Вы находитесь на странице: 1из 10

JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk.

, Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU DOMINO


TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

Maya Nurfitriyanti dan Witri Lestari


Program Studi Pendidikan Matematika,
FTMIPA, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta.
e-mail: maya_fitri31@yahoo.co.id

Abstrak: Penggunaan Alat Peraga Kartu Domino terhadap Hasil Belajar


Matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat
peraga kartu terhadap hasil belajar matematika. Penelitian ini dilakukan di salah
satu sekolah dasar negeri yang ada di Depok. Jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 40 peserta didik yang terbagi dalam 2 kelas. 20 peserta didik termasuk ke
dalam kelas eksperimen yang diajarkan menggunakan alat peraga matematika kartu
domino, sedangkan 20 peserta didik lainnya termasuk ke dalam kelas kontrol yang
diajarkan menggunakan alat peraga konvensional. Teknik sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah random tecnique sampling, dimana setiap populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik analisis yang
digunakan pada penelitian ini yaitu statistik deskriptif, dimana hasilnya
menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika pada kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol. Pada penelitian ini juga dilakukan uji prasyarat analisis
data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Dari uji prasyarat data diperoleh
hasil bahwa kedua data berdistribusi normal dan bersifat homogen. Uji analisis data
yang digunakan yaitu uji t dengan hasil t hitung lebih besar dari t tabel yang berarti
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan alat peraga kartu domino
terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci: Alat Peraga Kartu Domino, Hasil Belajar Matematika.

Abstract: Using Domino Card prop on Mathematics Achievement. This research


aims to determine the effect of using domino card prop on mathematics
achievement. This research was conducted in one of the public elementary schools
in Depok. The number of samples in this research as many as 40 students were
divided into two groups. 20 students belong to experiment group that taught using
domino card prop, while 20 other students included in the control group is taught
using conventional teaching aids. Sampling technique used in this research is a
random sampling tecnique, where each population has the same chance to be
sampled. The analysis technique used in this research is descriptive statistics,
which states that the results are the average results of mathematics on higher grade
than the control group. In this research, also conducted the data analysis
prerequisite test is a test of normality and homogeneity test. Of the prerequisite test
on the result that both the data were normally distributed and homogeneous. Test
data analysis used with the result that the t test is greater than t table which means
that there is significant effect of using domino card prop on mathematics
achievement.

Keywords: Domino Card Prop, Mathematics Achievement.

