Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tahun 1968, dengan nama “Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang”, dan
diumumkan dalam tambahan No. 36, Berita Negara No. 56, tanggal 5 Juli 1968.
82
83
Tahun 1974, status perusahaan diubah dari perusahaan negara menjadi perusahaan
negara perseroan terbatas (“perusahaan perseroan”) dan sejak itu dikenal sebagai
pertambangan lainnya dan Satu unit eksplorasi. Pertambangan Pasir Besi Cilacap
Gebe dimulai pada tahun 1979. Kegiatan eksplorasi emas di Pongkor dimulai
pada tahun 1988 dan mulai berproduksi pada tahun 1994. karena meningkatnya
Sejak tahun 1980, aktivitas unit Geologi telah menjangkau hampir seluruh
wilayah Indonesia dan menghasilkan data eksplorasi yang sangat berharga untuk
ANTAM.
Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Aneka Tambang Jl. Letjen T.B.
Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia. Disamping itu,
Antam,Tbk adalah :
1. Nikel
Bijih nikel Antam terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel
limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% -
1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan
saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit
terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar 1,5%-
2,5% nikel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan melalui
feronikel. Feronikel Antam mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar 80% besi.
Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta dengan
karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan sebagai bahan
baku untuk produksi baja nirkarat. Penambangan bijih nikel saat ini di Pomalaa (
di Pomalaa. Nikel sebagai salah satu “usaha inti” PT Antam,Tbk ditunjang oleh
potensi cadangan nikel yang cukup besar. Upaya lebih lanjut dalam memantapkan
bisnis inti adalah dengan jalan membangun pabrik stainless steel dengan bahan
feronikel Pomalaa sejak 1992, bekerjasama dengan Mitsui and Co.Ltd. Sejak awal
tahun 1995 sudah beroperasi secara komersial dengan kapasitas 11.000 ton nikel
pertahun. Citra mutu feronikel Pomalaa sangat baik dan terus diupayakan
mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari SGS Yaesley. Hal ini menunjukkan bahwa
Indonesia sesuai struktur geologinya dinilai sebagai salah satu negara yang
memiliki potensi emas dan perak yang cukup besar. PT Antam,Tbk melakukan
program eksplorasi secara terencana dan sistematis terutama di daerah Jawa Barat.
Dari hasil eksplorasi telah ditemukan cadangan baru emas dan perak dalam
jumlah besar di daerah gunung Pongkor, Kabupaten Bogor dan mulai berproduksi
menghasilkan 2,5 ton Emas dan 20 ton perak per tahunnya dengan cadangan
dengan kapasitas produksi per tahunnya sebesar 100 ton Emas dan 270 ton Perak.
Emas dan Perak hasil produksi PT Antam telah dipasarkan secara luas di dalam
negeri maupun ke manca negara dengan merk LM (Logam Mulia). Produk emas
dan perak Logam Mulia telah terakreditasi lisensi merek dagang internasional dari
3. Bauksit
campuran silika, berbagai oksida besi dan titanium dioksida. Indonesia memiliki
potensi bauksit yang cukup besar. Pada saat ini, pertambangan bauksit di
Indonesia hanya terdapat di Kijang, Pulau Bintan, yang baru mulai ditambang dan
diekspor pada tahun 1935 oleh NV NIBEM (NV Nederlansch Indische Bauxite
4. Pasir Besi
dan dilanjutkan ke daerah Kutoarjo, Jawa Tengah sejak 1980. Produk pasir besi
dan Sulawesi. Cadangan pasir besi terdapat di sepanjang pantai selatan pulau Jawa
5. Geologi
Unit geologi merupakan satu dari tujuh unit usaha PT Antam,Tbk. Misi
yang diemban oleh unit tersebut, ditujukan untuk menawarkan jasa-jasa eksplorasi
unit Geologi dalam menjalankan usahanya antara lain terlihat dari keberhasilan
87
menemukan deposit emas di gunung Pongkor Jawa Barat, yang saat ini
1. Visi Perusahaan
A. Global
B. Berbasis Pertambangan
Berbasis sumber daya mineral dan batu bara dengan diversifikasi dan integrasi
C. Pertumbuhan sehat
2. Misi Perusahaan
lingkungan hidup.
keunggulan kompetitif.
