Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ULKUS PEPTIKUM
DOSEN PEMBIMBING
SITI JULAIHA, M. Farm., Apt.
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I
EYSA FITRIA ALFIANI
NOVINDIRA ANAMIA PUTRI
NURFIKA SARI
YOGA PRATAMA ISKANDAR
YUNI PERMATA SARI
TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama Kami ingin mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt., atas
limpahan karunia, rahmat & hidayah-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan
pembuatan tugas makalah Farmasi Rumah Sakit tentang “Ulkus Peptikum”
dengan lancar.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3. PENUTUP
DAFTAR PUSTAK
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lambung atau lebih dikenal dalam medisnya gaster, merupakan salah satu
organ pencernaan yang terdapat dalam tubuh manusia. Lambung berfungsi untuk
mencerna makanan dengan bantuan asam lambung dan pepsin. Asam lambung
dan pepsin secara fisiologi disekresi oleh lambung sehat apabila disekresikan
secara berlebih dapat merusak mukosa lambung. Asam lampung dalam jumlah
sedikit disekresikan oleh sel pariental dalam keadaan basal, tetapi dapat
meningkat ketika ada rangsangan fisis misalnya makanan dan rangsangan
psikologis.
Penyakit untuk peptik tidak dapat dianggap remeh. Masih banyak orang
awam yang belum paham mengenai tukak peptik, gejala, dan penanganannya
secara benar bartujuan untuk mencegah kekambuhan, komplikasi serta kematian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Definisi
b. Etiologi
Sampai saat ini diketahui terdapat tiga penyebab utama tukak peptik,
yaitu NSAID, infeksi H.Pylori, dan kondisi hipersekresi asam seperti
Zollinger-Ellison syndrome. Adanya infeksi H. Pylori atau penggunaan
NSAID harus ditelusuri pada semua penderita dengan tukak peptikum
(Sanusi, 2011).
c. Patofisiologi
2
pepsinogen yang oleh HCl dirubah menjadi pepsin dimana HCl dan
pepsin adalah faktor agresif terutama pepsin dengan pH < 4 (sangat
agresif terhadap mukosa lambung). Bahan iritan dapat menimbulkan
defek barier mukosa dan terjadi difusi balik ion H+. Histamin terangsang
untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung, kemudian
menimbulkan dilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler,
kerusakan mukosa lambung, gastritis akut atau kronik, dan tukak peptik
(Tarigan,2006).
d. Gambaran Klinis
3
seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar,
rasa penuh di ulu hati setelah makan, dan cepat merasakan kenyang
(Sanusi,2011).
e. Diagnosis
1) Pengamatan klinis
4
adalah sebagai berikut:
1) Noninvasif : Serologi (IgG, IgA anti Hp, urea breathtest)
2) Invasif/endoskopi : Tes urease (CLO, histopatologi, kultur
mikrobiologi, Polymerase chain reaction)
a. Non Farmakologi
(Truter, 2009)
b. Farmakologi
1) Antasida
5
aluminium dapat digunakan untuk meminimalkan efek pada motilitas
(Neal, 2007).
4) Sukralfat
6
5) Analog Prostaglandin
6) Bismuth subsitrat
7
Terapi kombinasi menggunakan dua jenis antibiotik dengan PPI atau
bismuth diperlukan untuk mencapai hasil eradikasi yang adekuat dan
untuk menurunkan angka kegagalan terapi akibat resistensi antibiotik.
Dianjurkan untuk menggunakan amoksisilin sebagai terapi pilihan
pertama, dan menggunakan metronidazol pada pasien yang alergi
terhadap penisilin. Jika terapi tripel tersebut gagal, maka disarankan
memberikan terapi kuadrupel, yaitu: PPI 2x sehari, bismut subsalisilat 4x2
tablet, metronidazol 4x250 mg, tetrasiklin 4x500 mg. Untuk daerah yang
resistensi tinggi terhadap metronidazol, maka dapat diganti dengan
regimen PPI + bismuth + tetrasiklin + amoksisilin. Bila bismuth tidak
tersedia diganti dengan triple drugs (Sanusi,2011).
8
e. Tindakan Operasi
2) Sering mengalamiperdarahan
Umur : 43 tahun
Pendidikan : Tamat SD
b. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Nyeri perut
9
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar oleh keluarga ke UGD Puskesmas Rendang.Pasien
mengeluh sakit perut sejak kemarin.Nyeri dirasakan di seluruh perut
namun paling berat di ulu hati.Nyeri dirasakan menusuk-nusuk dan
berlangsung terus menerus serta memberat bila pasien makan.Hal ini
menyebabkan nafsu makan pasien menurun drastis dan membuat pasien
takut untuk makan.Minum air tidak memperberat rasa nyeri. Pasien juga
mengeluh mual dan muntah yang muncul setelah nyeri timbul. Rasa mual
semakin memberat bilamana pasien makan dan umumnya disertai
muntah.Muntahan berisi makanan yang dimakan sebelumnya dan air
tanpa warna kehitaman.Riwayat BAB hitam disangkal oleh penderita.
