Вы находитесь на странице: 1из 6

Akuntansi Di Asia

Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan yang bersifat ekonomi juga
dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan karena adanya globalisasi,
baik lingkungan bisnis yang pertumbuhannya baik, stagnasi maupun depresi (Muchlis, 2011).
Setiap negara di dunia memiliki standar akuntansi yang berebda-beda, karena beberapa faktor
diantaranya: kondisi ekonomi, ideologi ekonomi yang dianut, kondisi politik dan sosial di setiap
negara. Perbedaan standar akuntansi antar negara menimbulkan munculnya kebutuhan akan
standar akuntansi secara internasional. Munculah kebutuhan akan standar akuntansi secara
internasional dengan organisasi International Accounting Standard Board (IASB) yang
mengeluarkan International Financial Reporting Standard (IFRS), dijadikan sebagai pedoman
penyajian laporan keuangan di berbagai negara. Masalah selanjutnya adalah penerapan IFRS di
masing-masing negara dengan perbedaan lingkungan ekonomi, politik, hukum, dan sosial
budaya.

Pengadopsian IFRS akan dipengaruhi oleh :


1. Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan pilar penting dalam perkembangan standar akuntansi modern.
Keputusan adopsi IFRS merupakan langkah strategis dan penting yang memerlukan tingkat
pendidikan yang tinggi, kompetensi, dan kepakaran dalam memahami standar. Pertimbangan
profesional dan kepakaran akuntan tentunya hanya dapat diperoleh melalui tingkat
pendidikan yang tinggi. Negara dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu
mencapai kompetensi ini sehingga mendukung adopsi IFRS.
2. Keberadaan pasar modal
Suatu negara akan mendorong negara dalam menerapkan standar akuntansi yang baik demi
menjamin kualitas informasi yang berguna bagi investor. Di negara yang memiliki pasar
modal, organisasi penyusun standar cenderung menerapkan sistem akuntansi yang menjamin
dihasilkan informasi keuangan yang berkualitas dan berguna bagi investor. Keberadaan
pasar modal saja tidak cukup, perkembangan pasar modal yang berbeda di setiap negara
akan menunjukkan perhatian yang berbeda terhadap perlunya sistem akuntansi yang
berkualitas.
3. Perekonomian yang terbuka untuk diakses oleh investor luar negeri
Semakin terbukanya ekonomi, maka semakin besar kemampuan negara untuk menarik
modal asing untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Negara dengan perekonomian yang
terbuka, akan mendapat banyak tekanan beragam dari kepentingan pihak internasional baik
investor luar negeri, MNC, kantor akuntan internasional, dan institusi keuangan
internasional. Tekanan pihak eksternal tersebut merupakan dorongan utama untuk
mewujudkan kualitas informasi akuntansi yang lebih baik dengan meningkatkan
keterbandingan sehingga mendorong adopsi IFRS.
4. Negara dengan mekanisme perlindungan investor yang lemah
Negara dengan mekanisme perlindungan investor yang lemah akan semakin tinggi
kemungkinannya mengadopsi IFRS sebagai upaya meningkatkan perlindungan investor
melalui penyajian informasi keuangan yang komprehensif dan dapat dibandingkan melalui
standar internasional. Negara dengan tingkat perlindungan investor yang semakin rendah
akan memiliki insentif untuk mengadopsi IFRS guna mengurangi resiko ekspropriasi
terhadap pemegang saham non sepengendali.
5. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sangat erat kaitannya dengan perkembangan sistem akuntansi.
Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadikan fungsi akuntansi
sebagai instrumen pengukuran dan komunikasi yang penting. Aktivitas bisnis dan
perekonomian menjadi semakin kompleks seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
semakin baik, sehingga memerlukan standar akuntansi yang semakin baik dan berkualitas
seperti IFRS.
6. Kualitas regulator
Kualitas regulator yang semakin baik di negara berkembang akan meningkatkan
kemungkinan adopsi IFRS. Negara yang mengadopsi IFRS mengharapkan bahwa adopsi
IFRS akan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan yang berguna bagi
pengambilan keputusan alokasi modal untuk meningkatkan perkembangan sektor swasta.
7. Keberadaan standar akuntansi lokal
Dengan keberadaan standar akuntansi lokal menunjukkan bahwa negara dengan
perkembangan stanar yang sebelumnya mengacu ke standar akuntansi internasional akan
semakin mungkin untuk mengadospi IFRS dibandingkan negara dengan perkembangan
standar akuntansi yang tidak mengacu ke standar internasional karena tidak menimbulkan
biaya pelaihan yang besar.
8. Faktor irasional lain
Faktor lain dipengaruhi karena ingin memperoleh legitimasi eksternal misalnya mitra utama
perdagangan atau karena ketergantungan politis dengan negara tertentu atau kelompok kerja
sama tertentu.

