Вы находитесь на странице: 1из 2

NAMA : TITIS AIDA AZARIA

KELAS :

TEMA : TAUBAT

Di usia remajanya, pemuda ini biasa dipanggil dengan sebutan Bakri oleh keluarga
dan orang-orang sekitarnya. Sebagaimana umumnya remaja pedesaan, Bakri
terpengaruh oleh rekan-rekan sepermainannya yang memiliki kebiasaan begadang
sembari nongkrong di jalan ditemani segelas kopi dan sebatang rokok. Lantaran
khawatir, pihak keluarga menasihati si Bakri. Apalagi, selain merokok, remaja sekitar
juga sering berjudi. Lambat laun, kekhawatiran keluarga terbukti. Bakri resmi
menjadi seorang perokok berat sekaligus tukang judi. Ayah dan ibunya sering
memberikan nasihat, tapi tidak mempan. Hingga, sang ayah mengajaknya
mengunjungi sebuah makam syekh. Ziarah kubur. Di makam tersebut, selain
mengingat mati, sang ayah berdoa kepada Allah Ta’ala agar anaknya diberi hidayah.
Jika memang tidak kunjung bertaubat, sang ayah lebih memilih agar anaknya itu
diwafatkan. Sebab sia-sia belaka kehidupannya jika hanya membawa keburukan
bagi diri, keluarga, masyarakat, dan umat Islam.

Agak lama setelah itu, Bakri bermimpi. Didatangi sesosok kakek yang membawa
batu besar dan siap dilemparkan. “Hai cucuku,” tutur si kakek, “jika engkau tidak
menghentikan kebiasaan burukmu, aku akan melemparkan batu besar ini ke
kepalamu.” Dasar nakal, Bakri menjawab perintah si kakek, “Memangnya, apa
hubungan kakek denganku? Hendak berhenti atau melanjutkan kebiasaan buruk, itu
kan urusan pribadiku!” Seketika itu juga, si kakek melempar batu besar ke kepala
Bakri hingga pecah berkeping-keping. “Ya Allah,” ujar Bakri yang terbangun sembari
terus beristighfar, “apa yang sebenarnya terjadi? Ya Allah, ampunilah dosaku.” Sejak
saat itu, Bakri pun menghentikan kebiasaan buruknya. Ia juga mulai belajar
menimba ilmu ke berbagai pesantren ternama di negeri ini. Di antara gurunya adalah
Kiyai Saleh Darat Semarang, Kiyai Hasyim Asyhari Jombang, Kiyai Muhammad
Khalil Bangkalan, dan lain sebagainya.

Si Bakri yang tak lain adalah Syekh Ihsan Muhammad Dahlan al-Jampesi ini
merupakan salah satu ulama kebanggaan nusantara yang karyanya mengguncang
dunia. Beliau banyak menulis kitab berbahasa Arab dengan tingkat ketebalan ribuan
halaman. Satu karya monumentalnya berjudul Siraj ath-Thalibin di bidang tasawuf.
Bukan hanya digandrungi oleh ulama-ulama Timur Tengah, kitab ini juga dilirik dan
dirujuk oleh cendekiawan-cendekiawan di Amerika Serikat, Kanada, dan Autralia.
Kitab ini juga dijadikan salah satu kajian oleh mahasiswa yang menempuh
pendidikan pascasarjana di Universitas al-Azhar Kairo Mesir.

Вам также может понравиться