Вы находитесь на странице: 1из 6

E-Jurnal Matematika Vol. 7(3), Agustus 2018, pp.

246-251 ISSN: 2303-1751


DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2018.v07.i03.p210

ANALISIS ANGKA KEMATIAN NEONATAL DI PROVINSI BALI


DENGAN PENDEKATAN ANALISIS REGRESI

Ni Wayan Diah Sihmawati1§, I Wayan Sumarjaya2, Made Susilawati3

1
Program studi Matematika, Fakultas MIPA – Universitas Udayana [Email: diahsihmawati14@gmail.com]
2
Program studi Matematika, Fakultas MIPA –Universitas Udayana [Email: sumarjaya@unud.ac.id]
3
Program studi Matematika, Fakultas MIPA –Universitas Udayana [Email: susilawati.made@gmail.com]
§
Corresponding Author

ABSTRACT

Neonatal mortality rate (NMR) is the number of infant death up to 28 days expressed in 1,000 live
births in the same year. The aim of this research is to obtain the best model for NMR in Bali and to
find significant factors that influence NMR in Bali using multiple linear regression and spatial
regression methods. The data used in this study was obtained from the Health Departement in each
district in Bali.The result shows that there is no spatial dependence between regions and no
interregional heterogeneity. This suggests that spatial regression is not applicable in this study.
Hence, we model the NMR using multiple linear regression. Furthermore, we obtained the estimated
NMR model in Bali is ̂ . In conclusion, the factors that
influence the NMR are the percentage of babies with low weight ( ) and percentage of households
with a clean and healthy living behavior ( ).
Keywords: Neonatal mortality rate (NMR), Regression analysis, Spatial regression analysis.

1. PENDAHULUAN
Peningkatan derajat kesehatan merupakan 2015 menurun menjadi 4,41 per 1.000 KH
bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan (DisKes Bali, 2015).
nasional yang harus terus-menerus diupayakan Tujuan penelitian ini adalah untuk
oleh pemerintah. Selain angka kematian ibu, mendeteksi parameter lokal yang dapat
indikator lain yang juga digunakan sebagai tolok menjelaskan variasi spasial dalam hubungan
ukur kemajuan hasil pembangunan pada bidang antara kasus kematian neonatal di Provinsi Bali
kesehatan adalah angka kematian neonatal dengan fakror-faktor yang berkontribusi dengan
(AKN). AKN adalah jumlah kematian usia menggunakan model regresi spasial.
sampai 28 hari yang dinyatakan dalam 1.000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. 2. TINJAUAN PUSTAKA
Sebaran AKN per kabupaten/kota di
Analisis Regresi
Provinsi Bali seperti, Kabupaten Karangasem
meningkat 0,95 per 1.000 kelahiran hidup (KH) Analisis regresi merupakan analisis statistika
Kabupaten Buleleng meningkat 1,34 per 1.000 yang digunakan untuk mendapatkan hubungan
KH, Kota Denpasar meningkat sebesar 0,13 per dan model antara variabel terikat dan satu atau
1.000 KH. Sedangkan di Kabupaten lain terjadi lebih variabel bebas. Adapun model regresi
penurunan AKN, sehingga mempengaruhi berganda sebagai berikut (Draper dan Smith,
capaian Provinsi Bali yang menurun 1992):
dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,09 per 1.000 (1)
KH. Pada tahun 2014 AKN Provinsi Bali dengan merupakan nilai pengamatan variabel
sebesar 4,50 per 1.000 KH, sedangkan di tahun terikat; merupakan koefisien
regresi; merupakan nilai