Perkembangan Akuntansi di Asia


1. Thailand
Satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami kolonisasi adalah Thailand.
Sistem akuntansi yang berlaku menunjukan nilai transparasi dan informasi yang
dibutuhkan investor seperti pada negara-negara Anglo-Amerika. Prinsip akuntansi yang
berlaku di Thailand adalah Thai GAPP berdasarkan pada IASS dan SAK. Standar
akuntansi dikeluarkan oleh ICAAT berdiri pada tahun 1948. Standar akuntansi Thailand
dan standar pelaporan keuangan yang diumumkan oleh thailand Federasi Profesi Akuntansi
(FAP) sesuai dengan Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan International Financial
Reporting Standards (IFRS) diterapkan pada tahun 2011.

2. Indonesia
Berdasarkan seajarah, sistem akuntansi Indonesia didasari oleh sistem akuntansi Belanda
sebagai hasil dari pengaruh Belanda di negeri ini. Tetapi, ikatan antara kedua negara rusak
pada pertengahan tahun 1900. Indonesia berubah mengikuti praktik akuntansi AS. IAI
didirikan pada tahun 1959 untuk membimbing akuntan Indonesia. Pada tahun 1970 IAI
membuat kode dan diadopsi oleh prinsip dan dasar akuntansi berdasarkan GAAP As pada
waktu itu. Sistem akuntansi Indonesia berfokus kepada informasi yang dibutuhkan oleh
investor diatas permintaan pemerintah. Pada tahun 1974, IAI membuat komite standar
akuntansi keuangan untuk membuat standar keuangan. Indonesia telah membuat
perkembangan ekonomi yang bagus pada dekade yang lalu. Tetapi krisis fiansial asia
membuat negara ini menuju ke arah kemiskinan. Sejak krisis, Indonesia telah melakukan
beberapa perubahan sosial dan politik, yang menghasilkan perubahan substansial dan
merubah drajat kemakmuran sperti sebelum krisis. Pada tahun 1994, komite standar
akuntansi keuangan direkonstruksi sebagai aturan standar akuntansi yang lebih independen
atas IAI, sekarang DSAK bekerja untuk mengharmonisasi standar akuntansi indonesia
dengan IFRS.

3. Vietnam
Di Vietnam, dalam menyusun standar akuntansinya telah mengadopsi IFRS. Standar
akuntansi ini berlaku bagi semua jenis perusahaan termasuk perusahaan yang terdaftar di
bursa. IFRS (International Financial Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk
mempekuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap
kurangnya transparansi informasi keuangan.
Adopsi penuh standar akuntansi internasional adalah mengadopsi standar
akuntansi internasional secara penuh tanpa adanya perubahan-perubahan untuk
diterapkan di suatu negara. Adopsi dan implementasi standar akuntansi
internasional (IAS) yang sekarang menjadi International Financial Reporting
Standard (IFRS) bukanlah suatu yang mudah.

4. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam Accounting Standar Council (BDASC) didirikan pada tanggal 1 Agustus
2011 melalui penegakan Accounting Standar Orde (ASO) 2010. BDASC bertugas untuk
mengeluarkan aplikasi standar akuntansi untuk perusahaan dan badan-badan lainnya yang
ada di Brunei Darussalam. Kementerian Keuangan mengumumkan bahwa Yang Mulia
Sultan Brunei Darussalam telah menyetujui untuk penegakan Standar Akuntansi Orde 2010.
Tujuan utama dari Accounting Standar Orde adalah untuk mengawasi praktek dan profesi di
sector jasa akuntansi oleh akuntan public di Brunei, dan untuk memastikan bahwa akuntan
public mematuhi standard dan persyaratan prosedur yang ditentukan dalam kepentingan
public. Langkah itu di ambil dalam menegakkan perintah Sultan Brunei yang juga telah
menyetujui pembentukan komite, yaitu Komite Pemantau Akuntan Public yang akan
bertanggung jawab untuk mengawasi Akuntan Publik dan mengawasi praktik akuntansi.
Diharapkan bahwa Standar Akuntansi Orde 2010 di Brunei Darussalam akan membawa
berbagai manfaat pada masyarakat. Termasuk meningkatkan transparansi dan konsistensi
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan oleh perusahaan komersial untuk
memungkinkan para pemangku kepentingan untuk melakukan evaluasi , sementara pada saat
yang sama memenuhi persyaratan yang terkait.

