Вы находитесь на странице: 1из 7

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA LEMBAGA PERKREDITAN

DESA (LPD) DESA ADAT SUMERTA


DI DENPASAR

Oleh :
Ni Ayu Meilani Dewi
I Made Artawan
Dewa Ayu Putu Niti Widari

ABSTRAKSI
LPD merupakan salah satu kebijakan pemerintah Daerah Bali di dalam upaya menyalurkan
bantuan permodalan kepada masyarakat desa di Bali. Kegiatan Utama LPD adalah menghimpun
dana masyarakat berupa tabungan dan deposito, dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman atau kredit. Mengingat pentingnya peranan dari
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam perkembangan di pedesaan, maka LPD harus ditopang
dengan administrasi dan pembukuan yang teratur. Dengan melihat laporan keuangan khususnya
neraca dan laporan laba-rugi dapat diketahui kondisi keuangan LPD yang bersangkutan.
Kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap LPD dapat dilakukan dengan
menunjukan kinerja keuangan LPD tersebut, dimana kinerja keuangan merupakan suatu analisis
yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan
mengunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Analisis kinerja keuangan
sangat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain : pihak pemilik desa adat, pihak
pengurus, pihak nasabah (nasabah peminjam dan penyimpan) dan pihak pembina. Informasi-
informasi yang dipergunakan untuk menilai kesehatan kondisi keuangan LPD dapat diperoleh dari
laporan keuangan LPD yang bersangkutan.Lembaga Perkreditan Desa (LPD) tidak dapat
menjalankan fungsinya apabila tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Kata Kunci : kinerja keuangan

PENDAHULUAN yang akan datang perekonomian Bali


Berkembangnya perekonomian yang diharapakan tidak terlalu tergantung terhadap
tumbuh cepat dalam era globalisasi dan usaha sektor pariwisata atau pada dunia luar,
pemerintah memperluas pastisipasi aktif walaupun di era globalisasi ini tidak ada suatu
masyarakat di dunia usaha dalam bentuk daerah ataupun negara yang bisa mengisolasi
pembangunan, menyebabkan peranan swasta diri dari dunia Internasional. Melihat
yang bergerak di bidang jasa maupun dagang pertumbuhan dan perkembangan
berkembang pesat, sehingga dapat menyerap perekonomian di daerah pedesaan masih
tenaga kerja dan dapat mengurangi tergolong kecil, maka di daerah pedesaan
pengangguran. Salah satu upaya masyarakat didirikan suatu lembaga perkereditan yang
untuk membantu pemerintah dalam dikenal dengan Lembaga Perkereditan Desa
pembangunan nasional dan mengurangi (LPD).
pengguran adalah membangun atau Di daerah Bali khususnya pemerintah
mendirikan suatu usaha baik itu di bidang sudah mengambil suatu kebijakan
jasa maupun di bidang dagang. Modal yang pengembangan Lembaga Perkreditan Desa
cukup besar sangat dibutuhkan dalam (LPD). Salah satu potensi yang dimiliki Bali
membangun dan mendirikan suatu usaha. yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia
Peran LPD sangatlah penting dalam ialah Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
meminjam modal kepada masyarakat untuk LPD merupakan salah satu kebijakan
mengembangkan suatu usaha. Berbagai pemerintah Daerah Bali di dalam upaya
kalangan masyarakat yang memperhatikan menyalurkan bantuan permodalan kepada
perekonomian di Bali berharap agar masyarakat desa di Bali. Kegiatan Utama
perekonomian Bali kedepannya mampu lebih LPD adalah menghimpun dana masyarakat
memanfaatkan potensi local di dalam berupa tabungan dan deposito, dan
membangun perekonomian Bali. Di masa menyalurkan kembali kepada masyarakat
yang membutuhkan dana dalam bentuk keuangan secara baik dan benar. Analisis
pinjaman atau kredit. Bantuan dalam bentuk kinerja keuangan sangat bermanfaat bagi
pinjaman atau kredit telah banyak membantu pihak-pihak yang terkait antara lain : pihak
meningkatkan kesempatan berusaha bagi pemilik desa adat, pihak pengurus, pihak
masyarakat pedesaan.Lembaga Perkreditan nasabah (nasabah peminjam dan penyimpan)
Desa (LPD) didirikan berdasarkan surat dan pihak pembina. Informasi-informasi
keputusan Gurbenur Kepala Daerah Tingkat yang dipergunakan untuk menilai kesehatan
1 Bali No.972 tahun 1984 tanggal 1 kondisi keuangan LPD dapat diperoleh dari
September 1984 yang lebih lanjut laporan keuangan LPD yang
dikukuhkan kembali dalam Praturan Daerah bersangkutan.Lembaga Perkreditan Desa
(Perda) Provinsi Daerah Bali No. 8 tahun (LPD) tidak dapat menjalankan fungsinya
2002 tentang Lembaga Perkreditan Desa apabila tidak mendapatkan kepercayaan drai
yang merupakan keputusaan yang mengatur masyarakat.