246
Sihmawati, N.W.D., I W. Sumarjaya, M. Susilawati Analisis Angka Kematian Neonatal Di Provinsi Bali…

pengamatan variabel bebas; merupakan nilai Statistik uji parsial sebagai berikut:
eror regresi dengan asumsi IIND dan ̂
̂ (5)
.
dengan (̂ ) , ̂
Pendugaan Parameter Analisis Regresi merupakan penduga parameter ke-k dan SE
Jika diasumsikan , maka merupakan standar deviasi. Dengan keputusan
. Bila model regresi linear benar dan tolak jika .
merupakan penduga terbaik yaitu dengan
penggadaan awal dengan sehingga Analisis Regresi Spasial
didapatkan persamaan sebagai berikut: Model regresi spasial merupakan model
. (2) regresi yang melibatkan pengaruh spasial. Salah
Nilai vektor dapat diduga dengan satu pengaruh spasial yaitu autokorelasi spasial.
menggunakan penduga kuadrat terkecil (least Adanya unsur autokorelasi menyebabkan
square) bagi parameter regresi. Adapun notasi terbentuknya parameter spasial autoregresif dan
dalam matriks yang dapat dibentuk yaitu sebagai moving average, sehingga bentuk proses yang
berikut: terjadi yaitu sebagai berikut (Anselin, 1988,
̂ (3) p.32):
(6)
Pengujian Parameter Analisis Regresi
dan
Pengujian pada regresi linear dilakukan (7)
dengan dua cara yaitu pengujian serentak dan tidak ada autokorelasi
pengujian parsial. sehingga model umum yang terbentuk adalah
1. Pengujian Serentak sebagai berikut:
Hipotesis uji serentak sebagai berikut: (8)
dengan merupakan vektor variabel terikat,
minimal ada satu dengan ukuran , merupakan matriks
Statistik uji serentak sebagai berikut: variabel bebas dengan ukuran ,
merupakan vektor parameter koefisien regresi,
( )
dengan ukuran , merupakan
parameter koefisien lag spasial variabel terikat,
∑ ̂ ̅ merupakan parameter koefisien lag spasial pada
∑ ̂ (4) error, merupakan vektor error pada persamaan
(4) berukuran , merupakan vektor error
dengan merupakan nilai aktual pada periode pada persamaan (5) berukuran dan
ke-i , ̂ merupakan nilai terhitung dari variabel merupakan matriks pembobot berukuran ,
yang akan diprediksi pada periode ke-i , k di mana .
merupakan banyaknya parameter regresi, dan n
Pendugaan Parameter dan Pengujian
merupakan banyaknya pengamatan. Dengan
Signifikansi Regresi Spasial
keputusan tolak , jika lebih besar atau
sama dengan . Pendugaan parameter pada regresi spasial
menggunakan Maximum Likehood Estimation
2. Pengujian Parsial
(MLE) (Anselin, 1988, p.61). Pengujian
Uji signifikasi parsial adalah uji untuk
terhadap parameter model regresi spasial yang
mengetahui variabel mana saja yang
dilakukan adalah untuk mengetahui peranan
memengaruhi variabel secara signifikan.
variabel bebas dalam model. Untuk menguji
Hipotesis uji parsial sebagai berikut:
parameter digunakan uji Wald.

247
E-Jurnal Matematika Vol. 7(3), Agustus 2018, pp. 246-251 ISSN: 2303-1751
DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2018.v07.i03.p210

Efek Spasial kecamatan di masing-masing kabupaten Provinsi


Efek spasial dibedakan menjadi dua bagian Bali tahun 2015. Variabel yang digunakan
yaitu heterogenitas spasial dan dependensi adalah variabel terikat (Y) dan variabel bebas .
spasial. Heterogenitas spasial ditunjukkan oleh Variabel-variabel tersebut yaitu persentase
perbedaan sifat antar satu lokasi dengan lokasi jumlah kematian neonatal di Provinsi Bali (Y),
lainnya. Pengujian efek spasial dilakukan persentase bayi berjenis kelamin laki-laki ( ),
dengan uji heterogenitas yaitu dengan uji persentase bayi berjenis kelamin perempuan
Breusch-Pagan Test (BP Test) (Anselin, 1988, ( ), persentase bayi dengan berat badan rendah
p.13). ( , persentase kunjungan antenatal 3 kali ( ),
Adapun hipotesis dari uji BP Test adalah: persentase ibu hamil dengan melakukan
kunjungan K4 ( ), persentase rumah tangga
(homoskedastisitas) berperilaku hidup bersih dan sehat ( ) dan
minimal ada satu persentase ibu melahirkan dengan bantuan non
(heterokedastisitas) medis ( ).
Nilai uji BP Test yaitu sebagai berikut: Langkah-langkah analisis yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
. (9) berikut:
Efek dependensi spasial ditunjukkan oleh 1. Mendeskripsikan variabel-variabel
kemiripan sifat untuk lokasi yang saling penelitian dari sudut kewilayahan dengan
berdekatan. Uji untuk mengetahui spatial menggunakan peta tematik.
dependence di dalam error suatu model adalah 2. Uji dependensi spasial dengan menggunakan
dengan menggunakan statistik Moran’s I dan uji Moran’s I pada setiap variabel kemudian
Langrange Multiplier (LM) Test (Anselin, membentuk Moran’s scatterplot untuk
1988). mengetahui penyebaran antarlokasi.
Adapun hipotesis yang digunakan adalah sebagai 3. Pemodelan Ordinary Least Square (OLS)
berikut: dengan langkah sebagai berikut:
(tidak ada autokorelasi antar lokasi) a. Melakukan pendugaan parameter pada
(ada autokorelasi antar lokasi) variabel bebas terhadap variabel terikat
dan melakukan uji hipotesis signifikansi
Angka Kematian Neonatal
parameter.
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah
b. Pemeriksaan asumsi residual, untuk
kematian usia sampai 28 hari yang dinyatakan
mengetahui asumsi residual memenuhi
dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang
identik, dan berdistribusi normal.
sama (DisKes Bali, 2015).
4. Melakukan pemodelan regresi spasial, terdiri
Pemilihan Model Terbaik dari:
Pemilihan model terbaik digunakan untuk a. Melakukan uji heterogenitas spasial
memperoleh faktor yang paling berpengaruh dengan Breusch-Pagan Test pada
dalam suatu penelitian. Kriteria pemilihan model residual.
terbaik yang digunakan pada penelitian ini b. Melakukan uji dependensi spasial
adalah Koefisien Determinasi dan Akaike menggunakan uji Lagrange Multiplier
Information Criterion (AIC) (LM) dan uji Moran’s I.
c. Melakukan uji signifikansi parameter.
3. METODE PENELITIAN 5. Membandingkan hasil analisis OLS dengan
metode analisis regresi spasial dengan
Data yang akan digunakan pada penelitian ini
melakukan pemilihan model terbaik
adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas
menggunakan kriteria AIC.
Kesehatan di masing-masing kabupaten Provinsi
6. Interpretasi model
Bali berupa data kematian bayi neonatal disetiap

