Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
pendidikan untuk semua (education for all), mulai anak masih dalam kandungan,
ditunjukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang di lakukan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi wargaa negara yang demokratis dan
1
2
bertanggung jawab. Hal ini berarti bahwa peletakan proses pendidikan di Taman
perkembangan secara optimal. apabila tidak dikembangkan dengan baik dan benar
akan menyebabkan penyimpangan terhadap tumbuh kembang anak dan akan sulit
untuk diperbaiki. Hal ini akan merugikan anak dalam menghadapi masa
pendidikan.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) dimasa sekarang sangat penting bagi
tumbuh kembang anak, khususnya diusia 0 sampai 6 tahun. pada masa tersebut
anak sangat peka dengan segala sesuatu dilingkungannya, serta menjadi tahapaan
yang mencakup aspek fisik dan non fisik, dengan memberikan rangsangan
perkembangan jasmani, rohani, motorik, akal pikiran, emosional dan sosial yang
tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembelajaran
spontan dan menyenagkan bagi anak, makna bermain dapat dicapai apabila
alat-alat permainan yang bervariasi dan jumlah yang cukup serta sesuai dengan
usia anak.
3
Masa anak usia taman kanak-kanak (TK) salah satunnya dikenal dengan
mengedepankan kebutuhan dari seorang anak. Anak usia dini dalam mengikuti
oleh guru sehingga perlu adanya perubahan dalam pembeljaran serta dapat
sosial anak.
Anak usia dini merupakan anak yang sedang berada dalam proses
sebab itu, dibutuhkan kondisi dan rangsangan yang sesuai dengan kebutuhan anak
Kemampuan berperilaku sosial perlu dimiliki sejak usia dini sebagai suatu
secara lebih luas. ketidak mampuan anak berperilaku sosial yang diharapkan
kepercayaan pada diri sendiri, menarik diri dari lingkungan dan sebagainnya.
Pengembangan perilaku sosial pada anak usia dini ialah untuk keterampilan
4
berkomunikasi, menjalin persahabatan, dan memiliki etika serta tata krama yang
baik. Perilaku sosial yang berkembang pada awal masa kanak-kanak mempunyai
peranan penting, agar anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya untuk
memasuki dunia lain selain lingkungan keluarga. disini anak mulai dapat belajar
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, berinteraksi dengan
orang dewasa atau teman sebaya yang baru bukan hal mudah dilakukan oleh anak,
terutama jika anak jarang bertemu dengan lingkungan lain. Anak perlu dilatih
keberhasilan anak dalam belajar. Kegiatan belajar mengajar harus sesuai dengan
tujuan yang hendak di capai. Oleh karena itu seorang guru harus dituntut harus
yanitu melalui alat permainan edukatif (APE). permainan edukatif adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang
Alat permainan edukatif (APE) dapat memberi kesempatan pada anak untuk
5
alat permainan.
sesuai harapan, hal ini dilihat dari perilaku sosial anak yang kurang baik seperti
dalam bergaul anak masih memilih-milih temannya, masih ada anak yang tidak
mau menolong temanya karena kuragnya kepedulian anak terhadap sesama, serta
perilaku sosial anak dalam berkomunikasi masih suka berbicara dengan suara
nada ang keras, dan masih ada anak yang cenderung bermain sendiri.
yang ingin dicapai dalam pembelajaran yang mengarah pada perilaku sosial.
Perilaku sosial merupakan hal yang penting untuk menunjang proses pembelajaran
perilaku sosial anak bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui metode
karya wisata, demonstrasi, bercerita, pemberian tugas dan salah satunya melalui
sebagai berikut:
berkualitas.
4. Peneliti lain: untuk menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya jika akan
penelitian ini terbatas pada pengaruh metode karya wisata terhadap perilaku sosial
Alat permainan edukatif (APE) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai edukatif
manusia, yang dipengaruhi oleh hadirnya orang lain, tingkah laku kelompok, atau
sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. pemikiran itu
terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari
BAB II
TINDAKAN
dan topik yang akan diteliti yang berguna untuk menghindari terjadinya
Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui penerapan kegiatan metode
Pudjananti Kecamtan Sigi Biromaru. Teknik pengumpulan data dilakukan deengan cara
Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan tindakan metode bermain peran
dalam untuk aspek menghormati orang lain, kategori berkembang sangat baik (BSB) dari
6,67% menjadi 53,33%, untuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dari 6,67%
menjadi 53, menjadi 20,00%, kemudian untuk kategori mulai berkembang (MB) dari
6,67% menjadi 20,00, untuk ktegri belum berkembang (BB) dari 80,00% menjadi 6,67%.