pendirian LPD. LPD Desa Adat Sumerta berusaha
Menurut Peraturan Daerah Tingkat 1 meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
Bali No. 3 tahun 2007, fungsi LPD ada 2 dan memperoleh keuntungan dari pemberian
(dua) yaitu : kredit atau pinjaman, menerima deposito
1. LPD sebagai wadah kekayaan desa yang pinjaman dalam jangka waktu tertentu serta
berupa uang atau surat-surat berharga melayani tabungan dari anggota masyarakat
lainnya. berdasarkan Praturan Daerah Provinsi Bali
2. Pendayagunaan LPD diarahkan kepada No. 4 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua
usaha-usaha peningkatan taraf hidup Provinsi Bali No. 8 tahun 2002. Analisis
kerama (warga) desa untuk menunjang kinerja keuangan LPD dapat dilakukan
pembangunan desa adat yang melalui analisis CAEL yaitu Capital
bersangkutan. Adequacy Ratio (CAR) permodalan, kualitas
Sesuai Pasal 5 Praturan Daerah Provinsi Aktiva Produktif, rentabilitas dan likuiditas.
Bali No. 3 tahun 2007 secara umum kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh suatu LPD Tujuan Penelitian
adalah sebagai berikut : Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
a. Menerima simpanan uang masyarakat untuk mengetahui kinerja keuangan Lembaga
desanya dalam wadah bentuk tabungan Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sumerta
dan simpanan berjangka. di Denpasar.
b. Memberikan pinjaman untuk kegiatan- KAJIAN PUSTAKA
kegiatan yang bersifat produktif. Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
c. Usaha-usaha yang bersifat pengerahan merupakan salah satu lembaga desa yang
dana desa. merupakan unit oprasional serta berfungsi
d. Pernyataan modal pada usaha-usaha lain. sebagai wadah kekayaan desa yang berupa
e. Menerima pinjaman dari lembaga- uang atau surat-surat berharga lainnya (Bank
lembaga keuangan. Pembangunan Daerah Bali, 2002 : 62)
Mengingat pentingnya peranan dari Guna menunjang adanya kelancaran
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dalam pembangunan perekonomian di desa,
perkembangan di pedesaan, maka LPD terutama bagi petani dan pengusaha kecil
ditopang dengan administrasi dan dipandang perlu mendapatkan bantuan
pembukuan yang tratur. Dengan melihat permodalan yang bersifat lembaga dan
program keuangan khususnya neraca dan berkesinambungan melalui pendirian
lapran rugi/laba dapat diketahui kondisi Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
keuangan LPD yang bersangkutan. Sebagaimana telah diuraikan bahwa LPD di
Kemampuan untuk menumbuhkan dalam melaksanakan usahanya sesuai dengan
kepercayaan masyarakat terhadap LPD dapat pasal 7 Bab IV Perda Nomer 8 Tahun 2002,
dilakukan dengan menunjukan kinerja yaitu:
keuangan LPD tersebut, dimana kinerja a. Menerima atau menghimpun dana dari
keuangan merupakan suatu analisis yang kerama desa dalam bentuk tabungan
dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu deposito.
perusahaan telah melaksanakan dengan b. Memberikan pinjaman hanya kepada
mengunakan aturan-aturan pelaksaan kerama desa.
c. Memberi pinjaman dari lembaga- Nomer 4 Tahun 2012 Tentang Prubahan
lembaga keuangan maksimum sebesar Kedua Atas Peraturan Daerah Provinsi Bali
100% dari jumlah modal, termasuk Nomer 8 Tahun 2002 Tentang Lembaga
cadangan dan laba ditahan, kecuali Perkreditan Desa).
