Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
WANPRESTASI
Oleh
Arga Galianzah
20100113051
Mirnawati
20100113047
Sulkifli
20100113043
KELOMPOK 1 PAI 3 & 4 Sem. II Angk. 2013
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, Shalawat dan salam semoga tetap
terlimpahan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahi’alaihi wa Sallam beserta sahabat dan
pengikutnya yang senantiasa berpegang teguh pada ajaran beliau hingga akhir zaman.
Beliaulah pembawa Rahmat bagi alam semesta, sebagai seorang guru dan pembawa nasehat
bagi makhluk.
Kami dari kelompok pertama telah diberikan sebuah tugas yang sangan bermanfaat
oleh dosen kami, yaitu membuat sebuah makalah dengan judul “Hukum Meninggalkan Salat
Fardhu” dimana pembuatannya harus sesuai pedoman yang dibuat oleh otoritas kampus yang
kemudian akan dipresentasekan di depan kelas dan akan dikoreksi bersama.
Salat merupakan kewajiban yang dibebankan kepada kaum muslimin yang telah
ditentukan waktu-waktunya. Kewajiban ini harus dilakukan dalam setiap keadaan jika
waktunya telah tiba, baik dalam keadaan sakit, dalam perjalanan, bahkan dalam peperangan.
Kewajiban melaksanakan Salat berakhir ketika ajal telah tiba.
Salat menjadi barometer atau tolak ukur dari amalan-amalan yang telah dikerjakan,
sebagaimana NabiShallallahi’alaihi wa Sallam Bersabda bahwa permulaan amalan seseorang
yang diperiksa pada hari kiamat ialah Salatnya. Jika benar urusan Salatnya, maka dia
mendapatkan kemenangan. Jika tidak benar Salatnya-Salatnya, rugi dan sia-sialah
usahanya. (Al-Hadits).
DAFTAR ISI
B. Saran .................................................................................. 13
B.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian wanprestasi?
2. Apa pengertian somasi wanprestasi?
3. Bagaimana sebab dan akibat wanprestasi?
4. Bagaimana penyelesaian sengketa wanprestasi di pengadilan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Menurut pasal 1234 KUH Perdata yang dimaksud dengan prestasi adalah
seseorang yang menyerahkan sesuatu, melakukan sesuatu dan tidak melakukan
sesuatu, sebaliknya dianggap wanprestasi apabila seseorang:
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya
2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan
3. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat
4. Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukannya.[1]
Wanprestasi mempunyai hubungan erat dengan somasi. Wanprestasi adalah
tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan
dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur. Dalam restatement of the
law of contracts (Amerika Serikat) wanprestasi atau breach of contracts dibedakan
menjadi dua macam, yaituTotal Breachtsdan Partial Breachts. Total breachtsartinya
pelaksanaan kontrak tidak mungkin dilaksanakan, sedangkan Partial breachtsartinya
pelaksanaan perjanjian masih mungkin untuk dilaksanakan.
Seorang debitur baru dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi
oleh kreditur atau Juru Sita. Somasi itu minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali
oleh kreditur atau Juru sita. Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur
berhak membawa persoalan itu ke pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan
memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau tidak.[2]
B. Somasi Wanprestasi
Somasi adalah pemberitahuan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur
yang berisi ketentuan bahwa kreditur menghendaki pemenuhan prestasi seketika atau
dalam jangka waktu seperti yang ditentukan dalam pemberitahuan itu dengan kata
lain somasi adalah peringatan agar debitur melaksanakan kewajibannya sesuai dengan
tegoran kelalaian yang telah disampaikan kreditur kepadanya.
Menurut pasal 1238 KUH Perdata yang menyatakan bahwa:
“Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta
sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatan sendiri, ialah jika ini
menetapkan bahwa si berutang harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang
ditentukan”.
Dari ketentuan pasal tersebut dapat dikatakan bahwa debitur dinyatakan
wanprestasi apabila sudah ada somasi (in gebreke stelling).
