Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Kejang demam adalah kejang yang terkait dengan demam dan usia,
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal diatas 38ºC), penyakit ini merupakan kelainan neurologis yang paling
sering dijumpai pada anak-anak, terutama pada golongan umur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3% anak yang berusia dibawah 5 tahun pernah menderita kejang
demam. 1, 2
dan kejang demam kompleks. Kejang demam kompleks adalah kejang demam
fokal, lebih dari 15 menit, atau berulang dalam 24 jam. Pada kejang demam
sederhana kejang bersifat umum, singkat, dan hanya sekali dalam 24 jam. 1, 3
demam, usia, riwayat keluarga, riwayat prenatal (usia saat ibu hamil),
riwayat perinatal (asfiksia, usia kehamilan dan bayi berat lahir rendah). 3
kepekaan terhadap bangkitan kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan
dengan penetrasi yang tidak sempurna didapatkan 41,2% penderita kejang demam
1
Prognosis kejang demam baik, kejang demam bersifat benigna.
Angka kematian hanya 0,64% - 0,75%. Sebagian besar penderita kejang demam
akademik. 3, 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
suhu tubuh (suhu rektal diatas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses
2
adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 6
bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya
(ILAE) adalah kejang yang terjadi setelah usia 1 bulan yang berkaitan dengan
demam yang bukan disebabkan oleh infeksi susunan saraf pusat, tanpa
riwayat kejang sebelumnya pada masa neonatus dan tidak memenuhi kriteria
Kejang demam kompleks ialah kejang demam yang lebih lama dari 15
menit, fokal atau multipel (lebih daripada 1 kali kejang per episode demam)
singkat, kurang dari 15 menit dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang
berbentuk umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal, kejang tidak
berulang dalam waktu 24 jam. Kejadian kejang demam sederhana yaitu 80%
Jika kejang yang disertai demam terjadi selama lebih dari 30 menit
baik satu kali atau multipel tanpa kesadaran penuh diantara kejang maka
2.2 Epidemiologi
3
Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam dan bayi umur di
anak umur kurang dari 5 tahun. Di Asia angka kejadian kejang demam
dilaporkan lebih tinggi dan sekitar 80-90% dari seluruh kejang demam adalah
10%. 3
akademik. 2, 4
2.3 Etiologi
Kejang demam dapat disebabkan oleh semua infeksi di luar otak yang
yaitu: demam, usia, riwayat keluarga, faktor prenatal (usia saat ibu hamil,
riwayat pre-eklamsi pada ibu, hamil primi atau multipara, pemakaian bahan
toksik), faktor perinatal (asfiksia, bayi berat lahir rendah, usia kehamilan,
4
partus lama, cara lahir) dan faktor paskanatal (kejang akibat toksik, trauma
kepala).
A. Faktor demam.
5
terjadi pada suhu tubuh 37°C-38,9°C sebanyak 11% dan sebanyak
B. Faktor usia
1. Neurulasi
2. Perkembangan prosensefali
3. Proliferasi neuron
4. Migrasi neural
5. Organisasi
6. Mielinisasi.
inhibisi.
6
Corticotropin releasing hormon (CRH) merupakan
90% kasus terjadi pada anak antara usia 6 bulan sampai dengan 5
dengan 24 bulan.
C. Riwayat keluarga
7
risiko terjadi kejang demam hanya 9%. Pewarisan kejang demam
7%.