5. Jepang
Regulasi akuntansi Jepang menetapkan standar akuntansi Jepang terjadi pada tahun 2001
oleh ASBJ. Di tahun 2003 didirikanlah Certified Public Accountant and Auditing Oversight
Board. ASBJ juga bekerja sama dengan IASB dalam mengembangkan IFRS tahun 2011.
Pengukuran akuntansi di Jepang menggunakan laporan konsolidasi. Goodwill diukur
berdasarkan nilai wajar aktiva bersih yang diakusisi dan diamortisasikan 20 tahun. Metode
ekuitas digunakan untuk investasi pada perusahaan afiliasi ketika induk dan anak perusahaan
memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan keuangan dan operasionalnya.

6. Cina
Akuntansi di China berawal pada tahun 2200 SM selama masa Dinasti Hsiu. Pada awal
tahun 1900 sistem pembukuan ganda dikenalkan, kemudian pada tahun 1940 sistem
pembukuan ganda dikenalkan, kemudian pada tahun 1940, sistem akuntansi berorientasi
barat dilaksanakan pada perudsahaan besar dan pelajaran akuntansi di tingkat universitas
pun meningkat dipengaruhi oleh UK dan AS. Tetapi RRC pada tahun 1949 berubah drastis
dengan pengenalan sistem akuntansi Uni Soviet dan tekanan atas kesegaran dan kontrol
terpusat untuk tujuan rencana nasional. Sejak 1978, pendekatan ini telah dimodifikasi
mngikuti kebijakan “pintu terbuka” ke dunia luar dan program ambisius Cina untuk
modernnisasi. Tahun 1992, kementrian keuangan mengeluarkan Standar Akuntansi untuk
Perusahaan Bisnis (accounting Standar for Business Enterprises – ASBE)

7. Singapura
Sementara di Singapura adopsi penuh Standar Akuntansi Internasional tidaklah menjadi
masalah. Regulator di negara ini telah meminta perusahaan di Singapura untuk mengikuti
Singapore Reporting Standards (FRS) mulai 1 Januari 2003 dan FRS sendiri diadopsi dari
AIS. Sampai April 2005 Singapura telah mengadopsi semua Standar Akuntansi Keuangan
yang dikeluarkan oleh IASB, kecuali AIS No.40 tentang Investment Property, yang direvisi
oleh IASB dan berlaku pada 1 Januari 2005, sehingga untuk hal tersebut Dewan Standar
Singapura memberlakukan secara efektif pada 1 Januari 2007.
Singapore Standar Pelaporan Keuangan (FRSs) adalah standar akuntansi yang diatur dalam
Singapore Companies Act. Para FRSs yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi
(ASC), yang dibentuk oleh Departemen Keuangan. Perusahaan asing tercatat di bursa efek
Singapura mungkin menyiapkan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi tertentu
yang diakui secara internasional seperti SAK. The FRSs erat model setelah SAK, dengan
modifikasi tertentu untuk tanggal efektif dan ketentuan transisi, persyaratan pengukuran
terhadap sifat kembali sebelum suatu tanggal tertentu, dan kriteria pengecualian untuk
konsolidasi, akuntansi ekuitas atau konsolidasi proporsional.

8. Korea Selatan
 Standar akuntansi keuangan di korea selatan
 Korea Accounting Standards Board (KASB) telah merilis sebuah laporan pada pelajaran
dari adopsi Korea dari International Financial Reporting Standards (IFRS).
 Korea mengumumkan 'roadmap' untuk adopsi setara Korea International Financial
Reporting Standards (K-IFRS) pada tahun 2007
 Sebanyak 3.126 entitas, termasuk 1.783 entitas yang terdaftar, 201 lembaga keuangan
non-terdaftar dan 1.142 entitas non-terdaftar, mulai menerapkan IFRS pada tahun 2011

Sumber :

http://softskillsgilang.blogspot.com/2015/05/perkembangan-akuntansi-di-asia.html. Rabu, 06
Mei 2015. Diposting oleh Tugas Softskills di 06.15
https://punyaprasetyo.wordpress.com/2015/03/17/perkembangan-akuntansi-di-asia/. 17 Maret
2015 By punyaprasetyo

Вам также может понравиться