Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Asuransi Jiwa............................................................................................................... 4
B. Jenis – Jenis Asuransi Jiwa ............................................................................................................ 8
C. Polis Asuransi Jiwa. ...................................................................................................................... 12
D. Hak dan Kewajiban Pemegang Polis .......................................................................................... 15
E. Jumlah Asuransi ........................................................................................................................... 19
F. Premi Asuransi .............................................................................................................................. 19
G. Penanggung, Tertanggung, Penikmat ..................................................................................... 20
H. Evemen dan Santunan .............................................................................................................. 21
I. Asuransi Jiwa Berakhir ................................................................................................................ 22
J. Konsep Dasar Asuransi Jiwa ....................................................................................................... 26
K. Manfaat Asuransi Jiwa............................................................................................................. 27
L. Sistem Klaim Asuransi ................................................................................................................. 29
M. Akuntansi Asuransi Jiwa Syariah ........................................................................................... 31
BAB III....................................................................................................................................................... 36
PENUTUP.................................................................................................................................................. 36
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 36
B. Saran .............................................................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 39
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan hidayah-Nya sehingga tugas yang berjudul “Asuransi Jiwa” ini dapat
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini . Dan kepada Bapak
Kami juga menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca sekalian,
Kelompok V
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian,
sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis resiko yang dihadapi dapat
berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau resiko lainnya. Oleh
karena itu setiap resiko yang akan dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang maka
diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang
mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha.
Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk
selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Orang yang
berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang
Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan
untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dapat diadakan selama hidup atau selama jangka
1
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas , dapat di rumuskan Rumusan Masalah sebagai berikut :
C. Tujuan
2
3. Mengetahui polis asuransi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Undang Nomor 2 Tahun 1992, dirumuskan definisi asuransi yang lebih lengkap jika
dibandingkan dengan rumusan yang terdapat dalam Pasal 246 KUHD. Menurut ketentuan Pasal
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau taggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dan suatu peristiwa tidak pasti atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas rneninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
Ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ini mencakup 2 (dua) jenis
asuransi, yaitu:
kehilangan keuntungan yang dmarapkan, atau tanggung jawab hukuin kepada pihak ket/ga yang
b) Asuransi jumlah (sum insurance), yang meliputi asuransi jiwa dan asuransi sosial, dapat
“untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan.”
4
Dalam hubungannya dengan asuransi jiwa maka fokus pembahasan diarahkan pada jenis
asuransi, butir (b). Apabila Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 di persempit
“Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak Penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang diasuransikan.”
Definisi inilah yang akan dijadikan titik tolak pembahasan asuransi jiwa selanjutnya.
Sebelum berlakunya Undang Nomor 2 Tahun 1992, asuransi jiwa diatur dalam Ordonantie op het
Levensverzekering Bedrijf (Staatsblad Nomor 101 Tahun 1941). Menurut ketentuan Pasal 1 ayat
uitkeringen, tegen genot van premie en in verband met het leven of den dood van den menschs.
worden berschouwd”.
Terjemahnnnya :
“Asuransi jiwa adalah perjanjian untuk membayar sejumlah uang karena telah
diterimanya premi yang herhubungan dengan hidup atau matinya seseorang, rensuransi termasuk
Dalam Pasal 27 Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa dengan berlakunya undang-
undang ini, maka Ordonantie op het Levens Verzekering Bedrijf dinyatakan tidak berlaku lagi.
Adapun yang dimaksud dengan ‘undang-undang ini’ adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun
5
1992. Oleh karena itu, tidak perlu lagi membahas asuransi jiwa berdasarkari Ordonansi ini
karena sudah tidak berlaku lagi, dan pengertian asuransi jiwa sudah tercakup dalam Pasal 1
Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302. pasal 308 KUHD.
Jadi hanya 7 (tujuh) pasal. Akan tetapi tidak 1 (satu) pasal pun yang memuat rumusan definisi
asuransi jiwa. Dengan demikian sudah tepat jika definisi asuransi dalam Pasat 1 angka (1)
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dijadikan titik totak pembahasan dan ini ada
hubungannya dengan ketentuan Pasal 302 dan Pasal 303 KUHD yang membolehkan orang
mengasuransikan jiwanya.
“Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk
“Orang yang berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau
Berdasarkan kedua pasal tersebut, jelaslah bahwa setiap orang dapat mengasuransikan
jiwanya, asuransi jiwa bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa
dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
6
“Pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan
penanggung, dengan mana penutup (pengambil) asuransi mengikatkan diri selama jalannya
akibat langsung dan meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya
suatu jangka waktu yang diperjanjikan, mengikatkan diri untuk membayar sejumlah uang
tertentu kepada orang yang ditunjuk oleh penutup (pengambil) asuransi sebagai penikmatnya”.
dan penangung.
Definisi Purwosutjipto berbeda dengan definisi yang terdapat dalam Pasal angka (1) Undang-
a. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dengan tegas di nyatakan bahwa pihak-
pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung,
menerima premi memberikan pembayaran”, tanpa menyebutkan kepada orang yang ditunjuk
sebagai penikmnya. Purwosutjipto menyebutkan membayar l orang yang ditunjuk oleh penutup
(pengambil) asuransi sebagai penikmatnya. Kesannya hanya untuk asuransi jiwa selama hidup,
“Asuransi jiwa dapat diartikan sebagai pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara
penutup (pengambil) asuransi dengan penanggung dengan mana penutup asuransi mengikatkan
diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan
penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan
7
atau telah lampaunya suatu jangka waktu yang diperjanjikan mengikat diri untuk membayar
sejumlah uang tertentu kepada orang yang ditunjuk untuk penutup asuransi sebagai penikmatnya.