≈ 247 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

PENDAHULUAN Objek matematika adalah benda


Pembelajaran dapat dilakukan pikiran yang sifatnya abstrak dan tidak
dalam berbagai bentuk maupun cara. dapat diamati dengan panca indera.
Seperti diungkapkan Gagne dalam Oleh sebab itu wajar apabila
Wena (2011) bahwa pembelajaran yang matematika tidak mudah dipahami oleh
efektif harus dilakukan dengan berbagai kebanyakan peserta didik. Untuk
cara dan menggunakan berbagai macam mengatasi hal tersebut, dalam
media pembelajaran. Dalam kegiatan mempelajari suatu prinsip atau konsep
pembelajaran, guru harus memiliki kiat matematika diperlukan pengalaman
maupun seni untuk memadukan antara melalui benda nyata (konkret). Menurut
model pembelajaran dan media yang Hudojo (1990), “Matematika
digunakan sehingga akan mampu merupakan ide-ide abstrak yang diberi
menciptakan proses pembelajaran yang simbol-simbol yang tersusun secara
efektif dan efisien. hirarkis dan penalarannya deduktif,
Proses pembelajaran matematika sehingga belajar matematika itu
yang berlangsung di sekolah saat ini merupakan kegiatan mental yang
masih banyak didominasi oleh guru, tinggi.” Dengan pengertian matematika
dimana guru sebagai sumber utama di atas, pada dasarnya peserta didik
pengetahuan. Keberadaan guru dalam belajar melalui benda atau objek
pembelajaran tidak dapat disangkal lagi, konkret.
karena tanpa adanya guru, pembelajaran Untuk memahami konsep abstrak
tidak dapat berjalan baik. Kenyataan peserta didik memerlukan benda-benda
lainnya adalah sering dijumpai sehari- konkret (nyata) sebagai perantara atau
hari di kelas pada saat proses belajar visualisasinya. Konsep abstrak yang
mengajar berlangsung banyak peserta baru dipahami peserta didik akan
didik yang tidak memahami tentang mengendap, melekat, dan tahan lama
materi yang diajarkan oleh guru. bila peserta didik belajar melalui
Saat ini banyak guru yang terpaku perbuatan dan dapat dimengerti peserta
pada satu model pembelajaran yang didik, bukan hanya melalui mengingat-
digunakan dalam proses belajar ingat fakta. Karena itulah dalam
mengajar secara terus menerus tanpa pembelajaran matematika kita perlu
pernah memodifikasinya dengan media menggunakan alat peraga. Di tingkat
pembelajaran atau menggantikannya Sekolah Dasar, khususnya kelas III,
dengan model lain walaupun tujuan masih banyak peserta didik yang
pembelajaran yang hendak dicapai mengalami kesulitan dalam berhitung.
berbeda. Hal ini dapat mengakibatkan Mereka belum terbiasa menghitung
pencapaian tujuan pembelajaran tidak dalam bentuk yang abstrak. Mereka
optimal, hasil belajar yang diperoleh memerlukan alat peraga yang dapat
peserta didik masih rendah. Dari seluruh digunakan dalam berhitung angka yang
mata pelajaran yang ada, mata pelajaran besar. Namun kenyataan saat ini, sedikit
yang sering dianggap sulit oleh peserta sekali guru yang mengajarkan peserta
didik adalah mata pelajaran matematika. didiknya menggunakan alat peraga.
Hal ini disebabkan karena matematika Kebanyakan guru hanya mengajarkan
merupakan mata pelajaran yang berhitung dengan metode ceramah.
memerlukan ketelitian dan pemikiran Kalaupun ada yang menggunakan alat
yang tinggi. Selain itu, penalaran dan peraga, hanya menggunakan lingkungan
logika yang kuat diperlukan dalam sekitar yang jangkauan perhitungannya
belajar matematika. sangat terbatas.

≈ 248 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

Keterbatasan tersebut disebabkan METODE


kurang mampunya guru dalam membuat Penelitian yang dilakukan ini
alat peraga. Banyak guru yang berpikir merupakan penelitian kuantitatif dengan
bahwa pembelajaran menggunakan metode penelitian quasy eksperiment,
media pembelajaran atau alat peraga dimana penulis tidak terlibat langsung
tidaklah penting. Hal ini disebabkan saat melakukan eksperimen, melainkan
kurangnya sosialisasi yang didapatkan meminta tolong guru yang mengajar di
guru mengenai pentingnya alat peraga. kelas tersebut untuk melakukan
Jika para guru matematika kurang eksperimen. Pada penelitian ini, penulis
peduli dengan kelemaahan penguasaan hanya mengarahkan guru, membuat
konsep yang ada pada kebanyakan RPP dan membuat instrumen untuk
peserta didiknya, maka kesalahan penelitian dan turut serta saat
konsep itu akan berlanjut yang pengambilan data berlangsung.
dipastikan akan menimbulkan kesulitan Penelitian ini dilakukan di SD
dalam pembelajaran matematikanya. Negeri yang ada di Depok pada peserta
Oleh karena itu, dalam rangka didik kelas III tahun ajaran 2015/2016.
agar pada akhir pembelajarannya para Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu
peserta didik dapat menguasai konsep 40 peserta didik yang terbagi dalam 2
matematika diperlukan penggunaan alat kelas. Kelas pertama merupakan kelas
peraga matematika. Seperti yang telah eksperimen yang diajarkan
dijelaskan pada penelitian yang menggunakan alat peraga kartu domino,
dilakukan oleh Novianti dan Syaichudin sedangkan kelas kedua merupakan kelas
(2010) di salah satu Sekolah Dasar kontrol yang diajarkan menggunakan
Negeri Ngembun, Gresik. Berdasarkan alat peraga konvensional. Desain
penelitian tersebut disimpulkan bahwa eksperimen true experimental design
terdapat pengaruh media pembelajaran dalam bentuk posttest only control
atau alat peraga terhadap hasil belajar design (Arikunto, 2013: 126). Adapun
matematika, dimana pada hasil desain eksperimen dalam penelitian ini
penelitian tersebut, pemahaman konsep digambarkan sebagai berikut:
matematika dari peserta didik untuk
menyelesaikan soal cerita matematika RE : X1 O1
mengalami peningkatan. Dengan RK : X2 O2
demikian, pemilihan alat peraga
pemebelajaran matematika berperan Gambar 1. Desain Penelitian
besar dalam menentukan hasil akhir. Keterangan:
Dengan latar belakang di atas RE = Kelompok eksperimen dipilih
penulis menulis artikel yang berjudul secara acak
“Penggunaan Alat Peraga Kartu RK = Kelompok kontrol dipilih secara
Domino terhadap Hasil Belajar acak
Matematika pada Peserta Didik Sekolah X1 = Perlakuan untuk kelompok
Dasar”. Dengan tujuan untuk eksperimen yang diajarkan
mengetahui bagaimanakah hasil belajar menggunakan alat peraga
peserta didik yang diajarkan matematika kartu domino
menggunakan alat peraga kartu domino. X2 = Perlakuan untuk kelompok yang
Serta untuk mengetahui apakah terdapat diajarkan menggunakan alat
pengaruh hasil belajar pada peserta peraga konvensional
didik yang diajarkan menggunakan alat O1 = Posttest kelompok eksperimen
peraga matematika kartu domino. O2 = Posttest kelompok kontrol

