Вы находитесь на странице: 1из 12

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA KABUPATEN BONE

DiajukanOleh :
ANDI TANRA SULTAN
Email: Tanra.andi@yahoo.com
Pembimbing I :
MUHLIS RUSLAN
Email: Muhlis_Ruslan@yahoo.co.id
Pembimbing II :
INDRAYANI NUR
Email: Indrayani_Nur45@yahoo.co.id

Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi


Universitas Bosowa

ABSTRACT

The aim of this study was to determine the financial performance for the
Department of Culture and Tourism District of Bone in 2014 and then providing
solutions (recommendations for improvement) to the problems that made the
financial performance of the Department of Culture and Tourism District of Bone
walked less effective and efficient.
This research was conducted at the Department of Culture and Tourism District of
Bone Yani located at Jalan Yos Sudarso Bone regency. The method used in this
research is descriptive analysis method and using ratio analysis Independence,
Effectiveness and Efficiency Ratio, Activity Ratio and Growth Ratio, where data
obtained by the authors analyzed and compared with the existing ratios.
The results showed that the company already has the organizational structure,
division of tasks and responsibilities clear and adequate, and financial
performance that has been said to be optimal biased. As for who should be
improved by the Department of Culture and Tourism District Bone is a public
service, as contained in the vision and mission of Bone County Government.
----------------------
Keywords : Performance Keuagan, Ratio Independence, Effectiveness and
Efficiency Ratio, Activity Ratio, Growth Ratio.

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 38


PENDAHULUAN
Dalam perkembangan dunia usaha modern, menejemen dituntut dalam
menilai kinerja keuangan yang efektif dan efisien agar penilaian yang diperoleh
cepat dan akurat. Informasi yang paling bernilai bagi pengguna atau penerima
laporan keuangan adalah yang berhubungan dengan apa yang mungkin terjadi di
masa depan. Kegunaan analisis laporan keuangan adalah untuk membantu
pemakai atau pihak manajemen mengevaluasi dan menganalasis
kecenderungan.Dalam menganalisa kinerja keuangan, sering kita menggunakan
analisis rasio keuangan sebagai indikator penilaian dan banyak diterapkan oleh
para analisis di pasar modal untuk memprediksikan keuntungan atau kinerja
perusahaan. Dengan menggunakan metode analisis rasio-rasio keuangan itu pula,
kita dapat mengetahui dan mendapati adanya kenaikan atau penurunan kinerja
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.Berdasarkan uraian yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis memilih judul penelitian , “Analisis Kinerja
Keuangan Pada Dinas Kebudayaan Dan PariwisataKabupaten Bone”.

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kinerja
Adapun pengertian kinerja keungan yang lain menurut Awat (1999:7)
adalah : “Gambaran keberhasilan perusahaan dibidang keuangan yang akan
dicapai perusahaan dalam suatu periode anggaran”.

2. Penilaian Kinerja Keuangan


Kinerja menurut Budiman (2000) adalah ukuran keberhasilan usaha
dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas, hasil tanpa diiringi dengan
tingkat efisiensi dan efektivitas yang cukup itu bukanlah merupakan suatu kinerja,
sehingga didalam hasil tersebut harus terdapat tingkat efisiensi dan efektivitas,
baru hasil tersebut dapat dikatakan kinerja.

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 39


3. Jenis-Jenis atau Alat-Alat Pengukuran Kinerja Keuangan
Menurut Munawir (2002:36-37), jenis-jenis atau alat-alat pengukur kinerja
keuangan adalah :
a. Analisa Horisontal (perbandingan laporan keuangan)
b. Analisa Vertikal (per komponen)

4. Analisis Rasio Keungan


Weston dan Brigham (1994:57), membagi rasio-rasio keuangan kedalam
6 (enam) kelompok, yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio).
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio).
3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio).
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio).
5. Rasio Pertumbuhan (Growth ratio).
6. Rasio Penelitian (Valuation Ratio).