Sasaran asuransi jiwa menunjukan kelas dan jenis asuransi jiwa yang ditawarkan oleh
Asuransi jiwa biasa (ordinary life) diperuntukan bagi perorangan adalah asuransi jiwa yang
umumnya dipasarkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi jiwa. Pada umumnya asuransi ini
diperuntukan bagi golongan masyarakat menengah ke atas. Pada dasarnya premi dibayarkan oleh
pembeli polis setiap tahun atau setiap semester atau setiap triwulan dan boleh juga setiap bulan,
atau dibayar sekaligus sebagai premi tunggal bagi mereka yang mempunyai cukup uang.
2) Asuransi rakyat
Asuransi rakyat diperuntukan bagi anggota masyarakat yang berpenghasilan kecil seperti buruh,
8
Asuransi ini dibayar preminya dengan frekuensi tinggi (setiap minggu) dan besarnya premi
disesuaikan dengan kesanggupan calon tertanggung membayar setiap minggu. Besarnya uang
pertanggungan dengan berpedoman kepada besarnya premi setiap minggu dan lamanya
pertanggungan apakah seumur hidup atau hingga calon tertanggung mencapai usia tertentu.
3) Asuransi kumpulan
Asuransi kumpulan (Group Insurance) disebut juga asuransi kolektif dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Satu polis untuk sekelompok tertanggung, misalnya para karyawan suatu perusahaan
diasuransikan dengan menggunakan satu polis yang disebut polis induk (master policy).
d. Pembayaran premi asuransi kumpulan biasanya terdiri dari tiga macam yaitu :
i. Dibayar sendiri oleh masing-masing peserta berupa kontribusi yang dipungut secara
iii. Sebagian dibayar oleh perusahaan dan sebagian lagi dibayar oleh para peserta misalnya
Pada umumnya ada 4 macam sasaran pokok dari asuransi jiwa dunia usaha, yaitu :
9
a. Asuransi orang penting, tenaga yang memegang peranan penting, seperti direktur utama,
para manajer. Apabila meninggal dunia dapat menimbulkan kerugian ekonomis bagi perusahaan
keselamatan kerja, asuransi kecelakaan, dan asuransi kesehatan bagi karyawan maka semakin
sempurnalah peranan dan bantuan perusahaan dalan memberi kesejahteraan bagi karyawan.
kepercayaan kepada relasi terhadap perusahaan karena asuransi dapat memberikan jaminan
stabilitas posisi finansial perusahaan, yang sekaligus menjadi gambaran yang baik kreditur.
kongsi, Firma, CV, apabila salah seorang pemiliknya meninggal, maka akan timbul masalah
dalam pimpinan perusahaan. Polis asuransi jiwa dapat menghindarkan keadaan tersebut yaitu
dengan memberi santunan kepada janda almarhum sehingga hak-hak dari almarhum tidak perlu
Seseorang yang masih muda dan mempunyai penghasilan dapat membeli polis asuransi jiwa atas
6) Asuransi keluarga
Dengan memiliki polis asuransi jiwa dapat memberikan rasa tenteram terhadap kehidupan
10
Asuransi keluarga mempunyai tiga macam jaminan yaitu jaminan kematian, jaminan hari tua,
Kemudian apabila ditinjau dari sudut ada atau tidaknya pemeriksaan kesehatan tertanggung ada 2
Asuransi jiwa medical berarti si tertanggung sebelum menutup perjanjian asuransinya terlebih
dahulu harus memeriksakan kesehatannya kepada dokter yang sudah disediakan untuk itu.
Disamping itu juga harus dilengkapi dengan surat keterangan kesehatan dan Laporan Kesehatan
Lengkap (LAKES). Isi laporan ini dapat bermacam-macam tergantung dari besarnya jumlah
uang asuransi yang diminta. Hal lainnya diwajibkan juga mengisi dan menandatangani surat
permintaan dan formulir-formulir lainnya yang khusus disediakan untuk keperluan itu dan
Adapun formulir-formulir atau surat-surat yang diperlukan untuk penutupan asuransi dengan
Jenis asuransi ini tidak memerlukan pemeriksaan dokter terhadap diri tertanggung sewaktu
diadakan penutupan perjanjian asuransi. Untuk asuransi jenis ini keterangan kesehatan calon
tertanggung akan dianggap cukup dan sehubungan dengan resiko yang kemungkinan lebih besar
dalam asuransi jiwa non medical maka biasanya premi dikenakan suatu tambahan sampai
presentase tertentu.
11
Adanya pemisahan jenis asuransi jiwa diatas yaitu asuransi jiwa medical dan asuransi jiwa non
medical ditentukan oleh faktor-faktor umur calon tertanggung dan besarnya jumlah uang
Pada prakteknya di PT. Asuransi Jiwasraya untuk asuransi jiwa non medical batas umur
tertanggung maksimal 59 tahun dengan jumlah uang pertanggungan maksimal Rp. 30.000.000 (
Sedangkan untuk tertanggung usia 60 tahun ke atas digolongkan ke dalam asuransi jiwa medical
dengan uang pertanggungan di atas Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah)
“Suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akte yang dinamakan polis”.
Ketentuan tersebut di atas memberikan kesan seolah-seolah perjanjian asuransi jiwa harus dibuat
secara tertulis sebagai syarat mutlak. Padahal polis bukanlah syarat mutlak adanya perjanjian
Hal tersebut dijelaskan dalam Pasal 257 KUHDagang yang menyatakan bahwa :
kewajiban bertimbal balik dari si penanggung dan si tertanggung mulai berlaku semenjak saat
Dalam hal ini berarti bahwa walaupun tidak ada polis (polis sebelum terbit), perjanjian asuransi
jiwa tetap berlaku apabila telah ditutup (telah ada persesuaian kehendak) dan dapat dibuktikan
12
Meskipun untuk sahnya suatu perjanjian asuransi jiwa menurut undang-undang tidak ada
keharusan adanya formalitas tertentu (seperti akte tertulis yang disebut polis), namun sangatlah
penting adanya akte yang demikian itu. Hal ini dengan mengingat bahwa perjanjian asuransi jiwa
adalah berhubungan dengan kepentingan finansial dan perjanjian tersebut bersifat perjanjian
(perusahaan asuransi jiwa), dengan cara bahwa adanya perjanjian asuransi jiwa itu harus
dibuktikan secara tertulis. Sehingga ditetapkan adanya akte yang ditandatangani penanggung
yang disebut polis, sebagai bukti adanya perjanjian asuransi jiwa tersebut.