≈ 249 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

Teknik sampel yang digunakan Teknik analisis data yang


pada penelitian ini adalah random dilakukan pada penelitian ini antara lain
tecnique sampling. Dimana setiap 1) analisis deskriptif, yaitu mengukur
peserta didik pada populasi tersebut mean, median, modus, varians dan
mendapatkan kesempatan yang sama simpangan baku dari masing-masing
untuk menjadi sampel. Pemilihan kelas. Sebelum menghitung analisis
sampel dilakukan dengan pengundian deskriptif, data masing-masing kelas
dimana dua kelas yang ada pada sekolah dibuat menjadi data kelompok. 2) uji
tersebut dikocok untuk dipilih sebagai persyaratan analisis data, yaitu uji
kelas kontrol atau ekperimen. normalitas dengan menggunakan uji
Selanjutnya dari masing-masing kelas, Liliefors dan uji homogenitas dengan
setiap peserta didik diundi kembali menggunakan uji Fisher. 3) uji hipotesis
untuk dipilih sebagai sampel penelitian. penelitian menggunakan uji beda rerata
Kegiatan eksperimen dari masing- (uji ) dua arah untuk mengetahui
masing kelas dilaksanakan selama apakah hasil belajar matematika dari
kurang lebih selama 6 minggu termasuk kedua kelas sama atau berbeda.
pengambilan data. Materi yang
diajarkan saat melakukan eksperimen
yaitu penjumlahan, pengurangan, HASIL DAN PEMBAHASAN
perkalian dan pembagian. Pengambilan
data pada penelitian ini yaitu dengan Hasil Penelitian
memberikan soal tes essai dengan Pengolahan data hasil penelitian
materi mengenai penjumlahan, dapat dilihat pada tabel 1 sampai
pengurangan, perkalian dan pembagian. dengan tabel 4. Hasil perhitungan
Instrumen tes yang diberikan sebanyak dimulai dari ringkasan hasil uji
15 butir soal valid yang diuji secara deskripsi data, yaitu menentukan nilai
empiris untuk mengukur hasil belajar mean, median, modus, varians dan
mereka setelah diajarkan dengan simpangan baku. Hasil uji prasyarat
menggunakan alat peraga yang berbeda. data, yaitu hasil uji normalitas dengan
Pengambilan data atau pengerjaan tes uji Liliefors dan hasil uji homogenitas
ini dilakukan selama 90 menit pada denga uji Fisher. Hasil uji hipotesis
masing-masing kelasnya dengan dengan uji . Perhitungan analisis data
diawasi oleh dua orang pengawas, yaitu seluruhnya menggunakan software
guru kelas dan penulis. microsoft exel 2007.