batasan lain dalam jumlah pinjaman atau Pada aspek kualitas asset ini merupakan
bantuan dana. penilaian jenis-jenis asset yang dimiliki LPD,
Laporan Keuangan adalah laporan yang yaitu dengan cara membandingkan antara
menunjukan kondisi keuangan perusahaan aktiva produktif yang diklasifikasikan
pada saat ini atau dalam suatu periode dengan aktiva produktif, kemudian
tertentu. Laporan keuangan yang perbandingan penyisihan penghapusan aktiva
menunjukan kondisi perusahaan saat ini produktif terhadap aktiva produktif
adalah keadaan keuangan perusahaan pada diklasifikasikan (Martono, 2011 : 89).
tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode Rentabilitas adalah kemampuan suatu
tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya perusahaan untuk menghasilkan lab selama
laporan keuangan dibuat perperiode, yaitu periode tertentu dan umumnya dirumuskan
tiga bulan, atau enam bulan untuk sebagai L/M x 100% dimana L adalah jumlah
kepentingan internal perusahaan. Sementara laba yang diperoleh selama periode tertentu
itu untuk laporan lebih luas dilakukan satu dan M adalah masalah modal atau aktiva
tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya yang digunakan untuk menghasilkan laba
laporan keuangan dapat diketahui posisi tersebut (Bambang Riyanto, 2013 : 35).
perusahaan terkini (Dr. Kasmir, 2013 : 7). Likuiditas merupakan kemampuan
Secara umum laporan keuangan perusahaan unuk memenuhi kewajiban
bertujuan untuk memberikan informasi jangka pendeknya secara tepat waktu.
keuangan suatu perusahaan, baik pada saat Misalnya membayar gaji, membayar biaya
tertentu maupun pada periode tertentu. operasional, mebayar hutang jangka pendek,
Laporan keuangan juga dapat disusun secara dan lain sebagainya yang membutuhkan
mendadak sesuai kebutuhan perusahaan pembayaran segera (Irham Fahmi, 2011 : 59).
maupun secara berkala.
Neraca merupakan laporan keuangan METODOLOGI
yang melaporkan jumlah kekayaan, Lokasi dan Obyek Penelitian
kewajiban keuangan dan modal sendirri Penelitian ini dilakukan pada Lembaga
perusahaan pada waktu tertentu. Jumlah Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Sumerta
kekayaan disajikan pada sisi aktiva, yang beralamat di Jalan Nusa Indah No.62
sedangkan jumlah kewajiban dan modal Denpasar.
sendiri disajikan pada sisi pasiva (Dr.Suad Adapun yang menjadi objek dalam
Husnan,M.B.A, 2013 : 36) penelitian adalah dibidang keuangan khususnya
Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai analisis kinerja keuangan
keuangan yang menggambarkan hasil usaha
perusahaan dalam satuan periode tertentu. Teknik Analisis Data
Perhitungan laba rugi bank disusun dalam Teknik analisis data yang digunakan
bentuk berjenjang yang menggambarkan adalah analisis kuantitatif dengan
pendapatan tau beban yang berasal dari menggunakan rasio-rasio antara lain : rasio
kegiata utama perusahaan dan kegiatan permodalan, analisis kualitas aktiva
lainnya (Martono, 2011 : 66). produktif, analisis rentabilitas, dan analisis
Modal adalah hak atau kekayaan yang likuiditas.
dimilik oleh perusahaan dan juga merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam
pendirian suatu perusahaan. Modal ini harus
segera dapat dikembangkan agar keuntungan PEMBAHASAN
yang diperoleh perusahaan dalam beroperasi 1. Pada tahun 2013 predikat kesehatan LPD
dapat bertambah (Kasmir, 2013 : 44). Desa Adat Sumerta berdasarkan nilai
Penilaian modal didasarkan kepada CAR kredit dari semua faktor yang dinilai
(Capital Adequacy Ratio) adalah modal yaitu :
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko a. Aspek permodalan diperoleh ratio
(ATMR). (Peraturan Daerah Provensi Bali 35,62% dengan nilai kredit 317,3
atau maksimum 100, maka aspek a. Aspek permodalan diperoleh
permodalan dikategorikan sehat dengan dengan ratio 34,55% dengan
karena berada pada standar 81 - 100. nilai kredit 306,5 atau maksimum
b. Aspek kualitas aktiva produktif 100, maka aspek permodalan
yang terdiri atas : dikategorikan sehat karena berada
1) Ratio aktiva produktif yang pada standar 81 - 100.