Polis menurut pengertian umum adalah suatu perjanjian yang perlu dibuat bukti tertulis
atau suatu perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian-perjanjian bukti tertulis
Surat perjanjian ini dibuat dengan itikad baik dari kedua belah pihak yang mengadakan
perjanjian. Di dalam surat perjanjian itu disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal
yang diperjanjikan kedua belah pihak, hak-hak masing-masing pihak, sanksi atas pelanggaran
Kemudian polis dapat juga diartikan surat perjanjian asuransi jiwa yang menguraikan hal-
hal yang menjadi dasar dan syarat-syarat asuransi, ditandatangani oleh penanggung dan
pemegang polis. Dari pengertian di atas bahwa polis asuransi merupakan salah satu dari alat
bukti telah terjadi perjanjian asuransi. Pada dasarnya pengertian polis asuransi jiwa sama dengan
13
Perbedaan polis asuransi jiwa dengan polis asuransi pada umumnya hanya dari isi polis,
dimana isi polis asuransi jiwa diatur dalam Pasal 304 KUHDagang dan isi polis pada umumnya
2) Nama tertanggung;
5) Jumlah asuransi;
6) Premi asuransi.
Akan tetapi, mengenai rancangan jumlah dan penentuan syarat-syarat asuransi sama sekali
Dalam polis harus dicantumkan hari dan tanggal diadakan asuransi. Hal ini penting untuk
mengetahui kapan asuransi itu mulai berjalan dan dapat diketahui pula sejak hari dan tanggal itu
b. Nama tertanggung
Dalam polis harus dicantumkan nama tertanggung sebagai pihak yang wajib membayar premi
dan berhak menerima polis. Apabila terjadi evenemen atau apabila jangka waktu berlakunya
asuransi berakhir, tertanggung berhak menerima sejumlah uang santunan atau pengembalian dari
penanggung. Selain tertanggung, dalam praktik asuransi jiwa dikenal pula penikmat
(beneficiary). yaitu orang yang berhak menerima sejumlah uang tertentu dan penanggung karena
14
ditunjuk oleh tertanggung atau karena ahli warisnya, dan tercantum dalam polis. Penikmat
Objek asuransi jiwa adalah jiwa dan badan manusia sebagai satu kesatuan. Jiwa tanpa badan
tidak ada, sebaliknya badan tanpa jiwa tidak ada arti apa-apa bagi asuransi Jiwa. Jiwa seseorang
merupakan objek asuransi yang tidak berwujud, yang hanya dapat dlkenal melalui wujud
badannya. Orang yang punya badan itu mempunyai nama yang jiwanya diasuransikan, baik
sebagai pihak tertanggung ataupun sebagai pihak ketiga yang berkepentingan. Namanya itu harus
dicantumkan dalam polis. Dalam hal ini, tertanggung dan orang yang jiwanya diasuransikan itu
berlainan.
Saat mulai dan berakhirnya evenemen merupakan jangka waktu berlaku asuransi. artinya dalam
jangka waktu itu risiko menjadi beban penanggung, misalnya mulai tanggal 1 januari 1990
sampai tanggal 1 Januari 00, apabila dalam jangka waktu itu terjadi evenemen, maka
penanggung berkewajiban membayar santunan kepada tertanggung atau orang yang ditunjuk
Pemegang polis ialah pihak yang kedudukannya sangat penting disamping penanggung.
Sebab ia dapat menentukan kehendak secara bebas, apakah akan melanjutkan perjanjian
1. Penebusan Polis
15
Menurut Pasal 7 syarat-syarat umum polis pemegang polis berhak untuk meminta agar
perusahaan bersedia menebus polisnya, dengan syarat asalkan perjanjian masih berlaku dan
mempunyai nilai tebus. Dengan berlakunya transaksi penebusan polis dan polis diserahkan
Cara seperti ini adalah merupakan penyelesaian perjanjian asuransi yang tidak sesuai dengan
tujuan berasuransi, karena dalam berasuransi kita berharap untuk memperoleh perlindungan dari
2. Penggadaian Polis
Pasal 8 syarat-syarat umum polis memuat ketentuan tentang hak pemegang polis untuk
menggadaikan polis (meminjam uang kepada perusahaan dengan polis sebagai jaminan).
Menurut ketentuan perusahaan dan dengan syarat polis harus sudah mempunyai nilai tebus.
Besarnya pinjaman yang diberikan maksimal adalah sama dengan nilai tebus dan dikenakan
bunga yang besarnya ditentukan perusahaan, pengembalian pinjaman itu secara angsuran/
sekaligus dalam waktu yang ditentukan atau akan diperhitungkan dengan pembayaran uang
angsuran.
Pemegang polis atau pihak yang ditunjuk berhak menerima pembayaran faedah asuransi
dari penanggung di dalam masa kontrak apabila terjadi resiko. Bukti-bukti yang diperlukan
a. Polis
16
Jika tertanggung meninggal dunia :
c. Surat keterangan sebab meninggal dunia yang dikeluarkan oleh dokter yang memeriksa
untuk meminta keterangan-keterangan lain yang di anggap perlu dalam hubungannya dengan
Dalam hal penerima faedah atau pihak yang ditunjuk lebih dari satu orang maka pihak
perusahaan tidak bertanggung jawab terhadap bagian dari masing-masing pihak. Pihak
perusahaan asuransi akan memberikan uang asuransi kepada orang yang dikuasakan untuk
menerimanya.
