Вы находитесь на странице: 1из 9

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN CA KOLON

Disusun Oleh :
Nama : Dwi Laraswati
NIM : 250602

AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS


Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus
Tahun Akademik 2007 / 2008
BAB I
KONSEP DASAR

A. Pengertian
Kanker kolon adalah lesi yang menonjol ke dalam lumen di atas
permukaan Mukosa (Fuad Bakry, 2001 : 200)

B. Patofisiologi
Di dalam seikum dan kolon asenden lesi-lesi cenderung untuk
berkembang sebagai polip yang menonjol ke dalam lumen. Lesi tersebut
dapat mengalami ulserasi, tetapi obstruksi kolon jarang terjadi. Lesi tersebut
menembus dinding dan kolon dan menyebar ke jaringan sekitarnya.
Di dalam desenden terutama dibagian rektosigmoid lesi mula-mula
berupa masa polipoid yang kecil yang menjadi seperti plak-plak yang
tumbuh secara melingkar menyebabkan penyempitan lumen. Obstruksi
dapat terjadi akibat terbentuknya feses pada samping kiri yang tidak dapat
melewati lumen yang menyempit. Lesi-lesi ini juga suatu saat dapat
menembus dinding kolon dan meluas ke jaringan sekitarnya. (C. Long,
1996 : 248)

C. Etiologi
1. Diet rendah serat
2. Herediter
3. Kelainan Kolon
- Kolotis cuserativa
- Adenoma kolon
- Familial poliposis (Hadi, 2001 : 2007)
4. Ca Payudara dan ovarium
D. Tanda dan Gejala
Kalon Aseden : darah yang tersembunyi dalam feses, anemia, mual
atau muntah, nyeri pada kuadran kanan atas.
Kolon desenden : darah yang nampak dalam feses, konstipasi
progresif dengan frekuensi yang meningkat, feses yang berbentuk seperti
pensil.
Kolon sigmoid : perdarahan perektal, konstipasi dan mengikat
frekuensi, perasaan buang air besar yang belum puas (C. Long, 1996 : 247)

E. Klasifikasi / Tingkatan
Klasifikasi karsinoma kolon menurut Dukes yaitu :
1. Stadium I : Neoplasma masih terbatas pada dinding kolon
2. Stadium II : terjadi penyebaran pada dinding kolon tetapi belum terjadi
metasfase ke kelenjar limfe
3. Stadium III : sudah terjadi metasfase ke kelenjar limfe regional
4. Stadium IV : terdapat metasfase ke kelenjar limfe yang agak berjauhan
atau ke plexus limfalikus dan ke oragan lain sebagai misalnya ke hepar,
pulma (Hadi, 2001 : 208)

F. Tipe-Tipe Karsinoma
1. Nodulus
Ini adalah sautu bentuk yang keras dan menonjol ke dalam lumen,
dengan permukaan yang nodular.
2. Koloid
Bentuk ini tumbuhnya mengalami degenerasi mukoid
3. Skirous (seirrhous)
Di sini reaksi fibrous sangat banyak sehingga terjadi pertumbuhan yang
keras serta melingkari dinding kolon sehingga terjadi konstruksi kolon.
4. Palpilaria dan Polipoid
Tipe ini merupakan yang sering berasal dari papiloma simpel (Hadi,
2001 : 208)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan diagnostik
a. Endoscopy
Digunakan untuk menentukan adanya tumor dan untuk menentukan
sumber perdarahan.
b. Radiologi
Pemeriksaan ini dapat dikerjakan dengan foto dada dan foto kolon
(barium edema)
- Pemeriksaan foto dada digunakan untuk menentukan ada
tidaknya metasfase kanke ke paru-paru
- Pemeriksaan foto kolon digunakan untuk menentukan lokasi
tempat kelainan tersebut.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Hb
Pada pasien yang mengalami perdarahan terjadi penurunan Hb.
b. Pemeriksaan Tinja
Pada pasien dengan keluhan buang air besar darah perlu diperiksa
tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan amoeba.
c. Tes CEA (Antigen Carsio Embrionik)
Adalah suatu antigen yang terlibat dalam jaringan hidup. Tes CEA ini
bermanfaat sebagai suatu indikator bagi efek-efek terapi yang
diberikan. Misalnya penurunan CEA akan menunjukkan
kekambuhan/penyebaran tumor.