diklasifikasikan terhadap aktiva b. Aspek kualitas aktiva produktif
produktif diperoleh ratio 1,20% yang terdiri atas :
dengan nilai kredit 125,3 atau 1) Ratio aktiva produktif yang
maksimum 100, maka diklasifikasikan terhadap aktiva
dikategorikan sehat karena produktif diperoleh ratio 5,92%
berada pada standar 81 - 100. dengan nilai kredit 938,6 atau
2) Ratio cadangan penyisihan maksimum 100, maka
penghapusan aktiva produktif dikategorikan sehat karena
yang dibentuk cadangan berada pada standar 81 - 100.
penyisihan penghapusan aktiva 2) Ratio cadangan penyisihan
produktif yang wajib dibentuk penghapusan aktiva produktif
diperoleh ratio 602,34% dengan yang dibentuk cadangan
nilai kredit 602,34 atau penyisihan penghapusan aktiva
maksimum 100, maka produktif yang wajib dibentuk
dikategorikan sehat karena diproleh ratio 555,17% dengan
berada pada standar 81 - 100. nilai kredit 555,17 atau
c. Aspek rentabilitas yang terdiri dari : maksimum 100, maka
1) ROA yang diperoleh ratio dikategorikan sehat karena
6,73% dengan nilai kredit 349,2 berada pada standar 81 - 100.
atau maksimum 100 maka c. Aspek rentabalitas yang terdiri dari :
dikategorikan sehat karena 1) ROA yang diperoleh ratio
berada pada standar 81-100 8,22% dengan nilai kredit 328,8
2) Ratio biaya operasional atau maksimum 100 maka
terhadap pendapatan dikategorikan sehat karena
operasional diperoleh ratio berada pada standar 81-100
54,37% dengan nilai kredit 2) Ratio biaya operasional
128,52 atau maksimum 100, terhadap pendapatan
maka dikategorikan sehat operasional diperoleh ratio
karena berada pada standar 81 – 48,87% dengan nilai kredit
100. 204,64 atau maksimum 100,
d. Aspek likuiditas yang terdiri dari : maka dikategorikan sehat
1) Ratio alat likuid terhadap utang karena berada pada standar 81 –
lancar diperoleh ratio 28,59% 100.
dengan nilai kredit 571 atau
maksimum 100 maka d. Aspek likuiditas yang terdiri dari :
dikategorikan sehat karena 1) Ratio alat likuid terhadap utang
berada pada standar 81 – 100. lancar diperoleh ratio 100,96%
2) Ratio pinjaman yang diberikan dengan nilai kredit 201 atau
terhadap dana yang diterima maksimum 100 maka
diperoleh ratio 87,27% dengan dikategorikan sehat karena
nilai kredit 110,9 atau berada pada standar 81 – 100.
maksimum 100, maka 2) Ratio pinjaman yang diberikan
dikategorikan sehat karena terhadap dana yang diterima
berada pada standar 81 – 100. diperoleh ratio 3,136% dengan
2. Pada tahun 2014 predikat kesehatan LPD nilai kredit 447,4 atau
Desa Adat Sumerta berdasarkan nilai maksimum 100, maka
kredit dari semua faktor yang dinilai dikategorikan sehat karena
yaitu : berada pada standar 81 – 100.
3. Pada tahun 2014 predikat kesehatan LPD dikategorikan sehat karena
Desa Adat Sumerta berdasarkan nilai berada pada standar 81 – 100.
kredit dari semua faktor yang dinilai 4. Pada tahun 2015 predikat kesehatan LPD
yaitu : Desa Adat Sumerta berdasarkan nilai
a. Aspek permodalan diperoleh ratio kredit dari semua faktor yang dinilai
61,37% dengan nilai kredit 574,7 yaitu :
atau maksimum 100, maka aspek a. Aspek permodalan diperoleh
permodalan dikategorikan sehat dengan dengan ratio 31,46% dengan
karena berada pada standar 81 - 100. nilai kredit 276,6 atau maksimum
b. Aspek kualitas aktiva produktif 100, maka aspek permodalan
yang terdiri atas : dikategorikan sehat karena berada
1) Ratio aktiva produktif yang pada standar 81 - 100.
