Вы находитесь на странице: 1из 3

Butuh Peran Keluarga dalam Temukan dan Tuntaskan Tuberkulosis

Hari Tuberkulosis Dunia diperingati setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnya. Hari ini
diperingati untuk mengurangi angka diskriminasi, stigma, dan marginalisasi terhadap pasien
pasien dengan tuberkulosis. Indonesia menduduki angka dengan kasus tuberkulosis (TB)
terbanyak kedua di dunia setelah India. Di Kabupaten Jember jumlah penderita TB mencapai
3.331 kasus selama tahun 2017 ini dan jumlah ini merupakan terbanyak kedua di Provinsi
Jawa Timur. Jumlah tersebut masih merupakan fenomena gunung es yang mana banyak data
belum terkumpul oleh karena warga yang belum memeriksakan diri ke layanan kesehatan.

Anak-anak sangat rentan terinfeksi tuberkulosis. Selain karena daya tahan tubuh anak
yang relatif lebih rendah dibanding orang dewasa, penyebaran penyakit TB sangat mudah
yaitu melalui droplet atau percikan dahak saat pasien dewasa sedang batuk. Gejala TB pada
anak pun tidak khas seperti pada pasien dewasa, hal inilah yang membuat keluarga kurang
menyadari bahwa infeksi TB sedang berlangsung.

Kementrian Kesehatan RI telah membuat skoring untuk menilai kemungkinan


terjangkitnya TB pada anak. Berikut ini adalah tabel sistem skoring TB.

Parameter 0 1 2 3

Kontak TB Tidak jelas - Laporan BTA(+)


keluarga, BTA
(-) / BTA tidak
jelas/ tidak
tahu
Uji Tuberkulin Negatif - - Positif (≥ 10 mm
atau ≥ 5 mm pada
imuno
kompromais)
Berat badan / Status Gizi - BB/TB < 90% Klinis gizi -
atau buruk atau
BB/TB < 70%
BB/U < 80% atau BB/U <
60%

Demam tanpa sebab yang - ≥ 2 minggu - -


jelas
Batuk - ≥ 3 minggu - -
Pembesaran kelenjar koli, - ≥ 1 cm, lebih - -
aksila, inguinal dari 1 KGB,
tidak nyeri
Pembengkakan tulang / sendi - Ada - -
panggul, lutut, falang pembengkakan
Foto Thorak Normal/kelaina Gambaran - -
n tidak jelas sugestif TB

Di tempat yang menyediakan layanan kesehatan, anak akan dilakukan pemeriksaan


fisik dan dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis.
Diantaranya dilakukan Mantoux test di kulit pasien untuk melihat reaksi antigen-antibodi dari
bakteri tuberculosis dan foto toraks (rontgen dada).

Jika skor total ≥6, maka pasien didiagnosis TB dan obati dengan OAT (Obat Anti
Tuberkulosis). Jika skor total < 6, dengan uji tuberculin (Mantoux) positif atau ada kontak
erat, didiagnosis TB dan obati dengan OAT. Jika skor total < 6, dan uji tuberkulin negatif
atau tidak ada kontak erat, observasi gejala selama 2-4 minggu, bila menetap, evaluasi ulang
kemungkinan diagnosis TB atau rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Yang dapat orang tua waspadai di rumah adalah apabila anak terdapat kontak dengan
pasien yang terdiagnosis TB, lalu anak mengalami demam yang tidak pernah turun selama
lebih dari dua minggu meskipun telah diberi obat penurun panas, batuk lebih dari dua
minggu, dan penurunan berat badan yang signifikan.

Apabila anak telah positif menderita TB, maka harus dicari kemungkinan sumber
penularan TB seperti orang tua, tetangga, atau orang-orang terdekat yang biasa berinteraksi
dengan pasien. Anak tidak akan dapat menularkan bakteri tuberculosis kepada orang dewasa
selama anak belum dapat berdahak. Namun anak sangat rentan terhadap penularan TB dari
pasien dewasa. Salah satu pencegahannya adalah dengan memakaikan masker kepada pasien
TB dewasa dan anak harus segera di bawa ke fasilitas kesehatan yang memadahi untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Apabila anak sudah dipastikan sakit TB, maka pengobatan akan segera dimulai.
Pengobatan dilakukan selama minimal 6 bulan bila tidak ada komplikasi lebih lanjut. Obat
harus dipastikan dimakan oleh anak setiap hari selama dua bulan pertama dan diawasi oleh
Pengawas Minum Obat (PMO). Sampai saat ini, PMO yang terbaik adalah keluarga pasien.
Sehingga peran serta keluarga sangat menentukan keberhasilan pengobatan TB. Biaya untuk
kombinasi OAT per tabletnya (tablet isoniazide, rifampisin, dan pirazinamid) dalam satu kali
minum berkisar Rp.4.290,00. Namun obat ini dapat didapatkan secara gratis di puskesmas
sebagai salah satu upaya pemerintah dalam memberantas TB.

Sebagai pencegahan terjangkitnya TB yang berat, imunisasi BCG perlu dilakukan.


Imunisasi dilakukan pada anak berusia 0-3 bulan. Bila anak telah melewati usia 3 bulan maka
pemeriksaan Mantoux perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum imunisasi dan dipastikan anak
tidak sedang sakit TB.

Вам также может понравиться