Penerima faedah asuransi yang sudah tercantum di dalam polis masih dimungkinkan
untuk dirubah. Pemegang polis masih berhak mengadakan perubahan terhadap pihak tertunjuk
dan harus dilakukan secara tertulis, dengan pembatasan bahwa jika pemegang polis meninggal
dunia tetapi pembayaran premi berlangsung terus, maka pengubahan itu hanya berlaku untuk
bagian asuransi yang diperoleh atas dasar premi-premi yang telah dibayar hingga saat
meninggalnya pemegang polis. Terhadap penunjukan itu pihak tertunjuk mempunyai hak untuk
minta secara tertulis agar penunjukan atas dirinya bersifat mutlak, sehingga penunjukan
17
selanjutnya oleh pemegang polis hanya dapat dilakukan dengan persetujuan tertulis dari
Kedudukan pihak tertunjuk yang sudah meninggal dunia dapat digantikan oleh ahli warisnya
apabila tidak ada lagi pihak yang ditunjuk, perubahan pihak yang ditunjuk oleh pemegang polis
tersebut selamanya harus dengan persetujuan perusahaan dan harus dinyatakan dalam catatan
Perjanjian asuransi jiwa adalah suatu persetujuan dua pihak dimana pihak tertanggung
membayar premi sebagai prestasi, yang sebagai gantinya menerima gaji ganti rugi dari
penanggung. Pembayaran premi kepada pihak penanggung selama kontrak berjalan merupakan
Untuk menetapkan besarnya premi yang harus dibayar pemegang polis perlu diperhatikan
beberapa prinsip :
Premi atas uang pertanggungan yang besar akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas
b) Umur Tertanggung
Premi atas tertanggung berusia tua akan lebih besar dibandingkan dengan premi atas tertanggung
berumur muda.
Premi yang dibayar secara bulanan lebih besar dibandingkan dengan premi tahunan.
d) Masa asuransi
18
Jumlah premi dengan masa asuransi yang lama akan lebih kecil dibandingkan dengan masa
e) Jenis asuransi
Premi atas asuransi yang mempunyai manfaat yang banyak akan lebih besar dibandingkan yang
Premi atas asuransi standart akan lebih kecil dibandingkan dengan substandart.
E. Jumlah Asuransi
Jumlah asuransi adalah sejumlah uang tertentu yang diperjanjikan pada saat diadakan
asuransi sebagai jumlah santunan yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat dalam
hal terjadi evenemen, atau pengembalian kepada tertanggung sendiri dalam hal berakhirnya
jangka waktu asuransi tanpa terjadi evenemen. Menurut ketentuan Pasal 305 KUHD, perkiraan
jumlah dan syarat-syarat asuransi sama sekali ditentukan oleh perjanjian bebas antara
tertanggung dan penanggung. Dengan adanya perjanjian bebas tersebut, asas kepentingan dan
F. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh tertanggung kepada
penanggung setiap jangka waktu tertentu, biasanya setiap bulan selama asuransi berlangsung.
Besarnya jumlah premi asuransi tergantung pada jumlah asuransi yang disetujui oleh tertanggung
19
G. Penanggung, Tertanggung, Penikmat
Dalam hukum asuransi minimal terdapat 2 (dua) pihak, yaitu penanggung dan
tertanggung. Penanggung adalah pihak yang menanggung beban risiko sebagai imbalan premi
yang diterimanya dari tertanggung. Jika terjadi evenemen yang menjadi beban penanggung,
maka penanggung berkewajiban mengganti kerugian. Dalam asuransi jiwa, jika terjadi evenemen
matinya tertanggung, maka penanggung wajib membayar uang santunan, atau jika berakhirnya
jangka waktu usuransi tanpu terjadi evenemen, maka penanggung wajib membayar sejumlah
penanggulanggan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang
diasuransikan. Perusahaan Asuransi Jiwa merupakan badan hukum milik swasta atau badan
Asuransi dapat juga diadakan untuk kepentingan pihak ketiga dan ini harus dicantumkan
dalam polis. Menurut teori kepentingan pihak ketiga (the third party interest theory), dalam
asuransi jiwa, pihak ketiga yang berkepentingan itu disebut penikmat. Penikmat ini dapat berupa
orang yang ditunjuk oieh tentanggung atau ahli waris tertanggung. Munculnya penikmat ini
apabila terjadi evenemen meninggalnya tertanggung. Dalam hal ini, tertanggung yang meninggal
itu tidak mungkin dapat menikmati santunan, tetapi penikmat yang ditunjuk atau ahli waris
tertanggunglah sebagai yang berhak menikmati santunan. Akan tetapi, bagaimana halnya jika
asuransi itu berakhir tanpa terjadi evenemen meninggalnya tertanggung?. Dalam hal ini
tertanggung sendiri yang berkedudukan sebagai penikmat karena dia sendiri masih hidup dan
20
Apabila tertanggung bukan penikmat, maka hal ini dapat disamakan dengan asuransi jiwa
untuk kepentingan pihak ketiga. Penikmat selaku pihak ketiga tidak mempunyai kewajiban
membayar premi terhadap penanggung. Asuransi diadakan untuk kepentingannya, tetapi tidak
kepada penanggung. Dalam hal ini tertanggung adalah pihak dalam asuransi dan sekaligus
penikmat yang berkewajiban membayar premi kepada penanggung. Asuransi jiwa untuk
Dalam Pasal 304 KUHD yang mengatur tentang isi polis, tidak ada ketentuan keharusan
mencantumkan evenemen dalam polis asuransi jiwa berbeda dengan asuransi kerugian, Pasal 256
ayat (1) KUHD mengenai isi polis mengharuskan Pencantuman bahaya-bahaya yang menjadi
beban penanggung. Mengapa tidak ada keharusan mencantumkan bahnya yang menjadi beban
Dalam asuransi jiwa yang dimaksud dengan bahaya adalah meninggalnya orang yang jiwanya
diasuransikan. Meninggalnya seseorang itu merupakan hal yang sudah pasti, setiap makhluk
bernyawa pasti mengalami kematian. Akan tetapi kapan meninggalnya seseorangtidak dapat
dipastikan. lnilah yang disebut peristiwa tidak pasti (evenemen) dalam asuransi jiwa.