Kemudian untuk aspek sopan santun, untuk kategori berkembang sangat baik (BSB) dari
6,67% menjadi 46,67%, untuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dari
6,67menjadi 26,67%, kemudian untuk ketegori mulai berkembang (MB) dari 6,67%
9
10
menjadi 13,33%, untuk kategori beelum berkembang (BB) dari 80,00% menjadi 6,67%.
kemudian untuk aspek menjaga lingkunan kelas, kategori berkembang sangat baik (BSB)
dari 6,67%, menjadi 40,00%, untuk kategori berkembang sesuai harapan (BSH) dari
6,67% menjadi 33,33%, untuk kategori mulai berkembang (MB) yaitu dari 26,67,
tentang perilku sosial anak. Perbedaannya pada tindakan yang diberikan yaitu
yaitu melalui alat permaianan edukatif (APE) dan perbedaan lainnya terletak pada
Nupabomba. Masalah utama dalam penelitian ini adalah perilaku sosial anak di
tersebut terlihat dari perilaku sosial anak yang kurang sopan, menganggu teman,
tidak mau berbagi dan bekerja sama dengan teman. Penelitian ini bertujuan untuk
yang melibatkan 20 anak yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Rancangan
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian oleh
observasi dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitin tindakan kelas ini
berkembang (MB) 38,33 % dan kateegori belum berkembaang (BB) sebesar 21,67
uraian latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwaa ada peningkatan perilku
Nupabomba.
tentang perilku sosial anak. Perbedaannya pada tindakan yang diberikan yaitu
metode karya wiisata, Sedangkan tindakan yang diberikan oleh peneliti yaitu
melalui alat permainan edukatif (APE) dan perbedaan lainnya terletak pada setting
Kajian pustaka adalah kajian teoritis yang diarahkan untuk mencari landasan
kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
12
Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais”yang berarti “anak” dan kata
diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
dilakukan agar diri dapat mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung dalam
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertangung jawab.
Pendidikan anak usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang ada
hanya sekali dan tidak dapat diulang kembali. Pada masa itu anak berada pada
periode sensitif yang dimana pada masa inilah anak secara khusus mudah
berbagai dampak dan pelajaran dari lingkungan anak-anak tersebut. Anak pada
usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat penting karena pada masa-masa tersebut
Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan yang ada dalam diri
anak pada masa ini dapat mengalami perkembangan yang cepat, proses
pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu bentuk perlakuan yang
perkembangan anak.
jenjag pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan yang ditunjukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang dapat berguna untuk
seorang anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan
mereka merasa aman dan nyaman secara psikologis. Selain itu, yang perlu
belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa atau teman sebayanya, anak
belajar melalui bermain, minat anak dan rasa keingin tahuannya memotivasinya
kualitas sumber daya manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat
Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “pais”yang berarti “anak” dan kata
diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
dilakukan agar diri dapat mengikuti setiap kegiatan yang berlangsung dalam
Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertangung jawab.
Pendidikan anak usia dini merupakan masa emas (the golden age) yang ada
hanya sekali dan tidak dapat diulang kembali. Pada masa itu anak berada pada
periode sensitif yang dimana pada masa inilah anak secara khusus mudah
berbagai dampak dan pelajaran dari lingkungan anak-anak tersebut. Anak pada
usia 0-6 tahun adalah usia yang sangat penting karena pada masa-masa tersebut
17
Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan yang ada dalam diri
anak pada masa ini dapat mengalami perkembangan yang cepat, proses
pembelajaran anak usia dini merupakan salah satu bentuk perlakuan yang
perkembangan anak.
jenjag pendidikan dasar yang merupakan suatu pembinaan yang ditunjukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang dapat berguna untuk
seorang anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi dan
mereka merasa aman dan nyaman secara psikologis. Selain itu, yang perlu
belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa atau teman sebayanya, anak
belajar melalui bermain, minat anak dan rasa keingin tahuannya memotivasinya
mengemberikan dan demokratis agar menarik anak untuk lebih terlibat dalam
harus diketahui dalam mengembangkan yang sesuai untuk anak sehingga tujuan
dini diantaranya” (1) anak sebagai pembelajar aktif, (2) anak belajar melalui
sensori dan panca indra, (3) anakmembangun pengetahuannya sendiri, (4) anak
berfikir melalui benda kongkrit, (5) anak belajar dari lingkungan. Setiap
yang diharapkan.
