Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Latar Belakang
Toksoplasmosis pada manusia adalah suatu keadaan seseorang terinfeksi oleh
Toxoplasma gondii yang berasal dari binatang, baik binatang peliharaan misalnya kucing,
anjing, unggas, dan sebagainya, maupun binatang ternak antara lain babi, kambing, dan
sebagainya yang bertindak sebagai sumber penularan tersebut. Manusia dapat terinfeksi
parasit ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran mentah yang mengandung
ookista atau pada anak-anak yang suka bermain di tanah, serta ibu yang gemar berkebun
dimana tangannya tertempel ookista yang berasal dari tanah. Selain itu dapat terinfeksi
melalui transfusi darah atau transplantasi organ. Toksoplasmosis pada wanita hamil
menyebabkan terjadinya abortus, lahir mati, dan kelainan kongenital.
Penyebab abortus pada umumnya terbagi atas faktor janin dan faktor ibu. Abortus dari
faktor janin disebabkan karena terdapat kelainan pada perkembangan genetik pada triwulan
pertama, sedangkan abortus dari faktor ibu yang berperan dalam kelainan genetik yaitu
infeksi pada kehamilan, salah satunya toksoplasmosis. Pada ibu hamil yang terinfeksi T.
gondii akan ditularkan ke fetus secara langsung melalui plasenta. Takizoit yang terlepas akan
berproliferasi dan menyebabkan nekrosis plasenta serta jaringan sekitarnya, sehingga
membahayakan janin dimana dapat terjadi abortus.
Bayi yang baru lahir dapat terjadi toksoplasmosis kongenital dengan trias klasik,
yaitu: hidrosefalus, korioretinitis, dan kalsifikasi intrakranial. Manifestasi tersebut dapat
disertai gejala infeksi lainnya meliputi hepatosplenomegali, ikterus, trombositopenia,
limfadenopati, dan kelainan susunan saraf pusat. Toksoplasmosis kongenital juga dapat
menimbulkan gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan fungsi intelektual anak
yang terinfeksi juga mengalami penurunan. Diagnosis yang terlambat terhadap gangguan
pendengaran pada toksoplasmosis kongenital dapat menimbulkan perkembangan bahasa yang
buruk.
Infeksi dari T. gondii bermanifestasi berat pada janin dan kadang bersifat
asimptomatis pada ibu, sehingga perlu dideteksi lebih dini. Jika ibu hamil positif terinfeksi
Toxoplasma maka diperlukan pengobatan untuk mencegah penularan dari ibu ke janin. Obat
anti-Toxoplasma yang aman untuk ibu hamil, yaitu spiramisin. Untuk ibu hamil yang
memiliki kemungkinan infeksi tinggi atau infeksi janin telah terjadi, pengobatan dengan
spiramisin harus ditambahkan pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folat setelah usia
kehamilan 18 minggu.
Pencegahan terhadap toksoplasmosis dapat dilakukan dengan cara memasak daging
sampai matang, menjaga kebersihan makanan dan minuman, serta kontrol serologi pada ibu
hamil. Jika kontak dengan kucing serta memiliki kebiasaan mengelus kucing hendaknya
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Jika memiliki kebiasaan berkebun hendaknya
mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setelah berkebun.
Kesimpulan
Toksoplasmosis pada perempuan hamil menyebabkan terjadinya abortus, lahir mati,
dan kelainan kongenital. Deteksi dini dan pengobatan toksoplasmosis pada kehamilan sangat
diperlukan untuk mencegah penularan dari ibu ke janin. Pencegahan terhadap T. gondii
merupakan langkah paling utama dengan menjaga higienitas baik dari makanan maupun
kontak dengan hewan dan lingkungan.
Referensi
Agoes, R., Djaenudin, N. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang
Diserang. Cet I. Jakarta: EGC.
Putri, D. S. A., Salsabela, A., Wahyuliswari, D., dan Nurdian, Y. 2017. Risiko Arthtritis pada
Toxoplasmosis. https://www.researchgate.net/
Harari, R. R. B., Goodwin, E., and Casoy J. 2017. Adverse Event Profile of Pyrimethamine-
Based Therapy in Toxoplasmosis: Systematic Review.Drugs R. D. doi:
10.007/s4026801702068