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun dapat
E. Faktor Paskanatal
8
barat penyebab yang paling umum adalah virus Herpes simplex
2.4 Patofisiologi
Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan dalam
dan luar. Dalam keadaan normal, membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit oleh ion natrium (Na+) dan
K+ dalam sel neuron tinggi dan Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron
terjadi sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan
diperlukan bantuan ensim dan energi yang didapat dari metabolisme yaitu
melalui proses oksidasi glukosa. Bila suhu tubuh meningkat, akan terjadi
9
Gambar 2.1 Patofisiologi Kejang Demam
meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai
65% dari seluruh tubuh, dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya
15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan
keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi
difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membran tadi, dengan
akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian
dan terjadilah kejang. Tiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda dan
10
kejang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang
rendah, kejang telah terjadi pada suhu 38ºC sedangkan pada anak dengan
ambang kejang yang tinggi kejang baru terjadi pada suhu 40ºC atau lebih. 2
demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah sehinggan
berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada kejang yang
meningkatkan kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang
hari, sehingga terjadi serangan epilepsi yang spontan. Jadi kejang demam
11
yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga
terjadi epilepsi. 2
berikut:
belum matang/immatur.
seperti:
atau keturunan. 2
12
No Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
1 Lama kejang ≤ 15 menit Lama kejang ≥ 15 menit
2 Kejang bersifat umum Kejang bersifat fokal atau parsial
3 Frekuensi kejang 1 kali 24 jam Frekuensi kejang > 1 dalam 24 jam
Tabel 2.1 Klasifikasi Kejang Demam
klonik, tonik, klonik, fokal, atau akinetik. Seringkali kejang berhenti sendiri.
Setelah kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak,
tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali
bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis, otitis
13
Tabel 2.2 Perbedaan Kejang Demam Sederhana dan Kompleks
yaitu: 1, 3, 5
a. Anamnesis
Suhu sebelum atau pada saat kejang, interval suhu dalam 24 jam
kemih atau ISK. Otitis media akut atau OMA, bronkitis, dan
lain-lain)
menyebabkan hipoglikemia). 1, 3
b. Pemeriksaan Fisik
14
Suhu tubuh: apakah terdapat demam
c. Pemeriksaan Penunjang
dan tidak rutin dikerjakan pada anak lebih > 18 bulan, kecuali
lainnya
15
epilepsi. Oleh karena itu tidak direkomendasikan, kecuali pada
3. Epilepsi
4. Meningitis. 2
2.9 Penatalaksanaan
16
Bagan 2.1 Alur Penatalaksanaan Kejang Demam 3
intramuskuler yaitu:
Neonatus : 30 mg
17
Bayi : 50 mg
demam
setiap hari.
18
Untuk profilaksis intermiten, antikonvulsan hanya
19
Adapun indikasi profilaksis terus-menerus yaitu sebagai
berikut :
saudara kandung
2.10 Komplikasi
(2013), yaitu:
Kerusakan neurotransmiter
Epilepsi
2.11 Prognosis
Dengan penanggulan yang tepat dan cepat, prognosis baik dan tidak
20
Dari penelitian yang memiliki frekuensi terulang kejang berkisar
(1973) mendapatkan:2
Pada anak berumur kurang dari 13 tahun, terulang kejang pada wanita
sederhana hanya 2,9% yang menjadi epilepsi dan dari golongan epilepsi yang
Bila terdapat paling sedikit 2 atau 3 dari faktor tersebut di atas, maka
dikemudian hari kan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar 13%,
21
di banding bila hanya terdapat 1 atau tidak sma sekali faktor tersebut diatas,
lama (berlangsung lebih dari setengah jam) baik yang bersifat umum maupun
kejang lama. Dari suatu penelitian terhadap 431 penderita dengan kejang
demam sederhana, tidak terdapat kelainan pada IQ, tetapi pada penderita
terukangnya kejang tanpa demam, retardasi mental akan terjadi 5 kali lebih
BAB III
LAPORAN KASUS
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
suhu tubuh (suhu rektal diatas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses
23
ekstrakranium. Menurut consensus statment on febrile seizures kejang demam
adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 6
bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya
Pada kasus ini, pasien mengalami kejang sebanyak 1 kali, lama kejang
dikatakan lebih dari 15 menit atau sekitar 20 menit. Kejang dikatakan terjadi
pada seluruh tubuh, dengan kedua tangan mengempal dan menghentak, kedua
kaki menghentak, mata melirik keatas. Saat kejang pasien tidak sadar, setelah
24