Tabel 1. Ringkasan Perhitungan Statistik Deskriptif


Data Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Mean 79,10 69,60
Median 78,50 69,50
Modus 89,90 70,07
Varians 86,78 76,83
Simpangan Baku 9,31 8,76
Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 2. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data


Kelompok Data Lhitung Ltabel Simpulan
Eksperimen 0,176 0,190 Berdistribusi Normal
Kontrol 0,137 0,190 Berdistribusi Normal
Sumber : Data primer yang diolah

≈ 250 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

Tabel 3. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas


Kelompok Data Varians Fhitung Ftabel Simpulan
Eksperimen 86,79 Kedua data merupakan
1,13 2,15
Kontrol 76,83 data homogen
Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Analisis Data


Kelompok Data Mean hitung tabel Simpulan
Terdapat pengaruh yang
Eksperimen 79,10 signifikan penggunaan
3,39 2,03 alat peraga kartu domino
Kontrol 69,60 terhadap hasil belajar
matematika
Sumber : Data primer yang diolah

Pembahasan Hasil Penelitian matematika peserta didik yang diajarkan


Estiningsih dalam Anriani (2013) menggunakan alat peraga matematika
menyatakan bahwa alat peraga kartu domino lebih tinggi dari hasil
merupakan media pengajaran yang belajar matematika peserta didik yang
mengandung atau membawakan ciri-ciri diajarkan dengan menggunakan alat
dari konsep yang dipelajari. Iswadji peraga konvensional.
dalam Anriani (2013) menyatakan Pada tabel 2 dapat kita lihat
bahwa alat peraga matematika adalah bahwa nilai Lhitung dari kedua kelas
seperangkat benda konkret yang lebih rendah dari nilai Ltabel yang berarti
dirancang, dibuat, dihimpun atau bahwa H0 diterima. Rendahnya nilai
disusun secara sengaja yang digunakan Lhitung ini menunjukkan bahwa kedua
untuk membantu menanamkan atau data dari masing-masing kelas
mengembangkan konsep-konsep atau berdistribusi normal. Sehingga dapat
prinsip-prinsip dalam matematika. Ini dikatakan bahwa data yang diperoleh
berarti bahwa diperlukannya alat peraga pada penelitian ini adalah data yang
matematika guna membantu peserta ajeg atau tetap atau konsisten.
didik dalam mempelajari konsep Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa
matematika. nilai Fhitung lebih rendah dari Ftabel. Ini
Definisi tersebut sesuai dengan berarti H0 diterima dan kedua data
hasil penelitian ini. Berdasarkan hasil adalah data yang homogen atau setara.
penelitian, dapat diketahui bahwa hasil Sehingga kedua data dapat digunakan
belajar matematika dari masing-masing untuk penelitian lebih lanjut yaitu untuk
kelas dapat dikatakan baik. Namun, mengetahui apakah hasil belajar yang
hasil belajar yang diperoleh pada kelas diajarkan menggunakan alat peraga
eksperimen lebih baik dari kelas kartu domino sama dengan hasil belajar
kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai yang diajarkan menggunakan alat
rata-rata pada kelas eksperimen sebesar peraga konvensional.
79,10 lebih tinggi dari nilai rata-rata Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa
pada kelas kontrol sebesar 69,60. Hal hitung lebih besar dari tabel. Ini berarti
ini juga dapat dilihat dari nilai median, bahwa H0 ditolak, sehingga terdapat
modus dan simpangan baku. Ini pengaruh yang signifikan penggunaan
bermakna bahwa hasil belajar alat peraga matematika kartu domino