5. Cara Penilaian Kinerja Keuangan


Seperti yang telah dikemukakan diatas, ada 3(tiga) teknik analisis yang
sering digunakan dalam meganalisa kinerja kuagan, yaitu:

a) Perubahan Nilai Rupiah dan Persentase pada laporan keuangan (Analisis


Horisontal)
b) Laporan Ukuran Umum (Analisis Vertikal)
c) Analisis Rasio

6. Pengertian Laporan Keuangan


Menurut Munawir (1990:5)LaporanKeuanganadalah:
“Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi
keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini
sudah menjadi kebiasaan bagi perusahaan-perusahaan untuk menambah daftar ketiga
yaitu surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.

7. Jenis-Jenis Laporan Keuangan


Jenis-jenis laporan keuangan antara lain :

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 40


1) Neraca
2) Laporan Rugi Laba
3) Laporan Perubahan Saldo Laba
4) Laporan Arus Kas

8. Arti Pentingnya Analisis Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan salah satu laporan keuangan yang
memberikan gaambaran tentang hasil akhir dari kegiatan atau transaksi-transaksi
yang terjadi dalam periode yang bersangkutan, dan sudah tentu sangat kompleks.
Arti dan makna yang dimaksud dalam laporan keuangan itu diperlukan agar dapat
dipakai sebagai alat bantu bagi para pemilik, manajemen kreditur, dan lain-lain
pihak yang memerlukan.

METODOLOGI PENELITIAN
Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah pada Dinas Kebudayaan
Dan PariwisataKabupaten Bone yang beralamat di Jalan Yos Sudarso kota Bone.
Adapun waktu penelitian kurang lebih dua bulan yakni dibulan Juli sampai
dengan September 2015.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis rasio


keuangan yaitu (Abdul Halim, 2007: 232-236):

a. Rasio Kemandirian
Adapun formula yang digunakan adalah:
Pendapatan Asli Daerah
Rasio Kemandirian=
Bantuan Pemerintah Pusat/Daerah dan Pinjaman

b. Rasio Efisiensi dan Efektivitas


Adapun formula untuk kedua rasio di atas adalah:
 Rasio Efektivitas:

Realisasi Penerimaan PAD


Target Penerimaan PAD yang Ditetapkan Berdasarkan Riil Daerah

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 41


 Rasio Aktivitas

Biaya yang Dikeluarkan untuk Memungut PAD


Realisasi Penerimaan PAD

c. Rasio Aktivitas

Adapun formulanya adalah:


Total Belanja Rutin
 Rasio Belanja Rutin terhadap APBD =
Total APBD

Total Belanja Pembangunan


 Rasio Belanja Pembangunan Terhadap APBD =
Total APBD

d. Rasio Pertumbuhan
PADt1 – PADt0
Pendapatan Asli Daerah =
PADt0

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Bone

Dalam menganalisis kinerja keuangan sector public pada Pemerintah Kota


Bone, laporan keuangan yang disajikan selama dua tahun yaitu 2013 dan 2014
dapat dilihat pada table-tabel berikut:
Tabel 1
PEMERINTAH KABUPATEN BONE
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Per 31 Desember 2013, 2014
No URAIAN 2013 2014
1 Pendapatan
2 Pendapatan Asli Daerah 7.682.187.555 7.726.699.000
3 Hasil Pajak Daerah 1.163.368.585 1.464.393.000
4 Hasil Retribusi Daerah 1.596.739.269 1.483.835.000
5 Hasil Pengelolaan Kekayaan 1.196.036.826 1.171.118.000
Daerah
6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 3.726.042.875 3.607.353.000
7 Dana Perimbangan 370.548.431.014 471.227.917.000
8 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan 25.971.999.041 24.092.951.000
Pajak
10 Dana Alokasi Umum 289.957.131.000 350.648.047.000