Evenemen ini hanya 1 (satu), yaitu ketidak pastian kapan meniggalnya seseorang sebagai salah
satu unsur yang dinyatakan dalam definisi asuransi jiwa. Karena evenemen ini hanya 1 (satu),
maka tidak perlu di cantumkan dalam polis. Ketidakpastian kapan meninggalnya seorang
21
tertanggung atau orang yang jiwanya diasuransikan merupakan risiko yang menjadi beban
penanggung dalam asuransi jiwa. Evenemen meninggalnya tertanggung itu bersisi 2 (dua), yaitu
meninggalnya itu benar-benar terjadi dalam jangka waktu asuransi, dan benar-benar tidak terjadi
Uang santunan adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh penanggung kepada penikmat
dalam hal meninggalnya tertanggung sesuai dengan kesepakatan yang tercantum dalam polis.
Penikmat yang di maksud adalah orang yang ditunjuk oleh tertanggung atau orang yang menjadi
ahli warisnya sebagai yang berhak menerima dan menikmati santunan sejumlah uang yang
dibayar oleh penanggung. Pembayaran santunan merupakan akibat terjadinya peristiwa, yaitu
Akan tetapi, apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi jiwa tidak terjadi peristiwa
meninggalnya tertanggung, maka tertanggung sebagai pihak dalam asuransi jiwa, berhak
memperoleh pengembalian sejumlah uang dan penanggung yang jumlahnya telah ditetapkan
berdasarkan perjanjian dalam hal ini terdapat perbedaan dengan asuraransi kerugian. Pada
asuransi kerugian apabila asuransi berakhir tanpa terjadi evenemen, premi tetap menjadi hak
penanggung, sedangkan pada asuransi jiwa, premi yang telah diterima penanggung dianggap
Dalam asuransi jiwa, satu-satunya evenemen yang menjadi beban penanggung adalah
meninggalnya tertanggung. Terhadap evenemen inilah diadakan asuransi jiwa antara tertanggung
22
dan penanggung. Apabila dalam jangka waktu yang diperjanjikan terjadi peristiwa meninggalnya
tertanggung, maka penanggung berkewajiban membayar uang santunan kepada penikmat yang
Sejak penanggung melunasi pembayaran uang santunan tersebut, sejak itu pula asuransi jiwa
berakhir.
Apa sebabnya asuransi jiwa berakhir sejak pelunasan uang santunan, bukan sejak
meninggalnya tertanggung (terjadi evenemen)? Menurut hukum perjanjian, suatu perjanjian yang
dibuat oleh pihak-pihak berakhir apabila prestasi masing-masing pihak telah dipenuhi. Karena
asuransi jiwa adalah perjanjian, maka asuransi jiwa berakhir sejak penanggung melunasi uang
santunan sebagai akibat dan meninggalnya tertanggung. Dengan kata lain, asuransi jiwa berakhir
Dalam asuransi jiwa tidak selalu evenemen yang menjadi beban penanggung itu terjadi
bahkan sampai berakhirnya jangka waktu asuransi. Apabila jangka waktu berlaku asuransi jiwa
itu habis tanpa terjadi evenemen, niaka beban risiko penanggung berakhir. Akan tetapi, dalam
tertanggung apabila sampai jangka waktu asuransi habis tidak terjadi evenemen. Dengan kata
lain, asuransi jiwa berakhir sejak jangka waktu berlaku asuransi habis diikuti dengan
23
“Apabila orang yang diasuransikan jiwanya pada saat diadakan asuransi ternyata sudah
meninggal, maka asuransinya gugur, meskipun tertanggung tidak mengetahui kematian tersebut,
Kata-kata bagian akhir pasal ini “kecuali jika diperjanjiknn lain” memberi peluang
kepada pihak-pihak untuk memperjanjikan menyimpang dari ketentuan pasal ini, misalnya
asuransi yang diadakan untuk tetap dinyalakan sah asalkan tertanggung betul-betul tidak
mengetahui telah meninggalnya itu. Apablia asuransi jiwa itu gugur, bagaimana dengan premi
yang sudah dibayar karena penanggung tidak menjalani risiko? Hal ini pun diserahkan kepada
pihak-pihak untuk memperjanjikannya. Pasal 306 KUHD ini mengatur asuransi jiwa untuk
“Apabila orang yang mengasuransikan jiwanya bunuh diri, atau dijatuhi hukuman mati, maka
penyimpangan dari ketentuan ini masih mungkin, sebab kebanyakan asuransi jiwa ditutup
dengan sebuah klausul yang membolehkan penanggung melakukan prestasinya dalam hal ada
peristiwa bunuh diri dan badan tertanggung asalkan peristiwa itu terjadi sesudah lampau waktu 2
(dua) tahun sejak diadakan asuransi. Penyimpangan ini akan menjadikan asuransi jiwa lebih
supel lagi.
24
Asuransi jiwa dapat berakhir karena pembatalan sebelum jangka waktu berakhir.
Pembatalan tersebut dapat terjadi karena tertanggung tidak melanjutkan pembayaran premi
sesuai dengan perjanjian atau karena permohonan tertanggung sendiri. Pembatalan asuransi jiwa
dapat terjadi sebelum premi mulai dibayar ataupun sesudah premi dibayar menurut jangka
waktunya. Apabila pembatalan sebelum premi dibayar, tidak ada masalah. Akan tetapi, apabila
pembatalan setelah premi dibayar sekali atau beberapa kali pembayaran (secara bulanan),
bagaimana cara penyelesaiannya? Karena asuransi jiwa didasarkan pada perjanjian, maka
penyelesaiannya bergantung juga pada kesepakatan pihak-pihak yang dicantumkan dalam polis.
Di negara – negara maju seperti Amerika dan berbagai negara di belahan Eropa,
mayoritas penduduknya sudah memiliki kesadaran akan pentingnya peranan asuransi sehingga
tanpa harus ditawari pun mereka akan mencari sendiri produk asuransi yang cocok bagi mereka.
pentingnya asuransi belum terlalu diutamakan. Karena itu, dalam modul ini kita akan membahas
pengertian asuransi itu sendiri dan apa manfaat yang bisa kita dapatkan dengan memiliki
asuransi.
