Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN KASUS
Tiga hari sebelum masuk rumah sakit keluhan semakin parah hingga pasien merasa sesak
napas dan tidak dapat menelan maupun bicara, kemudian pasien langsung dibawa ke
rumah sakit oleh istrinya dan didiagnosa Myasthenia Gravis dan dirujuk ke RSAM.
Sesampainya di RSAM pasien kemudian dirawat selama tujuh hari di ruang rawat inap
namun pada hari ke delapan pasien mengalami sesak napas yang sangat berat sehingga
pasien dipindahkan ke ruang ICU. Pasien kemudian dilakukan pemasangan alat bantu
nafas agar pasien dapat bernapas dengan baik. Pasien dirawat di ruang ICU selama enam
hari.
Kemudian pasien dipindahkan kembali ke ruang rawat inap dengan keluhan batuk dan
klien mengeluhkan tidak mampu mengeluarkan sekret, masih sulit menelan namun sudah
membaik dibandingkan dengan saat pertama kali masuk. Pasien mengatakan nafsu
makannya menurun namun masih dapat makan sedikit. BAB dan BAK tak ada keluhan,
riwayat hipertensi (-), riwayat DM (-). Pasien mengatakan keluhan belum pernah
dirasakan sebelumnya. Pasien bedrest dan segala aktivitasnya terhambat dan dibantu oleh
keluarga.
Tidak ada keluarga dengan keluhan serupa. Dari pemeriksaan fisik vital sign didapatkan
kesadaran komposmentis (E4M6V5), TD 110/70 mmHg, RR 32 x/mnt, T 36.5 oC, dan
HR 92 x/mnt.
2. Keluhan Utama
a. Saat Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan sesak nafas dan tidak dapat menelan maupun bicara.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaaan Umum
Keadaan umum pasien adalah kompos mentis dengan (E4M6V5)
b. Tanda Vital
1) TD : 110/ 70 mmHg
2) RR : 32 x/ menit
3) Suhu : 36, 5 oC
4) Nadi : 92 x/ menit
c. Pemeriksaan fisik head to toe
No. Bagian Tubuh Pemeriksaan Fisik
1. Rambut Keadaan kepala klien baik: distibusi rambut
merata, warna rambut normal (hitam), rambut
tidak bercabang, rambut bersih. pada saat di
palpasi keadaan rambut klien lembut,tidak
berminyak, rambut halus.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Hasil Pencitraan : CT-SCAN terdapat pembesaran pada kelenjar tymus
(thymoma)
b. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan sebanyak tiga kali (awal masuk, hendak
dipindahkan ke ICU, dan setelah kembali dari ICU).
DO :
Kekuatan otot:
Eks atas dekstra : 3
Eks atas sinistra : 3
Eks bawah dekstra : 3
Eks bawah sinistra : 3
D. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b/d kelemahan otot pernapasan
2. Jalan napas tidak efektif b/d Akumulasi sekret dan penurunan batuk efektif
3. Hambatan mobilitas fisik b/d kelemahan otot volunter
4. Gangguan komunikasi verbal b/d kelemahan otot laring
5. Nutri kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan menelan, kelemahan otot
faring
6. Gangguan citra diri b/d ptosis dan diplopia
E. Intervensi
-Komunikasi reseptif (kesutitan mendengar) -Gunakan kartu baca, kertas, pensil, bahasa
: penerimaan komunikasi dan intrepretasi tubuh, gambar, dan lain-lain untuk
pesan verbal dan/atau non verbal memfasilitasi komunikasi dua arah yang
optimal
-Gerakan Terkoordinasi : mampu
mengkoordinasi gerakan dalam -Beri anjuran kepada pasien dan keluarga
menggunakan isyarat tentang penggunaan alat bantu bicara
-Mampu mengontrol respon ketakutan dan -Anjurkan kunjungan keluarga secara teratur
kecemasan terhadap ketidakmampuan untuk memberi stimulus komunikasi
berbicara
-Anjurkan ekspresi diri dengan cara lain
-Mampu mengkomunikasikan kebutuhan dalam menyampaikan informasi (bahasa
dengan lingkungan sosial isyarat)
-Berat badan ideal sesuai dengan tinggi -Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
badan
-Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
-Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi·
Nutrition Monitoring
-Tidak ada tanda-tanda malnutrisi -Monitor adanya penurunan berat badan