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 42


11 Dana Alokasi Khusus 52.369.100.000 72.822.860.000
12 Bagi Hasil Pajak dan Bantuan 2.250.200973 23.664.059.000
Keuangan Provinsi
13 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 53.122.686.853 29.194.827.000
14 Dana Bagi Hasil Pajak dari 2.250.200.973 3.063.974.000
Provinsi dan Pemerintah Daerah
15 Dana Penyesuaian dan Otonomi 50.872.485.880 24.529.653.000
Khusus
16 Bantuan Keuangan dari Provinsi 1.601.200.000
atau Pemerintah Daerah Lainnya
17 Jumlah Pendapatan 431.353.305.422 508.149.443.000
18 Belanja
19 Belanja Tidak Langsung 257.400.096.773 254.891.245.000
20 Belanja Pegawai 190.903.883.375 212.987.326.000
21 Belanja Bunga 2.243.500.421 2.250.000.000
22 Belanja Hibah 18.530.542.126 7.856.466.000
23 Belanja Bantuan Sosial 24.578.983.872 11.951.450.000
24 Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
25 Belanja Bantuan Keuangan Kepada 18.401.522.979 17.346.253.000
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
26 Belanja Tidak Terduga 2.741.664.000 2.499.750.000
27 Belanja Langsung 120.246.716.009 207.386.488.000
28 Belanja Pegawai 10.211.230.654 15.485.381.000
29 Belanja Barang dan Jasa 63.471.019.809 78.179.651.000
30 Belanja Modal 46.564.465.546 113.721.456.000
31 Jumlah Belanja 377.646.812.782 462.277.733.000
32 Surplus/Defisit (17-31) 53.706.492.640 45.871.710.000
33 Pembiayaan
34 Penerimaan Pembiayaan Daerah 33.337.324.352 34.296.565.000
35 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 3.337.324.352 4.280.065.000
Tahun Anggaran sebelumnya
36 Penerimaan Kembali Pemberian 30.000.000.000
Pinjaman Penerimaan Piutang
Daerah
37 Jumlah Penerimaan Pembiayaan 36.704.648.704 38.576.630.000
38 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
39 Penyertaan Modal PEMDA 300.000.000
40 Pembayaran Pokok Utang 30.525.124.997
41 Pemberian Pinjaman Daerah
42 Pembayaran Utang Belanja 49.122.493.363 54.504.498.000
43 Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 79.947.618.360 54.504.498.000
44 Pembiayaan Netto (37-43)
45 Sisa Lebih Pembiayaan 5.114.797.659 3.974.229.000
Anggaran Tahun berjalan
Sumber: Pemerintah Kabupaten Bone

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 43


Analisis Rasio Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Bone
Beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur
akuntabilitas pemerintah daerah antara lain (Halim, 2007:232-236) :
a. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah
RasioKemandirianKeuangan Daerah yangdiformulasikan (Halim, 2007:232)
sebagai berikut :

Pendapatan Asli Daerah


Rasio KKD =
Bantuan Pemerintah Pusat/Provinsi dan
Pinjaman
Perhitungan Rasio Kemandirian Daerah:
Tabel 2
Perkembangan APBD Pemerintah Kabupaten Bone
Tahun Anggaran 2013-2014
No Uraian 2013 2014
1 Pendapatan Asli Daerah 7.682.187.555 7.726.699.000
2 Dana Perimbangan 370.548.431.014 471.227.917.000
3 Lain-lain Pendapatan Yag 53.122.686.853 29.194.827.000
Sah
Jumlah Pendapatan 431.353.305.422 508.149.443.000
Sumber: Pemerintah Kabupaten Bone
Dengan data di atas dapat dihitung besarnya rasio kemandirian sebagai berikut:

Rasio Kemandirian 2013 = 7.682.187.555


370.548.431.014 + 53.122.686.853
= 16,58 %

7.726.699.000
Rasio Kemandirian 2014 =
471.227.917.000 + 29.194.827.000

= 8,69 %
Dari perhitungan di atas terlhat bahwa kemandirian daerah dalam
mencukupi kebutuhan pembiayaan utuk melakukan tugas-tugas pemerintahan,
pembangunan, dan pelayanan sosial masyarakat mengalami kenaikan yang tidak
signifikan yaitu sebesar 7,89 %. Adanya kenaikan Pendapatan Asli daerah pada

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 44


tahun 2014 sebesar Rp 7.726.699.000.- yang menunjukkan kontribusi masyarakat
terhadap pajak dan retribusi daerah yang artinya tingkat partisipasi masyarakat
Kabupaten Bone dalam pembangunan kurang maksimal. Konsekuensinya,
pemerintah daerah harus dapat meningkatkan kualitas layanan publiknya agar
dapat mencapai hasil yang maksimal.
b. Rasio Efisiensi dan Efektivitas Pendapatan Asli Daerah

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah


Rasio Efektivitas =
Target Penerimaan PAD Sesuai Potensi Rill Daerah

Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif


apabila rasio yang mencapai minimal 1 (satu) atau 100% (semakin besar rasio ini
maka kemampuan daerah pun semakin baik).