• Orang Tua dan Anak. Kedua belah pihak memiliki insurable interest karena adanya
hubungan darah.
• Suami dan Istri. Keduanya memiliki insurable interest karena mereka berdua terikat
dalam suatu hubungan pernikahan yang sah menurut hukum yang berlaku.
Sebagian orang menganggap bahwa membayar premi sama dengan membuang uang dengan sia
– sia karena tidak terlihat manfaatnya secara nyata. Sebenarnya anggapan itu salah total karena
25
sebenarnya manfaat uang pertanggungan yang akan diterima jauh lebih besar daripada jumlah
Di dalam kehidupan sehari – hari kita, ada beberapa resiko yang sulit untuk dihindari dan
bisa terjadi kapan saja, antara lain: meninggal dunia terlalu dini, sakit parah dan cacat setelah
menderita sakit tertentu misalnya penyakit stoke yang menyebabkan kelumpuhan. Walaupun kita
berusaha untuk menjaga diri kita sebaik – baiknya, namun tetap saja kita tidak akan pernah dapat
menduga kapan kita akan memerlukan asuransi karena kita juga tidak bisa menduga kapan kita
akan mengalami musibah dan resiko yang tidak terduga tersebut. Di sinilah peranan penting dari
asuransi yaitu untuk meminimalisir resiko yang kita tanggung bila sewaktu – waktu kita
Di dalam dunia asuransi, ada dua kategori asuransi yang kita kenal yaitu asuransi jiwa dan
asuransi umum. Dalam modul ini, kita akan membahas lebih spesifik pada konsep dasar dari
asuransi jiwa dan berbagai istilah yang harus kita pahami sebelum mengajukan aplikasi asuransi
jiwa. Sebenarnya apakah asuransi jiwa itu? Asuransi jiwa dapat didefinisikan sebagai suatu
pelimpahan resiko atas kerugian financial oleh pihak tertanggung pada pihak penanggung.
Sebelum membahas lebih lanjut ke dalam topik asuransi jiwa, kita akan terlebih dahulu
membahas mengenai beberapa istilah umum yang digunakan dalam asuransi jiwa antara lain:
Polis yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan fisik perjanjian pertanggungan jiwa
26
Premi adalah istilah yang menjelaskan sejumlah uang yang dibayar oleh pihak pemegang
polis pada pihak penanggung untuk mendapatkan suatu nilai perlindungan atas kejadian yang
tidak diinginkan.
Uang Pertanggungan yaitu adalah sejumlah dana yang akan diberikan pada ahli waris
atau pihak pemegang polis itu apabila polis tersebut sudah jatuh tempo atau pihak yang
Selain istilah umum yang telah disebutkan di atas, juga masih ada beberapa istilah yang
berkaitan dengan pihak – pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian asuransi antara lain:
o Pihak Penanggung yaitu pihak perusahaan asuransi jiwa yang ditunjuk untuk
o Pihak Pemegang Polis yaitu pihak yang memutuskan untuk mengadakan pertanggungan
jiwa pada pihak penanggung dan juga dapat sebagai pembayar premi asuransi.
o Pihak Tertanggung yaitu pihak yang jiwanya dipertanggungkan pada pihak penanggung.
o Pihak yang Ditunjuk yaitu pihak yang ditunjuk oleh pihak tertanggung untuk menerima
uang pertanggungan dari pihak penanggung jika pihak yang tertanggung meninggal dunia.
Memiliki asuransi jiwa berarti kita meminimalisir resiko yang akan ditanggung diri kita
dan keluarga kita apabila terjadi hal yang tidak diinginkan suatu saat nanti. Jadi
Kita tidak pernah berharap sesuatu yang buruk akan terjadi dalam kehidupan kita ataupun
pada keluarga kita namun walaupun kita sudah berusaha untuk menjaga diri kita dan keluarga
27
kita sebaik – baiknya tentunya resiko untuk mengalami hal – hal yang tidak diinginkan seperti
penyakit, kecelakaan atau bahkan kematian tidak dapat dihindari.di sinilah asuransi jiwa
Dengan memiliki asuransi jiwa untuk diri kita sendiri dan keluarga kita, berarti kita me-
manage resiko yang akan kita hadapi dengan mempersiapkan sejumlah dana yang nantinya akan
bermanfaat bagi keluarga kita apabila terjadi sesuatu yang tidak terduga pada kita.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai keuntungan yang bisa kita dapatkan dari asuransi
jiwa marilah kita melihat ke beberapa contoh kasus yang ada di bawah ini :
Contoh kasus pertama, kecelakaan yang mengakibatkan terjadinya cacat seumur hidup
untuk korban. Misalnya saja tanpa diduga seseorang mengalami kecelakaan dan mengalami cacat
tubuh sehingga tidak memungkinkan baginya untuk dapat bekerja lagi. Bila orang tersebut
memiliki asuransi jiwa, orang tersebut tidak perlu khawatir mengenai bagaimana keluarganya
akan mendapatkan biaya hidupnya karena orang tersebut akan menerima uang pertanggungan
sebagai bekal hidup di masa yang akan datang dari pihak penanggung yang dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi.
Contoh kasus kedua, menderita penyakit kritis dan harus dirawat di rumah sakit.
Misalnya saja ada seseorang yang tadinya kelihatan sehat dan tidak menunjukkan gejala penyakit
apapun tiba – tiba terdiagnosa menderita penyakit kritis. Bila orang tersebut memiliki asuransi
jiwa, maka perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang untuk meringankan biaya
pengobatannya. Perusahaan asuransi juga akan mengganti jumlah uang yang orang tersebut
keluarkan selama dirawat di rumah sakit. Jumlah uang yang diganti oleh perusahaan asuransi
28
Contoh kasus ketiga, meninggal dunia. Kematian tidak dapat dihindari dalam kehidupan
manusia. Bila seseorang sudah memiliki asuransi jiwa maka saat orang tersebut meninggal dunia,
ahli waris dari orang tersebut akan menerima sejumlah uang pertanggungan dari pihak
penanggung yaitu perusahaan asuransi sebagai bekal bagi keluarga yang ditinggalkan. Hal ini
akan sangat berguna apabila orang yang meninggal juga adalah tulang punggung keluarga.
