Вы находитесь на странице: 1из 6

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya
(Tamsuri, 2007).
Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang
muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan
adanya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan
sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan
dengan durasi kurang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional); awitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat hingga akhir
yang dapat diantisipasi atau di prediksi. (NANDA, 2015). Nyeri kronis
serangan yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 3 bulan
(NANDA, 2012).
B. Sifat sifat nyeri
1. Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2. Nyeri bersifat subyektif dan individual
3. Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4. Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan
fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
5. Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
6. Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7. Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
8. Nyeri mengawali ketidakmampuan
9. Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi
tidak optimal

1
C. Faktor yang mempengaruhi Nyeri
1. Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus
mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan
nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia
cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap
nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau
mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2. Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda
secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor
budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh
mengeluh nyeri).
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka
melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap
nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang
meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya
distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik
relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa
menyebabkan seseorang cemas.
7. Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau,
dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi
nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung
pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri
dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang
mengatasi nyeri.
9. Support keluarga dan sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada
anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan
perlindungan
D. Cara mengontrol Nyeri : Teknik Relaksasi Nafas Dalam
1. Definisi
Tekhnik relaksasi adalah suatu tekhnik merilekskan ketegangan
otot yang dapat menunjang nyeri (Brunner dan Suddarth, 2002 : 233)

Teknik Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada


pasien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik
relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi
jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-
ketegangan otot (McCaffery, 1998) Relaksasi merupakan metode efektif
untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang mengalami nyeri kronis.
Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan


keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi nafas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi
darah (Smeltzer & Bare, 2002)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan


metode efektif untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan dengan mekanismenya
yang menghentikan siklus nyeri

2. Jenis-jenis Teknik Relaksasi

Relaksasi ada beberapa macam. Miltenberger (2004) mengemukakan 4


macam relaksasi, yaitu relaksasi otot (progressive muscle relaxation)
pernafasan (diaphragmatic breathing) meditasi (attention-focussing
exercises) dan relaksasi perilaku (behavioral relaxation training)
a. Autogenic relaxation
Autogenic relaxation merupakan jenis relaksasi yang diciptakan sendiri
oleh individu bersangkutan. Cara seperti ini dilakukan dengan
menggabungkan imajinasi visual dan kewaspadaan tubuh dalam
menghadapi stres. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara;
1) Memberikan sugesti sendiri dengan kata-kata tertentu yang dapat
memberikan ketenangan.
2) Mengatur pernafasan dan rileks (memberikan rasa nyaman) pada
tubuh.
3) Membayangkan sesuatu atau tempat-tempat yang indah dan tenang
secara fokus dan terkontrol sambil merasakan sensasi berbeda yang
muncul dalam pikiran.
4) Tangan saling melipat pada masing lengan yang berlawanan.
b. Muscle relaxation
Teknik ini bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada otot-otot.
Ketika terjadi stress otot-otot pada beberapa bagian tubuh menjadi
menegang seperti otot leher, punggung, lengan. Teknik dilakukan
dengan cara merasakan perubahan dan sensasi pada otot bagian tubuh
tersebut. Teknik dapat dilakukan dengan; meletakan kepala diantara
kedua lutut (kira-kira selama 5 detik) dan merebahkan badan ke
belakang secara perlahan selama 30 detik.
c. Visualisasi

Teknik ini merupakan bentuk kemampuan mental untuk berimajinasi


seperti melakukan perjalanan ke suatu tempat yang yang damai, atau
situasi yang tenang. Teknik visualisasi seolah-olah menggunakan
beberapa indera secara bersamaan
3. Tujuan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan


ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun
emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.
Smeltzer & Bare (2002).
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi (2010). Teknik Prosedural Keperawatan; Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta:Salemba Medika

Herlman Heather (2017). NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan :


Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC

Nurarif, Amin Huda;. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan Nanda NIC- NOC. Jogjakarta :Mediaction Jogja

Вам также может понравиться