248
Sihmawati, N.W.D., I W. Sumarjaya, M. Susilawati Analisis Angka Kematian Neonatal Di Provinsi Bali…

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pendugaan Parameter dengan
Identifikasi Model
Metode OLS
Pertama yang dilakukan dalam pemodelan
OLS dan regresi spasial yaitu identifikasi pola Parameter Estimasi
hubungan antara variabel terikat dan variabel 540.78 0.99 0.325
bebas dengan menggunakan Scatterplot. Dari -5.24 -0.96 0.342
-5.36 -0.98 0.334
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada
1.10 3.48 0.001*
empat variabel bebas yang berkorelasi negatif 0.03 0.34 0.736
terhadap variabel terikat. Variabel tersebut yaitu -0.06 -0.73 0.469
persentase bayi berjenis kelamin perempuan -0.08 -2.05 0.045*
0.02 0.15 0.879
( ), persentase ibu hamil dengan melakukan
R-Square 20.76%
kunjungan K1 ( ), persentase ibu hamil dengan 3.059
melakukan kunjungan K4 ( ) dan persentase Sumber: data diolah 2018
ibu mendapatkan tablet fe3 ( ).
Hal ini berarti semakin tinggi nilai variabel b. Uji Parsial
bebas yang berpengaruh maka semakin rendah Hipotesis uji parsial sebagai berikut:
angka kematian neonatal begitu juga sebaliknya. ,
Sedangkan terdapat empat variabel yang .
membentuk pola yang menyebar, ini berarti Pengambilan keputusan dilakukan jika nilai
variabel bebas tersebut tidak menunjukkan pola ,maka keputusan yang
yang jelas terhadap variabel terikat. diambil adalah tolak , yang berarti bahwa
variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
Pemodelan Ordinary Least Square (OLS) dan terikat.
SAR Oleh karena ada dua variabel yang signifikan
1) Pengujian Parameter OLS dilakukan pendugaan parameter ulang pada
kedua variabel yang signifikan tersebut untuk
Pengujian OLS dilakukan dengan pengujian
dibandingkan dengan metode SAR, maka
serentak dan pengujian parsial.
hasil pendugaan dengan OLS dapat dilihat
a.Uji Serentak
pada Tabel 2.
Hipotesis uji serentak sebagai berikut:
, Tabel 2. Pendugaan Parameter Dua Variabel
minimal ada satu . dengan Metode OLS
Pengambilan keputusan dilakukan jika nilai p-
,maka keputusan yang Parameter Estimasi value
diambil adalah tolak , yang berarti bahwa 8.78207 2.863 0.006001
variabel bebas secara serentak berpengaruh
terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian 1.13069 3.713 0.000493
serentak dapat dilihat pada Tabel 1, yang
-0.08069 -2.122 0.038547
menghasilkan nilai dan
sehingga diperoleh nilai R-Square 27.15%
lebih besar daripada nilai , 9.876
Sumber: data diolah 2018
maka keputusan yang diambil adalah tolak .
maka model yang terbentuk sebagai berikut:
Hal ini berarti bahwa variabel bebas secara
serentak berpengaruh terhadap variabel terikat. ̂
Interprestasi dari model tersebut yaitu apabila
persentase bayi dengan berat badan rendah