Dari ketiga contoh kasus yang ada di atas saja, kita sudah dapat melihat berbagai manfaat
yang bisa kita dapatkan dengan memiliki asuransi jiwa. Bila anda rela mengeluarkan uang untuk
mengasuransikan mobil anda yang nilainya tidak sebanding dengan betapa berharganya jiwa
anda, mengapa anda tidak mengasuransikan jiwa anda juga? Pertimbangkanlah pentingnya nilai
dari suatu asuransi jiwa agar anda tidak menyesal di kemudian hari.
Zaman sekarang ini kita dapat menemukan banyak sekali perusahaan asuransi yang
berlomba – lomba untuk menjaring peserta asuransi. Produk yang ditawarkan pun beraneka
ragam dan tentunya dengan harga yang kompetitif. Adakalanya, kita menemukan produk
asuransi yang hampir sama dari lebih dari satu perusahaan asuransi dan harganya juga cukup
kompetitif, sehingga kita jadi bingung untuk menentukan pilihan kita. Sebenarnya ada satu cara
untuk dapat menentukan pilihan produk asuransi mana yang kita pilih yaitu dengan
Secara umum terdapat 2 macam sistem pergantian yang biasanya dianut oleh perusahaan
29
Perusahaan asuransi yang menganut sistem reimbursement atau yang juga dikenal dengan
sebutan sistem penggantian mengharuskan kita sebagai peserta asuransi untuk mengeluarkan
uang terlebih dahulu untuk membayar biaya pengobatan, biaya rumah sakit, biaya laboratorium
dan biaya lainnya baru kemudian kita dapat melakukan klaim dan menerima penggantian dari
Sementara untuk sistem provider, sebagai peserta asuransi, kita tidak perlu mengeluarkan
uang sedikitpun terlebih dahulu untuk membiayai seluruh biaya yang berkaitandengan
pengobatan kita. Kita hanya perlu menunjukkan kartu keanggotan asuransi kesehatan untuk
Dari hal yang tertulis di atas, sistem provider seakan – akan tampak lebih menyenangkan
karena tanpa harus mengeluarkan uang terlebih dahulu, kita sudah dapat menerima pelayanan
kesehatan yang kita butuhkan. Sebenarnya, kedua sistem tersebut memiliki keuntungan dan
kerugian masing – masing. Dalam sistem reimbursement walaupun kita harus mengeluarkan
uang terlebih dahulu sebelum kita dapat menerima pelayanan kesehatan baru kemudian kita
menerima nilai pertanggungan kembali dari perusahaan asuransi setelah menyerahkan dokumen
dokumen administrasi lengkap (biasanya uang penggantian akan cair sekitar 7 hari sejak
diserahkannya dokumen – dokumen administrasi rumah sakit dan biaya yang diganti tidak 100%
melainkan sesuai dengan perjanjian awal), namun keuntungannya kita dapat menentukan sendiri
di rumah sakit mana kita akan memperoleh layanan kesehatan dan semuanya terserah pada kita.
Hal ini sangat berbeda dengan yang diterapkan dalam sistem provider, di mana peserta
asuransi hanya perlu menunjukkan kartu keanggotaan asuransi kesehatan tanpa perlu
mengeluarkan dana terlebih dahulu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Di dalam sistem
provider, kebebasan kita untuk menentukan pilihan rumah sakit mana untuk mendapatkan
30
pelayanan kesehatan sangatlah terbatas pada daftar rumah sakit yang bekerja sama dengan
perusahaan asuransi kita. Berarti apabila kita ingin mendapatkan pelayanan kesehatan dari rumah
sakit lain yang tidak ada di dalam daftar kerja sama, maka kartu keanggotaan asuransi kesehatan
Kedua macam sistem klaim asuransi memiliki keuntungan dan kerugian masing -masing.
Kini keputusan ada di tangan kita apakah kita memilih sistem reimbursement atau sistem
provider.
Dalam akuntansi asuransi syariah belum diatur secara khusus dalam PSAK sebagaimana
akuntansi perbankan syariah yang sudah diatur dengan keluarnya PSAK No. 59. Oleh karena itu
berlaku prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, terutama PSAK No. 28 tentang Akuntansi
Dalam Aktiva dan Kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar
(unclassified) , tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban
Aktiva disajikan dengan menempatkan akun Investasi pada urutan pertama diikuti akun – akun
aktiva lain. Akun – akun yang lain disajikan berdasarkan akun likuiditas.
Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun Kewajiban Kepada Pemegang Polis pada urutan
pertama dan diikuti oleh akun kewajiban yang lain. Akun – akun kewajiban yang lain disajikan
31
berdasarkan urutan jatuh tempo. Hutang subordinasi jika ada disajikan setelah Kewajiban Lain
Laporan Laba Rugi disusun dalam bentuk single step.Pendapatan premi disajikan
sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto , premi reasuransi, dan kenaikan
Hasil Investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait
langsung.Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip
akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan lain seperti yang ditentukan
Pengakuan pendapatan premi dan penuntutan kewajiban manfaat polis masa depan serta
Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut
32
Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri.
Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam Pernyataan Standar
Pengungkapan mengenai sifat, jumlah, jenis dan metode alokasi pembebanan biaya akuisisi
ditangguhkan.
Perincian Kewajiban Kepada Pemegang Polis serta penjelasan mengenai metode, asumsi dan
sistem perhitungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan Kewajiban kepada pemegang
polis tersebut.
4) Hutang Subordinasi.
pinjaman.
Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang –undangan yang berkaitan dengan ekuitas
usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah pembagian keuntungan kepada
pemegang polis.
Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year premium) dan premi tahun lanjutan
(renewal) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.