H. Pengobatan
1. Pembedahan
Dengan kolostomi
2. Radiasi
Setelah dilakukan pembedahan dipertimbangkan untuk melakukan
radiasi dengan dosis kuat
3. Komoterapi
Dengan pemberian S fluorourasi (SFU), levanisole dan leucolverin
(Hadi, 2001 : 209)
I. Pathway

Diet rendah serat Herediter Kelainan dikolon


- Kolitis ulserativa
Peristaltik usus menurun
- Adenoma dicolon
- Familial poliposis
Feses keras Penurunan imun

Tekanan kolon meningkat

Peregangan

Lesi pada imun usus

Polip

Ca kolon

Penyempitan

Obstruksi

Iritasi Distensi Tekanan intra Feses keras Operasi


abdomen
Perdarahan pembuluh Tekanan intra Konstipasi Colostomy
darah Abdomen Gangguan rasa nyeri
nyaman nyeri Gangguan Gangguan
Ada darah dalam feses Anoreksia
eliminasi Body Image

Anemis Gangguan nutrisi


J. Fokus Pengkajian
Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang
perasaan lelah, adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi,
frekuensi durasi, berhubungan dengan makan atau defekasi) pola eliminasi
terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna, bau dan konsisten feses,
mencakup adanya darah atau mukus. Informasi tambahan mencakup riwayat
masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis. Kebiasaan diet identifikasi
mencakup masukan lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alkohol.
Pengkajian obyektif mencakup auskultasi abdomen terhadap bising usus dan
palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi dan masa padat. Spesimen
fees diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
Intervensi
a. Pantau masukan makanan setiap hari
b. Dorong pasien makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan
masukan cairan adekuat.
c. Ukur tinggi dan berat badan pasien.
d. Ukur tinggi dan berat badan pasien.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya tekanan
intra abdomen.
a. Tentukan riwayat nyeri, misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan
intensitas.
b. Evaluasi terapi tertentu, misal pembedahan, radiasi, kemoterapi,
bioterapi.
c. Berikan tindakan kenyamanan dasar, misal : reposisi dan aktifitas
hiburan misal musik, televisi.
d. Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri, misal teknik
relaksasi.
e. Evaluasi penghilangan nyeri/kontrol nilai aturan pengobatan bila
perlu.
3. Resiko tinggi terhadap konstipasi berhubungan dengan adanya
karsinoma kolon.
Intervensi
a. Kaji bising usus dan pantau / catat gerakan usus termasuk frekuensi
konsistensi.
b. Pantau masukan dan haluran serta berat badan.
c. Dorong masukan cairan adekuat.
d. Berikan makan sedikit dan sering dengan makanan rendah sisa (bila
tidak dikontraksikan) mempertahankan kebutuhan protein dan
karbohidrat.
e. Pastikan diet yang tepat hindari makanan tinggi lemak.
f. Berikan makanan dengan kandungan serat tinggi.
g. Periksa terhadap infeksi bila pasien tidak defekasi dalam 3 hari atau
ada distensi abdomen.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecatatan bedah :


Intervensi
a. Diskusi dengan pasien/orang terdekat diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien.
b. Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi berkenan dengan
pengobatan tertentu.
c. Dorong diskusi tentang/pecahkan masalah tentang efek
kanker/pengobatan.
d. Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami.
e. Berikan informasi waktu konseling sering perlu dan penting dalam
proses adaptasi.
f. Berikan dukungan untuk pasien/orang terdekat selama tes diagnostik
dan fase pengobatan.
(Doenges, 2000 : 997)
BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab penutup ini penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan :
1. Penulis dapat tugas dalam proses belajar mengajar.
2. Kanker kolon dapat terjadi karena pertumbuhan ganas yang berasal dari
sel-sel epitel kolon.
3. Tanda dan gejala adalah adanya darah yang tersembunyi dalam feses
anemia mual atau muntah nyeri pada kuadran kanan atas serta darah
yang nampak dalam feses, konstipasi progresif dengan frekuensi yang
meningkat, feses yang berbentuk seperti pensil dalam kolon desenden
serta perdarahan perektal, konstipasi dan mengikat frekuensi perasaan
buang air besar yang belum puas pada kolon sigmoid.
4. Kanker kolon adalah pertumbuhan ganas yang berasal dari sel-sel epitel
kolon.

B. Saran
Sebagai perawat profesional, kita harus dapat memberikan pelayanan
semaksimal mungkin demi mencapai tujuan kesembuhan pasien dan
seharusnya pelayanan tersebut sesuai dengan prosedur keperawatan yang
telah ditekankan.
DAFTAR PUSTAKA

Bakry Fuat, 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

C. Long, Barbara, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Jilid III. Alih Bahasa :
Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.

Doenges, E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Sudjono Hadi, 2001, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Вам также может понравиться