diklasifikasikan terhadap aktiva b. Aspek kualitas aktiva produktif
produktif diperoleh ratio 3,37% yang terdiri atas :
dengan nilai kredit 110,8 atau 1) Ratio aktiva produktif yang
maksimum 100, maka diklasifikasikan terhadap aktiva
dikategorikan sehat karena produktif diperoleh ratio 3,22%
berada pada standar 81 - 100. dengan nilai kredit 111,8 atau
2) Ratio cadangan penyisihan maksimum 100, maka
penghapusan aktiva produktif dikategorikan sehat karena
yang dibentuk cadangan berada pada standar 81 - 100.
penyisihan penghapusan aktiva 2) Ratio cadangan penyisihan
produktif yang wajib dibentuk penghapusan aktiva produktif
diproleh ratio 393,82% dengan yang dibentuk cadangan
nilai kredit 393,82 atau penyisihan penghapusan aktiva
maksimum 100, maka produktif yang wajib dibentuk
dikategorikan sehat karena diproleh ratio 393,82% dengan
berada pada standar 81 - 100. nilai kredit 393,82 atau
c. Aspek rentabulitas yang terdiri dari maksimum 100, maka
: dikategorikan sehat karena
1) ROA yang diperoleh ratio berada pada standar 81 - 100.
6,87% dengan nilai kredit 274,8 c. Aspek rentabilitas yang terdiri dari :
atau maksimum 100 maka 1) ROA yang diperoleh ratio
dikategorikan sehat karena 6,48% dengan nilai kredit 259,2
berada pada standar 81-100 atau maksimum 100 maka
2) Ratio biaya operasional dikategorikan sehat karena
terhadap pendapatan berada pada standar 81-100
operasional diperoleh ratio 2) Ratio biaya operasional
54,43% dengan nilai kredit terhadap pendapatan
182,28 atau maksimum 100, operasional diperoleh ratio
maka dikategorikan sehat 45,8% dengan nilai kredit
karena berada pada standar 81 – 218,08 atau maksimum 100,
100. maka dikategorikan sehat
d. Aspek likuiditas yang terdiri dari : karena berada pada standar 81 –
1) Ratio alat likuid terhadap utang 100.
lancar diperoleh ratio 93,20% d. Aspek likuiditas yang terdiri dari :
dengan nilai kredit 186 atau 1) Ratio alat likuid terhadap utang
maksimum 100 maka lancar diperoleh ratio 16,47%
dikategorikan sehat karena dengan nilai kredit 329 atau
berada pada standar 81 – 100. maksimum 100 maka
2) Ratio pinjaman yang diberikan dikategorikan sehat karena
terhadap dana yang diterima berada pada standar 81 – 100.
diperoleh ratio 66,93% dengan 2) Ratio pinjaman yang diberikan
nilai kredit 192,2 atau terhadap dana yang diterima
maksimum 100, maka diperoleh ratio 70,90%dengan
nilai kredit 176,4 atau 2) Ratio pinjaman yang diberikan
maksimum 100, maka terhadap dana yang diterima
dikategorikan sehat karena diperoleh ratio 58,06% dengan
berada pada standar 81 – 100. nilai kredit 227,7 atau
5. Pada tahun 2016 predikat kesehatan LPD maksimum 100, maka
Desa Adat Sumerta berdasarkan nilai dikategorikan sehat karena
kredit dari semua faktor yang dinilai berada pada standar 81 – 100.
yaitu :
a. Aspek permodalan diperoleh SIMPULAN
dengan dengan ratio 73,37% dengan Berdasarkan pembahasan selanjutnya
nilai kredit 694,7 atau maksimum disampaikan suatu simpulan sebagai berikut:
100, maka aspek permodalan 1. Berdasarkan perhitungan ratio
dikategorikan sehat karena berada permodalan yang diperoleh pada LPD
pada standar 81 - 100. Desa Adat Sumerta tergolong sehat
b. Aspek kualitas aktiva produktif karena nilai kreditnya berada pada 81-
yang terdiri atas : 100 dengan permodalan yang sehat maka
1) Ratio aktiva produktif yang LPD Desa Adat Sumerta dapat
diklasifikasikan terhadap aktiva melakukan kegiatan opersionalnya
produktif diperoleh ratio 1,99% dengan baik.