(open pit mining) di wilayah operasi pertama, yaitu di Tambang Air Laya.
Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk, yang
1. Visi Perusahaan
LINGKUNGAN.
2. Misi Perusahaan
sebelumnya.
kepedulian lingkungan.
panjang.
91
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang didirikan pada 1973 adalah salah
material logam dan mineral alam dalam hal eksplorasi, eksploitasi, menambang,
hak untuk eksplorasidan eksploitasi batu bara di lahan seluas hampir 90.938 hek
kepemilikan KPC (Kaltim Prima Coal) dan Arutmin, PT Bumi Resources Tbk.
sepertiga dari Indonesia total produksi batubara pada tahun 2005. Dengan
produksi kotor dari 44.9 juta ton pada tahun 2005, BUMI juga merupakan salah
satu dari lima eksportir batubara thermal terbesar di dunia. Pada tahun 2005,
BUMI telah meraih output yang mencapai pertumbuhan produksi kotor tahunan
sebesar 23,5% dari 36,4 juta ton pada tahun 2004. Dari total produksi batu bara
2005 kotor, sekitar 30% dari output yang diambil oleh armada pertambangan
kontrak jangka dengan sisa 21% didasarkan pada tempat penjualan. Sebagian
besar jangka kontrak ini adalah untuk periode satu tahun atau lebih. Strategi
BUMI adalah lebih mengandalkan pada kontrak jangka panjang dalam rangka
untuk mengurangi volatilitas harga jual serta menjamin pendapatan stabil selama
92
pemasaran internasional seperti Mitsubishi untuk pasar Jepang dan Glencore pasar
non-Jepang, dan BHP Billiton untuk keseluruhan pasar internasional. Untuk pasar
untuk menjaga kestabilan dan memberikan rasa aman pada pelanggan melalui
harga jual rata-rata batubara yang berlaku di bawah harga spot batubara global,
menganggap bahwa nilai yang diterimanya dari arus pendapatan yang stabil yang
didukung kontrak jangka panjang, hasilnya jauh lebih bagus daripada keuntungan
1. Visi Perusahaan
dan pertambangan
2. Misi Perusahaan
Visi dan misi BUMI yang menjadi tumpuan dalam setiap aktivitas yang
3. Filosofi Perseroan
data sekunder yaitu dari corporate governance perception index (CGPI). Indeks
terpercaya jika corporate governance perception index berada pada rentang 70-84
berada pada rentang 85-100. Berikut data corporate governance perception index
Tabel 4.1
Data Corporate Governance Perception Index( CGPI ) Perusahaan Pertambangan
tahun 2009-2012
No Perusahaan Tahun CGPI Kriteria
1 ANTM 2009 85,87% Sangat Terpercaya
2010 85,49% Sangat Terpercaya
2011 86,15% Sangat Terpercaya
2012 86,56% Sangat Terpercaya
2 BUMI 2009 73,82% Terpercaya
2010 69,33% Cukup Terpercaya
2011 70,83% Terpercaya
2012 72,80% Terpercaya
3 PTBA 2009 82,27% Terpercaya
2010 84,11% Terpercaya
2011 84,33% Terpercaya
2012 82,56% Terpercaya
Sumber: Data yang Telah Diolah
selama periode tahun 2009-2012. Kemudian PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
Tbk, peringkat corporate governance perception index pada tahun 2010 sempat
masuk dalam kategori cukup terpercaya, akan tetapi pada tahun 2011 dan tahun
100%
80%
60% ANTM
40% BUMI
PTBA
20%
0%
2009 2010 2011 2012
Gambar 4.1
PT.Aneka Tambang Tbk merupakan yang paling tinggi selama periode tahun
Resources Tbk merupakan yang paling rendah selama periode tahun 2009-2012
Tabel 4.2
Data Profitabilitas (ROE) Masing-Masing Emiten
Selama Periode Tahun 2009 – 2012
Laba Bersih Total Equity
No Perusahaan Tahun (Ribuan) (Ribuan) ROE
1 ANTM 2009 Rp.1.604.307.088 Rp.8.148.939.490 19,69%
2010 Rp. 1.683.399.992 Rp.9.580.098.225 17,57%
96
Pada tabel 4.2 dapat dilihat return on equity PT.Aneka Tambang Tbk
cenderung mengalami kenaikan dari tahun ketahun selama periode tahun 2009-
penurunan dari tahun ketahun selama periode tahun 2009-2012. Demikian juga
yang terdaftar di Burasa Efek Indonesia selama periode tahun 2009-2012 dapat
60%
40%
20%
ANTM
0%
-20% BUMI
-40%
-60% PTBA
-80%
2009 2010 2011 2012
Gambar 4.2
Pada grafik diatas dapat dilihat trend return on equity pada PT.Aneka