Biaya Yang Dikeluarkan Untuk Memungut PAD


Rasio Efisiensi =
Realisasi Penerimaan PAD

Kinerja pemerintah daerah dalam menjalankan pemungutan pendapatan


dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari 1 (satu) atau dibawah
100% (semakin kecil rasio ini berarti kinerja pemerntah semakin baik).

Tabel 3
Biaya, Target, dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Bone
Tahun Anggaran 2013-2014
NO KETERANGAN ANGGARAN TAHUN 2013 ANGGARAN TAHUN 2014

Rencana Realisasi Rencana Realisasi


1 Pajak Daerah 1.495.836.254 1.163.368.585 1.677.834.000 1.464.393.000
2 Retribusi Daerah 1.552.900.000 1.596.739.269 1.576.442.300 1.483.835.000
Jumlah 3.048.736.254 2.760.107.854 3.244.276.300 2.948.228.000
Biaya Pemungutan 4.361.809.400 4.922.079.701 3.897.643.000 4.778.471.000
Rasio Efektivitas 86% 90,90%
Rasio Efisiensi 17,83% 16,20%
Sumber: Pemerintah Kabupaten Bone
Dari data tabel di atas dietahui bahwa rasio efektivitas pemerintah daerah
dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerahnya pada tahun 2013 hanya

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 45


mencapai 86% dan pada tahun 2014 hanya mencapai 90,90%. Hal ini
menunjukkan bahwa pemerintah daerah dalam memungut PAD nya belum
dikategorikan efektivitas, hal ini terlihat dari rasio yang dicapai masih kurang
100%. Sedangkan untuk rasio efisiensi perolehan PAD pada tahun 2013 mencapai
rasio 17,83% dan pada tahun 2014 mencapai rasio 16,20%, hal ini menunjukkan
bahwa pemerintah daerah masih efisien dalam pemungutan PAD nya karena
standar rasio adalah kurang dari 1 (satu) atau 100% (lebih kecil lebih baik).
c. Rasio Aktivitas (Rasio Keserasian)
Secara sederhana, rasio keserasian itu diformulasikan sebagai berikut:

Rasio Aktivitas/Rasio Keserasian = Total Belanja


Total APBD
Belum ada tolak ukur yang pasti berapa besarnya rasio belanja aparatur
maupun belanja pelayanan publik yang ideal, karena dipengaruhi oleh dinamisasi
kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang diperlukan untuk
mencapai pertumbuhan yang ditargetkan. Rasio keserasian dapat dihitung sebagai
berikut:
Tabel 4
Perkembangan Belanja dan APBD Kabupaten Bone
Tahun Anggaran 2013-2014
NO URAIAN 2013 2014
1 Belanja 377.646.812.782 462.277.733.000
2 Belanja Operasi 257.400.096.773 254.891.245.000
3 Belanja Modal 46.564.465.546 113.721.456.000
4 Belanja Tak Terduga 2.741.664.000 2.499.750.000
Sumber: Pemerintah Kabupaten Bone
a. Rasio Belanja Terhadap APBD Tahun Anggaran 2013:

257.400.096.773
Rasio Keserasian / Komposisi Belanja 2013 =
377.646.812.782

= 68,15%

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 46


b. Rasio Belanja Terhadap APBD Tahun Anggaran 2014:

Rasio Keserasian / Komposisi Belanja 2014 = 254.891.245.000


462.277.733.000
= 55,13%

Dari perhitungan rasio diatas terlihat bahwa sebagian besar dana yang
dimiliki pemerintah daerah pada tahun 2013 sebesar Rp 257.400.096.773 atau
68,15% dan menjadi Rp 254.891.245.000 atau 55,13% pada tahun 2014. Hal ini
membuktikan bahwa pemerintah daerah sudah memprioritaskan untuk kebutuhan
belanja sehingga rasio belanja terhadap APBD relative besar.

d. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan Pemerintah Kabupaten Bone dapat dihitung sebagai berikut:

PADt1 – PADt0
Pendapatan Asli Daerah (PAD) =
PADt0
Hasil perhitungan rasio pertumbuhan dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 5
Perhitungan Rasio Pertumbuhan APBD Kabupaten Bone
Tahun Anggaran 2013-2014
NO Keterangan 2013-2014 Rasio Pertumbuhan
1 PADt0 7.682.187.555
2 PADt1 7.726.699.000 0,57%
Sumber: Data Sekunder yang Diolah
Pada tabel di atas dapat dilihat rasio pertumbuhan Pemerintah Kabupaten
Bone pada tahun 2013-2014 hasilnya negatif yaitu hanya sebesar 0,57%. Artinya
bahwa kenaikan rasio pertumbuhan dari tahun 2013 ke tahun 2014 hanya sebesar
0,57%.

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 47


KESIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis ketengahkan pada bab-bab


sebelumnya di atas dapatlah disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Upaya Pemerintah Kabupaten Bone dalam mengelola keuangan daerah yang


berbasis program satu atap dan kegiatan unit kerja dan berorientasi pada
peningkatan daya guna dan hasil tepat guna pada semua sector penerimaan
sudah berjalan optimal.
2. Pemerintah Kabupaten Bone sudah mampu melakukan proyeksi rasional
terhadap upaya peningkatan pendapatan daerah.
3. Keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah ini karena kemampuan
Pemerintah Kabupaten Bone dalam menentukan pos-pos pendapatan strategi
berdasarkan potensi unggulan yang dimiliki oleh daerah serta mampu dalam
memprioritaskan pembelanjaan daerah.
4. Anggaran daerah baik pendapatan maupun belanja yang dilakukan oleh
pemerintah untuk menyeimbangkan antara penyusunan anggaran dan realisasi
anggaran sudah tepat guna.
5. Dengan hasil yang menguntungkan dari proses penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja daerah beserta realisasinya mengindikasikan
Pemerintah Kabupaten Bone sudah cukup bagus dalam hal pengelolaan
keuangan daerah.
6. Alokasi anggaran untuk belanja aparatur daerah dan pelayanan publik sudah
sangat seimbang mengingat anggaran untuk belanja pelayanan publik lebih
besar dari belanja aparatur daerah.

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 48


DAFTAR PUSTAKA

Giri, Ferdinan, Efrain, 1993, Akuntansi Keuangan Menengah 1 : Gunadarma,


Jakarta.
Halim, Abdul, 2007, AkuntansiKeuangan Daerah,EdisiKetiga, SalembaEmpat,
Jakarta.
Harahap, Syafri, Sofyan, 2008, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi
Pertama_7_: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Higgins, C, Robert, 1996, Analisis Manajemen Keuangan, Edisi Kedua: PT
Indira, Jakarta.
Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat: BPFE-UGM, Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2003, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Cetakan Ketiga: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sjahrial, Dermawan, 2007, Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama:
Mitra Wacana Media, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2007, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep
Aplikasi Dalam: Perencanaan, Pengawasan, Dan Pengambilan
Keputusan, Edisi Baru_9_: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Weston, J.F dan F.B, Eugene, 1993, Manajemen Keuangan (Managerial
Finance): Erlangga, Jakarta.
Widyatmini, Amperaningrum, Izzati, 1995, Manajemen Keuangan 1:
Gunadarma, Jakarta.
http://dahlanforum.wordpress.com/2008/04/21/pengertian-laporan-keuangan/ di
Download: sabtu, 22 agustus 2015.
http://dspace.widyatama.ac.id/bitsream/handle/1036/604/bab2.pdf?sequence di
Download: sabtu, 22 agustus 2015.
http://id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan di Download: sabtu, 22 agustus
2015.
http://peminatanakuntansikeuangan002.blogspot.com/ di Download: sabtu, 22
agustus 2015.
http://peminatanakuntansikeuangan009.blogspot.com/ di Download: sabtu, 22
agustus 2015.

Vol 3, No. 004 (2016) Andi Tandra Sultan 49

Вам также может понравиться