pembelajaran pada anak usia dini yang telah di kemukakan di atas memiliki
harus disesuaikan dengan setiap perinsip pembelajaran yang ada yaitu dengan
yang ada pada anak, sehingga prinsip pembelajaran pada anak usia dini harus di
secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan dapat digunakan sebagai sarana
atau alat permainan yang mengandung nilai pendidikan dan dapat difungsikan
Salah satu sarana yang juga menjadi sumber belajar bagi anak di Taman
Kanak-Kanak (TK) adalah alat permainan edukatif yang lebih dikenal dengan
(APE). Alat ini bisa didapatkan dengan cara membelinya dari produsen alat-alat
permainan atau bisa juga dengan membuatnnya sendiri. Pada umumnya para guru
membeli adalah lebih mudah. Hal ini tentu saja melemahkan daya kreatif para
bahwa alat permainan edukatif (APE) adalah “ Alat permainan yang dapat
kognitif, dan sosial anak”. Menurut Aqib (2010:65) mengatakan bahwa “ Alat
dan sosial”.
alat permainan edukatif merupakan alat-alat permainan yang dirancang dan dibuat
Manfaat alat permainan edukatif bagi pendidikan anak usia dini sangat
penting. Alat permainan edukatif atau disingkat dengan APE merupakan jantung
pendidikan anak. Masa prasekolah adalah masa yang penuh dengan bermain,
belajar mengajar sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif dan
efisien.
Mereka bermain dengan benda apa saja yang ada disekitarnya, hal tersebut perlu
tanpa alat permainan edukatif yang memadai taman kanak-kanak (TK) tidak dapt
berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik, alat permainan edukatif yang
sesuai perkembangan anak akan memebrikan perasaan senang dan aman bagi
(2007:622), yakni :
22
1. Syarat Edukatif
2. Syarat Teknis
yang ditingkatkan.
klasik.
3. Syarat Estetika
keamanan dan keselamatan anak seperti penggunaan cat yang tidak beracun, tidak
mudah mengelupas, tidak tajam atau runcing, juga tidak tumpul agar tidak
23
membahaykan anak. Disamping itu uga dibuat dalam bentuk sederhana dan ringan
agar mudah dibawah anak sehingga tidak menyulitkan bagi anak jika ingin
dengan teman atau guru dan menemukan berbagai alternative dalam pemecahan
masalah.
disesuaikan dengan usia anak, alat permainan edukatif sangat beragam ada balok,
anak dalam menggunakannya, menarik bagi anak dan sesuai dengan usia anak.
24
permainan memiliki cici-ciri tertentu, begitu pula dengan alat permainan edukatif
sebagai alat permainan edukatif untuk anak taman kanak-kanak (TK) jika
(APE), merupakan alat permainan edukatif yang dirancang dan digunakan untuk
anak-anak usia TK agar anak-anak dapat bermain dan blajar dengan alat-alat
warna-warni atau menirukan sesuatu yang dilihat. Bermain dapat berupa bergerak,
25
seperti berlari, menyusun puzzle atau mengingat kata-kata sebuah lagu. Dapat pula
melakukan bermain kreatif dengan menggunakan krayon, plastisin, atau tanah liat.
Dunia anak tidak dapat dipisahkan dengan dunia bermain dan hamper
semua kegiatan anak bermain menggunakan permainan. Oleh karena itu, alat
permainan ini tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan anak. Alat permainan yang
dimaksud adalah alat yang digunakan anak untuk memenuhi kebutuhan naluri
akan memebrikan pengalaman baru, maka guru dan orang tua perlu mendampingi
anak pada saat bermain. Mereka bias berperan sebagai asilitator untuk proses
tumbuh kembang anak. Melalui kegiatan bermain dengan alat permainan edukatif
(APE) dari pabrik atau dibuat menggunakan bahan alami yang ada disekitar. Hal
tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam pedoman pembuatan alat
hari.
dating.
tidak didominasi oleh guru atau orang tua saja namun guru dan orang tua bias
anak. Guru dan oran tua juga harus mengetahui aturan-aturan dalam menggunakan
permainan terkhusus alat permainan edukatif saat anak bermain, seperti yang
permainan edukatif
taraf perkembangannya.
mendatag.
perkembangan anak.