≈ 251 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

terhadap hasil belajar matematika pada Karena itulah dalam pembelajaran


peserta didik kelas III Sekolah Dasar. matematika kita perlu menggunakan
Atau nilai rata-rata yang diajarkan alat peraga. Dengan menggunakan alat
dengan menggunakan alat peraga kartu peraga maka:
domino lebih tinggi daripada nilai rata- a. Proses belajar mengajar
rata yang diajarkan dengan alat peraga termotivasi, baik peserta didik
konvensional. maupun guru dan terutama peserta
Berdasarkan hal tersebut, maka didik. Minatnya akan timbul, ia
sangat penting mengajarkan matematika akan senang, tertarik, dan karena itu
pada anak menggunakan alat peraga. akan bersikap positif terhadap
Pada dasarnya, anak belajar melalui pengajaran matematika,
benda/objek konkret. Untuk memahami b. Konsep abstrak matematika
konsep abstrak anak memerlukan tersajikan dalam bentuk konkret
benda-benda konkret (riil) sebagai dan karena itu lebih dapat dipahami
perantara atau visualisasinya. Konsep dan dimengerti serta dapat
abstrak yang baru dipahami peserta ditanamkan pada tingkat-tingkat
didik akan mengendap, melekat, dan yang lebih rendah. (Hawa dan
tahan lama bila peserta didik belajar Yogi, 2014).
melalui perbuatan dan dapat dimengerti Selain itu alat peraga memiliki
peserta didik, bukan hanya melalui fungsi, diantaranya:
mengingat-ingat fakta. 1. Sebagai media dalam menanamkan
Secara umum alat peraga adalah konsep-konsep matematika
alat bantu proses belajar mengajar. 2. Sebagai media dalam memantapkan
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan pemahaman konsep matematika
untuk merangsang pikiran, perasaan, 3. Sebagai media untuk menunjukkan
perhatian dan kemampuan atau hubungan antara konsep
ketrampilan dalam belajar sehingga matematika dengan dunia sekitar
dapat mendorong terjadinya proses kita
belajar. Dengan adanya alat peraga Salah satu alat peraga matematika
maka peserta didik dapat memperoleh yang dapat digunakan untuk berhitung
berbagai pengalaman nyata sehingga yaitu kartu domino. Kartu domino
materi pelajaran mudah dipahami. merupakan suatu media pembelajaran
Selain itu dengan adanya alat peraga yang dapat digunakan untuk menarik
maka dapat mendorong peserta didik minat peserta didik dalam pembelajaran
mengingat apa yang sudah dipelajari. matematika. Selain itu kartu domino
Hal ini juga sejalan dengan hasil juga digunakan untuk menghafal fakta
penelitian dari Wijayanti (2015). Hasil dasar penjumlahan, pengurangan,
penelitiannya menyatakan bahwa perkalian dan pembagian serta
pencapaian hasil belajar matematika digunakan untuk menghafal bangun-
sebelum menggunakan alat peraga bangun geometri. (Suhaemi, 2013). Alat
matematika hanya sekitar 40%, namun peraga matematika merupakan game
setelah diajarkan menggunakan alat yang dijadikan sebagai alat peraganya
peraga matematika pencapaiannya yaitu math domino atau domino
meningkat menjadi 80%. Ini berarti matematika. Math domino dibuat untuk
terdapat pengaruh yang signifikan melatih kemampuan nalar peserta didik
media pembelajaran matematika dalam menyelesaikan permainan tanpa
terhadap hasil belajar matematika. mencoret hasilnya di kertas.

≈ 252 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

Assegaf (2016), menjelaskan angka-angka pada kartu. Alat peraga ini


manfaat dari alat peraga matematika dapat merangsang kemampuan
kartu domino antara lain: kreativitas peserta didik dalam
1. Sebagai motivasi bagi guru untuk menyusun tata letak domino atau
menerapkan metode mengajar dan melatih strategi dalam bermain agar
media pembelajaran dalam setiap dapat memeperoleh kemenangan
kegiatan proses belajar mengajar disetiap babak yang disediakan.
matematika, terutama penggunaan Berbeda dengan kelas yang
alat peraga. diajarkan dengan menggunakan alat
2. Dapat menyelesaikan permasalahan peraga konvensional. Mereka cenderung
dengan cara berpikir kritis maupun biasa saja di saat belajar, beberapa
dengan kelompok. peserta didik terlihat jenuh dengan
Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh jalannya kegiatan belajar berdasarkan
guru, melaikan juga dapat dirasakan model belajar yang digunakan. Alat
peserta didik. Pada peserta didik yang peraga yang digunakan pun hanya
diajarkan dengan menggunakan alat seadanya yang ada di dalam kelas.
peraga domino mereka sangat senang Sebatas menggunakan menyimpan di
dan antusias dalam belajar. Mereka dalam otak dan menghitung dengan jari.
sangat aktif dalam belajar. Hal ini Selain itu, perhitungan yang digunakan
disebabkan mereka melakukan belajar dalam alat peraga konvensional ini juga
seperti melakukan permainan. Selain itu terbatas pada penjumlahan dan
dengan adanya alat peraga domino pengurangan namun aga kesulitan pada
inipun mereka lebih mahir dalam perkalian. Pembelajaran yang terjadi
melakukan perhitungan karena mulai dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar
terbiasa dan terlatih dalam menghitung 3 berikut ini.