3. Riwayat Pengobatan
Keluarga pasien belum pernah mencari pengobatan atau berusaha
mengobati penyakit pasien saat ini.Namun pasien sering minum obat-
obatan penghilang rasa sakit untuk penyakit rematiknya.
6. Riwayat Sosial
Pasien merupakan ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai
petani.Pasien sering telat makan dan jarang sarapan pagi sebelum
bekerja. Pasien umumnya makan jam 11.00 dan 18.00 atau 19.00 sore
harinya. Makanan yang dimakan umumnya berbumbu pedas karena
pasien sendiri gemar makan pedas.
10
c. Pemeriksaan fisik
1. Status Present
Keadaan umum : Kesan lemah
SAO2 : 98%
Skala Nyeri :6
2. Status Generalis
Mata : konjungtiva pucat -/- , ikterus -/- , reflek pupil +/+ isokor
THT :
Telinga : sekret -/-
Hidung : sekret -/-, napas cuping hidung (-), cyanosis (-)
Leher : pembesaran kelenjar (-)
Thoraks :
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis ICS IV MCL sinistra, kuat angkat (-)
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : S1S2 normal, regular, murmur (-)
Paru-paru
Inspeksi : simetris, gerakan dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : gerakan dada simetris
Auskultasi : bronchovesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Aksila : pembesaran kelenjar (-)
11
Abdomen :
Inspeksi : distensi (-)
Auskultasi : bising usus (+) menurun
Palpasi : hepar-lien tidak teraba, nyeri tekan (+) epigastrik
dan hipokonriak kiri
Perkusi : timpani
Kulit : turgor normal
Ekstremitas : akral hangat (+), cyanosis (-), edema (-), CRT<2 detik
e. Diagnosis klinis
Observasi abdominal pain e.c suspect Ulkus Peptikum dd/ Gastritis Akut
Low Intake
12
f. Penatalaksanaan
IVFD D5% 16 tetes/menit makro
Injeksi Ranitidin IM per 8 jam
Omeprazole 2 x 20 mg Habis
Antasida syrup 3 x 2 cth
Domperidon 3 x 1 tab
g. Prognosis
Dubius ad Bonam
Keluhan utama penderita yakni nyeri perut terutama pada ulu hati dan
mual menunjukkan bahwa terjadi permasalahan pada lambung penderita. Hal ini
diperkuat dengan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan bahwa terdapat nyeri
tekan pada daerah epigstrium dan hipokondriak yang merupakan lokasi
referensi/daerah penyebaran nyeri pada lambung. Hal ini disebabkan karena
organ-organ viseral tidak sensitif terhadap nyeri. Bilamana terjadi iritasi atau
distensi maka sensasi nyeri akan dirasakan pada dermatom yang memiliki asal
yang sama dengan organ yang bersangkutan sejak fase embrionik. Namun
bilamana dilakukan palpasi pada organ yang bersangkutan maka akan timbul
nyeri tumpul.
13
lesi di lambung. Dari beratnya rasa sakit dan riwayat penyakit terdahulu, dapat
diasumsikan bahwa perlukaan yang terjadi tidak terbatas pada iritasi lagi namun
telah berkembang menjadi ulkus. Namun bilamana terjadi ulkus, kedalaman ulkus
masih belum mencapai vaskuler karena tidak adanya gejala perdarahan pada
penderita.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ulkus peptikum adalah terjadinya ekskavasi pada dinding lambung atau usus
duabelas jari yang menembus ke lapisan bawah mukosa.Ulkus peptikum masih
menjadi permasalahan umum yang terjadi di masyarakat terutama karena luasnya
pengguanaan obat penghilang rasa nyeri (analgesic) NSAID atau
kortikosteroid.Diagnosis ulkus peptikum secara definitif ditegakkan dengan
endoskopi namun aspek anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dapat
mengidentifikasi >70% kasus.Penanganan farmakologis ulkus peptikum meliputi
penggunaan antasida, H2 blocker, PPI, dan sukralfat.Sementara penanganan non
farmakologis meliputi pengaturan pola makan dan menghindari makanan yang
mengandung lemak tinggi, protein tinggi atau kafein.
15