Вы находитесь на странице: 1из 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah pada mata kuliah bimbingan konseling dengan makalah
yang berjudul “PERAN GURU DALAM BIMBINGAN KONSELING”.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan teman-teman yang telah memberikan dukungan moril sehingga penulis mampu
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehinng tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Bandung, November 2013

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan, semua yang terkait dengan proses tersebut mempunyai
peran dan tanggungjawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing – masing peran tersebut
harus berjalan secara sinergis saling melengkapi sehingga membentuk sustu sistem yang harmonis.
Dari peran – peran yang ada, peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan sehingga
kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Bimbingan
dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki pengertian
yang khas. Dengan bimbingan dan konseling tersebut, siswa akan melakukan aktifitas belajar
sesuai dengan apa yang telah ditentukan, atau telah diatur dalam suatu aturan (norma).
Sebagaimana dikemukakan oleh Moeliono (1993: 208) bahwa disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma.
Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3
dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Bimbingan merupakan
bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam
hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih
berkembang ke arah yang semaksimal mungkin.
Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan
pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut. Melihat begitu
kompleksnya tugas seorang guru serta begitu pentingnya bimbingan dan konseling bagi siswa-
siswi di sekolah, maka kami bermaksud untuk memaparkan sebuah makalah yang akan membahas
dan mengupas lebih jauh tentang peranan guru dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan
konseling di sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling ?
2. Bagaimana kerja sama guru dengan konselor dalam layanan bimbingan ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan konseling.
2. Mengetahui bagaimana kerja sama guru dengan konselor dalam layanan bimbingan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Peranan Guru dalam Bimbingan


Konseling
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan bimbingan
konseling yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium,
studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan
lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement
untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai
dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya
berhasil atau tidak.

B. Peranan Guru Dalam Pelaksaanaan


Bimbingan Dan Konseling
Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :

1. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas


Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Dengan demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu
sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata
pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi dan religius, bersahabat,
ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
Kejelasan gambaran tugas dapat memotivasi guru untuk berperan secara aktif dalam
kegiatan bimbingan dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan itu.
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya guru yang bersifat otoriter akan
menimbulkan suasana tegang, hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk
mengemukakan kesulitan-kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu menjadi terbatas.
Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi bimbingan dalam kegiatan
belejar-mengajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai
dengan fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu:
a. Mengarahkan siswa agar lebih mandiri
b. Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.
c. Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.
d. Pemahaman siswa secara empatik.
e. Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
f. Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan siswa.
g. Kekonkretan dalam menyatakan diri.
h. Penerimaan siswa secara apa adanya.
i. Perlakuan terhadap siswa secara permissive.
j. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa untuk menyadari
perasaannya itu.
k. Pengembangan terhadap siswa menjadi individu yang lebih dewasa.
Abu ahmadi (1977) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar, sebagai berikut :
a) Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan
bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. Suasana
yang demikian dapat meningktakan motivasi belajar siswa, dan dapat menimbulkan rasa percaya
diri siswa.
b) Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat,
dan pembawaannya.
c) Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Tingkah laku siswa yang
tidak matang dalam perkembanagn sosialnya ini dapat merugikan dirinya sendiri maupun teman-
temannya.
d) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Guru dapat memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi para siswa untuk mengembangkan
kemampuannya.
e) Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minatnya.
Berhubung guru relatif lama dengan para siswanya, maka kesempatan tersebut dapat
dimanfaatkannya untuk memahami potensi siswa. Guru dapat menunjukkan arah minat yang
cocok dengan bakat dan kemampuannya. Melalui penyajian materi pelajaran, usahakan bimbingan
tersebut dapat dilaksanakan.
3. Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di luar Kelas
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah :
 Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
 Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
 Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor
 Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan
perbaikan, program pengayaan).
 Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang
menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
 Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
 Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
 Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan
dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

C. Kerja Sama Guru Dengan Konselor


Dalam Layanan Bimbingan
Dapat dikatakan bimbingan di sekolah akan lebih efektif bila guru dapat bekerja sama
dengan konselor sekolah dalam proses pembelajaran. Namun konselor mempunyai keterbatasan
dalam hal yang berkaitan dengan Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa, hal ini
karena tenaga konselor masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup
banyak tidak bisa dilakukan secara intensif, sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua
bentuk layanan seperti memberikan pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu,
dan sebagainya.
Di samping itu Guru juga mempunyai keterbatasan – keterbatasan dalam memberi
bimbingan terhadap murid, diantaraya :
a. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam, karena guru
tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.
b. Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas yang
lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa
mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan
kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran peserta didik. Guru di masa mendatang tidak
lagi menjadi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi dan
pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini. Di
masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih pandai di tengah-tengah peserta didiknya.
Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian
cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan
baik dari peserta didik, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan
profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus
melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Disamping
itu, guru masa depan harus paham penelitian guna mendukung terhadap efektivitas pengajaran
yang dilaksanakannya, sehingga dengan dukungan hasil penelitiaan guru tidak terjebak pada
praktek pengajaran yang menurut asumsi mereka sudah efektif, namum kenyataannya justru
mematikan kreativitas para peserta didiknya. Begitu juga, dengan dukungan hasil penelitian yang
mutakhir memungkinkan guru untuk melakukan pengajaran yang bervariasi dari tahun ke tahun,
disesuaikan dengan konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang
berlangsung.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam pelaksanaan
Bimbingan Konseling di Sekolah - sekolah sangat penting sekali. Guru mempunyai peran yang
sentral dalam kegiatan Bimbingan dan konseling yaitu :
1. Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan
bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian.
2. Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan-kecakapan, sikap, minat,
dan pembawaannya.
3. Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku social yang baik.
4. Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
5. Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya.

Вам также может понравиться