Perilaku adalah tindakan atau aktifitas manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan arti yang sangat luas, yaitu berjalan berjalan, berbicara, menagis,
menulis, tertawa, dan lain sebagainnya. Perilaku merupakan ukuran atau indicator
dari tanggapan seseorang terhadap obyek yang diterimannya. Perilaku yang dapat
dilihat dan diamati sebagai kolerasi antara sikap dengan pengalaman, intelektual,
minat, perhatian yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Menurut Al- Barry, M
rangsangan dari pihak lain, maka perilaku ditimbulkan dan bereaksi dan
ditimbulkan dan bereaksi atau memberi jawaban dari rangsangan yang dating dari
pihak lain.
Perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang
lain. Perilaku sosial merupakan salah satu aspek yang paling penting
dikembangkan, karena kehidupan anatar individu tidak luput dari sosial atau
interaksi antar individu maupun antar kelompok. Perilaku sosial juga sangat
berinteraksi dengan teman sebaya, guru di tempat dia berada. Menurut Tal dalam
menyenagkan orang lain tanpa antisipasi reward eksternal “. Dalam suatu suatu
hubungan anatar individu diperlukan adanya interaksi sosial yang baik. Menurut
sosial sebagai suatu perilaku yang secara suka rela dilakukan dengan tujuan agar
Manusia adalah mahkluk sosial sehingga tidak akan terlepas dari orang lain.
mengendalikan diri dinamakan proses sosialisasi. Hasil yang diperoleh dari proses
strategis bagi anak untuk dapat membina hubungan anatar pribadi dalam berbagai
timbul apabila ada rangsanagan dari pihak lain yang dapat menimbulkan reaksi
2. Perilaku tidak sosial adalah orang yang tidak mengetahui apa yang
sendiri, dan
sosialnnya.
yang berbeda-beda tersebut tergantung dari tindakan dan perlakuan yang mereka
dapat sandari individu lain. Menurut Yususf (2010:123) bahwa “Pola perilaku
sosial anak mempunyai standar yang harus ditaati oleh para anggotannya sehingga
yang dapat diterima agar dapat bermasyarakat dan bergaaul”. Bentuk dan perilaku
sosial seseorang dapat pula ditunjukan oleh sikap sosialnya.Lebih lanjud Hurlock
baik akan berusaha lebih keras agar dapat meraih hasil tersebut.
sebayanya.
bersedih.
31
lain.
ini.
11. Perilaku kelekatan pada dasarnya bermula pada masa bayi, yaitu
penuh cinta kasih kepada ibu atau penganti ibu, anak mengalihkan
32
pola perilaku itu kepada anak atau orang lain dan belajar membina
perilaku sosial memiliki standar yang harus ditaati agar setiap individu dapat
Perilaku sosial akan terjadi jika ada interaksi antara manusia yang satu
dengan manusia yang lain. Adanya interaksi antara kedua belah pihak yang
mengadakan suatu komunikasi yang baik antara sesamanya. Menurut Sunarto dan
yaitu:
1. Keluarga
2. Kematangan
didalam keluarganya.
4. Pendidikan
sosialnnya.
Perilaku sosial anak sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, bukan hanya
dari dalam lingkungan rumah saja. Justru pengaruh dari luar sangat dominan
dalam membentuk perilaku sosial anak, seperti teman bergaul, guru, nilai yang
1. Pengalaman awal
2. Pengaruh budaya
3. Ciri fisik
dirinnya.
4. Kondisi fisik
sosial.
kegiatan yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam hal
bertingkah laku yang dapat diterima oleh orang lain, belajar memerankan peran
sosial yang dapat diterima oleh orang lain, serta upaya mengembangkan sikap
35
sosial yang layak diterima oleh orang lain. Secara umum dapat dikemukan bahwa
bentuk-bentuk perilaku sosial yang sering muncul pada anak usia dini adalah
merupakan saling menghargai yaitu individu yang memiliki siat terbuka terhadap
orang lain untuk orang lain, untuk saling memberi dan menerima serta
karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi
1. Perilaku sosial
sendiri.
sosialnya.
usia dini yang bertujuan untuk membentuk kepribadian anak menjadi anak yang
lebih baik sesuai dengan harapan oaring tua. Sejak usia dini anak perlu dirangsang
ditunjukan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan dan rasa hormat terhadap
orang lain “.
secara wajar, berbagi dengan orang lain, menunjukan sikap toleransi, menghargai
orang lain, mengenal tata karma dan sopan santun sesuai dengan nilai budaya dan
peraturan setempat. Perkembangan perilaku sosial anak dapat dicapai dengan baik
sosial seseorang merupakan sifat relati untuk menaggapi orang lain dengan cara
sama, saling tolong menolong, dan terjadi komunikasi anatar guru dan anak.