Gambar 2. Pembelajaran Kelas Kontrol

≈ 253 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

Gambar 3. Pembelajaran Kelas Eksperimen

Yeatis (2015) menyatakan “cards banyaknya materi yang harus diterima


offer a natural link to Match concepts, di sekolah, selain itu dengan
games motivate students to play again menggunakan kartu domino ada
and again”, atau jika diartikan kurang keasyikan tersendiri dalam belajar
lebih berbunyi “kartu menawarkan sehingga peserta didik akan tertarik dan
hubungan yang alami dengan konsep mudah untuk menerima, mengerti dan
matematika, dengan permainan akan memahami pelajaran yang dipelajari.
meningkatkan motivasi peserta didik Dari pengalaman yang pernah penulis
untuk bermain lagi dan lagi”. Dari terapkan di dalam kelas peserta didik
pernyataan di atas, dapat diambil merasa senang tanpa disadari bahwa
simpulan bahwa pembelajaran mereka bermain tapi pada intinya
matematika akan lebih membuat peserta mereka sedang belajar.
didik termotivasi dan aktif jika Permainan alat peraga domino ini
pembelajaran dibawa masuk dalam dapat dilakukan oleh 2-4 anak. Setelah
permainan kartu dan merangsang daya kartu pertama dilempar, kartu
pikir peserta didik untuk berpikir berikutnya akan mengikuti. Adapun
menggunakan logika. Hal seperti ini prosedur pelaksanaan permainan
akan membuat pembelajaran berjalan menggunakan kartu domino matematika
dengan efektif dan efisien dan menyasar adalah sebagai berikut:
ke hasil belajar yang memuaskan. Hasil 1. Anak-anak dibagi menjadi 4
belajar yang memuaskan merupakan kelompok (setiap kelompok terdiri
indikator dari keberhasilan guru dari 3-4 peserta didik
menanamkan pemahaman konsep 2. Tiap kelompok diberikan masing-
kepada peserta didik. masing 5 buah kartu dari 28 kartu
Dalam pembelajaran matematika yang tersedia
dengan mengunakan media 3. Seorang pemain meletakkan kartu
pembelajaran kartu domino lebih efektif di depannya sebagai pemain
dan berhasil daripada menggunakan pertama, misalnya kartu 24 + 6 dan
media belajar yang konvensional pada bagian bawah (11 3) 3
terutama bagi peserta didik yang daya maka berarti hasilnya yaitu 30 dan
ingatnya kurang dalam belajar karena 30,

