dalam keadaan menurun, dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi
akut.Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan tidak
meninggalkan sisa.Nilai gizinya sangat rendah sehingga pemberiannya dibatasi selama 1 – 2
hari saja.Jenis makan cair pada makanan cair jernih, makanan cair penuh dan makanan cair
kental.
Syarat Diet :
Energi dan protein sesuai kebutuhan atau sedikit diatas kebutuhan basal
Rendah sisa agar kolon menjadi bersih
Banyak minum untuk melancarkan defekasi
Diberikan 2-3 hari sebelum tindakan kolonoskopi
1. Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karena adanya gangguan aliran makanan pada saluran
cerna. Hal ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf menelan, pascastoke dan adanya
massa atau tomor yang menutupi saluran cerna.
a. Tujuan diet disfagia adalah :
1. Menurunkan risiko aspirasi akibat masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan.
2. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan cairan.
b. Syarat-syarat diet disfagia adalah:
1. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.
2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan
3. Cukup cairan.
4. Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan,. Diberikan secara bertahap,dimulai
dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring dan makanan lunak.
5. Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
6. Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan, tumor esofagus dan
pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian. Bila diberikan melalui pipa,
makanan diberikan dalam bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan
diberikan dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
2. Diet Pasca-Hematemesis-Melena
Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan buang air besar berupa darah akibat
luka atau kerusakan pada saluran cerna.
Tujuan diet pasca-hematomesis-melena adalah:
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada saluran cerna,
mengurangi risiko perdarahan tulang dan mencegah aspirai.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Diet pasca-hematemesis-melena diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3
jam pasca perdarahan.Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga diberikan selama 1-2
hari saja.
Roti 40 2 iris
Maizena 20 4 sdm
Nilai Gizi
1
Margarin / 2 sdm
Margarin 10 g = 1 sdm
Malam Pukul 20.00
Margarin 10 g = 1 sdm
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, ikan, Daging, ikan, ayam yang
hewani ayam digiling/dicincang dan diawet, digoreng, daging
direbus, disemur, ditim, babi, telur diceplok atau
dipanggang, telur ayam direbus, digoreng.
susu.
Buah-buahan Pepaya, pisang, jeruk manis, sari Buah yang tinggi serat atau
buah, pir dan peach dalam dapat menimbulkan gas
kaleng. seperti jambu biji, nanas,
apel, durian, nangka
Maizena 15 3 sdt
Biskuit 20 2 buah
Nilai Gizi
Sayuran 50 g =1 /2 gls
Minyak 5 g = 1 /2 sdm
Sumber protein Daging sapi empuk, hati, Daging, ikan, ayam yang
hewani ikan, ayam direbus, dikaleng, dikeringkan,
disemur, ditim, diasap, diberi bumbu-
dipanggang ; telur ayam bumbu tajam ;daging
direbus, ditim, didadar, babi, telur goreng.
diceplok air dan dicampur
dalam makanan ; susu.
3.1 Kesimpulan
Diet pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan harus diperhatikan secara khusus,
sebab pasien yang menjalani diet ini tidak boleh sembarangan makan. Makanan yang
dimakan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan yaitu sesuai dengan jenis diet
dan hubungannya dengan penyakit yang sedang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Cetakan kedua. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Bagian Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1999.
Penuntun Diet Ed. 2. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.