Selain itu juga dapat mengembangkan bahasa, kognitif, kemampuan motorik dan
dilakukan anak secara spontan karena disenangi dan sering tanpa tujuan tertentu.
Bagi anak, bermain merupakan suatu kebutuhan yang perlu agar ia dapat
berkembang secara wajar dan utuh menjadi orang dewasa yang mampu
lain, menyesuaikan diri dengan teman sebayannya dan dapat memahami tingkah
lakunya sendiri”.
cara menggunakan media atau alat permainan edukatif, karena nak usia dini masih
dalam tahapan belajar memainkan peran sosial yang dapat diterima oleh orang
dimiliki anak.
yang erat kaitannya dengan kemampuan perilaku sosial anak. Karena alat
melati emosi, motorik, bahasa dan terpenting melatih interaksi sosial anak agar
berkembang sesuai harapan. Hal itu dilihat dari: dalam bergaul anak masih
memilih-milih temannya, masih ada anak yang tidak mau menolong temannya
karena kurangnya kepedulian anak terhadap sesama, masih ada anak yang
39
berbicara dengan nasa suara yang keras (berteriak), dan masih ada anak yang
pada peningkatan perilaku sosial anak. Perilaku sosial anak adalah salah satu
faktor yang sangat penting dalam kegiatan belajar walaupun tetap ditunjang oleh
faktor lain. Meningkatkan perilaku sosial anak bisa diberikan dengan berbagai
permainan edukatif yaitu bekerja sama, patuh terhdap peraturan, sopan santun.
adanya interaksi dengan orang disekeliling anak, sehingga anak mampu terlibat
BAB III
METODE PENELITIAN
permainan edukati, serta menjelaskan tentang perilaku sosial anak melalui alat
permainan edukatif.
terhadap perilaku sosial anak. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada
dua macam variabel yaitu variabel satu dan variabel dua. Variabel satu adalah
alat permainan edukatif, sedangkan variabel dua yaitu perilaku sosial anak.
Untuk desain ini terdapat dua perlakuan yaitu sebelum diberi perlakuan dan
setelah diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
𝑶₁𝑿𝑶₂
41
42
Keterangan :
𝑶₁: Pretest
𝑶₂ : Posttest
𝑿: Treatmant
Rancangan Soegiono ini direkayasa sesuai dengan subjek anak TK, maka
𝑶₁𝑿𝑶₂
atas calon peneliti terlebih dahulu mengamati perilaku sosial anak sebelum dan
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang ada di kelompok B
berjumlah 20 anak. Jumlah anak laki-laki ada 11 anak dan anak perempuan
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kualitatif. Data
berikut:
1. Teknik observasi
2. Teknik wawancara
3. Teknik Dokumentasi
(absen), jenis kelamin anak laki-laki dan jenis kelamin anak perempuan
variabel yang akan di teliti. Adapun instrumen yang di gunakan dalam penelitian
𝒇
𝑷= 𝑿𝟏𝟎𝟎%
𝑵
Keterangan
P = Presentae
46
berikut:
1. Tahap persiapan
b. Melaksanakan seminar
2. Tahap pelaksanaan
penelitian
3. Tahap akhir
a. Menganalisis data
Usia Dini (PAUD) akan berinteraksi dengan lingkungan dimana mereka berada,
makan menurut Tientje (2004), kemampuan sosial pada anak perlu digali dan
mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif bagi anak usia dini adalah melalui
suatu kegiatan yang berorientasi bermain. Melalui kegiatan bermain, anak dapat
Sehubungan dengan hal tersebut. Tintje (2004; 71), mengatakan bahwa “ prinsip
pembelajaran anak usia dini adalah belajar melalui bermain dengan dasar
berulang, bertahap dan terpadu”. Belajar melalui bermain artinnya setiap anak
diberi kesempatan melakukan kegiatan yang dicontohkan oleh guru, jadi mereka
bukan hanya bukan hanya penonton atau pendengar. Comenius (Jamaris, 2006)
Semua anak senag bermain, setiap anak tentu saja sangat menikmati
wahana bagi anak usia belajar. Bermain bukan saja memudahkan anak-anak untuk