Вы находитесь на странице: 1из 67

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ( SIG )

Pengertian

 Geografi : gabungan dari dua kata Geo berarti bumi dan Graphy berarti
penulisan, sehingga berarti penulisan tentang bumi, walaupun terdapat
definisi mengenai geografi, pada intinya mencakup studi mengenai
permukaan bumi terutama keragaman areanya dan hubungan
spasialnya sebagai tempat tinggal manusia. Pengertian geografi mencakup
hubungan manusia dengan tempat mereka berpijak dan menguasai sumber
daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yaitu lahan
 Informasi Geografis : Informasi mengenai mengenai tempat-tempat yang
terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu
objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-
keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
diberikan atau diketahui.
Pengertian

 Data : merupakan bahasa, matematika, dan simbol-simbol


pengganti lain yang disepakati dalam menggambarkan objek,
manusia, peristiwa, aktivitas, konsep dan objek-objek penting lainnya.
 Informasi : data yang ditempatkan dalam konteks yang penuh arti oleh
penerimanya.
 Sebelum data menjadi informasi maka terlebih dahulu harus di proses
sehingga informasi yang diterima memudahkan pengguna

Data Pengolahan Informasi


Pemrosesan
Konversi, dll
Pengertian

 Sistem: Merupakan sekumpulan ide yang berhubungan satu dengan


lainnya namun mempunyai tujuan dan sasaran yang sama.
 Sistem informasi : Kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya
fisik dan logika. Atau suatu sistem yang terpadu untuk manyajikan
informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam organisasi.
 Sistem Informasi Geografis : Merupakan gabungan dari tiga unsur pokok
: sistem, informasi, dan geografis. SIG merupakan salah satu sistem
informasi, seperti yang telah dibahas di muka, dengan tambahan unsur
"Geografis". Atau, SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada
unsur "informasi geografis".
Pengertian

 Sistem Informasi Geografis : Merupakan gabungan dari tiga unsur


pokok: sistem, informasi, dan geografis. SIG merupakan salah satu sistem
informasi, seperti yang telah dibahas di muka, dengan tambahan unsur
"Geografis". Atau, SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada
unsur "informasi geografis".
 SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai
sumberdaya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang
terdapat di permukaan bumi. Jadi, SIG juga merupakan sejenis
perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, menampilan, dan keluaran informasi geografis
berikut atribut-atributnya
Pengertian

 Secara umum pengertian SIG sebagai berikut:


 ” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak,
data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara
efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui,
mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”
SIG menurut para ahli
SIG menurut para ahli
SIG menurut para ahli
Sebutan lain SIG
Alasan Penggunaan SIG
Ruang Lingkup SIG
Ruang Lingkup SIG

a. Input data : Sebelum data geografi digunakan dalam


SIG, data tersebut harus dikonversi kedalam format
digital. Proses tersebut dinamakan digitasi. Proses
digitasi memerlukan sebuah hardware tambahan yaitu
sebuah digitizer lengkap dengan mejanya. Digitasi
memerlukan software tertentu seperti ARC/INFO
Autocad, MAPINFO atau software lain. Untuk proses
konversi data dapat dilakukan dengan menggunakan
teknologi scanning.
Ruang Lingkup SIG

b. Transformasi data : Tipe data yang digunakan dalam


SIG mungkin perlu ditransformasi atau dimanipulasi
dengan beberapa cara agar sesuai dengan sistem.
Misalnya terdapat perbedaan dalam skala, sehingga
sebelum dimasukkan dan diintegrasikan harus
ditransformasikan kedalam skala yagn diinginkan
Ruang Lingkup

c. Transformasi data : Tipe data yang digunakan dalam


SIG mungkin perlu ditransformasi atau dimanipulasi
dengan beberapa cara agar sesuai dengan sistem.
Misalnya terdapat perbedaan dalam skala, sehingga
sebelum dimasukkan dan diintegrasikan harus
ditransformasikan kedalam skala yagn diinginkan
Ruang Lingkup

d. Manajemen data : Setelah input data, proses


selanjutnya adalah pengelolaan data- data deskriptif
meliputi pemberian tulisan pada coverage, labelling
atau pemberian informasi pada peta bersangkutan,
dan attributing yaitu tahapa dimana setiap label ID
hasil proses labelling diberi tambahan atribut yagn
dapat memberikan sejumlah informasi tentang poligon
atau arc yang diwakilinya
Ruang Lingkup

e. Query dan analisis : Query pada SIG merupakan proses


analisis tetapi dilakukan secara proses tabuler. Secara
fundamental Analisis pada SIG menggunakan analisis
spasial. SIG memiliki banyak kelebihan dalam analisis spasial,
tetapi dua hal yang paling penting yaitu
 1. Analisis Proximity : merupakan analisis geografi yang berbasis
pada jarak antar layer, dalam hal ini menggunakan proses
buffering (membangun lapisan pendukung disekitar layer dalam
jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat
bagian yang ada..
Ruang Lingkup