Tambang Tbk cenderung naik dari tahun ke tahun selama periode tahun 2009-
2012. Namun hal sebaliknya terlihat pada return on equity pada PT.Bumi
Resources Tbk dan PT.Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, dimana cenderung
menurun dari tahun ke tahun selama periode tahun 2009-2012. Secara rata-rata
memiliki return on equity yang paling tinggi, sebaliknya PT.Bumi Resources Tbk
terdapat pada tabel 4.1, selanjutnya dihitung nilai statistik deskriptif yang meliputi
jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Corporate Governance Perception Index
Tahun 2009-2012
Descriptive Statistics
CGPI
Emiten N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ANTM 4 86,0175 ,45162 85,49 86,56
BUMI 4 71,6950 2,00650 69,33 73,82
PTBA 4 83,3175 1,05266 82,27 84,33
Total 12 80,3433 6,60135 69,33 86,56
98
yaitu sebesar 80,34%, dengan nilai maksimum sebesar 86,56% yaitu didapat PT
Aneka Tambang Tbk tahun 2012 dan nilai minimum sebesar 69,33% yang didapat
PT Bumi Resources Tbk pada tahun 2010. Secara rata-rata selama periode tahun
tertinggi, hal ini dikarenakan penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dilakukan
oleh perusahaan sudah baik serta penilaian indikator GCG yakni Self Assessment,
Dokumen, Makalah serta Observasi memiliki nilai yang sangat tinggi, sedangkan
hal ini dikarenakan penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dilakukan oleh
perusahaan belum cukup baik serta penilaian indikator GCG yakni Self
rendah.
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.2, selanjutnya dapat dihitung
nilai statistik deskriptifnya yang meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel
(mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi untuk variabel
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Return on equity (ROE)
Tahun 2009-2012
Descriptive Statistics
ROE
Emiten N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
ANTM 4 19,6050 2,62919 17,57 23,29
BUMI 4 -13,3025 39,27811 -65,90 19,24
PTBA 4 35,9750 9,13230 26,68 47,84
Total 12 14,0925 30,05770 -65,90 47,84
bervariasi. Dengan nilai rata-rata sebesar 12,45%, nilai minimum sebesar -65,90
yaitu dialami PT Bumi Resources Tbk tahun 2012 dan nilai maksimum sebesar
47,84 yang diperoleh PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk pada tahun 2009.
Batubara Bukit Asam Tbk menjadi yang tertinggi, hal ini dikarenakan laba bersih
perusahaan yang tinggi dimana hal ini diakibatkan oleh penjualan yang naik dari
tahun ke tahun serta efisiensi biaya yang dilakukan perusahaan, tercermin dari
Bumi Resources Tbk menjadi yang terendah, hal ini dikarenakan penjualan yang
tidak naik akan tetapi beban operasional dari tahun ketahun naik, sehingga
data kedua variabel yang digunakan untuk perhitungan analisis regressi seperti
Tabel 4.5
Pasangan Data Variabel X dan Variabel Y Untuk Analisis Regressi
No Perusahaan Tahun CGPI ROE
1 ANTM 2009 85,87% 19,69%
2010 85,49% 17,57%
2011 86,15% 17,87%
2012 86,56% 23,29%
2 BUMI 2009 73,82% 19,24%
2010 69,33% 14,07%
2011 70,83% -20,62%
2012 72,80% -65,90%
3 PTBA 2009 82,27% 47,84%
2010 84,11% 31,55%
2011 84,33% 37,83%
2012 82,56% 26,68%
Data yang terdapat pada tabel 4.5 selanjutnya diolah menggunakan analisis
Sebelum hasil analisis regressi diuji dan dianalisa lebih lanjut, ada
beberapa asumsi yang harus diuji guna mengetahui apakah kesimpulan dari hasil
regressi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji multikolinieritas
101
(untuk regressi linear berganda), uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi (untuk
data yang berbentuk deret waktu). Pada penelitian ini hanya tiga asumsi yang
disebutkan diatas tersebut harus diuji karena variabel bebas yang digunakan pada
penelitian ini hanya satu sehingga tidak perlu dilakukan uji multikolinieritas.