Pengungkapan jenis , jumlah dan sebab kenaikan klaim dan Manfaat yang signifikan. Pengakuan
33
Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance)
diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi
asuransi yang diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak,
premi diakui sebagai pendapatan selama peride resiko sesuai dengan jumlah proteksi asuransi
yang diberikan.
Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode
kontrak (periode resiko, jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan
Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts dan guarranted renewable term life
contracts) diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis.Kewajiban
untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode
sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa ating
yang dibayar kepada pemegang polis atau wakilnya dikurangi dengan nilai sekarang estimasi
premi masa ating yang akan diterima dari pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa ating )
diakui pada saat pendapatan premi diakui. Estimasi didasarkan pada asumsi, seperti hasil
investasi yang diharapkan, mortalita, morbiditas, terminasi, dan beban – beban yang ditetapkan
Pendapatan Lain
Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.
34
Beban Beban Klaim
Klaim meliputi klaim yang telah disetujui (settled claims), klaim dalam proses
penyelesaian (outstanding claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan ,
Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat prosespenelaahan lebih lanjut
dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, diakui sebagai
penambah atau pengurang beban dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.
Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan
Beban Akuisisi
Polis Masa Depan menggunakan Metode Tingkat Premi Murni (Net Level Premium Method).
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemampaan makalah ini kami dapat menyimpulkn bahwa Asuransi Jiwa terhadap
masyarakat sangat penting dilakukan karena akan semakin meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Peranan departemen sumber daya manusia dalam keselamatan kerja merupakan peranan yang
sangat vital dalam perusahaan, departemen inilah yang merencanakan program keselamatan
kerja karyawan sampai dengan pelaksanaannya dan menciptakan asuransi jiwa bagi perusahaan
tersebut.
a. Seperti dalam perjan jian pada umumnya, maka perjanjian asuransi jiwa terbentuk sejak
adanya kata sepakat atau konsensus antara pengambil asuransi dengan penanggung, dan
sejak saat itu pula timbul hak dan kewajiban di antara para pihak tersebut.
b. Adanya polis dalam perjanjian .asuransi jiwa sangat penting, dalam kedudukannya
sebagai dasar pelaksanaan hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Disamping
itu polis dapat digunakan sebagai alat bukti. apabila terjadi sengketa diantara para pihak,
mengenai hak dan kewajiban yang timbul dari. perjanjian asuransi jiwa tersebut.
c. Di dalam perjanjian asuransi jiwa, pihak penanggung dapat membatalkan perjanjian yang
telah dibuat, apabila terbukti adanya kesengajaan yang merupakan itikad buruk dari
36
d. Di dalam perjanjian asuransi jiwa, pihak penanggung dapat membatasi atau membatalkan
meninggal dunia karena bunuh diri, dipidana mati , berkelahi tanding, karena kesalahan
tertanggung yang lain yang tergantung atas penilaian dan pertimbangan penanggung.
B. Saran
Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan,
untuk perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan perlindungan berupa
kompensasi yang tidak dalam bentuk imbalan, baik langsung maupun tidak langsung, yang
diterapkan oleh perusahaan kepada pekerja dan dapat di berikan sebuah asuransi jiwa sebagai
Saran Bagi Anda Yang Sedang Mencari Perusahaan Asuransi Yang Tepat
Memilih sebuah perusahaan asuransi yang baik memang tidak mudah. Apalagi di tengah promosi
dan persaingan yang ketat di antara perusahaan asuransi seperti sekarang ini. Dalam memilih
perusahaan asuransi swasta, maka yang harus dipertimbangkan secara umum adalah tiga faktor :
Pertama, kekuatan keuangan (security). Kedua, jasa (service). Dan ketiga, biaya.
untuk memenuhi janjinya jika keadaan membutuhkan. Hal ini penting diketahui, karena tidak
sedikit perusahaan asuransi yang tampak di luarnya mentereng. Misalnya gedungnya bertingkat,
kendaraan direksinya bagus-bagus. Tetapi tatkala terjadi klaim dari nasabah, perusahaan tersebut
37
Berikut beberapa point penting yang harus diperhatikan antara lain :
• Pastikan perusahaan Asuransi yang akan dipilih telah terdaftar di OJK dan Asosiasi.
• Perhatikan kekuatan keuangan perusahaan Asuransi, yang secara sederhana dapat dilihat
melalui besaran Risk Base Capital minimal 120% dan kondisi aset dan kewajibannya yang
dapat diketahui lewat laporan neraca keuangan yang dipublikasikan di media. Pada neraca
• Pastikan perusahaannya memiliki underwriter yang berpengalaman dan ahli, yang dapat
dilihat dari profil perusahaan. Regulasi mensyaratkan perusahaan memiliki tenaga ahli di
Kantor Pusat, ajun ahli di seluruh kantor cabang, dan juga tenaga aktuaris.
• Perhatikan gambaran tentang kualitas jasa yang telah diberikan oleh perusahaan, seperti
berapa lama proses penerbitan polis, pelayanan atau servis tambahan yang diberikan, kualitas
Carilah perusahaan asuransi yang screening masuk nya susah dan ketat, tetapi ketika anda
sudah jadi nasabah, apabila terjadi resiko atau musibah pada anda, claimnya tidak sulit dan dana
Saat ini banyak perusahaan asuransi jiwa yang menawarkan syarat yang mudah bahkan sangat
longgar kepada calon nasabah. Tentu saja tujuannya untuk menarik perhatian nasabah dan
demikian banyak nasabah ikut bergabung. Namun disisi lain pernahkah anda berpikir jika suatu
saat banyak nasabah yang mengajukan klaim, apakah perusahaan dapat membayarnya?
38
DAFTAR PUSTAKA
• Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, SH, Hukum Asuransi Indonesia, Bina Aksara,
• Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.
• http://makalahdanskripsi.blogspot.co.id/2008/07/makalah-asuransi-jiwa.html
• http://makalahdanskripsi.blogspot.com
• http://penasehatkeuangan.wordpress.com/
• http://makalahasuransijiwa-maya.blogspot.com
• https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi_jiwa
39