249
E-Jurnal Matematika Vol. 7(3), Agustus 2018, pp. 246-251 ISSN: 2303-1751
DOI: https://doi.org/10.24843/MTK.2018.v07.i03.p210

bertambah sebanyak satu satuan maka kematian Berdasarkan hasil pengujian | | dengan
neonatal akan cenderung bertambah sebanyak signifikansi 5% seperti pada Tabel 3,
8,78207 kali dengan asumsi variabel yang lain maka pengambilan keputusan yang diambil
konstan, apabila persentase rumah tangga adalah terima yang berarti tidak ada
dengan berperilaku hidup bersih dan sehat kebergantungan atau dependensi spasial untuk
bertambah satu satuan maka akan cenderung setiap kecamatan.
mengurangi kematian neonatal sebanyak
0,08069 kali dengan asumsi variabel yang lain 3) Uji Breusch-Pagan Test (BP Test)
konstan. Pada pengujian heterogenitas spasial
Intersep 8,78207 artinya kematian neonatal dilakukan dengan uji Breusch-Pagan Test (BP
pada bayi sebesar 8,78207, apabila tidak terdapat Test). Hipotesis yang digunakan sebagai berikut:
faktor-faktor yang memengaruhi kematian
neonatal seperti persentase bayi dengan berat (homoskedastisitas), dan
badan rendah dan persentase rumah tangga minimal ada satu
dengan berperilaku hidup bersih dan sehat. (heterokedastisitas) .
Setelah mendapatkan model OLS selanjutnya Pengambilan keputusan dilakukan jika
dilakukan pengujian asumsi residual.
atau p-value , maka ditolak
Nilai Moran’s I pada residual sebesar -
yang berarti bahwa ada heterogenitas spasial
0.017516118 di mana menghasilan nilai yang
antardaerah.Hasil pengujian heterogenitas
lebih besar dari nilai , maka
spasial disajikan pada Tabel 4.
dapat diindikasi terdapat pengelompokkan
residual.
Tabel 4. Uji Heterogenitas Spasial Breusch-
2) Uji Dependensi Spasial Pagan Test
Uji dependenssi spasial dilakukan untuk Uji DF Nilai Prob.
mengidentifikasi apakah ada hubungan Breusch-Pagan 7 3.2637 0.8596
antarlokasi terhadap masing-masing variabel. Uji Test
dependensi spasial dilakukan dengan nilai Sumber: data diolah 2018
Moran’s I.
Adapun hipotesis yang digunakan yaitu: Berdasarkan Tabel 4 didapatkan nilai Breusch-
(tidak ada autokorelasi antarlokasi), Pagan Test sebesar dan p-value sebesar
(ada autokorelasi antarlokasi), . P-value yang diperoleh lebih besar dari
dengan pengambilan keputusan tolak atau . Keputusan yang diambil adalah
terdapat dependensi spasial apabila terima H0, yang berarti bahwa tidak ada adanya
| | . heterogenitas spasial antardaerah. Karena pada
kasus ini tidak ada kebergantungan spasial
Tabel 3 Pengujian Moran’s I antardaerah dan tidak ada heterogenitas spasial
Kode Moran’s I | | antardaerah, maka kurang tepat digunakan
Y -0,24573423 0,84315289 metode regresi spasial.
0,03953867 0,21387246
0,03576633 0,19989476 5. KESIMPULAN
-0,03430690 0,05974849 Berdasarkan hasil dan pembahasan
0.01172620 0,11081855 penyebaran kasus kematian neonatal di Provinsi
0,01130341 0,10925201 Bali tahun 2015, tidak terdapat kebergantungan
-0,32198461 1,12568439
spasial antardaerah dan heterogenitas spasial
-0,04530546 0,10050158
antardaerah, sehingga pemodelan hanya
Sumber: data diolah 2018
menggunakan metode regresi sederhana. Model
Ket: signifikan pada ;

250
Sihmawati, N.W.D., I W. Sumarjaya, M. Susilawati Analisis Angka Kematian Neonatal Di Provinsi Bali…

regresi sederhana yang terbentuk untuk


memodelkan penyebaran kasus angka kematian
neonatal di Provinsi Bali pada tahun 2015 yaitu
̂ .
Faktor yang memengaruhi penyebaran kasus
angka kematian neonatal di Provinsi Bali yaitu
persentase bayi dengan berat badan rendah dan
persentase rumah tangga dengan berperilaku
hidup bersih dan sehat. Pada penelitian ini
banyak faktor yang tidak signitifikan. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan menambah
faktor-faktor yang memengaruhi kematian
neonatal lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Anselin, Luc. (1988). Spatial
Econometrics:Medhods and Model.
California: Dordretht : Kluer Academic
Publishers.
Dinas Kesehatan. (2016). Profil Kesehatan
Provinsi Bali Tahun 2015. Bali: Profil
Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2016.
Draper, N. dan Smith. (1992). Analisis Regresi
Terapan. Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

251

Вам также может понравиться