 2. Analisis Overlay : proses integrasi data dari lapisan layer-layer


yang berbeda disebut overlay. Secara sederhana, hal ini dapat
disebut operasi visual, tetapi operasi ini secara analisa
membutuhkan lebih dari satu layer, untuk dijoin secara fisik.
Contoh overlay yaitu integrasi antara data tanah, lereng,
vegetasi , hujan, pengelolaan lahan.
f. Visualisasi
Visualisasi bisa dalam bentuk peta, grafik ataupun
tabel.
Komponen SIG
MAHASISWA DAPAT MENJELASKAN KOMPONEN DAN CARA KERJA DALAM
SISTEM INFORAMSI GEOGRAFIS
Komponen GIS
Komponen SIG

 SIG merupakan sistem kompleks yang terintegrasi dengna sistem-sistem


komputer lain di tingkat fungsional dan jaringan, yang terdiri dari beberapa
komponen:
 Perangkat Keras
 Perangkat Lunak
 Data dan Informasi Geografis
 SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data serta informasi yang diperlukan baik
secara tidak langsung dengan cara meng-importnya dari perangkat- perangkat
lunak SIG
 Manajemen
 SIG adalah manajer, ahli database, kartografi, manajer sistem, programmer dan teknisi untuk
pemasukan dan pengeluaran data
Unsur Peta

 SIG  representasi dari dunia nyata di atas monitor komputer


sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di
atas kertas.
 Tetapi SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada
lembaran kertas. Peta merupakan gambaran dua dimensi dari dunia
nyata, objek-objek yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta
atau map features ( contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan
dan lain-lain).
Unsur Peta

 Peta merupakan gambaran dua dimensi dari dunia nyata, objek-objek


yang direpresentasikan di atas peta disebut unsur peta atau map
features.
 Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya,
peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang
dimiliki oleh unsur-unsurnya. Berikut contoh-contoh hubungan tersebut :
 Suatu Mall terletak di dalam wilayah kecamatan tertentu.
 Jembatan melintas di atas sungai
 Taman yang berada di dalam suatu kawasan industri
Simbol pada GIS

 Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam


merepresentasikan objek-objek dunia nyata.
 Sungai ditampilkan sebagai polyline
 Jalan bebas hambatan digambarkan sebagai garis-garis
 Luasan lahan digambarkan sebagai polygon
Simbol pada GIS

 Peta menggunakan simbol-simbol grafis dan warna


untuk membantu dalam mengidentifikasi unsur-unsur
berikut deskripsinya
 Pemukiman diwarnai merah
 Hutan diwarnai dengan hijau tua
 Perkebunan diwarnai dengan hijau muda
 Daerah irigasi teknis ditandai dengan putih garis-garis biru
 Jalan bebas hambatan berwarna merah
 Jalan yang lebih kecil digambarkan dengan garis-garis tipis
 Bangunan digambarkan sebagai poligon
Skala pada GIS

 Skala peta menentukan ukuran dan bentuk representasi unsur-


unsurnya. Makin meningkat skala peta, makin besar ukuran unsur-
unsurnya. Sebagai contoh berikut ini.
 pada skala 1:250.000 atau skala yang lebih kecil lagi, suatu kota akan
direpresentasikan sebagai titik, sementara jalan dan sungai direpresentasikan
sebagai garis-garis
 pada skala 1:25.000 atau skala yang lebih besar lagi, suatu kota akan
direpresentasikan sebagai poligon, sementara jalan dan sungai dapat
direpresentasikan sebagai garis-garis atau polyline
Skala pada GIS

 SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai


sebagai atribut-atribut didalam basisdata.
 Atribut satu membentuk relasi dengan attribute yang lainnya  attribute
dapat diakses melalui lokasi (koordinat) atau sebaliknya  unsur peta
dapat dicari berdasakan atributnya
 Misalnya untuk mencari rute terpendek yang menghubungkan hotel M dan
Hotel K, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 mencari berbagai kombinasi jalan-jalan (segmen) yang menghubungkan kedua
hotel tersebut
 menghitung jarak masing-masing segmen jalan dan akumulasinya
 memilih rute terpendek yang dihasilkan dari kombinasi-kombinasi jalan
Skala pada GIS

 SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-


atributnya di dalam satuan yang disebut layer. Sungai bangunan jalan,
laut batas-batas administrasi,
 perkebunan dan hutan merupakan contoh-contoh layer. Kumpulan dari
layer-layer ini akan membentuk basisdata SIG
Layer pada GIS
Data Spasial

 Sebagian besar data yang akan ditangani dalam SIG merupakan data
spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis, memiliki sistem
koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan mempunyai dua
bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain, yaitu
 informasi lokasi (spasial) berkaitan dengan suatu koordinat baik koordinat
geografi (lintang dan bujur) dan koordinat XYZ, termasuk diantaranya
informasi datum dan proyeksi.
 Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial, suatu lokasi yang
memiliki beberapa keterangan yang berkaitan dengannya, contohnya : jenis
vegetasi, populasi, luasan, kode pos, dan sebagainya.
Format Data Spasial

 Data Vektor
 Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam
kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan
berakhir pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan
antara dua buah garis).
Format Data Spasial

 Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam


merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat
berguna untuk analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya
pada basisdata batas-batas kadaster. Contoh penggunaan lainnya
adalah untuk mendefinisikan hubungan spasial dari beberapa fitur.
Kelemahan data vektor yang utama adalah ketidakmampuannya dalam
mengakomodasi perubahan gradual
Format Data Spasial

 Data Raster
 Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah data yang dihasilkan
dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek geografis
direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel (picture
element).
Format Data Spasial

 Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada ukuran pixel-
nya. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya
di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra
 Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu
sel, semakin tinggi resolusinya. Data raster sangat baik untuk
merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual, seperti
jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu tanah dan
sebagainya. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya
ukuran file; semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran
filenya dan sangat tergantung pada kapasistas perangkat keras yang
tersedia
Sumber Data Spasial

 Peta Analog
 Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya) yaitu
peta dalam bentuk cetak. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, kemungkinan besar memiliki referensi spasial seperti koordinat, skala,
arah mata angin dan sebagainya.
 peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan cara format raster diubah
menjadi format vektor melalui proses dijitasi
 Data Sistem Penginderaan Jauh
 Data Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara dan sebagainya),
merupakan sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya
secara berkala dan mencakup area tertentu
 Data Hasil Pengukuran Lapangan
 Data pengukuran lapangan yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri, pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut contohnya:
batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan dan lain-lain
 Data GPS (Global Positioning System)
 Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi
SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya
teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vector
 Peta, Proyeksi Peta, Sistem Koordinat, Survey dan GPS
 Data spatial yang dibutuhkan pada SIG dapat diperoleh dengan berbagai cara,
salah satunya melalui survei dan pemetaan yaitu penentuan posisi/koordinat di
lapangan
 Peta
 Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di atas
maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi
tertentu (secara matematis)
 Proyeksi Peta
 Pada dasarnya bentuk bumi tidak datar tapi mendekati bulat maka untuk menggambarkan
sebagian muka bumi untuk kepentingan pembuatan peta, perlu dilakukan langkah-langkah
agar bentuk yang mendekati bulat tersebut dapat didatarkan dan distorsinya dapat
terkontrol, untuk itu dilakukan proyeksi ke bidang datar
Sistem Proyeksi Peta
Tujuan

 Mengetahui:

 Sistem Proyeksi Peta


 Jenis Proyeksi Peta
 Pemilihan Proyeksi Peta
 UTM (Universal Transverse Mercator)
Sistem Proyeksi

 Bentuk bumi berupa ruang 3D yg melengkung menyerupai


ellipsoid.
 Untuk merepresentasikan bentuk bumi dlm bidang datar (2D)
perlu dilakukan transformasi dgn menggunakan metode proyeksi
peta.
 Proyeksi adalah metode untuk merubah permukaan lengkung (3D)
menjadi representasi dalam bidang datar (2D).
Proyeksi
Sistem proyeksi Peta

 Proyeksi peta didefinisikan sebagai fungsi matematika untuk


mengkonversikan antara lokasi pada permukaan bumi dan proyeksi
lokasi pada peta.
 Pengkonversian dilakukan dari sistem referensi geografis
(spherical) menjadi sistem planar (cartesian). Misal: lintang
(latitude) / bujur (longitude) Æ x/y
Sistem Proyeksi Peta