≈ 254 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

Dalam permainan domino kita


tidak hanya bisa bertahan tetapi juga
perlu menyerang. Dan untuk bisa
menang juga tidak hanya menyerang
melainkan harus bisa bertahan. Dengan
permainan menggunakan alat peraga
domino peserta didik dilatih
kemampuan menghitung di luar kertas
Gambar 4. Alat Peraga Matematika
atau tanpa mencoret kertas agar peserta
Kartu Domino
4. Pemain yang kedua meletakkan didik lebih bisa menjadi kreatif dan
juga kartu yang bernilai sama terus mengingat materi pelajaran
dengan hasil operasi di atas matematika di domino tersebut.
Kelebihan alat peraga kartu
domino dibanding alat peraga lainnya,
antara lain: Sebagian besar peserta didik
telah mengetahui cara bermain kartu
domino sehingga tidak sulit untuk
diterapkan dalam belajar dan Dapat
meningkatkan kemampuan hitung
peserta didik, karena semakin banyak
Gambar 5. Alat Peraga Matematika berlatih dalam menghitung maka
Kartu Domino peserta didik akan semakin mahir. Pada
5. Kartu yang nilainya tidak sama, setiap kelebihan pasti terdapat
dapat mencari pada tumpukan kartu kekurangan. Begitu juga pada
yang sisa, dan hanya berhak penggunaan alat peraga domino terdapat
mengambil satu buah kartu saja, kekurangan, antara lain: Untuk
6. Pemenang adalah yang selesai atau perhitungan tertentu seperti logaritma,
kartunya lebih dahulu habis, akar dan lainnya belum tepat jika
7. Bila kartu pada tumpukan di atas digunakan untuk peserta didik tingkat
meja habis, sedang kartu di tangan sekolah dasar. Hal ini disebabkan angka
belum selesai, maka pemenang tersebut sulit dipahami peserta didik.
adalah yang mempunyai nilai Membutuhkan ketelitian dan pemikiran
terkecil, atau jumlah selisih nilai keras, karena agak sulit untuk mencari
kartunya paling sedikit, angka yang berkaitan dengan kartu
8. Misal Kelompok A Masih sebelumnya.
Mempunyai 2 Buah Kartu, Maka
Kelompok A Mempunyai Nilai
30+10+40+10 = 90. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
20 +10 20 +20 Simpulan dari penelitian ini yaitu
terdapat pengaruh yang signifikan
penggunaan alat peraga matematika
(8 2) - 6 kartu domino terhadap hasil belajar
2 5 matematika siswa kelas III Sekolah
Dasar. Hasil belajar pada peserta didik
Gambar 6. Alat Peraga Matematika yang diajarkan menggunakan alat
Kartu Domino peraga matematika kartu domino lebih

≈ 255 ≈
JKPM, Vol.01, No.02, 01 Jun 2016, hlm. 247–256 Nurfitriyanti, dkk., Penggunaan Alat Peraga Kartu ⋯

tinggi dari hasil belajar yang diajarkan didik diharapkan dapat mengembangkan
menggunakan alat peraga konvensional. cara logika atau ketangkasan mereka
Hal ini terlihat dari rata-rata nilai dalam menerapkan matematika sebagai
matematika pada kedua kelas. sarana penemuan konsep dan membantu
mereka dalam belajar menghitung
Saran penjumlahan, pengurangan, perkalian
Dengan adanya artikel ini dan pembagian. Selain itu, pihak
diharapkan agar guru dapan sekolah diharapkan turut serta untuk
mengembangkan model pembelajaran membantu dalam penyediaan alat
menggunakan alat peraga matematika peraga matematika, hal ini akan berguna
dalam kegiatan belajar mengajar. untuk kelancaran proses belajar
Dengan adanya alat peraga, peserta mengajar yang dilaksanakan.

DAFTAR RUJUKAN

Anriani, N. dkk. 2013. Alat Peraga “Domino Logaritma”. Dikutip dari


http://andryatecnomath.blogspot.co.id/2013/11/alat-peraga-domino-
logaritma.html?m=1
Assegaf, R. 2016. The Colorful of Mathematics. Dikutip dari http://rogayah
assegaf.blogspot.co.id/2016/05/alat-peraga-matematika.html?m=1
Hudojo, H. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP.
Liberna, H. dan Yogi Wiratomo. 2014. Metode Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Mitra Abadi.
Novianti, R. D. dan M. Syaichuddin. 2010. Pengembangan Media Komik Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan PemahamanBentuk soal Cerita Bab Pecahan
pada Siswa Kelas V SDN Ngembungi. Dikutip dari http://scholar.google.co.id
Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Suhaemi, Emmi.2013. Permainan Kartu Domino Sebagai Media Pembelajaran
Matematika Persamaan Linear Satu. (https://suarasiswanews.wordpress.
com/mgmp/permainan-kartu-domino-sebagai-media-pembelajaran-matematika-
persamaan-linear-satu-variabel/)
Wijayanti, I. D.. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis
Adobe Flash CS3 Untuk SD/MI Kelas V Semester II Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Pecahan. Dikutip dari http://scholar.google.co.id
Yeatis, K. L. Mega Fun Card Game Match. Diakses dari www.library.nu

≈ 256 ≈

Вам также может понравиться