normal maka kesimpulan dari uji t masih diragukan, karena statistik uji t dalam
analisis regressi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (asymp.sig.) yang
(0,05), maka dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi dari model regressi
berdistribusi normal.
tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak efisien.
Untuk menguji apakah varian dari error term homogen atau tidak, digunakan uji
nilai absolut dari error term. Apabila koefisien korelasi signifikan pada tingkat
berikut dapat dilihat nilai signifikansi koefisien korelasi variabel bebas dengan
Tabel 4.7
Berdasarkan hasil olahan seperti yang terlihat pada tabel 4.7 diatas dapat
dilihat nilai signifikansi dari koefisien korelasi variabel bebas dengan nilai absolut
error term (0,090) masih lebih besar dari 0,05. Karena nilai korelasi variabel
bebas dengan nilai absolut error term tidak signifikan maka dapat disimpulkan
103
bahwa error term dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak
terjadi heteroskedastisitas).
berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error term
dari observasi yang satu dipengaruhi oleh error term dari observasi yang
Tabel 4.8
Watson (D-W) sebesar 2,052, kemudian dari tabel Durbin-Watson pada tingkat
diperoleh batas bawah nilai tabel (dL) = 0,927 dan batas atasnya (dU) = 1,324.
Karena 2,052 jatuh diantara dU (1,324) dan 4-dU (2,676), yaitu daerah tidak ada
model regressi. Setelah ketiga asumsi regressi terpenuhi, maka dapat disimpulkan
governance terhadap return on equity memenuhi syarat BLUE (best linear unbias
data tahunan selama 4 tahun pengamatan sehingga total unit analisis yang akan
berikut.
Tabel 4.9
Hasil Regressi Antara Penerapan good corporate governance Terhadap Return on
equity
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -200,707 93,932 -2,137 ,058
1
CGPI 2,674 1,166 ,587 2,294 ,045
a. Dependent Variable: ROE
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada tabel 4.9 dapat
Yˆ 200,707 2,674 X
keterangan :
X = Penerapan good corporate governance (CGPI)
Ŷ = Nilai estimasi return on equity (ROE)
di Bursa Efek Indonesia apabila tidak ada penerapan good corporate governance.
Tabel 4.10
Koefisien Korelasi Penerapan Good Corporate Governance Dengan Kinerja
Keuangan Perusahaan
Correlations
ROE CGPI
ROE 1,000 ,587
Pearson Correlation
CGPI ,587 1,000
ROE . ,022
Sig. (1-tailed)
CGPI ,022 .
ROE 12 12
N
CGPI 12 12
106
Pada tabel 4.10 dapat dilihat nilai koefisien korelasi sebesar 0,587, nilai ini
Bursa Efek Indonesia termasuk cukup kuat atau cukup erat. Koefisien korelasi
Pada tabel 4.9 diperoleh nilai thitung koefisien variabel penerapan good
derajat bebas 12-2 = 10 diperoleh nilai ttabel untuk pengujian dua arah sebesar
2,228. Karena thitung (2,294) lebih besar dari ttabel (2,228), maka pada tingkat
107
Daerah Daerah
Penolakan Ho Daerah Penerimaan Ho Penolakan Ho
0
- t0 ,975 ;10 = - 2, 228 t0,975;10 = 2,228 thitung = 2 ,294
Gambar 4.3
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho
Pada grafik diatas dapat dilihat nilai thitung (2,294) jatuh pada daerah
Tabel 4.11
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,587a ,345 ,279 25,51826 2,052
a. Predictors: (Constant), CGPI
b. Dependent Variable: ROE
Pada tabel 4.11 dapat dilihat nilai R-Square sebesar 0,345 yang dikenal