Adapun bentuk-bentuk somasi menurut pasal 1238 KUH Perdata adalah:[3]
1. Surat perintah
Surat perintah tersebut berasal dari hakim yang biasanya berbentuk penetapan.
Dengan surat penetapan ini juru sita memberitahukan secara lisan kepada debitur
kapan selambat-lambatnya dia harus berprestasi. Hal ini biasa disebut “exploit juru
Sita”
2. Akta sejenis
Akta ini dapat berupa akta dibawah tangan maupun akta notaris.
3. Tersimpul dalam perikatan itu sendiri
Maksudnya sejak pembuatan perjanjian, kreditur sudah menentukan saat adanya
wanprestasi.
Dalam perkembangannya, suatu somasi atau teguran terhadap debitur yang
melalaikan kewajibannya dapat dilakukan secara lisan akan tetapi untuk
mempermudah pembuktian dihadapan hakim apabila masalah tersebut berlanjut ke
pengadilan maka sebaiknya diberikan peringatan secara tertulis.
Ada lima macam peristiwa yang tidak mensayaratkan pernyataan lalai yaitu:
1. Debitur menolak pemenuhan
Seorang kreditur tidak perlu mengajukan somasi apabila debitur menolak pemenuhan
prestasinya sehingga kreditur boleh berpendirian bahwa dalam sikap penolakan
demikian suatu somasi tidak akan menimbulkansuatu perubahan.
2. Debitur mengakui kelalaiannya
Pengakuan demikian dapat terjadi secara tegas akan tetapi juga secara implisit (diam-
diam), misalnya dengan menawarkan ganti rugi.
3. Pemenuhan prestasi tidak mungkin dilakukan
Debitur lalai tanpa adanya somasi, apabila prestasi tidak mungkin dilakukan, misalnya
karena debitur kehilangan yang harus diserahkan atau barang tersebut musnah.
4. Pemenuhan tidak berarti lagi
Tidak perlukannya somasi apabila kewajiban debitur untuk memberikan atau
melakukan, hanya dapat diberikan atau dilakukan dalam batas waktu tertentu yang
dibiarkan lampau.
5. Debitur melakukan prestasi tidak sebagaimana mestinya.
Kelima cara tersebut tidak perlu dilakukan somasi oleh kreditur kepada
debitur, debitur dapat langsung dinyatakan wanprestasi.[4]
KESIMPULAN
Wanprestasi mempunyai hubungan erat dengan somasi. Wanprestasi adalah
tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan
dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dan debitur. Somasi adalah
pemberitahuan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur yang berisi ketentuan
bahwa kreditur menghendaki pemenuhan prestasi seketika atau dalam jangka waktu
seperti yang ditentukan dalam pemberitahuan itu dengan kata lain somasi
adalah peringatan agar debitur melaksanakan kewajibannya sesuai dengan tegoran
kelalaian yang telah disampaikan kreditur kepadanya.
Sebab wanprestasi ada dua, yaitu kelalaian atau kesengajaan dan keadaan
memaksa.Ada empat akibat adanya wanprestasi, yaitu sebagai berikut:
· Perikatan tetap ada
· Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur
· Beban risiko beralih untuk kerugian debitur
· Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan diri
dari kewajibannya memberikan kontra prestasi dengan menggunakan pasal 1266
KUH Perdata
Sanksi atau akibat-akibat hukum bagi debitur yang wanprestasi ada 3 macam,
yaitu:
· Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi)
· Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian
· Peralihan risiko.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul R Saliman, Hermansya dan Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Kencana,
Jakarta, 2005
Elsi Kartika Sari dan Advendi Simangunsong, Hukum Dalam Ekonomi, PT Grasindo,
Jakarta, 2007
Pramono, Nindyo,Hukum Komersi,. Cetakan Pertama, Pusat Penerbitan UT, Jakarta, 2003
Salim H.S, Hukum Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003
http://advokatku.blogspot.com/2009/01/wanprestasi-dan-perbuatan-melawan-
hukum.html
http://nefyrahayu.blogspot.com/2013/05/contoh-makalah-wanprestasi.html
LAMPIRAN CONTOH WANPRESTASI