Dalam transformasi dari bidang lengkung ke bidang datar terkadang mengalami distorsi atau
perubahan dari bentuk aslinya. Agar mendapatkan bentuk ideal, perlu persyaratan geometrik,
yaitu:

 Jarak antar titik pd peta harus sesuai dgn jarak realitasnya (faktor skala peta)
 Luas area (wilayah) harus sesuai dgn sebenarnya (faktor skala peta)
 Sudut/arah garis yg direpresentasikan pd peta harus sesuai dgn sebenarnya
 Bentuk unsur yg direpresentasikan pd peta harus sesuai dgn bentuk
sebenarnya. (jg dgn memperhatikan faktor skala peta)
Jenis jenis Proyeksi

 Menurut bidang proyeksi:


 Menurut kedudukan garis karakteristik/bidang
 proyeksi terhadap bidang datum yg digunakan:
 Menurut ciri‐ciri asli yg tetap dipertahankan:
 Menurut kakrakteristik singgungan antara bidang proyeksi
dgn bidang datum
2. Menurut kedudukan garis karakteristik/bidang
proyeksi terhadap bidang datum yg digunakan
a) Proyeksi normal: garis karakteristik berimpit dgn
sumbu bumi.
b) Proyeksi miring: garis karakteristik membentuk
sudut tertentu terhadap sumbu bumi.
c) Proyeksi transversal/ekuator: garis
karakteristik tegak lurus terhadap sumbu
bumi.
3. Menurut ciri‐ciri asli yg tetap dipertahankan

a) Proyeksi ekuidistan: jarak di peta = jarak di permukaan bumi.


b) Proyeksi konform: sudut dan arah di peta = sudut dan arah di
permukaan bumi.
c) Proyeksi ekuivalen : luas di peta = luas di permukaan bumi.
Pemilihan Proyeksi Peta
• Pemilihan proyeksi peta berdasarkan kebutuhan peta
topografi:
– Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yg di inginkan
– Lokasi geografis, bentuk dan luas wilayah yg akan dipetakan
– Ciri‐ciri / karkteristik asli yg tetap ingin dipertahankan
• Misal:
Pemetaan utk bentangan barat‐timur : dipetakan dgn sistem

proyeksi kerucut, normal, konform dan menyinggung titik tengah
wilayah yg dipetakan (dikenal proyeksi LAMBERT)
– Pemetaan utk searah utara‐selatan : dipetakan menggunakan
proyeksi sislnder, transversal, konform dan menyinggung
meridian yg berada tepat di tengah wilayah pemetaan tsb
(dikenal proyeksi Transcer Mercator / Universal Transfer
Konform)
– Pemetaan utk sekitar kutub : digunakan proyeksi azimuthal
(bidang datar), normal, konform (dikenal proyeksi stereografis)
Pemilihan Proyeksi Peta...
• Karena jenis sistem proyeksi suatu daerah dgn
daerah lain berbeda, maka diperlukan proses
transformasi koordinat dari suatu sistem proyeksi
ke sistem proyeksi lain.
Proyeksi Polyeder

• Proyeksi Polyeder adalah proyeksi kerucut normal


konform. Pada proyeksi ini, setiap bagian derajat
dibatasai oleh dua garis paralel dan dua garis
meridian yang masing-masing berjarak 20′.
• Diantara kedua paralel tersebut terdapat garis
paralel rata-rata yang disebut sebagai paralel
standar dan garis meridian rata-rata yang disebut
meridian standar.
• Titik potong antara garis paralel standar dan garis
meridian standar disebut sebagi ‘titik .
Proyeksi Polyeder