dengan nilai kredit 120,0 atau 2. Berdasarkan perhitungan kualitas aktiva
maksimum 100, maka produktif, yakni aktiva produktif yang
dikategorikan sehat karena diklasifikasikan terhadap aktiva
berada pada standar 81 - 100. produktif LPD Desa Adat Sumerta
2) Ratio cadangan penyisihan tergolong sehat karena nilai kreditnya
penghapusan aktiva produktif berada pada 81 – 100. Sedangkan
yang dibentuk cadangan berdasarkan ratio cadangan penyisihan
penyisihan penghapusan aktiva penghapusan aktiva produktif yang
produktif yang wajib dibentuk dibentuk terhadap cadangan
diproleh ratio 408,88% dengan penghapusan aktiva produktif yang
nilai kredit 408,88 atau wajib dibentuk dari tahun 2010-1014
maksimum 100, maka tergolong sehat karena nilaikreditnya
dikategorikan sehat karena berada pada 81-100.
berada pada standar 81 - 100. 3. Berdasarkan perhitungan rentabilitas
c. Aspek rentabilitas yang terdiri dari : yaitu return on total asset (ROA)
1) ROA yang diperoleh ratio tergolong sehat karena nilai kreditnya
6,03% dengan nilai kredit 241,2 berada pada 81 – 100. Sedangkan
atau maksimum 100 maka berdasarkan ratio biaya operasional
dikategorikan sehat karena terhadap pendapatan operasional
berada pada standar 81-100 tergolong sehat karena nilai kreditnya
2) Ratio biaya operasional berada pada 81 – 100, sehingga dengan
terhadap pendapatan laba yang tinggi LPD Desa Adat Sumerta
operasional diperoleh ratio dapat meningkatkan asset perusahaan
39,17% dengan nilai kredit dan aktivitas perusahaan dapat berjalan
243,32 atau maksimum 100, dengan lancar.
maka dikategorikan sehat 4. Berdasarkan perhitungan likuiditas yaitu
karena berada pada standar 81 – ratio alat likuid terhadap hutang lancar
100. tergolong sehat karena nilai kreditnya
d. Aspek likuiditas yang terdiri dari : berada pada 81-100. Sedangkan
1) Ratio alat likuid terhadap utang berdasarkan ratio pinjaman yang
lancar diperoleh ratio 61,07% diberikan terhadap dana yang yang
dengan nilai kredit 122 atau diterima tergolong sehat karena berada
maksimum 100 maka pada 81- 100 ini berarti LPD Desa Adat
dikategorikan sehat karena Sumerta telah dapat memenuhi segala
berada pada standar 81 – 100. kewajiban finansialnya yang harus
segera dipenuhi.
Dari hasil analisis keempat faktor Kasmir, (2013), Analisis Laporan Keuangan,
penilaian kinerja keuangan bahwa LPD Desa Edisi 1, Cetakan Keenam.
Adat Sumerta pada tahun 2013-2016 dapat
Martono, (2011), Manajemen Keuangan,
dikategorikan sehat.
Edisi Pertama, Cetakan Kedua,
Penerbit Indonesia, Yogyakarta..
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono, (2012), Manajemen Keuangan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomer 4
Teori Dan Aplikasi, Cetakan Keenam, Tahun 2012, Tentang Perubahan
Penerbit BPFE, Yogyakarta. Kedua Atas Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomer 8 Tahun 2002
.
Tentang Lembaga Perkreditan Desa,
Bambang Riyanto, (2013), Dasar-Dasar Penerbit Daerah Provinsi Tingkat
Pembelajaran, Perusahaan, Edisi Bali.
Keempat, Penerbit BPFE,
Suad Husnan, (2013), Manajemen Keuangan
Yogyakarta.
Teori Dan Penerapan, Edisi Keempat,
Harmono, (2014), Manajemen Keuangan, Cetakan Ketujuh, Penerbit BPFE,
Cetakan Ketiga, Penerbit PT Bumi Yogyakarta.
Aksara.
Wiagustini, (2013), Manajemen Keuangan,
Irham Fahmi, (2012), Analisis Kinerja Cetakan Pertama.
Keuangan, Cetakan Kesatu, Penerbit
ALVABETA, CV.

Вам также может понравиться