• Setiap bagian derajat proyeksi Polyeder diberi nomor


dengan dua digit angka.
• Digit pertama yang menggunakan angka romawi
menunjukan letak garis sedangkan digit kedua yang
menggunakan angka arab menunjukangaris meridian
standarnya (λ 0).
• Untuk wilayah Indonesia penomoran bagian derajatnya
adalah :
• Paralel standar : dimulai dari I (ϕ 0 = 6°50′ LU)
sampai LI (ϕ 0 =10°50′ LU)
• Meridian standar : dimulai dari 1 (λ 0 =11°50′ BT)
sampai 96 (λ 0 =19°50′ BT)
Proyeksi polyeder di Indonesia digunakan untuk
pemetaan topografi dengan cakupan: 94° 40’ BT -
141° BT, yang dibagi sama tiap 20’ atau menjadi
139 bagian, 11° LS - 6° LU, yang dibagi tiap 20’
atau menjadi 51 bagian. Penomoran dari barat ke
timur: 1, 2, 3,..., 139, dan penomoran dari LU ke LS:
I, II, III, ..., LI.
Penerapan Proyeksi Polyeder di Indonesia Sistem
penomoran bagian derajat proyeksi polyeder.
Peta dengan proyeksi polyeder dibuat di
Indonesia sejak sebelum perang dunia II, meliputi
peta-peta di pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.
Wilayah Indonesia dengan 94° 40’ BT - 141o BT dan
6o LU - 11o LS dibagi dalam 139 x LI bagian derajat,
masing - masing 20’ x 20’. Tergantung pada skala
peta, tiap lembar bisa dibagi lagi dalam bagian
yang lebih kecil.
Sistem Koordinat
Jika membicarakan proyeksi kita
sering membicarakan Sistem
Koordinat.
Sistem koordinat merupakan suatu
parameter yang menunjukkan
bagaimana suatu objek diletakkan
dalam koordinat.

Ada tiga system koordinat yang


digunakan pada pemetaan yakni :
1.Sistem Koordinat 1 Dimensi : satu sumbu
koordinat

2.Sistem Koordinat 2 Dimensi.


3.Sistem Koordinat 3 Dimensi.
Kalau kita memperhatikan sebuah
peta, kita akan melihat garis-garis
membujur (menurun) dan melintang
(mendatar) yang akan membantu kita
untuk menentukan posisi suatu tempat
di muka bumi.Garis-garis koordinat
tersebut memiliki ukuran (dalam bentuk
angka) yang dibuat berdasarkan
kesepakatan. Perpotongan antara
garis bujur dan garis lintang yang
disebut dengan koordinat peta
Latitude-Longitude
Sistem koordinat bujur-lintang (atau dalam
bahasa Inggris disebut Latitude-Longitude),
terdiri dari dua komponen yang
menentukan, yaitu :
1. Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang
menghubungkan kutub utara dengan
kutub selatan bumi, disebut juga garis
buju (Longitude).
2. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar
dengan garis khatulistiwa, disebut juga
garis Lingtang(Latitude).
Universal Transverse Mercator (UTM)

• Salah satu sistem proyeksi yg terkenal dan sering


digunakan.
• Posisi horizontal 2D (x,y)utm dgn bidang proyeksi
silinder, transversal dan konform memotong bumi
pd 2 meridian standar.
• Seluruh permukaan bumi dibagi 60 bagian (disebut
zone UTM).
• Setiap zone, dibatasi 2 meridian selebar 60 dan
memiliki meridian tengah.
• Zone 1 dimulai dari 1800 BB – 1740 BB, zone 2 dari
1740 BB – 1680 BB, dst ke Timur hingga zone 60 dari
1740 BT – 1800 BT.
SISTEM DI
PROYEKSI/KOORDINAT
INDONESIA
 Dalam sistem UTM dikenal adanya sistem pembagian zona
koordinat. Setiap zona mempunyai lebar 6o sepanjang garis
Bujur.

96 102 108 114 120 126 132 138


UTM ZONE 47 UTM ZONE 48 UTM ZONE 49 UTM ZONE 50 UTM ZONE 51 UTM ZONE 52 UTM ZONE 53
6 6

0 0

6 6

96 102 108 114 120 126 132 138


Kelebihan Koordinat UTM
Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :
1. Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona
sama dengan lebar bujur 6 .
2. Transformasi koordinat dari zona ke zona
dapat dikerjakan dengan rumus yang sama
untuk setiap zona di seluruh dunia.
3. Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40
cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.
4. Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang
(kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki
ukuran 6 bujur X 12 lintang).
Tugas:
1.Tentukan koordinat tempat
tinggal andan masing masing
dalam format Latitude-Longitue
2.Rubah format tersebut kedalam
format UTM
3.Rubah format tersebut kedalam
polyeder
4.Instal software GIS pada
computer anda masing-masing
Tugas:
1.Tentukan koordinat tempat
tinggal andan masing masing
dalam format Latitude-Longitue
2.Rubah format tersebut kedalam
format UTM
3.Rubah format tersebut kedalam
polyeder
4.Instal software GIS pada
computer anda masing-masing

Вам также может понравиться